Anda di halaman 1dari 8

KETERKAITAN PEMANASAN GLOBAL DAN KEARIFAN LOKAL HUTAN

ADAT
(Studi Kasus di Hutan Adat Desa Guguk, Kecamatan Renah Pembarap,
Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi)

DHEA USSARVI, M. ARHAM GINTING, RAHMAD TRIADI DAN SYARAHDITA FRANSISKA RANI
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Jambi

ABSTRAK
Pemanasan global yang kini menjadi salah satu isu internasional
merupakan fenomena peningkatan temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan
bumi. Penyebab utamanya adalah peningkatan kosentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia, konsumsi energi bahan bakar fosil, gas metana yang
dihasilkan oleh sampah, kerusakan hutan, dan aktivitas pada sektor pertanian dan
peternakan. Dampak pemanasan global antara lain perubahan cuaca ekstrim,
naiknya muka air laut, menurunnya produktivitas pertanian, ancaman punahnya
keanekaragaman hayati, perubahan pola hidup masyarakat, dan terganggunya
kesehatan masyarakat. Kearifan lokal yang diwujudkan dalam perilaku adaptif
terhadap lingkungan mempunyai peranan penting dalam mengantisipasi
perubahan iklim akibat pemanasan global. Hutan adat Desa Guguk yang memiliki
luas 690 ha ditetapkan sebagai hutan adat melalui Surat Keputusan Bupati
Merangin Nomor: 287 Tahun 2003, dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi
antara PT. INJAPSIN yang pada akhirnya secara tertulis harus meninggalkan
kawasan hutan. Kearifan lokal ini berpegang teguh pada aturan-aturan adat yang
telah ada dan dijalani oleh para leluhur mereka dimana didalam ada seperangkat
aturan-aturan yang mewajibkan anak cucu mereka untuk terus menjaga hutan
adat mereka dan mepertahankan kearifan lokal yang ada. Program yang sudah di
jalankan Pemerintah dan masyarakat dalam pemanfatan Hutan Adat Guguk
antara lain perhitungan stock carbon, pelaksanaan RHL (Rehabilitas Hutan dan
Lahan), Pelaksanaan KBR (Kebun Bibit Rakyat), Ekowisata dan Program Pohon
Asuh. Pemanfaatan kearifan lokal merupakan langkah efektif untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana upaya antisipasi bahaya
akibat pemanasan global yang berpotensi menjadi bencana di Kawasan Hutan
Adat Guguk berdampak pada ketahanan pangan.

Kata Kunci: Pemanasan global, Kearifan lokal, Hutan adat, Keterkaitan

PENDAHULUAN
oleh meningkatnya kosentrasi gas-gas rumah kaca
Isu pemanasan global saat ini sedang akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca
hangat dibicarakan di dunia. Pemanasan global (Utina, 2015).
(global warming) merupakan suatu bentuk Gas-gas rumah kaca tersebut seperti
ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat H2O, CO2, CH4, N2O, Cloro Fluoro Carbon
terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata (CFC), dan lain-lain yang dihasilkan oleh
atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang
berbagai kegiatan pembangunan diantaranya
lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di
yaitu dari proses pembakaran bahan bakar fosil
permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18
(minyak bumi dan batu bara), pertanian,
°C. Intergovernmental Panel on Climate Change
peternakan, akibat penggundulan dan
(IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar
pembakaran hutan, dan lain-lain yang
disebabkan
menghasilkan emisi gas rumah kaca
(Butarbutar, 2009).
Pada jurnal ini akan dikaitkan perilaku Mekanisme Pemanasan Global
manusia terhadap pemanasan global melalui Mekanisme pemanasan global sebagai
kearifan lokal. Kearifan lokal menjadi salah berikut (Triana, 2008):
satu hal yang harus diperhatikan dalam a. Energi yang masuk ke bumi mengalami
kegiatan perlindungan dan pengelolaan serangkaian proses
lingkungan hidup (Maridi, 2015). Hal ini b. 25% energi dipantulkan oleh awan atau
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 partikel lain ke atmosfer
Tahun 2009 bahwa perlindungan dan c. 25% diadsorpsi oleh awan - 45% diadsorpsi
pengelolaan lingkungan hidup meliputi oleh permukaan bumi - 5% lagi dipantulkan
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, kembali oleh permukaan bumi
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan d. Energi yang diadsorpsi oleh awan dan
hukum dimana seluruh kegiatan yang permukaan bumi (25%+45% = 70%)
berhubungan dengan perlindungan dan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi
pengelolaan lingkungan hidup harus infra merah atau gelomabang panas
memperhatikan beberapa hal yang diantaranya matahari
adalah kearifan lokal. e. Namun sebagian besar infra merah yang
Kearifan lokal merupakan sebuah dipancarkan bumi tertahan oleh awan, gas
sistem dalam tatanan kehidupan sosial, CO2 dan gas gas lain (efek rumah kaca),
ekonomi, budaya dan lingkungan (Jufrida dkk, untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
2018). Salah satu kearifan lokal yang akan
dibahas pada jurnal ini yaitu dalam menjaga Penyebab Pemanasan Global
hutan adat yang ikut menyumbangkan oksigen a. Konsumsi energi bahan bakar fosil, sektor
serta membantu memfiltrasi gas rumah kaca. industri merupakan penyumbang emisi
Menurut Butarbutar (2009) hutan berfungsi karbon terbesar, sedangkan faktor
sebagai penghasil gas rumah kaca seperti transportasi menempati posisi kedua.
karbon dan juga dapat berfungsi sebagai Menurut Departemen Energi dan
penyerap karbon. Hutan adat adalah hutan Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi
yang terletak di dalam wilayah masyarakat energi bahan bakar fosil memakan
yang dilindungi dan dikelola berdasarkan sebanyak 70% dari total konsumsi energi,
adat setempat. sedangkan listrik menempati posisi
Hutan adat Guguk adalah hutan pertarna dalam mempercepat proses
konservasi yang terkelola dengan baik terjadinya pemanasan global.
berdasarkan kearifan lokal masyarakat b. Sampah menghasilkan gas metana (CH4)
setempat, dengan luas hutan yaitu 630 saat mengalami proses pembusukan di
hektar. Lokasi hutan yaitu di Desa Guguk, timbunan sampah, diperkirakan 1 ton
Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten sampah padat menghasilkan 50 kg gas
Merangin, Provinsi Jambi. metana. Sampah di Perkotaan merupakan
sektor yang sangat pontensial mempercepat
PEMBAHASAN
proses terjadinya pemanasan global.
PEMANASANGLOBAL
c. Kerusakan hutan, salah satu fungsi
Pemanasan global (global warming)
tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida
adalah meningkatnya suhu tata-rata permukaan
(CO2) yang merupakan salah dari gas
bumi sebagai akibat meningkatnya jumlah
rumah kaca, dan mengubahnya menjadi
emisi gas rumah kaca di atmosfer (Idayati,
oksigen (O2). Kerusakan hutan tersebut
2007). Pemanasan global adalah kejadian
disebabkan oleh kebakaran hutan,
meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer,
perubahan tata guna lahan antara lain,
laut dan daratan Bumi. Peneliti dari Center for
perubahan hutan menjadi perkebunan
International Forestry Research (CIFOR),
dengan tanaman tunggal secara besar-
menjelaskan bahwa pemanasan global adalah
besaran, misalnya perkebunan kelapa
kejadian terperangkapnya radiasi gelombang
sawit, serta kerusakan-kerusakan yang
panjang matahari (gelombang panas atau infra
ditimbulkan oleh pemegang Hak
merah) yang dipancarkan ke bumi oleh gas-gas
Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan
rumah kaca (Triana, 2008).
Tanaman Industri (HTI). Dengan
kerusakan
seperti tersebut di atas, tentu saja proses diprediksi pada abad 2l akan terjadi
penyerapan karbon dioksida tidak dapat peningkatan tinggi permukaan air laut antara
optimal, hal ini akan manpercepat 9- 88 cm. Perubahan tinggi rata-rata
terjadinya pemanasan global. permukaan laut ini diukur dari daerah
d. Aktivitas pada sektor pertanian dan dengan lingkungan yang stabil secara
peternakan, sektor ini memberikan geologi. Menurut Triana (2008) kenaikan
kontribusi terhadap peningkatan emisi gas muka air laut secara umum akan
rumah kaca melalui sawah-sawah yang mengakibatkan dampak yaitu:
tergenang menghasilkan gas metana (CH4), 1) Meningkatnya frekuensi dan
pemanfaatan pupuk serta praktek intensitas banjir
pertanian, pembakaran sisa-sisa tanaman 2) Perubahan arus laut dan meluasnya
dan pembusukan sisa-sisa pertanian, kerusakan mangrove (hutan bakau)
serta pembusukan kotoran temak. Dari 3) Meluasnya intrusi air laut
sektor ini gas rumah kaca yaflg dihasilkan 4) Ancaman terhadap kegiatan sosial-
yaitu gas metana (CH4) dan gas dinitro ekonomi masyarakat pesisir
oksida (N2O). 5) Berkurangnya luas daratan atau
hilangnya pulau-pulau kecil
Dampak Pemanasan Global c. Pertanian
Dampak pemanasan global (Idayati, 2007) Perubahan musim berupa
sebagai berikut: berlangsungnya periode musim yang lebih
a. Cuaca panjang atau pendek. Perubahan periode
Pola cuaca menjadi tidak terprediksi berlangsungnya musim, misalnya musim
dan lebih ekstrim, curah hujan meningkat dan hujan, bisa terjadi lebih cepat dan lebih
angin badai akan lebih sering terjadi. Akibat cepat, atau lebih lama dan lebih lama. Hal ini
pemanasan global juga menyebabkan menyebabkan produktivitas pertanian
terjadinya perubahan iklim. Pola cuaca yang terganggu akibat perubahan suhu dan pola
tidak teratur telah mulai menunjukkan efek hujan yang tak tentu. Terjadinya perubahan
pemanasan global tersebut. Peningkatan musim menyebabkan pola cuaca menjadi
curah hujan dalam bentuk hujan telah tidak menentu dan ekstrim menyebabkan
diketahui di daerah kutub dan gurun. gagal panen, perubahan musim bunga
Meningkatnya pemanasan global akan meningkatkan resiko kegagalan tanaman
menyebabkan lebih banyak penguapan yang untuk berbuah dan dipanen. Ini akan berakibat
akan menyebabkan lebih banyak hujan. negatif pada industri makanan. Harga tanaman
Hewan dan tumbuhan tidak dapat dengan pokok bisa saja meningkat drastis. Pada
mudah beradaptasi dengan peningkatan curah akhirnya akan menimbulkan penurunan
hujan. Tanaman dapat mati dan hewan kinerja ekonomi.
dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat Ini berdampak kepada Pola pertanian
menyebabkan seluruh ekosistem berubah manusia mulai dikembangkan dengan
secara total dan cepat. teknologi pertanian baru seperti Hydroponik
Dari perubahan pola hidup manusia dan lainya agar kebutuhan akan sumber
adalah penggunaan AC (Air Conditioning) yang makanan yang merupakan kebutuhan pokok
terus meningkat dan ini adalah sebuah manusia tetap terjaga.
kebutuhan baru manusia saat ini karena
kondisi perubahan iklim, dan ini d. Hewan dan tumbuhan
memperparah kondisi global warming karena Sejumlah keanekaragaman hayati
energi terbesar yang digunakan saat ini terancam punah akibat peningkatan suhu
adalah energi fosil, sehingga semakin banyak bumi, setiap spesies harus beradaptasi pada
penggunaan AC maka semakin banyak energi perubahan yang terjadi, sementara
Fosil yang digunakan. habitatnya akan terdegradasi. Juga
b. Muka air laut menyebabkan beberapa satwa mengalami
Tingkat permukaan air laut, perubahan habitat sehingga bermigrasi.
pemanasan global akan mencairkan banyak Migrasi ini akan menyebabkan sebagian
es di kutub, akibatnya tinggi permukaan air hewan tidak dapat beradaptasi alias
laut di seluruh dunia meningkat 10-25 cm dirugikan dan akhirnya punah. Ini akan
selama abad ke 20, mengganggu keseimbangan Ekosistem,
Adanya
rantai makanan yang terputus akan Pengendalian Pemanasan Global
menyebabkan adanya pertumbuhan salah satu Efek pemanasan global tidak dapat
populasi yang meningkat dan ini tentunya dicegah hanya melalui individu, melainkan
akan mempengaruhi Manusia yang masuk butuh kerja sama semua pihak, karena itu
dalam Ekosistem dan bagian rantai makanan strategi serta upaya untuk mereduksi efek
tersebut. global warming haruslah didukung oleh
e. Kesehatan segenap masyarakat, dua pendekatan utama
Kesehatan manusia terganggu, para yang dapat dilakukan untuk memperlambat
ilmuan memprediksi terjadi peningkatan semakin bertambahnya gas rumah kaca yaitu
insiden alergi dan penyakit pernafasan karena (Idayati, 2007):
udara yang lebih hangat ditambah lagi a. Menghilangkan Karbon
banyaknya polutan pencemar di udara. Karbon dioksida adalah penyumbang
Menurut data Organisasi Kesehatan utama gas kaca, dari masa pra-industri yang
Dunia (WHO), perubahan iklim berisiko sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun
menambah 250.000 jumlah kematian per 2005. Memelihara pepohonan dan menanam
tahun pada tahun 2030–2050. Hal ini terjadi pohon lebih banyak lagi merupakan salah satu
karena meningkatnya kasus malaria dan cara untuk menghilangkan karbon dioksida di
diare, kekurangan gizi pada anak, dan udara, pohon dapat menyerap karbon dioksida
pencemaran yang berdampak pada pola kemudian memecahnya melalui fotosintesis
hidup tidak sehat. dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di
Asma adalah salah satu gangguan seluruh dunia tingkat perambahan hutan telah
pernapasan sebagai dampak pemanasan global. mencapai level yang mengkhawatirkan di
Secara tidak langsung, perubahan suhu di banyak areal, tanaman yang tumbuh kembali
bumi dapat memengaruhi kualitas udara sedikit sekali karena tanah kehilangan
karena memperbanyak kadar polutan. kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan
Menurut World Health Organization (WHO), lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pemanasan global telah membuat iklim pembangunan rumah tinggal, langkah untuk
berubah sekitar 0,85Oc lebih panas. mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan
Peningkatan suhu yang terlalu tinggi ini kembali yang berperan dalam mengurangi
membuat polusi udara menjadi masalah semakin bertambahnya gas rumah kaca.
baru bagi para pengidap asma. b. Persetujuan internasional
Singkatnya, perubahan iklim lambat Kerjasama internasional diperlukan
laun akan berdampak pada lebih banyaknya untuk mensukseskan pengurangan gas-gas
produksi debu, serbuk sari, serta polutan rumah kaca. Laporan IPCC (Intergovernmental
lainnya yang bisa menimbulkan reaksi negatif. Panel on Climate Change) tahun 2007,
Entah itu berupa batuk, nyeri dada, iritasi menunjukkan bahwa secara rata-rata global
tenggorokan, gejala gangguan pernapasan aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan
lainnya, hingga menghambat fungsi normal adanya pemanasan, melalui Earth Summit
paru-paru. pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil
Paparan suhu tinggi yang ekstrem pun sebanyak 150 negara berikrar untuk
bisa meningkatkan risiko dehidrasi dan menghadapi masalah gas rumah kaca dan
bahkan kematian langsung akibat sengatan setuju untuk menterjemahkan maksud ini
panas (heat stroke), terutama pada lansia. dalam suatu yang belum diimplementasikan
Penyakit-penyakit yang lainya sudah menyerukan kepada 38 negara-negara
teridentifikasi akibat Global Warming adalah industri yang memegang persentase paling
antraks, kolera, zika dan virus nil barat, besar dalam melepaskan gas- gas rumah kaca
penyakit lyme dan virus-virus baru. Pandemi untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5
akibat corona adalah virus yang persen di bawah emisi tahun 1990.
berkembang saat ini mempengaruhi banyak
sektor pola hidup masyarakat yang berlaku
selama ini dan sangat memungkinkan virus-
virus seperti ini akan bermunculan seiring
terus melajunya pemanasan global.
HUTAN ADAT GUGUK sebagainya. Sedangkan untuk wisata alam bisa
Kawasan hutan seluas 690 ha ini sejak dikembangkan beberapa air terjun yang berada
tahun 2003 ditetapkan menjadi kawasan hutan di Hutan Adat Guguk. Program yang sudah di
adat melalui Surat Keputusan Bupati Merangin jalankan Pemerintah dan masyarakat dalam
Nomor: 287 Tahun 2003, tepatnya pada pemanfatan Hutan Adat Guguk adalah sebagai
tanggal 23 November 2003. Penetapan berikut:
kawasan ini dilator belakangi oleh konflik 1) Perhitungan stock carbon Penghitungan
yang terjadi antara perusahaan hak stock carbon dilakukan oleh kelompok
pengusahaan hutan PT. INJAPSIN dengan pengelolan hutan adat dan KKI Warsi
masyarakat lokal. Setelah empat tahun untuk mendukung REDD+. Reduction of
mengajukan permohonan dan difasilitasi oleh Emissions From Deferestion and Forest
Komunitas Konservasi Indonesia WARSI Degradation (REDD)+, adalah sebuah
(KKI-WARSI) akhirnya secara tertulis makanisme pengurangan deforestasi,
perusahaan meninggalkan kawasan (Mardiana, pengurangan gas rumah kaca dan
2020). kerusakan hutan. REDD+ merupakan suatu
Letak Geografis Hutan Adat Guguk mekanisme global yang memberikan suatu
a. Luas Wilayah dan Batas Wilyah kesempatan unik bagi Negara berkembang
Hutan Adat Desa Guguk secara geogarafis seperti Indonesia, yang memiliki wilayah
terletak pada 102O 01’ 55.38’’ Bujur Timur hutan yang luas dan sedang menghadapi
dan 2O 06’ 10.15’’ Lintang Selatan dengan ancaman defortasi
ketinggian 50 Mdpl, dengan luas hutan 690 2) Pelaksanaan RHL Rehabilitas Hutan dan
hektar. Secara administratif Desa Guguk Lahan (RHL) adalah upaya untuk
berbatasan langsung dengan: mepertahankan dan meningkatkan fungsi
1) Sebelah Timur: Desa Marus Jaya dan hutan dan lahan sehingga daya dukung,
Desa Air Batu Kecamatan Renah produktivitas dan perananya dalam
Pembarap mendukung sistem penyangga kehidupan
2) Sebelah Utara: Desa Muara Bantan tetap terjaga. Tujuan RHL adalah
Kecematan Renah Pembarap menurunkan degradasi hutan dan lahan
3) Sebelah Selatan: Desa Rambun serta memulihkan lahan yang rusak agar
Kecematan Renah Pemberap dapat berfungsi sebagai media produksi dan
4) Sebelah Barat: Desa Simpang Parit media tata air. Hutan adat desa Guguk
dan Desa Dusun Parit Kecematan melaksanakan RHL ini pada tahum 2011.
Renah Pembarap 3) Pelaksanaan KBR
b. Batasan Hutan Adat Guguk Rehabilitas hutan dan lahan (RHL) di lahan
1) Timur: Sungai Nilo kritis, lahan yang kosong dan lahan
2) Barat: Sungai Tai produktif merupakan salah satu upaya
3) Utara: Sungai Merangin pemulihan kondisi DAS yang kritis. Salah
4) Selatan: Jln. EX. BELANDA-HPH PT satu kegiatan untuk mendukung program
rehabilitas hutan dan lahan dengan
pemerdayaan masyarakat adalah
Keanekaragaman Hayati
pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR),
Luas Hutan Adat Guguk 690 hektar,
KBR dimaksud adalah untuk menyediakan
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi,
bibit tanaman kayu-kayuan atau tanaman
terdiri dari 116 jenis pohon (flora), seperti
serbaguna (MPTS) dengan tujuan
tembesu, kulim, medang, rotan, jernang,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
gaharu, meranti balam, masrawa dan
dan sekaligus mendukung pemulihan fungsi
sebagainya yang mempunyai diameter diatas
dan daya dukung DAS. Kebun Bibit
50 cm yang nantinya akan dibuat program
Rakyat dilaksanakan secara swakelola oleh
pohon asuh di Hutan Adat Guguk. Serta
kelompok masyarakat, yang mana hasil
terdapat jenis fauna diantaranya yaitu terdapat
KBR ini digunakan untuk merehabalitasi
91 jenis burung, seperti Rangkong gading,
hutan dan lahan kritis serta kegiatan
kuau raja, murai batu, dan sawai. Serta 21
penghijauan lingkungan. Hutan adat desa
jenis mamalia lain tinggal di kawasan
Guguk melaksanakan KBR pada tahun
HutanAdat ini seperti harimau sumatera, rusa,
2011 bersama dengan pelaksanaan RHL.
kijang, tapir, beruang, kucing batu dan lain
Bibit dari KBR yang dikelola masyarakat
adalah bantuan dari Provinsi yang mana Pemanfaatan Hutan Adat
bibit-bibit ini dibagikan kepada masyarakat 1) Kekayaan yang terkandung dalam Hutan
untuk ditanam Di Hutan Adat. Adat Desa Guguk dimanfaatkan untuk
4) Ekowisata masa sekarang dan masa akan datang.
Kelompok pengelola menjadikan tumbuhan 2) Masyarakat dapat mengambil hasil hutan
dan hewan langka sebagai objek ekowisata yang terkandung di dalam Hutan Adat
untuk turis maupun macanegara. Selain itu dengan ketentuan harus meminta izin
juga ada beberapa sungai dan air terjun kepala Desa melalui kelompok pengelola.
yang indah dan tak kalah menariknya 3) Untuk keperluan sendiri dan fasilitas umum
5) Program Pohon Asuh masyarakat dapat mengambil kayu, rotan
Pohon asuh adalah pendataan pohon dekat dan manau di kawasan Hutan Adat dengan
pondok pemberhentian dengan diamter 80 membayar bunga kayu sesuai dengan
up serta melakukan identifikasi untuk ketentuan.
pohon tersebut. Program ini bertujuan 4) Masyarakat dapat mengambil buah-buahan
untuk menjual pohon secara online tanpa dengan ketentuan tidak menembang dan
harus menebangnya. Pohon tersebut difoto merusak batangnya dan khsus untuk pohon
lalu di jual disitus online. Langkah-langkah durian ketentuannya juga tidak boleh
program pohon asuh. Adanya pembeli dipanjat
yang tertarik pada salah satu jenis pohon
yang dijual, lalu pembeli tersebut membeli Aturan Hukum Kawasan Hutan Adat
pohon tersebut (dengan harga yang tidak Berdasarkan ketentuan Hutan Adat Guguk,
ditentukan, terserah pada pembeli), sanksi pelanggaran ditetapkan sebagai berikut:
kemudian kelompok pengelola dibentuk 1) Barang siapa yang melakukan penebangann
oleh KKI Warsi mencatat data si pembeli, liar dengan maksud untuk menjual kayu
lalu pohon yang telah dibeli diberi label hasil tabangan tersebut di dalam kawasan
nama si pembeli pohon terebut, ini berlaku Hutan Adat, dikenai sanksi menurut hukum
hanya dalam jangka 1 tahun. Jika sudah Adat dengan 1 ekor kerbau, beras 100
lewat satu tahun maka pohon dijual gantang, kelapa 100 buah, serta selamak
kembali untuk mendapatkan pembeli baru. semanisnya, atau denda Rp.3.0000.000
Dari hasil wawancara di atas dapak kita (tiga juta rupiah) dan kayu serta alat
pahami dalam mejaga hutan adat bukan penebang disita untuk Desa.
kewajiban dari masyarakat saja tapi 2) Barang siapa yang menebang Hutan Adat
kewajiban bagi pemerintah daerah juga, untuk membuat humo atau kebun dikenai
dalam kerja sama masyarakat dalam sanksi menurut hukum Adat 1 ekor kerbau,
pengelolaan hutan adat Guguk yaitu dengan 100 gantang beras, 100 buah kelapa, serta
pemanfatan sumber daya alam yang ada di selemak semanis, atau denda Rp. 3.000.000
Hutan Adat Guguk, salah satu program (tiga juta rupiah).
yang di buat pemerintah masyarakat dan 3) Barang siapa mengambil hasil Hutan Adat
pemerintah daerah Merangin dan dibantu tanpa izin dikenai sanksi denda setinggi-
oleh KKI Warsi, ialah dengan melakukan tingginya 1 ekor kambing, 20 gantang beras,
trobosan program pohon asuh .Tujuan dari 20 buah kelapa dan selemak semanisnya.
program pohon asuh ini adalah agar 4) Barang siapa yang mengambil buah-buahan
kelestarian tumbuhan langka dan endemik dengan menembang dan merusak pohonnya
tetap terjaga, sebagai edukasi dan penelitian dikenai sanksi sesuai hukum Adat yang
bagi masyarakat. Dana dari pembelian berlaku di Desa Guguk.
pohon tersebut dijadikan sebagai biaya 5) Apabila ketentuan sanksi tidak
perawatan pohon agar tetap terjaga dan dilaksanakan maka pelaku pelanggaran
lestari sampai masa yang akan datang, dan akan di ajukan ke hukum Negara
untuk meperkenalkan hutan adat Guguk Sangsi-Sangsi Adat yang akan
kepada halayak ramai bahwa Desa Guguk dilaksanakan bila ada masyarakat yang
bisa menjaga hutan adat mereka. melakukan melanggar peraturan-peraturan
adat yang ada, misalkan dalam pelenggaran
perusakan Hutan Adat seperti penebangan
kayu tanpa izin oleh masyarakat, dan Peti,
Pemerintah menyerahkan permasalahan
tersebut kepada tokoh Lembaga Adat untuk air, dengan proses panen lubuk larangan
memakai hukum Adat terlebih dahulu. Jika setahun sekali. Untuk meningkatkan
permasalah belum terselesaikan oleh lembaga pengetahuan dan keterampilan masyarakat
adat, maka lembaga adat melimpahkan terhadap ekosistem air, dengan proses panen
permasalahan tersebut ke Pemerintah setahun sekali. Untuk meningkatkan
Merangin untuk melakukan tindakan lebih pengetahuan dan keterampilan masyarakat
lanjut lagi kepada yang melanggar hukum adat. dalam mengelola hutan adat, masyarakat juga
Aturan khusus perlindungan satwa di diikutkan pelatihan-pelatihan dasar untuk
kawasan hutan Adat Guguk sebagai berikut: penguatan kelembagaan ditingkat masyarakat.
1) Kekayaan yang terkandung dalam Hutan Untuk memberikan pendidikan dan
Adat Guguk sebagaimana dimaksud dalam pemahaman nilai-nilai budaya masyarakat
aturan pemanfaatan Hutan Adat Guguk Desa Guguk kepada genarasi muda, maka
butir 1 juga termasuk kekayaan satwa yang setiap tanggal 2 Syawal atau hari kedua idul
harus dilindungi dari kepunahan. fitri setiap tahunya, di desa ini digelar acara
2) Perlindungan Satwa tersebut telah diatur makan jantung.
dalam peraturan perundang-undangan yang Acara ini merupakan pewarisan
berlaku dan sudah menjadi kewajiban budaya dari genarasi tua ke genarasi muda.
setiap masyarakat untuk melindungi dan Pada kesempatan itu, para tengganai adat akan
mepertahankan keberadaannya. membacakan kembali Piagam Lantak Sepadan,
3) Pelanggaran terhadap ketentuan yang merupakan dasar pengelolaan sumber
perlindungan satwa yang berada dalam daya alam di Desa Guguk. Ritual itu ditandai
kawasan Hutan Adat Guguk akan diproses dengan ritual pemotongan kerbau dan makan
menurut hukum positif yang berlaku dan bersama.
atau dijatuhi denda Adat berdasarkan Kearifan lokal yang masih terjaga di hutan
musyawarah Adat Desa Guguk. adat Guguk dengan di tandai pelestarian
4) Jenis-jenis satwa yang harus dilindungi budaya di rumah tuo yang merupakan sebuah
tersebut bagaimana lampiran piagam rumah untuk melakukan acara adat yang
kesepakatan. dilakukan setiap tahun pada tanggal 2 syawal
dan makam Syech Rajo, yaitu seorang
Tata Kelola Hutan Adat dan Memadukan pemimpin dan alim ulama pada zaman dahulu,
Kearifan Lokal beliau meninggal dan dikuburkan di lokasi
Tata kelola hutan adat Guguk dan hutan adat, setiap hari raya idul fitri
kearifan lokal mayarakat dalam menjaga hutan masyarakat melakukan ziarah ke makam
adat, dalam tata kelola hutan adat masyarakat Syech Rajo, Jalan Exs Belanda adalah jalan
telah lama menggantungkan hidupnya dari yang digunakan zaman penjajahan Belanda
hutan dengan tetap menjaga keseimbangan menuju hutan. Jalan ini sering dilalui orang
sumberdaya alam. Di dalam memanfaatkan Belanda dengan menggunakan kuda, jalan ini
hutan adat, masyarakat telah mempunyai masih ada sampai sekarang masih di jaga oleh
rambu-rambu, yaitu aturan-aturan yang harus masyarakat desa Guguk.
dipatuhi, baik dalam pemanfatan kayu,
pemanfatan sumber air dan pengaturan KETERKAITAN ANTARA KEARIFAN
berburu. Dan kearifan lokal masyarakat adat LOKAL HUTAN ADAT GUGUK DAN
Desa Guguk, berpegang teguh pada aturan- PEMANASAN GLOBAL
aturan adat yang telah ada dan dijalan oleh Pemanasan gobal yang
para leluhur mereka dimana didalam ada berkepanjangan akan berdampak terhadap
seperangkat aturan-aturan yang mewajibkan berbagai aspek kehidupan. Bahaya akibat
anak cucu mereka untuk terus menjaga Hutan pemanasan global yang berpotensi menjadi
adat mereka dan mepertahankan kearifan lokal bencana di Kawasan Hutan Adat Guguk
yang ada. Dalam mewariskan kearifan lokal berdampak pada ketahanan pangan.
masyarakat adat desa Guguk. Ketahanan pangan menjadi hal pokok dalam
Dalam tata kelola masyarakat desa kehidupan masyarakat. Guna mempertahankan
Guguk dengan cara pemanfaatan ekosistem air sekaligus meningkatkan tanaman pangan yang
yaitu dengan pembuatan lubuk larangan. berhubungan erat dengan pemanasan global,
Lubuk larangan merupakan bentuk maka diperlukan upaya strategis yang salah
perlindungan masyarakat terhadap ekosistem satunya melalui kearifan lokal.
Masyarakat umumnya memiliki pengetahuan dalam mengantisipasi pemanasan
pengetahuan dan kearifan lokal dalam global yang berdampak pada ketahanan
melakukan antisipasi pemanasan global, pangan melalui pelestarian kearifan lokal di
kearifan lokal menjadi salah satu hal yang Kawasan Hutan Adat Guguk.
harus diperhatikan dalam kegiatan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
hidup. Kearifan lokal memiliki peran dalam Kesimpulan
mengantisipasi perubahan iklim yang a. Pemanasan global merupakan kejadian
disebabkan pemanasan global. Pengetahuan meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer,
lokal yang telah terjadi serta kualitas sumber laut dan daratan bumi. Terjadinya pemanasan
daya manusia menjadi pengalaman global akibat konsumsi energi bahan bakar
diwilayahnya. Oleh karena itu, perlu adanya fosil, Sampah menghasilkan gas metama,
pemahaman masyarakat dengan sumber daya kerusakan hutan dan aktivitas pada sektor
manusia yang berkualitas untuk melestarikan pertanian dan peternakan.
dan mengelola lingkungan. Sama seperti di b. Dampak pemanasan global perubahan cuaca
Kawasan Hutan Adat Guguk dimana mereka ekstrim, naik nya muka air laut, menurun
memiliki cara, adat isiadat tertentu untuk produktivitas pertanian, keanekaragaman hayati
melakukan antisipasi perubahan iklim akibat terancam punah, pola hidup masyarakat
pemanasan global. Kearifan lokal yang berubah dan Kesehatan masyarakat terganggu.
diwujudkan dalam perilaku adaptif terhadap c. Kearifan lokal masyarakat adat Desa Guguk,
lingkungan mempunyai peranan penting dalam berpegang teguh pada aturan-aturan adat yang
mengantisipasi perubahan iklim akibat telah ada dan dijalani oleh para leluhur mereka
pemanasan global. Kearifan lokal yang berlaku dimana didalam ada seperangkat aturan-aturan
di suatu masyarakat memberikan dampak yang mewajibkan anak cucu mereka untuk
positif bagi masyarakat dalam upaya antisipasi terus menjaga hutan adat mereka dan
perubahan iklim sehingga terwujudnya mepertahankan kearifan lokal yang ada.
ketahanan pangan. d. Pemanfaatan kearifan lokal merupakan langkah
Pemanfaatan kearifan lokal merupakan efektif untuk memberikan pengetahuan kepada
Langkah efektif untuk memberikan masyarakat tentang bagaimana upaya antisipasi
pengetahuan kepada masyarakat tentang bahaya akibat pemanasan global yang
bagaimana upaya antisipasi perubahan iklim berpotensi menjadi bencana di Kawasan Hutan
akibat pemanasan global untuk ketahanan Adat Guguk berdampak pada ketahanan
pangan. Guna mempertahankan sekaligus pangan.
meningkatkan tanaman pangan yang
berhubungan erat dengan perubahan iklim. Rekomendasi
Diperlukan tindakan untuk mengangkat a. Program Go Green yang harus di galakkan
kembali nilai-nilai kearifan lokal sebagai pemerintah dengan melakukan kebijakan-
sumber inovasi dengan cara melakukan kebijakan yang menjaga kelestarian lingkungan
pemberdayaan melalui adaptasi pengetahuan agar lebih baik.
lokal, termasuk reinterpretasi nilai-nilai b. Melakukan penghematan Penggunaan Energi
kearifan lokal dan revitalisasinya sesuai dan mulai beralih dari penggunaan Energi Fosil
dengan kondisi masyarakat. Melalui pewarisan ke Energi baru terbarukan
kearifan lokal kepada remaja untuk c. Membudayakan kembali dan mendukung
mempertahankan kearifan lokal dan ketahanan Kearifan-kearifan lokal yang menjaga
pangan di Kawasan Hutan Adat Guguk. kelestarian alam yang ada di indonesia
Edukasi pewarisan dilakukan oleh masyarakat d. Melakukan pengelolaan sampah yang baik
dan keluarga sehingga masyarakat memiliki disemua daerah

Anda mungkin juga menyukai