Anda di halaman 1dari 10

KUANTIFIKASI KANDUNGAN KARBON PADA HUTAN REHABILITASI MANGROVE

PASAR BANGGI, REMBANG, JAWA TENGAH

Naisa ‘Aqila
aqilanaisa@gmail.com
Eko Haryono
e.haryono@ugm.ac.id

Abstract

This study aims to determine the carbon content of carbon sources on the surface,
roots, mud substrate, and the total carbon content and to know the economic value of carbon
from Pasar Banggi mangrove forest, Rembang, Central Java. The method of this research is
non destructive sampling. There are four zoning year of planting year that are planting year
1970 - 1988, 1970 - 1990, 1980 - 1990, and 1990 - 2013. The carbon content of mud substrate
has the highest amount of carbon. Total carbon content in Pasar Banggi mangrove forest is
753,39 ton C/ha. Total content of CO 2 is 2.764,93 ton CO 2 /ha. Total economic value of
carbon is Rp. 73.685.460. This value indicated the the economic value of carbon stock since
1970. The economic value can be derived from other benefits of mangrove forests such as
wood, leaves, fruits, and tourism activity in this mangrove forest.

Keywords : biomass, carbon, mangrove, economic value

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan karbon sumber karbon di


permukaan, akar, substrat lumpur, dan kandungan karbon total dan untuk mengetahui nilai
ekonomi karbon dari hutan mangrove di Pasar Banggi, Rembang, Jawa Tengah. Metode
sampling penelitian ini adalah sampling non destruktif. Terdapat empat tahun zonasi
penanaman tahun yang dimulai tahun 1970 - 1988, 1970 - 1990, 1980 - 1990, dan 1990 - 2013.
Kandungan karbon substrat lumpur memiliki jumlah karbon tertinggi. Total kandungan
karbon di hutan bakau Pasar Banggi adalah 753,39 ton C/ha. Total kandungan CO 2 adalah
2.764,93 ton CO 2 /ha. Total nilai ekonomis karbon adalah Rp. 73.685.460. Nilai ini
menunjukkan nilai ekonomi dari cadangan karbon sejak tahun 1970. Nilai ekonomi dapat
berasal dari manfaat lain dari hutan mangrove seperti kayu, daun, buah-buahan, dan aktivitas
pariwisata di hutan mangrove ini.
Kata kunci : biomassa, karbon, mangrove, nilai ekonomi

1
PENDAHULUAN purposive sampling karena
Pemanasan global merupakan pemicu mempertimbangkan umur tanam mangrove.
terjadinya perubahan iklim serta Pada penelitian ini jarak interval adalah
mengakibatkan kenaikan frekuensi maupun sebesar 200 meter dengan intensitas sampling
intensitas cuaca ekstrim. (Kementrian Negara sebesar 1,4%. Pengukuran kerapatan dan
Lingkungan Hidup, 2007). Hutan Indonesia komposisi vegetasi dilakukan dengan
memiliki peranan penting untuk menjaga identifikasi jenis dan jumlah pohon.
ekosistem lingkungan dunia. Terdapat Pengambilan data biomassa karbon diatas
berbagai jenis hutan di Indonesia, salah satu permukaan tanah dan karbon di akar
hutan tropis yang khas adalah hutan dilakukan dengan mengukur diameter pohon
mangrove. Hutan mangrove di Indonesia setinggi dada (DBH). Data luas tahun tanam
memiliki luas sekitar 3.224.018.460 hektar diperoleh dengan citra Google Earth tahun
(PPSDAL Bakosurtanal, 2009 dalam 2017 dan hasil wawancara dengan kelompok
Direktorat Pesisir dan Kelautan, 2012). tani mangrove. Pengambilan data karbon
Perdagangan karbon merupakan upaya dalam substrat lumpur dilakukan dengan
pemerintah untuk memaksimalkan fungsi mengambil substrat tanah terusik
ekologis dari keberadaan hutan sebagai menggunakan ring sample dan tak terusik
penyerap karbon. Maka dari itu, diperlukan secara composite sampling pada profil 0 – 30
inventarisasi data yang tepat dan lengkap cm pada masing-masing petak ukur
mengenai kandungan-kandungan karbon berdasarkan tahun tanam. Perhitungan
pada hutan, salah satunya adalah hutan kandungan karbon diawali dengan
mangrove sebagai hutan khas di wilayah menghitung biomassa tiap pohon.
tropis. Kandungan biomassa di atas permukaan
Hasil rehabilitasi mangrove Desa tanah dan bomassa akar, digunakan
Pasar Banggi juga merupakan salah satu persamaan allometrik menurut
ekosistem hutan mangrove yang telah Komiyama dkk (2005) yaitu sebagai berikut :
berhasil melalui program restorasi dan
rehabilitasi mangrove yang berlangsung Wtop = 0,251 x p x D2,46 dan
sejak tahun 1980 (Setyawan, 2015). Hal WR = 0,199 x p0,899 x D2,2
tersebut menjadikan hutan rehabilitasi
mangrove ini menjadi salah satu aset dalam Keterangan :
perdagangan karbon. Informasi aktual Wtop = biomassa permukaan (kg)
mengenai kandungan karbon dan besar nilai WR = biomassa akar (kg)
ekonomi karbon menjadi inventaris data ρ = kepadatan kayu (g/cm3)
untuk skema perdagangan karbon serta D = diameter setinggi dada (DBH) atau
sebagai upaya peningkatan konservasi hutan 30 cm diatas akar tertinggi dengan
mangrove. diameter > 5 cm.
Perolehan nilai kepadatan kayu (p atau
METODE PENELITIAN rho) antar pohon yang satu dengan yang lain
Penelitian dilakukan di hutan berbeda. Pada penelitian ini menggunakan data
rehabilitasi mangrove Desa Pasar Banggi, kepadatan dari World Agroforestry.
Rembang Jawa Tengah. Pengambilan data Kandungan total biomassa yang diperoleh
dilakukan dengan melakukan sampling merupakan dalam satuan kilogram sehingga
berdasarkan umur tahun tanam dan zonasi perlu dikonversi ke dalam ton. Perhitungan
darat dan laut. Masing-masing zonasi dilakukan dengan rumus Brown (1997) dengan
mangrove diambil sampel dengan metode asumsi kandungan karbon terdapat pada 50%

2
dari kandungan biomassa. Total karbon di atas Kerapatan Vegetasi
permukaan tanah dan di dalam akar di hutan
rehabilitasi dapat dihitung dengan menjumlah Tingkat kerapatan tertinggi terdapat pada
total karbon diatas permukaan tanah maupun tahun tanam 1970 – 1980 yaitu sebesar 4.733
total karbon di akar pada tiap tahun tanam. individu/ha. Pada kawasan tahun tanam ini
Pengolahan data karbon dalam substrat jenis mangrove yang mendominasi adalah
lumpur dilakukan setelah mengukur Rhizophora mucronata. Pada kawasan tahun
kandungan karbon organik dan bulk density tanam tertua, tumbuhan Rhizopora mucronata
pada tanah tidak terusik d di laboratorium mendominasi karena merupakan jenis yang
untuk diolah dengan rumus berikut : paling mudah beradaptasi di kawasan ini. Jenis
seperti Sonneratia alba hanya berhasil tumbuh
K tanah = A x B x C x D sedikit (Sahal, 2016). Kondisi ini sesuai
dengan penjelasan Permenhut (2008) bahwa
Keterangan jenis Rhizophora banyak dijadikan sebagai
A = luas kawasan tiap tahun tanam (m2) tanaman perintis karena mudah beradaptasi
B = bulk density (gr/cm3 atau ton/m 3) dengan substrat lumpur. Noor dkk (2012)
C = kadar karbon (c-organik) dalam menambahkan bahwa jenis Rhizophora
persen mucronata merupakan jenis tumbuhan
D = kedalaman lumpur (m) mangrove yang paling penting dan paling
tersebar luas. Rhizophora mucronata
Pengolahan data total kandungan karbon umumnya tumbuh dalam kelompok (Noor,
dan CO 2 yaitu untuk mengetahui nilai total 2012) sehingga hal ini menjadi salah satu
kandungan karbon diperoleh dengan faktor kerapatan vegetasinya tinggi.
menjumlah keseluruhan kandungan karbon Kerapatan vegetasi dapat berpengaruh
sebagai berikut : terhadap diameter batang tanaman. Walaupun
K total = T Ktop + T KR + K tanah diameter vegetasi umumnya tidak jauh berbeda
pada satu kawasan tahun tanam tetapi proses
Kandungan CO 2 diperoleh dengan konversi
suksesi hutan khususnya dalam kompetisi
berikut :
memperoleh energi dan unsur hara
W CO 2 = K total seluruh tanam x 3,67 menyebabkan adanya sebaran kelas diameter
(perbandingan massa relatif CO 2 dengan unsur (Ewusie, 1980). Semakin rendah nilai
C) kerapatan vegetasi maka nilai densitas juga
akan semakin rendah. Pada kawasan dengan
Pengolahan data nilai ekonomi karbon vegetasi bertajuk lebih rapat, laju pereduksian
dilakukan dengan mengalikan kandungan CO 2 CO 2 menjadi biomassa melalui fotosintesis
ke dalam nilai rupiah berdasarkan harga berlangsung lebih cepat dibandingkan pada
karbon menurut Ecosystem Marketplace tahun kawasan bertajuk kurang rapat. Semakin tinggi
2017. kandungan biomassa maka akan semakin
HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi kandungan karbon (Forestriko dan
Wilayah penelitian terbagi ke dalam empat Hartono, 2016).
jenis tahun tanam yaitu tahun tanam 1970 – Pada. Grafik 1. menunjukkan pada
1988, 1980 – 1990, 1988 – 2013, 1990 – 2013. kawasan tahun tanam ini jenis vegetasi yang
Jenis vegetasi yang tumbuh meliputi banyak dijumpai adalah Rhizophora stylosa
Rhizophora apiculata, Rhizopora mucronata, yang banyak tumbuh di zona dekat darat. Pada
Rhizophira stylosa, Sonneratia alba, dan kawasan ini jenis mangrove juga beragam
Avicennia marina. dimana terdapat Rhizophora apiculata,
Rhizophora mucronata dan Avicennia. Jenis
3
tanaman yang mendominasi adalah Sonneratia yang ditemui pada kawasan tahun
Rhizophora stylosa. Selain itu tanaman yang tanam cukup tua memiliki diameter yang besar
dapat dijumpai adalah Sonneratia alba dan menunjukkan bahwa tanaman ini mampu
Rhizphora mucronata. Berbeda dengan jenis bertahan hidup dengan baik.
Rhizophora yang hidup mengelompok, jenis
Sonneratia ditemui sebagai vegetasi tunggal.
Grafik 1. Kerapatan Vegetasi Mangrove
5000
Kerapatan Vegetasi (Individu/ha) 4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1970-1988 1980-1990 1970 - 1990 1990 - 2013

Rhizophora mucronata Rhizophora apiculata Rhizophora stylosa Sonnertia alba Avicennia

Sumber : Pengolahan Data Lapangan, 2017

Kandungan Karbon di Permukaan diameter menjadi salah satu penentu besar


Karbon di atas tanah atau karbon kandungan biomassa selain tinggi tanaman,
permukaan menurut IPCC-GL (2006) yang kerapatan kayu, dan kesuburan tanah.
terdapat pada Grafik 2. merupakan salah satu Kandungan karbon terdapat pada 50% dari
dari lima sumber karbon (carbon pools). bahan kering tanaman (Brown, 1997). Maka
Pengukuran karbon permukaan bersumber kandungan karbon diperoleh dengan
dari biomassa vegetasi yang terdapat pada mengalikan 50% dari biomassa tanaman.
komponen-komponen vegetasi. Kandungan Mangrove merupakan tipe tumbuhan kayu.
biomassa diperoleh melalui pengukuran Tipe ini memiliki kemampuan yang baik bagi
diameter tanaman. Hal ini sesuai dengan penyerapan karbon karena tajuk pohon yang
pernyataan Kusmana dkk, (1992) bahwa cukup lebat (Nurjani dkk, 2015).

4
-

Grafik 4.7 Kandungan Karbon Permukaan, Akar, Substrat, dan


CO2
1970 - 1988

1970 - 1990
Tahun Tanam

1980 - 1990

1990 - 2013

Total

0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 1400.00


ton/ha

Kandungan CO2 (ton/ha) Densitas Karbon Total Densitas Substrat Lumpur (ton/ha)
Densitas Karbon Akar Densitas Karbon Permukaan

Sumber : Pengolahan Data Lapangan, 2017

Karbon pada Akar tersebut berkaitan dengan hasil produksi proses


Kandungan biomasa dalam akar merupakan fotosintesis yang disimpan pada batang.
salah satu sumber karbon yang dihitung dalam
penelitian ini. Kandungan karbon dalam akar pada Kandungan Karbon pada Substrat
hutan rehabilitasi mangrove Pasar Banggi Karbon dalam substrat lumpur merupakan
terdapat pada Grafik 2. Kandungan karbon kandungan karbon dalam tanah pada hutan
dalam akar yang tertinggi terdapat pada tahun mangrove. Substrat tersusun atas campuran
tanam 1980 – 1990 dengan besar karbon sebesar antara pasir, lumpur tanah liat yang bercampur
75,05 ton C. Kandungan karbon terendah dengan bahan organik pada wilayah
terdapat pada tahun tanam 1990 – 2013 sebesar pengendapan (Badan Infromasi Geospasial,
21,14 ton CKandungan karbon dalam akar jauh 2014). Pada ekosistem mangrove, substrat
lebih rendah dibandingkan kandungan karbon di lumpur berperan sebagai media tumbuh tanaman
permukaan. Kandungan karbon akar diperoleh mangrove sebagai hasil dari proses pengendapan
melalui data diameter pohon yang dihitung sedimen yang terbawa dari sungai. Perkaran
dengan persamaan alometrik. vegetasi mangrove yang rapat dan kuat
Kandungan karbon dalam akar cenderung mengakibatkan berbagai berbagai bahan organik
lebih sedikit karena media penyimpanan dan partikel endapan akan terperangkap dan
biomassa yang juga terbatas. Biomassa dalam tersangkut sehingga membentuk endapan yang
akar atau biomassa bawah permukaan memiliki menstabilkan tanah (Purnobasuki, 2012).
nilai yang lebih sedikit dibandingkan biomassa di Kandungan bahan organik diatas 8,5%
permukaan. Penelitian Purnobasuki dkk. (2012) menurut Puslittanak (dalam Laboratorium
menerangkan bahwa proporsi kandungan Gemorfologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana,
biomassa terbesar terletak pada batang. Hal 2016) tergolong sangat tinggi. Kandungan
5
karbon organik substrat lumpur yang tinggi pada lumpur. Kandungan karbon total pada hutan
tahun tanam ini dapat disebabkan tahun tanam rehabilitasi Pasar Banggi tiap tahun tanam
yang sudah lama sehingga pohon berumur tua. memiliki nilai yang berbeda. Karbon total
Menurut Alongi et.al (2004) produksi biomassa tertinggi terdapat pada tahun tanam 1980 – 1990
pada tegakan yang sudah tua akan semakin tinggi sebesar 793,31 ton C. Karbon total terendah
sehingga bagian tanaman yang gugur atau mati terdapat pada tahun tanam 1990 – 2013
akan terdekomposisi selain itu perakaran yang kandungan sebesar 391,07 ton C. Variasi
semakin lebar dan kuat membantu proses kandungan karbon pada tiap tahun tanam
penangkapan sedimen lebih optimal pada saat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pasang surut. Karbon organik pada tahun tanam kandungan biomassa pada permukaan dan akar,
1990 – 2013 memiliki nilai yang terendah karena kandungan karbon organik, berat volume, dan
tahun tanam yang masih relatif muda sehingga luas wilayah tahun tanam. Pada tahun tanam
proses dekomposisi belum berlangsung intensif 1970 – 1988 walaupun merupakan wilayah tahun
seperti umur tahun tanam yang lebih tua. tanam tertua, tidak memiliki kandungan karbon
Bulk density atau berat volume adalah yang tertinggi. Hal ini dipengaruhi oleh luas
rasio antara berat kering mutlak dengan volume tahun tanam yang rendah yaitu seluas 2,25 ha.
tanah apadanya (Sartohadi dkk, 2013). Nilai bulk Pada tahun tanam 1990 – 2013 memiliki
density pada tahun tanam 1970 – 1990 memiliki kandungan karbon yang paling rendah karena
nilai tertinggi yaitu sebesar 0,88 ton/m3. luas tahun tanam yang paling rendah yaitu seluas
Kandungan bulk density pada tahun tanam ini 1,48 ha serta memiliki kandungan karbon akar
dapat dipengaruhi oleh substrat lumpur yang dan permukaan yang rendah pula.
lebih kasar karena banyak mengandung pasir. Kandungan karbon pada penelitian
Tekstur pasiran memiliki jumlah pori yang sebelumnya pada kawasan pesisir utara
sedikit sehingga nilai bulk density tinggi. Kabupaten Rembang oleh Widiyatma (2011)
Kandungan karbon tanah terdapat pada menunjukkan bahwa kandungan karbon total
Grafik 2. menunjukkan bahwa densitas karbon adalah sebesar 928,461 ton C. Penelitian yang
terendah terdapat pada tahun tanam 1970 – 1990 dilakukan oleh Srikandi (2012) di hutan
sebesar 71,48 ton C /ha. Pada kawasan tahun rehabilitasi mangrove Dusun Pandansari,
tanam ini ketebalan lumpur dan kadar karbon Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah memiliki 535,46
organik cenderung rendah sehingga karbon tanah ton C. Pada penelitian ini kandungan karbon total
rendah. Ketebalan lumpur yang berbedda adalah sebesar 2.214,5 ton C. Penelitian ini
menyebabkan laju dekomposisi bahan organik melakukan pengukuran karbon pada zona dekat
tidak sama pada setiap ketebalan tanah sehingga darat dan zona dekat laut hutan mangrove
kandungan bahan organik berbeda (Siringorino sehingga data inventarisasi sumber karbon lebih
dan Siregar, 2006, dalam Widyantari, 2013). banyak. Lokasi pengambilan dapat berpengaruh
terhadap kandungan karbon. Lokasi dekat laut
Kandungan Karbon Total memiliki potensi terpengaruh pasang yang lebih
Kandungan karbon total berasal dari intensif pada masing-masng tahun tanam
simpanan karbon di atas permukaan, di bawah sehingga berpengaruh terhadap kondisi substrat
permukaan atau akar, dan tanah berupa substrat lumpur.

6
Gambar 2. Peta Densitas Karbon
Sumber : Pengolahan Data Lapangan, 2017
hasil yang menunjukkan kandungan karbon
Proporsi kandungan karbon tanah pada yang tidak jauh berbeda. Penelitian
hutan rehabilitasi mangrove adalah sebesar
71%, kandungan karbon permukaan sebesar sebelumnya di hutan rehabilitasi mangrove
20%, dan karbon akar sebesar 9%. Penelitian Dusun Pandansari, Kaliwlingi, Brebes oleh
CIFOR (2012) menerangkan bahwa sebanyak Srikandi (2012) memiliki densitas karbon
49 – 89 % simpanan karbon pada ekosistem sebesar 89,84 ton C/ha yang diukur tanpa
mangrove tersimpan pada tanah atau susbtrat melakukan zonasi.
lumpurnya. Densitas karbon pada masing-
masing tahun tanam terdapat pada peta Kandungan CO 2 dalam Hutan
densitas karbon menunjukkan bahwa densitas Rehabilitasi
tertinggi terdapat pada tahun tanam 1970 – Kandungan CO 2 pada hutan rehabilitasi
1988 yakni sebesar 276, 74 ton C/ha. Densitas mangrove memiliki nilai tertinggi pada
karbon terendah terdapat pada kawasan tahun kawasan tahun tanam 1970 – 1988 dengan
tanam 1970 – 1990 yaitu sebesar 121,6 kandungan CO 2 sebesar 1.015,62 ton CO 2 /ha.
tonC/ha. Densitas karbon pada masing- Kandungan CO 2 pada tahun tanam ini
masing tahun tanam terdapat pada peta menyumbang kandungan CO 2 sebanyak 37%,
densitas karbon untuk masing-masing tahun kandungan CO 2 terendah terdapat pada tahun
tanam. Pada penelitian sebelumnya oleh tanam 1970 – 1990 sebesar 446,28 ton CO 2 /ha
Purnobasuki dkk (2012) di Pantai Camplang, dan menyumbang sebesar 16% dari total
Sampang-Madura dengan pengambilan kandungan C O 2 yang terserap. Penelitian
sampel dilakukan pada zona pasang tertinggi pada hutan mangrove Taman Nasional Alas
(zona dekat laut) dan zona pasang terendah Purwo oleh Heriyanto dan Subiandono (2012)
(zona dekat darat) menghasilkan estimasi memiliki hasil total serapan CO 2 sebesar
densitas karbon sebesar 383,7 ton C/ha. 658,37 ton CO 2 /ha untuk penyerapan pada
Pengukuran yang dilakukan pada zona pasang tegakkan Rhizophora mucronata, B.
tertinggi dan zona pasang terendah memiliki cylindrical, A. officinalis, dan jenis X.
Moluccensis. Simpanan CO 2 pada penelitian
7
sebelumnya pada kawasan pesisir utara (2017). Nilai tersebut masih dikurangi dengan
Kabupaten Rembang oleh Widiyatma (2011) nilai administrasi berupa keperluan
adalah sebesar 815,61 ton CO 2 /ha. transaction, administrative, and
implementation cost sebesar US$ 1 (White
Nilai Ekonomi Karbon dan Maning, 2011, dalam Asri, 2013)
Sebagai suatu ekosisten yang memiliki sehingga nilai ekonomi karbon adalah sebesar
nilai ekonomi khususnya dalam nilai US$ 2. Nilai tersebut dikalkulasikan dalam
kandungan karbon, maka pengukuran nilai nilai rupiah yaitu sebesar US$ 1 = Rp. 13.325
ekonomi karbon di suatu ekosistem mangrove per 24 Juli 2017. Nilai ekonomi karbon yang
dapat dilakukan. Pengukuran nilai ekonomi diperoleh terdapat pada Tabel 1.
dilakukan berdasarkan asumsi nilai jual rata-
rata karbon secara global yaitu sebesar US$
3/ton CO 2 dari data Ecosystem Marketplace

Tabel 1. Nilai Ekonomi


Kandungan CO2 Nilai Ekonomi Karbon Nilai Ekonomi Akhir
Tahun Tanam
(ton/ha) (US$) (Rp)
1970-1988 1.015,62 US$ 2.031,25 Rp 27.066.359

1970 - 1990 446,28 US$ 892,56 Rp 11.893.339

1980 - 1990 688,23 US$ 1.376,46 Rp 18.341.310

1990 - 2013 614,80 US$ 1.229,87 Rp 16.384.452

Total 2.764,93 US$ 5.529,87 Rp 73.685.460


Sumber : Pengolahan Data Lapangan, 2017

Nilai ekonomi karbon yang terdapat pada Pondok Buluh, Sumatera Utara nilai ekonomi
hutan rehabilitasi mangrove Pasar Banggi cadangan karbon pada penelitian tersebut
memiliki nilai total sebesar Rp. 73.685.460. adalah sebesar Rp. 30.431.700 hingga Rp
Nilai ekonomi tertinggi terdapat pada tahun 40.575.600 untuk nilai tukar rupiah Rp 11.700
tanam yang memiliki nilai C O 2 tertinggi per dollar AS pada Selasa, 3 Juni 2014.
sebesar 1.015,62 ton/ha yaitu pada tahun
tanam 1970 – 1988 dengan nilai ekonomi KESIMPULAN
sebesar Rp. 27.066.359. Nilai ekonomi 1. Densitas karbon permukaan pada hutan
terendah terdapat pada tahun tanam 1970 – rehabilitasi mangrove adalah sebesar
1990 dengan nilai sebesar Rp 11.893.339 dan 138,99 ton C/ha. Densitas karbon akar
kandungan CO 2 sebesar 446,28 ton CO 2 /ha. sebesar 66,06 ton C/ha. Densitas karbon
Nilai ekonomi pada tahun tanam 1980 – 1990 substrat lumpur sebesar 548,34 ton C/ha.
sebesar Rp 18.341.310 dengan simpanan CO 2 Densitas karbon total sebesar 753,39 ton
sebesar 688,23 ton/ha. Nilai ekonomi pada C/ha.
tahun tanam 1990 – 2013 adalah sebesar Rp 2. Kandungan karbon total pada hutan
16.384.452 dengan kandungan CO 2 sebesar rehabilitasi mangrove Pasar Banggi adalah
614,80 ton CO 2 /ha. Apabila dibandingkan sebesar 2.235,82 ton C dan densitas karbon
pada penelitian yang dilakukan oleh Rikardo sebesar 214,41 ton C/ha, dengan
dkk (2014) di Hutan Pendidikan dan Pelatihan kandungan terbesar pada tahun tanam 1980
8
– 1990 yaitu sebesar 621,57 ton C dan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber
densitas karbon sebesar 276,74 ton C/ha. Daya Mineral.
Total kandungan CO 2 yang terserap adalah Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan
sebesar 2.764,93 ton CO 2 /ha. Konservasi. (2015). Rencana Strateis
3. Nilai ekonomi CO 2 adalah sebesar Rp. Direktorrat PJLHK Tahun 2015 – 2019.
73.685.460. Nilai ekonomi CO 2 menunjukkan Bogor : KLHK.
sejak dilakukan rehabilitasi tahun 1970, hutan Direktorat Pesisir dan Lautan. (2012). Profil
mangrove berdasarkan manfaat tidak langsung Kegiatan Pengelolaan Ekosistem
berupa sebagai penyimpan karbon mampu Mangrove. Jakarta: Ditjen Kelautan,
menyumbang nilai ekonomi sebesar Rp. Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Kementrian
73.685.460 walaupun demikian nilai ekonomi Kelautan dan Perikanan.
dapat diperoleh dari nilai manfaat yang lain dari Ecosystem Market Place. (2017). Unlocking
hutan mangrove seperti dari kayu, daun, buah, Potential State of the Voluntary Carbon
maupun nilai pariwsata. Markets 2017. Washington DC : The Forest
Trends.
DAFTAR PUSTAKA Ewusie, J.Y. (1980). Pengantar Ekologi
Tropika. Bandung : ITB Press.
Alongi, DM. Saekumar, A. Chong, V.C. Pfitzner, Forestriko, HF. dan Hartono. (2016).
J., Trott, L.A. Tiredi, F. Dixon. P., dan Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk
Brunskill, G.J. (2004). Sediment Estimasi Stik Karbon Hutan Mangrove di
Accumulation and Organic Material Flux Kawasan Segara Anakan, Cilacap, Jawa
in a Manged Mangrove Ecosystem : Tengah. Jurnal Bumi Indonesia Volume 5,
estimates of Land Ocean Atmosphere Nomor 1, Tahun 2016.
Exchange in Peninsular Malysia. Mar. Heriyanto N.M., E. Subiandono. (2012).
Geol. 208, 383-402 Komposisi dan Struktur Tegakan,
Asri, Enjang. (2013). Estimasi Opportunity Cost Biomassa, dan Potensi Kandungan Karbon
Pengelolaan Hutan Produksi Pinus Hutan Mangrove di Taman Nasional Alas
merkusii untuk melihat efisiensi Purwo. Jurnal Penelitian Hutan dan
perdagangan karbon REDD+ di Indonesia Konservasi Alam (9:1; 023-032).
(Studi Kasus di BKPH Purworejo, KPH IPCC. (2006). IPCC Guidelines for National
Kedu Selatan). Skripsi. UGM : Fakultas Greenhouse Gas Inventories. IPCC
Kehutanan. Tidak Diterbitkan Kementrian Negara Lingkungan Hidup. (2007).
Badan Informasi Geospasial. (2014). Peraturan Rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim.
Kepala Badan Informasi Geospasial Jakarta : KLH.
tentang Pedoman Teknis Pengumpulan dan Komiyama, et.al. (2005). Common Allometric
Pengolahan Data Geospasial Mangrove. Equations for Estimating The Tree Weight
Brown, S. (1997). Estimating biomass and of Mangroves. Journal of Tropical Ecology
biomass change of tropical forest. A Vol 21 Issue 4 July 2015.
primer, FAO. Forestry paper No. 134. Kusmana, C., S. Sabiham., K. Abe and H.
FAO, USA. Watanabe. (1992). An estimation of above
CIFOR. (2012). Mangrove adalah salah satu hutan ground tree biomass of a mangrove forest
terkaya karbon di kawasan tropis. Info Brief in East Sumatera. Jurnal Tropics I(4):143-
CIFOR Nomor 12 Februari 2012. 257. Kyoto : Kyoto University
Darmawan, A., S.K. Purba, dan Hermawan. (2003). Laboratorium Gemorfologi Lingkungan dan
Pemetaan Geologi Teknik Kabupaten Mitigasi Bencana. (2016). Practicum
Rembang, Jawa Tengah. Bandung :

9
Teaching Material. Yogyakarta : Fakultas Purnobasuki, H.,Agustin Y.L., Muryono M.
Geografi UGM (2012). Estimasi Stok Karbon pada
Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N Tegakan Pohon Rhizopora stylosa Pantai
Suryadiputra. (2012). Panduan Pengenalan Talang Iring, Pamekasan-Madura. Jurnal
Mangrove di Indonesia. Bogor : Wetlands Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Indonesia dan Ditjen PHKA. Ilmu Pengetahuan Alam
Nurjani, E., Suratman, Arif A., dan Ahmad C. Sahal. 2016. Hasil wawancara pada Kelompok
2015. Redistribusi Karbon Organik dalam Mangrove Dukuh Kaliuntu, Desa Pasar
Proses Erosi dan Banjir di DAS Oya. Seri Banggi, Kecamatan Rembang, Jawa
Bunga Rampai Metode Kuantifikasi Proses Tengah. 12 Agustus 2016.
dan Hasil Proses Siklus Karbon, dalam Sartohadi, Junun. 2013. Pengantar Geografi
Eko Haryono, Emilya Nurjani, dan Ahmad Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cahyadi. Yogyakarta : Badan Penerbit Setyawan, Eko. 2015. Strategi Pengelolaan
Fakultas Geografi UGM. Ekoisata Hutan Mangrove Berdasarkan
Peraturan Menteri Kehutanan. (2008).Pedoman Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan di
Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Desa Pasarbanggi Kabupaten Rembang
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor Provinsi Jawa Tengah. Tesis di Magister
P.70/Menhut-II Ilmu Lingkungan UNDIP : tidak diterbitkan
Purnobasuki, H.,Agustin Y.L., Muryono M. Srikandi, Putri Desy. (2012) . Estimasi
(2012). Estimasi Stok Karbon pada Simpanan Karbon pada Tegakan dan
Tegakan Pohon Rhizopora stylosa Pantai Substrat Mangrove di Hutan Rehabilitasi
Talang Iring, Pamekasan-Madura. Jurnal Mangrove, Dusun Pandansari, Desa
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah. Skripsi
Ilmu Pengetahuan Alam di Fakultas Kehutanan UGM : tidak
_____________. (2012). Pemanfaatan Hutan diterbitkan
Mangrove sebagai Penyimpan Karbon. Widyantari, Ida Ayu Diah. (2013). Potensi
Buletin PSL UNESA 28 (2012) : 3 – 5. Simpanan Karbon di Kawasan
___________. Imiliyana, A., Muryono M. Rehabilitasi Mangrove Taman Hutan Raya
2012). Estimasi Stok Karbon pada Tegakan Ngurah Rai, Bali. Skripsi. UGM : Fakultas
(Pohon Rhizopora stylosa Pantai Kehutanan (Tidak Diterbitkan).
Canmplong, Sampang-Madura. Jurnal Widiyatma, Taufik. (2011). Estmasi Simpanan
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Karbon di Kawasan Rehabilitasi
Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Mangrove Pesisir Utara Kabupaten
Sepuluh Nopember. Surabaya : ITS. Rembang. Skripsi. UGM : Fakultas
Kehutanan (Tidak Diterbitkan).

10

Anda mungkin juga menyukai