ABSTRAK
Global warming atau pemanasan global adalah salah satu isu yang sedang berkembang di dunia pada
saat ini. Fenomena ini menyebabkan karbon dioksida (CO2) di atmosfer meningkat yang selanjutnya
berdampak pada naiknya suhu bumi. Lamun adalah salah satu ekosistem di wilayah pesisir yang mampu
menyerap karbon atau disebut “Blue Carbon”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman,
kelimpahan dan menghitung luas area lamun, memetakan sebaran karbon, serta memprediksi potensi
serapan karbon (ton) di padang lamun Pantai Prawean. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan sengaja dan berdasarkan suatu pertimbangan dan tujuan
tertentu. Perhitungan kandungan karbon pada lamun menggunakan metode Loss on Ignition (LOI). Analisis
distribusi karbon menggunakan interpolasi data dengan IDW (Invers Distance Weighting). Total sebanyak 5
spesies lamun ditemukan, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea
rotundata dan Halodule uninervis dengan luas padang lamun sekitar 4,98 ha. Cymodocea serrulata memiliki
kerapatan tertinggi (155,7 ind/m2). Stok karbon di Pantai Prawean menyebar tidak merata, berkisar antara
10,40 – 197,34 gC/m2 dengan kepadatan karbon 0,69 ton/ha dan potensi total stok karbon sebesar 3,46 ton.
Kandungan karbon lebih banyak tersimpan pada jaringan lamun bawah substrat (akar dan rhizoma).
Cymodocea serrulata juga diketahui berkontribusi besar terhadap stok karbon di lokasi kajian.
ABSTRACT
Today, global warming is one of the emerging issues in the world. This phenomenon caused by the
increase of carbon dioxide (CO2) in the atmosphere, then influenced the rising temperature of the earth. As
one of coastal ecosystems, Seagrass can absorb carbon or often called as “Blue Carbon”. The study aims
were to determine the species diversity, abundance and the areas of seagrass, to map carbon distribution,
and to estimate the carbon uptake (tons) from the seagrass bed at Prawean Beach. The purposive sampling
method used for taking the sample, based on a particular consideration and purpose. Carbon content in
seagrass was calculated using the loss on ignition (LOI) method. The carbon distribution analysis used
interpolation with inverse distance weighting (IDW). A total of 5 species seagrasses found to consist of Enhalus
acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata and Halodule uninervis.
Cymodocea serrulata has the highest density of 155.7 ind/m2. The distribution of carbon stock is uneven,
ranging from 10.40 – 197.34 gC/m2. The estimated seagrass bed areas were 4.98 ha with a density of carbon
stock of 0.69 tons/ha and potential stock of 3.46 tons. The higher amount of carbon stock stored below the
substrate (roots and rhizome). Cymodocea serrulata found as the species that brought the most significant
contribution to the carbon stock in the study sites.
http://dx.doi.org/10.24895/MIG.2018.20-2.827 117
Majalah Ilmiah Globe Volume 20 No 2 Oktober 2018: 117-124
paling banyak menyerap gas CO2 adalah Provinsi antara koordinat lokasi sebaran lamun dari hasil
Papua yakni 20 juta ton (Samiaji, 2011). survey di lapangan dan citra bebas akses pada
Laut menyerap CO2 melalui fotosintesis oleh laman Google Earth 2018. Metode pengambilan
komunitas plankton dan vegetasi pesisir (lamun & sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
mangrove). Proses tersebut digunakan sebagai yaitu teknik pengambilan sampel dengan sengaja
salah satu konsep untuk mengurangi efek gas dan berdasarkan suatu pertimbangan dan tujuan
rumah kaca. Selain ekosistem mangrove, tertentu. Lokasi penelitian di Pantai Prawean Desa
ekosistem lamun berpotensi menyimpan karbon Bandengan, Jepara. Terletak pada koordinat
dalam jumlah besar, sehingga kemampuannya 110°38'54,08"LS dan 6°33'39,00"LU terdiri atas 9
tersebut dikenal sebagai “Blue Carbon”. Salah satu transek dengan 3 titik sampling pada setiap
wilayah Jawa Tengah yang masih memiliki transeknya, sehingga total ada 27 titik pengamatan
ekosistem lamun yang cukup baik yaitu di wilayah (Gambar 1).
perairan Jepara salah satunya di Pantai Prawean.
Ekosistem padang lamun dapat menyimpan Pengamatan dan Pengambilan Sampel Lamun
83.000 metrik ton karbon dalam setiap kilometer
persegi, lebih tinggi dibandingkan kemampuan Pengamatan lamun bertujuan untuk
hutan hujan tropis menyerap karbon yakni hanya mendapatkan informasi jenis dan kerapatan lamun.
sekitar 30.000 metrik ton/km2 (Fourqurean et al., Pengamatan lamun dilakukan dengan cara
2012). Terbatasnya kesediaan data dan informasi menempatkan transek kuadran dengan luas 100 x
tentang penyerapan karbon oleh padang lamun, di 100 cm yang dibagi menjadi 16 sub plot berukuran
Provinsi Jawa Tengah, menjadikan kajian 25 x 25 cm. Penilaian presentase tutupan dan jenis
mengenai kemampuan ekosistem lamun dalam lamun menggunakan buku identifikasi lamun
menyerap karbon dioksida (CO2), sangat (seagrasswatch) yakni buku panduan penilaian
diperlukan, khususnya di Pantai Prawean. secara cepat pada habitat lamun.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengambilan sampel lamun dilakukan pada 27
keanekaragaman dan kelimpahan lamun, kuadran. Sampel lamun diambil sebanyak 3
memetakan area padang lamun, serta sebaran tegakan dengan mencuplik lamun sampai penetrasi
karbon dan memprediksi potensi serapan karbon akar dari setiap titik di dalam bingkai transek
(ton) di padang lamun Pantai Prawean. kuadrat. Hal ini dilakukan agar valid dan sampel
biomassa dari masing-masing titik pengamatan
METODE terwakili (Hartati et al., 2017). Tumbuhan lamun
dibagi menjadi tiga (3) bagian yaitu daun, rhizoma,
Waktu dan Lokasi Kajian dan akar. Kandungan karbon jaringan lamun
dihitung menggunakan metode pengabuan atau
Penelitian dilakukan di Pantai Prawean Loss On Ignition (LOI) yang dilakukan di
Jepara, Jawa Tengah pada bulan Februari 2018. Laboratorium Geologi Laut, FPIK Universitas
Lokasi sampling ditentukan berdasarkan kombinasi Diponegoro. Perhitungan nilai karbon dilakukan
118
Pemetaan Karbon di Padang Lamun Pantai Prawean Bandengan Jepara…………………………........................................(Septiani et al.)
119
Majalah Ilmiah Globe Volume 20 No 2 Oktober 2018: 117-124
1 Enhalus
7 46 42 0 0 53 0 0 4
acoroides
2 Thalassia
0 145 716 458 346 749 487 294 327
hemprichii
3 Cymodocea
1.582 291 0 489 347 259 379 265 592
serrulata
4 Cymodocea
0 533 427 57 131 61 0 0 0
rotundata
5 Halodule
0 0 0 0 407 0 664 1.620 278
uninevis
120
Pemetaan Karbon di Padang Lamun Pantai Prawean Bandengan Jepara…………………………........................................(Septiani et al.)
Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan sampai tinggi. Nilai rata-rata indeks keseragaman
Dominansi berkisar antara 0,08-0,95. Nilai indeks dominansi
akan berbanding terbalik dengan nilai indeks
Nilai indeks meliputi indeks keanekaragaman, keseragaman dan nilai indeks keanekaragaman.
keseragaman, dan dominansi. Hasil perhitungan Nilai indeks dominansi ini berkisar 0,279-0,991
indeks ekologi pada ekosistem lamun pada setiap yang artinya hanya ada satu saja yang memiliki
stasiun di Pantai Prawean disajikan dalam dominansi yaitu pada transek 1. Nilai indeks
Tabel 2. Nilai indeks keanekaragaman dari semua dominansi mendekati 1 menunjukan bahwa
transek berkisar antara 0,06-2,64, hal ini terdapat satu spesies tertentu yang mendominasi
menunjukan bahwa di semua transek memiliki spesies lainya. Sedangkan nilai mendekati 0
keanekaragaman yang rendah hingga sedang. menunjukan bahwa dominansi tidak terjadi dan
Nilai indeks keseragaman yang didapatkan dari tidak ada satu spesies tertentu yang mendominasi
sembilan transek menunjukan kategori dari rendah spesies lainya (Saraswati et al., 2017).
121
Majalah Ilmiah Globe Volume 20 No 2 Oktober 2018: 117-124
Nilai persentase biomassa di bawah substrat di Hasil analisis karbon pada jaringan lamun yang
dapatkan dari penjumlahan antara biomassa dilakukan dengan metode LOI dan distribusinya
jaringan akar dan rhizome dimana nilainya lebih dipetakan pada Gambar 4. Berdasarkan peta
besar dibandingkan dengan diatas substrat (daun) tersebut, distribusi simpanan karbon pada padang
yaitu sebesar 63% dengan nilai biomassa berkisar lamun di Pantai Prawean memiliki sebaran tidak
antara 20,8-383,8 gbk/m2. Berbeda dengan merata, dimana beberapa stasiun memiliki nilai
presentase biomassa diatas substrat yakni sebesar simpanan karbon yang tinggi (Transek 2A dan 7B)
37% dengan nilai biomassa berkisar antara 11,1 - dan sebagian lainnya rendah (Transek 9B, 5C, dan
235,6 gbk/m2. Hal ini dikarenakan materi biomassa 8C). Jumlah simpanan karbon terbesar berada
yang terbentuk di bagian bawah substrat umumnya pada 2 transek titik A yaitu sebesar 197,4 gC/m2
berupa biomassa yang lebih padat dibandingkan dan yang memiliki jumlah simpanan karbon
dengan biomassa diatas substrat seperti daun. Akar terendah berada pada transek 9 titik B yaitu
dan rhizoma di bawah substrat mampu menyerap 10,4 gC/m2. Secara keseluruhan, jenis lamun yang
unsur hara yang mempengaruhi biomassa lamun memiliki penyerapan karbon paling tinggi di Pantai
(Wahyudi et al., 2016; Christon et al., 2012). Faktor Prawean yaitu jenis Cymodocea serrulata. Hal ini
lain yang mempengaruhi biomassa adalah dikarenakan jenis tersebut memiliki kerapatan yang
kerapatan, dimana semakin tinggi nilai kerapatan paling tinggi diantara jenis yang lainnya, sehingga
lamun maka semakin tinggi niai biomassa yang potensi kandungan karbonnya pun berhubungan
dihasilkan (Azizah et al., 2017). erat dengan besarnya biomassa (Stankovic et al.,
2017; Widyasari & Saharjo, 2010; Indriani et al.,
122
Pemetaan Karbon di Padang Lamun Pantai Prawean Bandengan Jepara…………………………........................................(Septiani et al.)
2017). Dalam perhitungan stok karbon teramati acoroides di Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta.
bahwa, padang lamun yang kerapatanya lebih Jurnal Perikanan Kelautan, 3(3), 287-294.
tinggi tidak berarti memiliki stock karbon atau Duarte, C.M. (1990). Seagrass Nutrient Content. Marine
biomassa yang lebih tinggi pula, karena adanya Ecology Progress Series. Oldendorf, 6(2), 201-207.
Fajarwati, S.D., Setianingsih, A.I. & Muzani, M. (2015).
perbedaan morfologi daun yang sangat bervariasi Analisis Kondisi Lamun (Seagrass) di Perairan
dari berbagai jenis lamun yang selanjutnya dan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Jurnal Spatial
mempengaruhi kerapatanya (Irawan, 2017). Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, 13(1),
Pantai Prawean dengan padang lamun seluas 23-32.
4,98 ha dan stock 0,69 ton C/ha memiliki stok Fourqurean, J. W., Duarte, C. M., Kennedy, H., Marbà,
karbon total sebesar 3,46 tonC. dimana 67,92 % N., Holmer, M., Mateo, M. A., … Serrano, O. (2012).
merupakan karbon bawah substrat dan 32,08 % Seagrass ecosystems as a globally significant
tersimpan di atas substrat. Hasil simpanan karbon carbon stock. Nature Geoscience, 5(7), 505–509.
yang didapat pada penelitian ini lebih rendah jika https://doi.org/10.1038/ngeo1477
Graha, Y.I., Arthana, I.W. & Karang, I.W.G.A. (2016).
dibandingkan dengan penelitan Supriadi et al. Simpanan Karbon Padang Lamun di Kawasan
(2013) yang dilakukan di Pulau Baranglompo Pantai Sanur, Kota Denpasar. ECOTROPHIC:
Makassar yang menyebutkan bahwa total stok Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental
karbon lamun sebesar 115 ton/ha. Hasil pada Science), 10(1), 46-53.
penelitian ini lebih besar jika dibandingkan dengan Hartati, R., Pratikto, I., & Pratiwi, T. N. (2017). Biomassa
penelitian Graha et al. (2016) yang dilakukan di dan Estimasi Simpanan Karbon pada Ekosistem
Pantai Sanur Denpasar Bali dengan total stok Padang Lamun di Pulau Menjangan Kecil dan
karbon lamun sebesar 0,21 ton/ha. Pulau Sintok , Kepulauan Karimunjawa. Buletin
Oseanografi Marina. 6(1), 74–81.
KESIMPULAN Helrich, K. (1990). Method of Analysis of The Association
of Official Analytical Chemist. 5th Edition. Virginia.
Hulopi, M., Tuahatu, J. W., & Tuhumury, N. C. (2017).
Total stok karbon ekosistem lamun di Pantai
Seagrass potency as blue carbon source in Galala
Prawean diperkirakan sebesar 3,46 ton dengan and Tanjung Tiram waters, Ambon Island,
luas area 4,98 ha. Jenis lamun yang berperan Indonesia, Aquaculture, Aquarium, Conservation &
penting sebagai penyimpan karbon adalah Legislation 10(5), 1019–1025.
Cymodocea serrulata. Berdasarkan penelitian ini Indriyani, Wahyudi, A. J.,. & Yona, D. (2017). Carbon
dapat diketahui bahwa distribusi simpanan karbon Stock in Seagrass Meadows of Bintan Island, Riau
di Pantai Prawean menunjukan distribusi yang tidak Archipelago. Oseanologi dan Limnologi di
merata, hal ini berarti bahwa setiap jenis lamun Indonesia, 2(3), 1-11.
memiliki kemampuan untuk menyerap karbon Irawan, A. (2017). The Carbon Stock and Potential
Uptake of Seagrass Beds in the Northern and
berbeda-beda. Pentingnya fungsi ekosistem lamun
Eastern Part of Bintan Island. Oseanologi dan
dalam menyerap karbon, sehingga dapat Limnologi di Indonesia, 2(3), 35–48.
membantu mengurangi karbon dioksida yang ada di Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi, Ed 3. Gajah
atmosfer. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Mada University, Yogyakarta, 667.
untuk melihat kandungan karbon pada substrat dan Roelfsema, C. M., Lyons, M., Kovacs, E. M., Maxwell, P.,
perlu dilakukan penelitian secara periodik sehingga Saunders, M. I., Samper-villarreal, J., & Phinn, S.
dapat dilihat besaran serapan karbon setiap R. (2014). Remote Sensing of Environment Multi-
tahunnya. temporal mapping of seagrass cover , species and
biomass : A semi-automated object based image
UCAPAN TERIMA KASIH analysis approach. Remote Sensing of
Environment, 150, 172–187.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada https://doi.org/10.1016/j.rse.2014.05.001
Samiaji, T. (2011). Gas Co 2 di Wilayah Indonesia. Berita
seluruh pihak yang telah memberikan masukan dan
Dirgantara, 12(2), 68–75.
bimbingan dalam pembuatan jurnal ilmiah ini. Saraswati., Solichin, A., Hartoko, A. & Suharti, A.R.
Terima kasih kepada Fakultas Perikanan dan Ilmu (2017). Hubungan Kerapatan Lamun dengan
Kelautan Universitas Diponegoro atas fasilitas yang Kelimpahan Larva Ikan di Pulau Pramuka,
telah diberikan. Kepulauan Seribu Jakarta. Management of Aquatic
Resources Journal, 5(3), 11-153.
DAFTAR PUSTAKA Solomon, S., Qin, D., Manning, M., Marquis, M., Averyt,
K., Tignor, M. M. B. Leroy, H., & Chen, Z. (2009).
Azizah, E., Nasution, S. & Ghalib, M. (2017). Biomass and Climate Change 2007:The Physical Science Basis.
Density of Seagrass Enhalus Acoroides in The South African Geographical Journal, 91(2), 103.
Village Waters Jago Jago of Tapanuli Tengah North Supriadi, S., Kaswadji, R.F., Bengen, D. G., & Hutomo,
Sumatera Province. Jurnal Online Mahasiswa M. (2013). Potensi Penyimpanan Karbon Lamun
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Enhalus acoroides di Pulau Barranglompo
Riau, 4(2), 1-10. Makassar. Jurnal Ilmu Kelautan, 19(1), 1-10.
Bonham-Charter, G.F. (1994). Geographic Inforation Tishmawati, C.N. & Suryanti., Ain, C. (2014). Hubungan
Systems For Geoscientists Pergamon. Kidlington, Kerapatan Lamun (Seagrass) dengan Kelimpahan
UK, 398. Syngnathidae di Pulau Panggang Kepulauan
Christon,C., Djunaedi, O. S., & Purba, N. P. (2012). Seribu. Management of Aquatic Resources
Pengaruh Tinggi Pasang Surut Terhadap Journal, 3(4). 147-153.
Pertumbuhan dan Biomassa Daun Lamun Enhalus
123
Majalah Ilmiah Globe Volume 20 No 2 Oktober 2018: 117-124
Tuwo, A. (2011). Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Widyasari, N. A. E. & Saharjo, B. H. (2010). Pendugaan
Laut. Brillian Internasional. Sidoarjo. Biomassa dan Potensi Karbon Terikat di atas
Wahyudi, A. J., Rahmawati, S., Prayudha, B., Iskandar, Permukaan Tanah pada Hutan Rawa Gambut
M. R., & Arfianti, T. (2016). Vertical carbon flux of Bekas Terbakar di Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu
marine snow in Enhalus acoroides - dominated Pertanian, 15(1), 41-49.
seagrass meadows. Regional Studies in Marine
Science 5, 27–29.
124