Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun Di Pantai
Barat Bandengan Jepara
Abstrak
Ekosistem lamun merupakan ekosistem yang memiliki produktivitas primer yang tinggi, hal tersebut
didukung oleh keberadaan perifiton yang melekat pada permukaan daun lamun. Pengaruh tersebut dapat
berkurang akibat adanya kegiatan perikanan atau aktivitas antropogenik yang menyebabkan pencemaran
kandungan logam berat seperti Pb dan Cd. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun,
kelimpahan perifiton dan kandungan logam berat pada daun lamun serta hubungan kelimpahan perifiton
dengan kandungan logam berat di Pantai Barat Bandengan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016 di Pantai Barat Bandengan pada lingkungan lamun padat,
sedang dan jarang. Sampling menggunakan metode purposive random dengan menentukan obyek yang
diambil sebagai sampel berdasarkan kerapatan lamun. Jenis lamun yang ditemukan di Pantai Barat
Bandengan adalah Thalassia sp. Rata-rata kelimpahan perifiton pada kerapatan lamun padat, sedang dan
jarang adalah 1742 (SD = 641,09) ind/cm2, 1481 (SD = 369,06) ind/cm2, dan 1249 (SD = 116,15) ind/cm2.
Perifiton yang ditemukan dari Kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, Rodhophyceae,
Dinophyceae dan Chlorophyceae. Hasil logam berat Pb dan Cd selama tiga kali sampling diperoleh nilai
yang sama yaitu Pb <100 mg/gr dan Cd <10 mg/gr Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa adanya
kandungan logam berat Pb dan Cd tidak mempengaruhi keberadaan perifiton pada daun lamun di perairan
Pantai Barat Bandengan.
Abstract
Seagrass ecosystem is one of the ecosystems that has high primary productivity, supported by the
presence of periphyton which attached to the seagrass leaf surface. The influence can less result of fishing
activity or anthropogenic activities can also cause contamination of heavy metals like a Pb and Cd. The
purpose of this research were to determine the type of seagrass, the abundance of perifiton and heavy metal
content in the seagrass leaves and relationship periphyton abundance to the heavy metal content in the
Bandengan West Beach Jepara. This research uses descriptive method. Research activities carried out
arround March-April 2016 in the Bandengan West Beach Jepara in dense seagrass environment (368
ind/m2), moderate (240 ind/m2), dan rare (178 ind/m2). Determining location of sampling using purposive
random sampling method to determine the object sampled by different densities of the seagrass. Seagrass
species found in the Bandengan West Beach Jepara is Thalassia sp. The average abundance of periphyton in
dense, medium and rare seagrass density are 1742 (SD = 641,09) ind/cm2, 1481 (SD = 369,06) ind/cm2,
and 1249 (SD = 116,15) ind/cm2. Periphyton types were found came from class of Bacillariophyceae,
Cyanophyceae, Euglenophyceae, Rodhophyceae, Dinophyceae and Chlorophyceae. The result of heavy
metals Pb and Cd for three times of the sampling obtained similar content of heavy metals which are Pb
<100 mg/gr and Cd <10 mg/gr. Based on the research results concluded that content of Pb and Cd heavy
metals is not affect the existence periphyton on leaves of seagrass in the Bandengan West Beach Jepara.
108 Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun (Himatul Aliyah Febriana et al.)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2016 Vol 5 No 2 : 107 – 114
% selama 2 jam, untuk memudahkan pengerokan. Kemudian dilakukan pengerokan permukaan daun
Stasiun I :
Lamun Kepadatan Padat
6°33'45.76"LS 110°39'02.03"BT
Stasiun II:
Lamun Kepadatan Sedang
6°33'41.24"LS 110°38'52.27"BT
Stasiun III:
Lamun Kepadatan Rendah
6°33'53.05"LS 110°39'08.81"BT
lamun, lalu lapisan sampel dimasukkan dalam daun lamun dianalisis lebih lanjut
botol berlabel yang berisi formalin 4% sebanyak mempergunakan beberapa indeks biotik, yaitu :
100 ml (Phillips dan Mc Roy, 1990). Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks ini
digunakan untuk membuat gambaran populasi
Proses analisis kandungan logam berat lamun organisme secara matematis agar mempermudah
Prosedur analisis kandungan logam berat menganalisis informasi mengenai jumlah individu
Pb menggunakan acuan SNI 066992.3-2004 dan masing-masing spesies dalam suatu komunitas.
Cd menggunakan acuan SNI 06-6992.4-2004. Indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan
Sampel lamun dikeringkan dengan menggunakan menggunakan rumus indeks keanekaragaman
oven pada suhu 100oC selama 45 menit. Odum (1971). Indeks Keseragaman Jenis (E),
Selanjutnya ditumbuk hingga halus. Sampel yang yaitu suatu indeks untuk menggambarkan
akan diuji ditimbang sebanyak ± 3,00 g kemudian komposisi individu tiap jenis yang terdapat dalam
dimasukan ke dalam Erlenmayer dan ditambahkan suatu komunitas dan digunakan untuk mengetahui
25 ml aquades kemudian diaduk dengan batang berapa besar kesamaan penyebaran sejumlah
pengaduk. Sampel ditambahkan 5-10 ml HNO3 individu setiap genus pada tingkat komunitas.
pekat dan diaduk hingga bercampur rata dan Indeks keseragaman dihitung berdasarkan
ditutup dengan kaca arloji kemudian dipanaskan persamaan Odum (1971). Indeks Dominasi (D),
dengan suhu yang telah diatur yaitu 105oC – Indeks Dominasi dihitung berdasarkan indeks
120oC. Larutan dipanaskan sampai volume tinggal Shimpson (1949) dalam Dianthani (2003) dan
10 ml, kemudian diangkat dan didinginkan. Kelimpahan Relatif (KR), Indeks ini
Larutan ditambahkan 5 ml HNO3 pekat tetes demi menerangkan proporsi jumlah individu suatu jenis
tetes kemudian larutan kembali dipanaskan di hot dengan jumlah individu sesuai jenis.
plate hingga timbul asap putih dan larutan sampel
menjadi jernih. Selanjutnya sampel didinginkan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan disaring dengan kertas saring Whattman.
Filtrat sampel dimasukkan ke dalam labu ukur Kelimpahan dan Komposisi Lamun
100 ml dan ditambahkan aquades sampai tepat Hasil pengamatan pada lokasi penelitian
tanda batas. Kemudian sampe siap diukur dengan ditemukan 1 jenis lamun yaitu jenis Thalassia
menggunakan AAS (Atomic Absorption dengan profil indeksnya seperti pada Tabel 1.
Spectrophotometry) (Pratiwi et. al., 2011).
Jenis dan kelimpahan perifiton pada lamun
Analisis Data (Thalassia)
Data hasil sampling baik terhadap tanaman Hasil perhitungan kelimpahan perifiton
lamun maupun perifiton yang menempel pada adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun (Himatul Aliyah Febriana et al.) 109
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2016 Vol 5 No 2 : 107 – 114
2000
Kelimpahan Perifiton (ind/cm2)
1597
1500
1103
974
1000
500
79 1311170135 52 0 55 31 66 34 5 51 34 62
0
padat sedang jarang
Kerapatan Lamun
Bacillariophyceae Euglenophyceae
Dinophyceae Cyanophyceae
Rodhophyceae Chlorophyceae
110 Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun (Himatul Aliyah Febriana et al.)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2016 Vol 5 No 2 : 107 – 114
Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan karang yang ada di Pantai Barat Bandengan. Hal
bahwa pada berapapun tingkat kerapatan lamun ini sesuai dengan pernyataan Prasetya et. al,
maka penempelan logam berat Pb dan Cd tetap (2015) spesies lamun yang biasanya tumbuh
masing-masing adalah 10 mg/gr dan 100 mg/gr. dengan vegetasi tunggal adalah Thalassia
hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis,
Pembahasan Halodule uninervis, Cymodocea serrulata, dan
Berdasarkan hasil penelitian yang tersaji Thalassodendron ciliatum. Padang lamun tumbuh
pada Tabel 1, Lamun yang ditemukan terdapat 1 dengan baik di daerah yang terlindung dan
jenis lamun dari famili Hydrocharitaceae yaitu substrat pasir yang stabil, serta dekat sedimen
spesies Thalassia sp dengan jumlah tegakan yang yang bergerak secara horizontal. Pada daerah
berbeda. Berdasarkan Tabel 1 di atas, Thalassia dimana terjadi bioturbasi yang tinggi akibat
sp ditemukan di ketiga stasiun pengamatan, pada aktivitas organisme bentik seperti udang, molusca,
stasiun A dengan kerapatan padat terdapat 368 dan cacing, maka kepadatan populasi lamun dan
(ind/m2), di stasiun B dengan kerapatan sedang komunitas pionir cenderung berkurang. Jenis
terdapat 240 (ind/m2), di stasiun C dengan Thalassia sp ini merupakan jenis pionir (pelopor)
kerapatan jarang terdapat 178 (ind/m2). Lamun yang secara alami banyak tumbuh pada daerah
yang ditemukan tumbuh di substrat berpasir terbuka pasang surut dan merupakan jenis
karena bagian timur dari Pantai Barat Bandengan dominan yang tersebar merata di kawasan Jepara
memiliki substrat pasir. Beberapa lamun juga dan memiliki perakaran yang kuat dibandingkan
ditemukan hidup berasosiasi dengan terumbu jenis lamun yang lainnya.
Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun (Himatul Aliyah Febriana et al.) 111
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2016 Vol 5 No 2 : 107 – 114
Sampling 1, 2 dan 3 baik pada kerapatan dan indeks dominansi yang rendah atau tidak ada
lamun padat, sedang maupun jarang, kelas jenis yang mendominasi. Hal ini terlihat dari
Bacillariohyceae menunjukan komposisi tertinggi. komposisi genera perifiton tidak adanya jenis
Hal ini dikarenakan Bacillariophyceae merupakan yang mendominasi pada waktu sampling pertama,
organisme bentik perintis dalam perairan. kedua dan ketiga. Hampir semua jenis perifiton
Tingginya kelimpahan perifiton dari kelas keberadaannya selalu hadir pada kerapatan lamun
Bacillariophyceae dikarenakan kelas padat, sedang dan jarang pada waktu pengamatan.
Bacillariophyceae merupakan jenis diatom yang Beberapa faktor dapat menjadi pertimbangan
paling toleran terhadap kondisi perairannya untuk menjelaskan fenomena perkembangan
sehingga dapat berkembang biak dengan cepat. komunitas perifiton ini, antara lain faktor
Menurut Arman dan Supriyanti (2007) oseanografi, waktu pengambilan sampel.
perkembangan jenis Perifiton lebih banyak Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan
ditemukan jenis Bacillariohyceae. yang analisis AAS, kandungan logam berat Pb dan Cd
merupakan jenis perintis bagi komunitas Perifiton, di Pantai Barat Bandengan diperoleh hasil logam
sedangkan pada tahap selanjutnya semakin berat Pb sebesar <100 mg/gr pada ketiga sampling
banyak ditemukan organisme Perifiton lainnya baik pada kerapatan padat, sedang maupun jarang.
seperti Rotifera, Nematoda dan Crustacea. Begitu juga dengan kandungan logam berat Cd
Terkait dengan keberadaan perifiton pada diperoleh nilai yang sama pada kerapatan lamun
daun lamun, maka Schubert (1984) dalam padat, sedang, dan jarang yaitu sebesar <10 mg/gr
Mayasari (2008) menambahkan bahwa eksistensi dari ketiga sampling yaitu sampling pertama,
diatom dapat pula dipergunakan sebagai indikator kedua dan ketiga. Secara umum hasil penelitian
kualitas air dimana mereka hidup. Sebagai contoh ini menunjukkan bahwa kadar logam berat Pb
Navicula dan Nitzchia yang merupakan indikator maupun Cd pada lamun mempunyai nilai yang
perairan yang dihuninya sudah tercemar. cukup tinggi dibandingkan dengan standart baku
Berdasarkan hasil yang diperoleh (Tabel 3) rata- mutu air untuk biota laut yaitu 8 mg/gr dan 1
rata kelimpahan Perifiton pada kerapatan Lamun mg/gr (KMNLH Nomor 51 Tahun 2004). Hal ini
padat adalah 1742 ind/cm2, pada kerapatan lamun menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb
sedang rata-rata kelimpahan perifiton adalah 1481 dan Cd pada lamun sudah tercemar. Kadar Pb
ind/cm2. Sedangkan pada kerapatan lamun jarang maupun Cd yang terdapat pada perairan Pantai
adalah 1249 ind/cm2. Barat Bandengan menunjukkan hasil yang lebih
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tinggi dari baku mutu air laut yang ditetapkan oleh
baik pada kerapatan lamun rapat, sedang maupun KMNLH Nomor 51 Tahun 2004. Hal tersebut
jarang menunjukkan kesamaan penempelannya. berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Fenomena ini diperkirakan disebabkan karena Hasil kandungan logam berat Pb dan Cd yang
arus yang melalui kawasan lamun relatif stabil tinggi diperkirakan disebabkan oleh pengaruh
dan seragam sehingga peluang perifiton untuk masuknya cemaran dari beberapa sungai yang
dapat terperangkap pada seluruh daun lamun baik bermuara di wilayah Pantai Barat Bandengan.
rapat, sedang maupun jarang mempunyai peluang Berdasarkan Gambar 4 diperoleh hasil
yang sama. Hal ini dijelaskan oleh Barus (2014) bahwa adanya kandungan logam berat Pb dan Cd
bahwa kecepatan arus merupakan faktor penting tidak mempengaruhi keberadaan perifiton pada
bagi organisme perifiton, dimana makin tinggi daun lamun di perairan Pantai Barat Bandengan.
kecepatan arus maka semakin cepat organisme Kelimpahan perifiton di perairan ini melimpah,
perifiton terlepas dari substratnya sehingga tetapi di sisi lain dengan adanya keberadaan
mempengaruhi kelimpahan dan distribusi dari logam berat yang tinggi pada perairan ini
perifiton tersebut. Susanti (2000) dalam Yuniarno menyebabkan berkurangnya kualitas perairan
(2015) menambahkan bahwa arus mampu tersebut, sehingga keberadaan perifiton dalam
menyeleksi beberapa grup dari spesies perifiton ekosistem lamun menjadi kurang produktif.
sehingga berpengaruh terhadap tipe komunitas Mengingat bahwa organisme pefiton mempunyai
organisme tersebut. peranan penting dalam penyedia produktivitas
Secara umum struktur komunitas perifiton perairan, karena dapat melakukan proses
pada kerapatan lamun padat, sedang dan jarang di fotosintesis yang dapat membentuk zat organik
perairan Pantai Barat Bandengan menggambarkan dari zat anorganik. Organisme ini juga
kondisi yang stabil, hal ini dindikasikan dengan memanfaatkan nutrien yang ada di ekosistem
indeks keanekaragaman yang tergolong sedang, lamun. Logam Pb dan Cd dapat menyebabkan
indeks keseragaman yang relatif sama (merata) pengurangan kandungan klorofil dalam plankton.
112 Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun (Himatul Aliyah Febriana et al.)
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2016 Vol 5 No 2 : 107 – 114
Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun (Himatul Aliyah Febriana et al.) 113
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2016 Vol 5 No 2 : 107 – 114
krom dan timbal dalam sedimen estuaria Daun Lamun Di Pantai Tukak
sungai Matangpondo Palu. J. Chemica. Kabupaten Bangka Selatan. Aquatic,
10(2):40-47. 8(2):17-26.
SNI 06-6992.3-2004, Cara Uji timbal (Pb) secara Widyorini, N., Ruswahyuni, B. Sulardiono., D.
Destruksi Asam dengan Spektofotometer Suprapto & A. Suryanto., 2012. Kajian
Serapan Atom (SSA). Badan Standarisasi Kondisi Pulau Panjang Untuk Kegiatan
Nasional, Jakarta . Perikanan di Kabupaten Jelara Propinsi
SNI 06-6992.4-2004, Cara Uji cadmium (Cd) Jawa Tengah. Laporan Hibah Penelitian
secara Destruksi Asam dengan FPIK Undip, Semarang.
Spektofotometer Serapan Atom (SSA). Yuniarno, H.A. 2015. Kelimpahan Perifiton pada
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Karang Masif dan Bercabang di Perairan
Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir Pulau Panjang, Jepara. Skripsi.
dan Laut. Surabaya, Brillian Internasional. Universitas Diponegoro. Semarang. Hlm.
Wibowo, A., Umroh, U. & Rosalina, D., 38-41.
2015. Keanekaragaman Perifiton Pada
114 Kadar Logam Berat Pb, Cd Dan Kelimpahan Perifiton Pada Ekosistem Lamun (Himatul Aliyah Febriana et al.)