Anda di halaman 1dari 87

agus hadiyarto

1) Introduction of Environmental Engineering


and Ecosystem
2) Production and Decomposition in
Ecosystem
3) Environmental system Analysis in
Ecosystem
4) Environmental Legislation and Standard
1) Unit Operation and Processes of
Wastewater Treatment
2) Air Pollution Control System
3) Hazardous Waste Treatment Technology
 Davis M.L, Cornwell D.A, 1991, Introduction to
Environmental Engineering, 2nd.ed., McGraw-Hill.Inc., New
York
 Perry RH., Green D, 1984,. Perry’s Chemical Engineers’
Handbook, 6th ed. McGraw-Hill Book Company, New York.
 Rau J.G, Wooten D.C., 1980, Environmental Impact Analysis
Handbook, McGraw-Hill Book Company, New York
 Reynolds T.D., 1982, Unit Operations and Processes In
Enviromental Engineering, Wadsworth.Inc., Belmont
 Rekayasa Lingkungan : Mengintegrasikan ilmu
lingkungan dan prinsip rekayasa untuk keperluan
menyelamatkan lingkungan (udara , air, tanah) yang
bermanfaat untuk kehidupan manusia dan makhluk
lainnya.

 Upaya yang dilakukan antara lain waste water


management , air pollution control, waste recycling,
waste disposal, radiation protection, industrial hygiene,
environmental sustainability.
 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
(UURI tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup No 32 tahun 2009)
 Mendukung perikehidupan makhluk hidup yang
berada di lingkungannya
 Makhluk hidup sebagai manusia dan makhluk hidup
lain sebagai (tumbuhan , binatang,
mikroorganisme)
 Makhluk hidup lain dapat berperanan sebagai :
Produser (autotrophic organism) dan Dekomposer
heterotrophic organism
 Merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan antara
komponen biotik dengan komponen biotik lainnya ,
maupun hubungannya dengan komponen a biotiknya.
 Komponen Biotik
 Produser
 Herbivora
 Karnivora
 Dekomposer

 Komponen a-Biotik
 Senyawa Anorganik
 Senyawa Organik
 Regim Klimat
TERRESTRIAL ECOSYSTEM
 Menghasilkan senyawa organik kompleks
dari senyawa anorganik sederhana pada
kondisi klimat regim tertentu
 Produksi – (1) Fotosintesa (energi dari sinar
matahari)
 CO2 + H2O  CHO + O2 (tanaman berhijau daun)
 CO2 + H2S  CHO + S↓ (mikroba sulfur)

 Produksi – (2) Chemosintesa (energi dari hasil


reaksi oksidasi senyawa reduksi)
 CO2 + H2O  CHO + O2
PRODUKSI
CO2 (g)+ H2O(l)  CHO(s) + O2(g)
Pohon Rindang Fitoplankton

Semak belukar
15
- Penyedia Oksigen
- Pengendali Gas Rumah Kaca
- Tempat berteduh (endotermis)
- Kayu untuk bangunan

CO2
O2

CO2

16
CO2 O2

O2

SEHAT DENGAN OKSIGEN

PHYTO PLANKTON DALAM 1 M3


AIR LAUT TERKANDUNG
JUTAAN BIOTA INI

17
Uraian Satuan Semak-Pohon Phytoplankton

gram per m2
Chlorophyl 0,4-3,0 0,02-1,0
luas daun

gram O2 per
Asimilasi jam per gram 0,4-4,0 1-10
chlorophyl

gram O2 per
Produksi
jam per m2 0,16-12 0,02-10
O2 luas daun
Sumber : Odum, 1974
18
MAU SEPERTI INI ?

Stasiun penyedia udara segar kota Zhengzhou provinsi Henan, China tengah.
(ISPU =158 ). Udara bersih diperoleh dari Laojun Mountain 80 persen lahan hijau.
Sebagai pembanding, Bakersfield, kota paling tercemar di Amerika memiliki
ISPU=45.
19
 Mengenal Bioreaktor
 Sifat Reaksi Endotermis, butuh panas  sekeliling
menjadi sejuk
 Dasar Reaksi Oksidasi-Reduksi
 Reaksinya heterogen
 Laju Reaksi pembentukan CHO berlangsung jika
produk terus berkurang (terpakai, O2)
 Laju fotosintetik lebih besar dari laju respirasi
(terbentuk CHO semakin besar)
 Zero waste
 Kondisi Operasi : atmosferik, suhu lingkungan
 Menguraikan senyawa organik kompleks menjadi
senyawa anorganik sederhana pada kondisi klimat
regim tertentu

 Decomposer mikroba punya syarat Biodegradable


organic & dissolved organic

 Klimat regim
 Kryofilik, mesophilik, termofilik
 Halofilik
ZONA
DEKOMPOSISI

DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM TERRESTRIS


MACRO - MICRO CONSUMER
DEKOMPOSISI
 R-C + O2  CO2 + H2O
 R-N + O2  NO3 + H2O
 R-S + O2  SO4 + H2O
- Bioreaktor aerobik
- Reaksi heterogen
- Laju dekomposisi lebih lambat dari laju produksi
- Eksotermis
- Terbentuk nutrisi , bermanfaat bagi produser
- analog dengan proses pengolahan limbah secara aerobik
- Jika organik berlebih, terjadi kondisi anaerobik
 Obligat anaerob/anaerobik
▪ R-CHO + NO3  NH3  N2 + H2
▪ R-CHO + SO4  H2S  H2 + S
▪ R-CHO + PO4  PH3
▪ R-CHO + CO2  CH4

 Fakultatif Anaerob/ Fermentatif /anoksik


▪ R-CHO  CO2 + H2O
Produksi
 N2 + O2  NO2 + O2 +H2O  HNO3
 NO2 + O2 + H2O  HNO3
 SO2 + O2  SO3 + O2 + H2O  H2SO4

Dekomposisi
 RSHN + O2  CO2 +NO3 + SO4 + H2O 
H2CO3 + HNO3 + H2SO4
PRODUKSI DAN DEKOMPOSISI KIMIA

28
ASAM MELARUTKAN
LOGAM, YANG
BERFUNGSI SEBAGAI
KATALIS

29
 Varsikamscaturo nasanyatha. Indro
"bhipravasati,tathbahivarsetman rastra kamair
indravratam caran. (Manawa Dharmasastra IX.304).

Maksudnya :
 Laksana Dewa Indra yang menurunkan hujan yang
berlimpah selama empat bulan pada musim hujan,
demikianlah raja menempati kedudukan bagaikan
Indra menurunkan kemakmuran untuk kerajaan.
Bukti Hujan adalah Rahmat

 Ulangan 11:14 ; maka DIA (Allah) akan memberikan


hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal
dan hujan akhir, sehingga engkau dapat
mengumpulkan gandummu, anggurmu dan
minyakmu.

 Imamat 26:4 ; maka AKU (Allah) akan memberi


kamu hujan u pada masanya, v sehingga tanah itu
memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu
akan memberi buahnya. w
Bukti Hujan adalah Rahmat
Nitrogen, N2 diubah menjadi nitrat (pupuk alami)
karena adanya energi plasma (kilat) , hingga
(QS Ar Rum 30 : 24) berlangsung reaksi kimia

Dan diantara tanda2 kekuasaanNya, DIA (Allah) memperlihatkan


kepadamu KILAT yang dapat menimbulkan rasa takut dan
HARAPAN . Dia menurunkan hujan dari langit , lalu menghidupkan
bumi sesudah matinya . Sesungguhnya yang demikian itu benar2
terdapat tanda bagi kaum yang menggunakan akalnya
32
Pengertian :
mempelajari peristiwa yang berlangsung di
ekosistem dengan menggunakan berbagai
model pendekatan.

Tujuan :
untuk mempelajari dampak adanya aktivitas
manusia (buang limbah) ke lingkungan
1. Uji Hayati –LD50, LC50
(bioassay)
2. Simulasi Fisik

polutan
Konsentrasi
3. Pendekatan praktis
(matematis)

jarak/waktu

sungai
 Mixing Zone Model : digunakan untuk
parameter konservatif, yang tidak berubah
fungsi waktu atau parameter non konservatif
namun saat limbah bercampur
 Streeter Phelp Model : digunakan untuk
parameter non konservatif/biodegradable/
non refraktoris, yang berubah fungsi waktu
input = output + accumulation
{Q1C1 + Q2C2} = Q3C3 + 0
C3 = {Q1C1 +Q2C2}/{Q1+Q2}
dengan :
Q1, Q2 = debit sungai dan limbah
C1, C2 = konsentrasi parameter di sungai dan limbah
Q3, C3 = debit campuran dan konsentrasi campuran di sungai
 Limbah
 TDS = 1.300 mg/l
 Debit = 100 liter/detik
 Sungai
 TDS = 310 mg/l
 Lebar = 45 m, kedalaman = 2m, laju alir = 1,5 m/detik

 TDSc = {(1.300)(100)+(310)(135.000)}/{135.100}
= 310,7 mg/l
Soal Latihan

Terdapat 3 sumber limbah dengan rasio debit limbah


adalah (L1) : (L2) : (L3) = 1 : 2 : 3 .
COD limbah pertama = 100 kg/hari, debit =100 m3/hari.
Konsentrasi COD limbah kedua dan ketiga masing-masing
1.000 mg/l dan 1.500 mg/l.
Perkirakan konsentrasi COD (mg/l) campuran yang masuk
sungai jika diketahui debit sungai = 100.000 m3/hari, COD
nya = 2 mg/l.
 Menggunakan neraca O2
 Input Oksigen berasal dari aliran tergantung morfologi badan air
(reaerasi ) serta dari fotosintesa (phytoplankton)
 Input O2 yang berasal dari hasil fotosintesa producer diabaikan
 Output O2 berupa dekomposisi (Deoksigenasi) + Respirasi
(phyotoplankton+ikan) + Sedimentasi (SS)
 Output O2 yang terbawa endapan maupun respirasi producer diabaikan.
 Keberadaan O2 hanya dipengaruhi Reaerasi (udara-air) dan Deoksigenasi
(mikroba)
Streeter Phelp Model (DO-Model)

Dt = {k1La/(k2-k1)}{e-k1.t - e-k2.t} + {Da.e-k2.t}

tc = {1/(k2-k1)} ln{k2/k1[1-Da(k2-k1)/(k1.La)]}
DOs = 14,652 – 0,41022 T + 0,007991T2 – 0,000077774 T3

DOS = Oksigen terlarut dalam air pada kondisi saturasi/jenuh


T = suhu (ºC).

Contoh : Pada suhu 25ºC  DOs = 8,38 mg/l


Persamaan lain :

Dc = DOs- DOmin = (k1La/k2)(e-k1.tc)


BOD5,20 = La(1-e-k1.t) = La(1-e-k1.5)
kT = k20 ØT-20
 Dt = Defisit oksigen pada t hari di (down-
stream), mg/l
 Da = Defisit oksigen mula-mula, mg/l
 K1,K2 = Konstanta laju de-oksigenasi dan re-
aerasi, hari-1
 La = L = BOD mula-mula sesungguhnya
(initial ultimate BOD concentration), mg/l
 t , tc = waktu, dan saat kritis, hari
 Dc = Defisit oksigen pada kondisi kritis,
 DOs, DOmin = Konsentrasi oksigen pada
kondisi jenuh dan pada kondisi minimum.
 kT, k20 = Konstanta pada suhu T dan pada suhu 20ºC
 Ø, T = parameter suhu, dan suhu, ºC
Parameter yang mengindikasikan keberadaan bahan
organik dalam sampel air, yang dapat diuraikan oleh
mikroba secara aerobik.
= Biochemical Oxygen Demand atau
= Biological Oxygen Demand  kurang tepat
= Kebutuhan oksigen untuk menguraikan limbah
organik secara biokimia
= Kebutuhan oksigen minimal yang dipasok pada unit
pengolahan limbah secara aerob.
 BOD = BOD5 = BOD5,20  (konvensi)
 Gunakan Streeter-Phelp Model untuk
memprediksi defisit oksigen dibadan air jika
diketahui : k1, k2 = 0,29 dan 3,3; La = 47,4
mg/l; Da = 1,05 mg/l.
 Perkirakan defisit O2 pada hari ke =
0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0; 10; 15; 20
.
 Hasil : Dt = 1,05; 3,65; 3,83; 3,48; 3,05; 2,65;
2,29; 1,72; 1,29; 0,3; 0,07; 0,02.
 Sungai , Debit = 250 m3/det; BOD = 2,0 mg/l;
DO= 8,0 mg/l; T = 22ºC;
 Limbah, Debit = 125 m3/det; BOD = 800 mg/l;
DO= 6,0 mg/l; T = 31ºC;
 Stream standard (DO) = 5 mg/l
 k1(20ºC) = 0,23 hari-1; Ø1 = 1,05
 k2(20ºC) = 3,0 hari-1; Ø2 = 1,02
1. Maksimum BOD limbah yang boleh dibuang
ke sungai
2. Jika harus diolah berapa prosen efisiensi
minimal IPAL nya ?
3. Ploting profil oksigen di down stream,
Diketahui kedalaman sungai = 3m, lebar
sungai 50 m.
 Q = (250+125)m3/det = 375 m3/det
 Kec.arus = {375}/{(3x50)} = 2,5 m/det.

 T = {(22x250)+(31x125)}/{375 = 25 ºC
 DO = {(8x250)+(6x125)}/{375} = 7,33 mg/l
 DOs pada 25ºC = 8,38 mg/l
 Da = 8,38 - 7,33 = 1,05 mg/l
 k1 = 0,23(1,05)25-20 = 0,29 hari-1
 k2 = 3,0(1,02)25-20 = 3,3 hari-1
tc = {1/(k2-k1)} ln{k2/k1[1-Da(k2-k1) /(k1.La)]} ………………….. (1)
Dc = (k1La/k2)(e-k1.tc) ……………………………………..….………. (2)
tc = {1/(3,3-0,29)} ln{3,3/0,29[1-1,05(3,3-0,29)/(0,29.La)]}..(1a)
Dc = (0,29La/3,3)(e-0,29.tc) = 0,0879La(e-0,29.tc) ………………. (2a)

Trial La, mg/l tc, hari Dc, mg/l
1 100 0,770 7,03
2 50 0,727 3,56
3 40 0,703 2,87
4 45 0,716 3,12
5 48 0,723 3,42
6 47 0,721 3,35
7 47,4 0,721 3,38
 BOD = La(1-e-k1.t) = 47,4[1-e-(0,23x5)]
= 32,4 mg/l (after mixing)

1. Untuk limbah, BODnya = [(32,4x375) -(2x250)]/[125]= 93,2 mg/l

2. Efisiensi IPAL = [(800-93,2)/(800)]x100% = 88,3%

3. Profil O2 pada 0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0; 10; 15; 20
(hari) adalah sebagai berikut : Dt = 1,05; 3,65; 3,83; 3,48; 3,05;
2,65; 2,29; 1,72; 1,29; 0,3; 0,07; 0,02.
Soal Latihan

Defisit oksigen di badan air ketika dicemari bahan organik


pada t hari dinyatakan sebagai :
Dt = 4,57(e-0,29t - e-3,3t) + 1,05 e-3,3t.
Suhu campuran di badan air diketahui sebesar 25°C.
Stream standar untuk DO sebesar 5 mg/l.
Setelah hari ke 4 limbah dibuang ke badan air, bagaimana
kondisi perairannya. Berikan kesimpulan anda
Soal latihan
Defisit oksigen di badan air ketika dicemari bahan organik
pada t hari dinyatakan sebagai berikut ,
Dt = 4,57 (e -0,29t - e -3,3t) + 1,05 e -3,3t.
Profilnya terlihat pada tabel berikut ini. Dengan melihat
profil tersebut, menurut anda badan air tersebut mulai pulih
kembali sejak hari ke berapa ?:

Waktu,
16 17 18 19 20 21
hari

Dt, mg/l 3,377 3,381 3,380 3,374 3,364 3,350


Soal latihan
Terdapat 1 pabrik Tapioka berencana akan membuang
limbah cairnya ke sungai. Initial ultimate BOD campuran
sebesar 40 mg/l. Beban BOD5,20 di hulu sungai sebesar 0,5
kg/jam, debit air sungai 250 m3/jam. Laju alir limbah 10
m3/jam.
Seberapa besar konsentrasi maksimum BOD5,20 (mg/l)
limbah pabrik tsb boleh dibuang ke sungai ?
Diketahui bahwa hubungan initial ultimate BOD ,La dengan
BOD5,20 dinyatakan sebagai berikut : BOD5,20 = La (1-e-0,23 t)
 Box Model : digunakan untuk prediksi sebaran
polutan gas mengabaikan regim klimat
 Gaussian Model : digunakan untuk prediksi polutan
gas dengan mempertimbangkan regim klimat
 Untuk membantu penggunaan model diatas
dibutuhkan salah satu data laju alir polutan yang
dapat dihitung dengan menggunakan faktor emisi
PERBANDINGAN KONSENTRASI GAS DI ALAM, PPM

Gas Clean Air Polluted Air Ratio

CO2 320 400 1,3

CO 0,1 40-70 400-700

CH4 1,5 2,5 1,3

N2O 0,25 ? -

NO2 0,001 0,2 200

O3 0,02 0,5 25

SO2 0,0002 0,2 1000


NH3 0,01 0,02 2
Stern Vol 1 hal 36
Model Kotak Hitam
Cj = (Qj)/(v.W.D)

Cj = konsentrasi polutan j, mg/m3

v = kecepatan angin, dianggap konstan,


m/det
Qj = laju emisi polutan j, mg/det
D = tinggi kolom udara, m
W = lebar kolom udara, m
Cj = (Qj. t)/(x.W.D)

Cj = konsentrasi polutan j, mg/m3

X = panjang kolom udara, m


Qj = laju emisi polutan j, mg/det
D = tinggi kolom udara, m
W = lebar kolom udara, m
t = waktu emisi, detik
C(x,y,z) = (Q/2.v.  . ) [exp -(y /2.
y z
2
y  }+ exp{-(z+H) /2. }]
2)][exp{-(z-H)2 /2
z
2 2
z
2
 C(x,y,z) = [(2Qj/L)]/[(2)1/2.
v.z)][exp {-(z2/2.  z
2)}]
 C(x,y,z) = (Q/.v.y. z) 
2
exp[-y /2.  y
2 - 2
z /2.  z
2]
 C(x,y,z) = (Q/2.v.  . )
y z

exp[-y2/2.  2]
y [exp -1/2(H-z-xVp/v)2]
Qj = Laju emisi, mg/det (partikel), μg/det (gas)
C(x,y,z) = Konsentrasi polutan pada koordinat x,y,z dari
sumber emisi, mg/m3
v = Kecepatan angin pada arah x, m/det
y , z = Koefisien dispersi polutan ke arah y dan z, m

H = Tinggi efektif cerobong asap (h + Hs), m


h = Tinggi kepulan asap, m
Hs = tinggi aktual cerobong asap, m
L = panjang jalur jalan yang dilewati , m
Vp = Kecepatan jatuh partikulat, m/det
Stabilitas Atmosferik, Turner

Kec. angin
Siang Malam
pada tinggi
clear to
10 m Mode > 1/2
Strong Slight 1/2
(m/det) rate cloud
cloud
<2 A A-B B - -
2-3 A-B B C E F
3-5 B B-C C D E
5-6 C C-D D D D
>6 C D D D D
Sumber : Perkins, 1974
Stabilitas
Klasifikasi Тy (m) Тz (m)
Atmosferik
Very Unstable B 0,40 X0,91 0,40 X0,91

Unstable E 0,36 X0,86 0,33 X0,86


Slightly
C 0,34 X0,82 0,275 X0,82
Unstable
Neutral D 0,32 X0,78 0,22 X0,78

Slightly Stable A 0,315 X0,745 0,14 X0,745

Stable F 0,31 X0,71 0,06 X0,71


 Dikembangkan untuk membantu secara
praktis cara memprediksi laju emisi
gas/partikulat dari sumber institusi
 Pernyataannya berupa rasio polutan/bahan
bakar : berat/berat; berat/volume;
 Dapat diterapkan juga untuk proses produksi
yang sudah standar (semen)
Jenis unit
Polutan
Pembangkit Industri Domestik

HCHO 0,005 0,005 0,005

CO 0,5 3 50

HC (CH4) 0,2 1 10

NO2 20 20 8

SO2 38S 38S 38S

S = % sulfur dalam batubara 1 lb = 453,6 gram ≈ 0,5 kg


Lb
partikulat % % % % %
Tipe unit
per ton ≥ 44 μm 20-44 μm 10-20 μm 5-10 μm < 5 μm
batubara

General 16A 25 23 20 17 15

Cyclone 2A 10 7 8 10 65

A = % abu dalam batubara, Perkins, 1974 p.53


Jenis unit
Polutan
Pembangkit Industri Domestik
HCHO 1 2 N
CO N 0,4 0,4
HC N N N
NO2 390 214 116
SO2 0,4 0,4 0,4
Organik lain 3 5 N
Partikulat 15 18 19
N = diabaikan (negligible) 1 cuft = 28,316 liter
Jenis unit
Polutan Industri/Komersial
Pembangkit Domestik
Residu Destilat
HCHO 0,6 2 2 2
CO 0,04 2 2 2
HC 3,2 2 2 3
NO2 104 72 72 72
SO2 157S 157S 157S 157S
SO3 2,4S 2S 2S 2S
Partikulat 10 23 15 8
S = % sulfur dalam fuel oil; 1 galon = 3,785 liter ; densitas FO = 59,3 lb/cuft
 Industri Semen memanfaatkan batu bara sebagai
bahan bakar, setiap 1 ton batubara yang terbakar
akan teremisikan :
 CO : 1,362 kg
 HC : 0,454 kg CH4
 NO2 : 9,08 kg
 SO2 : 17,25 S kg … (S : % sulfur)
 Partikulat : 7,26 A kg … (A : % abu)
 Akan dibangun suatu
pembangkit listrik batubara 8% abu
0,5% 11.000
sulfur Btu/lb
berkapasitas 3 x 750 MW.
Pilihan bahan bakar yang
ada adalah batubara, fuel oil
dan natural gas. Berapa 18.000
Resid oil - 1% sulfur
emisi partikulat, NO2dan Btu/lb
SO2 dari masing-masing
bahanbakar, jika efisiensi
termalnya 38%, coal-fired
Natural 1.000
boilernya jenis ‘pulverized gas
- -
Btu/scf
general’
Analisis Panas
 Energi yang dibutuhkan = (3x750)/0,38 =
5.930 x 106 watt = 20.200 x 106 Btu/jam
Kebutuhan batubara
(20.200 x 106)/11.000 = 1.834 x 103 lb/jam =
917 ton/jam = 22.000 ton/hari
Emisi dari batubara
Partikulat = 16(8) x 917 = 117.300 lb/jam
NO2 = 20 x 917 = 18.340 lb/jam
SO2 = 38(0,5) x 917 = 17.400 lb/jam
Analisis Panas
 Energi yang dibutuhkan = (3x750)/0,38 =
5.930 x 106 watt = 20.200 x 106 Btu/jam
Kebutuhan gas alam
(20.200 x 106)/1.000 = 20,2 x 106 scf/jam
Emisi dari gas alam
Partikulat = 15 x 20,2 = 303 lb/jam
NO2 = 390 x 20,2 = 7.890 lb/jam
SO2 = 0,4 x 20,2 = 8 lb/jam
Analisis Panas
 Energi yang dibutuhkan = (3x750)/0,38 = 5.930 x 106
watt = 20.200 x 106 Btu/jam
Kebutuhan residual oil
(20.200 x 106)/18.000 = 1.120 x 103 lb/jam = (1.120.000
lb/jam)/(7,9 lb/galon) = 142 x 103 galon/jam
Emisi dari residual oil
Partikulat = 10 x 142 = 1.420 lb/jam
NO2 = 104 x 142 = 14.800 lb/jam
SO2 = 157 x 1 x 142 = 22.300 lb/jam
Jenis BB Partikulat SO2 NO2

Coal 117.300 17.400 18.340

Gas 303 8 1.890

Oil 1.420 22.300 14.800


 Jika harga gas alam = 0,35x20.200x8.7
US$ 0.35 per million gas 60 jam/tahun =
Btu; residual oil = US$ US$ 62,000,000
0.25 per million Btu; 0,25x20.200x8.7
coal = US$ 0.18 per oil 60 jam/tahun =
million Btu. US$ 44,200,000
 Biaya yang harus
0,18x20.200x8.7
dikeluarkan dalam satu
coal 60 jam/tahun =
tahun
US$ 31,800,000
 Gas-oil = US$ 18,000,000 x 30 tahun = US$
540 x 106
 Gas-Coal = US$ 30,000,000 x 30 tahun = US$
900 x 106
 Perkirakan konsentrasi SO2 Perhitungan :
pada jarak 1 dan 5 km (GLCM) v = v1 (H/z1)n = 3(250/10)0,25 = 6,6 m/det
dari 1000 MW PLTU berbahan
QSO2 = (64/32) x 1% x 10.000 ton/hari
bakar 10.000 ton batubara per
hari, kadar sulfurnya 1%, = 2 x 109 µg/detik
tinggi stack efektifnya 250 m. Pakai Gaussian model dengan stack
Kecepatan angin pada
C(x,y,z) = (Q/2.v.y.z) [exp -(y2/2.y2)]
ketinggian 10m (kondisi cerah,
siang hari) sebesar 3m/det [exp{-(z-H)2 /2z2}+ exp{-(z+H)2/2.z2}]
CSO2 pada 1 km = 750 µg/m3
X,km Ty,m Tz,m
CSO2 pada 5 km = 315 µg/m3
1 140 125
BM SO2 = 365 µg/Nm3
5 540 500
1. TPA open dumping mengemisikan 17 lb partikulat per ton
refused burned. Hitung emisi partikulat dari sebuah kota
dengan jumlah penduduk 100.000 jiwa, jika rata-rata setiap
orang menghasilkan 5 lb refuse/hari .
2. 1000 MW pulverized coal-fired unit (general type), dengan
termal efisiensi 40% akan dibangun. Kadar sulfur 1,7%,
kadar abu 10%; nilai kalor 12.000 Btu/lb. Hitung emisi
partikulat yang berukuran kurang dari 5 mikron.
Soal Latihan
50 ton chalcopyrite, CuFeS2 perhari , dilelehkan dalam smelter. Gas
hasil proses (suhu 400 °C ) dibuang ke atmosfir melewati cerobong
asap. Tinggi stack efektifnya 125m. Kecepatan angin pada ketinggian
10m sebesar 3 m/detik, kondisi atmosfir tidak stabil (n = 0,25).
Perkirakan konsentrasi gas SO2 nya (ground level concentration) pada
jarak 5 km dari cerobong (g/Nm3). Jika perlu dapat menggunakan
rumus berikut :

- c1/cN = [(P/T)1]/[(P/T)N]
- C(x,y,z) = (Q/2.v.y. z)[exp -(y2/2.y2)][exp{-(z-H)2/2.z2} +
exp{- (z+H)2/2.z2}]
-Ty = 0,36 X 0,86 ; Tz = 0,33 X 0,86
- v = v1 (H/z1)n
Soal Latihan

Dibutuhkan energi sebanyak 10 juta BTU/jam, dengan


membakar batubara dengan kadar sulfur 0,5%, nilai kalor
batubara 20.000 BTU/kg. Faktor emisi = 19S kgSO2/ton
batubara, perkirakan konsentrasi gas SO2 yang teremisikan
ke lingkungan
Soal Latihan

Laju alir gas SO2 dari cerobong sebesar 0,5 kg/jam. Flue
gas keluar dari cerobong asap pada suhu 125°C,
tekanan atmosferik, laju alir flue gas 2500 m3/jam.
Perkirakan konsentrasi gas SO2 yang teremisikan ke
lingkungan pada kondisi normal (STP)
Cara Menghitung Konsentrasi pada Kondisi
Normal, STP (T = 25ºC, P = 1 atm

PV = nRT
(n/V) = P/RT
C = P/RT

C1/CN = [(1/T)1]/[(1/T)N]....pada P sama dan R


sama

CN (25,1atm) = C1 (T1/TN)

Anda mungkin juga menyukai