Program Kerjasama
BPKH Wilayah XI Jawa-Madura
dengan
Forest Governance and Multistakeholder Forestry Programme (MFP II)
KATA PENGANTAR
Penyusunan Basis Data Potensi dan Dinamika karbon Hutan Rakyat di Pulau Jawa
Sebagai Prakondisi Proyek Karbon Hutan merupakan satu program kegiatan yang
diusulkan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa-Madura yang
mendapat persetujuan dan pendanaan sepenuhnya dari Forest Governance And
Multistake-Holder Forestry Programme (MFP II). Program kegiatan ini terbagi ke
dalam beberapa tahapan kegiatan, salah satunya adalah mengenai studi literatur
metode penghitungan karbon hutan, yang secara lengkap hasil studinya disajikan
dalam laporan ini.
Laporan ini berisi berbagai persamaan allometrik biomassa jenis-jenis pohon untuk
menaksir kandungan biomassa dan karbon di hutan rakyat. Berbagai persamaan
allometrik ini disusun berdasarkan laporan hasil penelitian yang pernah dilakukan
oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Harapannya laporan-laporan hasil studi literatur ini dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pengukuran dan
penghitungan kemampuan hutan rakyat di dalam
menyimpan karbon (carbon storage). Metode pengukuran dan penghitungan
kandungan biomassa dan karbon ini berlaku umum baik di hutan rakyat, hutan
yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (Perum Perhutani), dan hutan di luar
Jawa (tropical rain forests), dengan kondisi yang sama. Secara khusus jenis-jenis
pohon yang digunakan dalam penyusunan allometrik ini adalah jenis-jenis pohon
dominan yang tumbuh/ditanam di hutan rakyat.
Dalam pelaksanaan program kegiatan ini dibantu oleh beberapa tenaga ahli yang
berkompeten di bidangnya dari Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta. Dalam
penyusunan laporan ini tim pelaksana program kegiatan dibantu oleh salah
seorang tenaga ahli bidang inventarisasi dan biomassa hutan dari Fakultas
Kehutanan UGM Yogyakarta yakni Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, MSc.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim pelaksana yang telah bekerja
dengan baik dan pihak-pihak yang telah membantu kegiatan ini sehingga dapat
terlaksana dengan baik dan lancar. Saran dan masukan dari berbagai pihak
sangat diperlukan demi tercapainya kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat.
Yogyakarta,
Kepala Balai
Maret 2009
IS MUGIONO
NIP. 19570726 198203 1 001
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI
....................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
ii
iii
iv
v
I. PENDAHULUAN ................................................................................
1.1. Latar Belakang .........................................................................
1.2. Metode Allometrik ....................................................................
1
1
3
5
5
5
5
6
2.2.
7
7
7
7
2.3.
Pengumpulan Data..................................................................
2.3.1. Pengukuran Diameter Setinggi Dada (Dbh) ....................
2.3.2. Pengukuran Volume Pohon ...........................................
2.3.3. Pengukuran Biomassa Batang .......................................
2.3.4. Pengukuran Biomassa Cabang/Dahan/Ranting ...............
2.3.5. Pengukuran Biomassa Daun .........................................
9
9
9
10
11
11
2.4.
Analisis Data...........................................................................
2.4.1 Hubungan antara Diameter Batang Pohon (D) dengan
Tinggi Total Pohon........................................................
2.4.2. Biomassa Pohon Diatas Tanah ......................................
2.4.3. Kandungan Karbon Pohon Diatas Tanah ........................
12
12
12
13
15
15
19
19
20
21
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hubungan antara Tinggi Pohon Total (H) dan Diameter Batang
Setinggi Dada (Dbh) ...............................................................
Tabel 2. Berbagai Persamaan Allometrik untuk Menaksir Biomassa Pohon
Atas Tanah di Hutan Rakyat .......................................................
15
18
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pembagian Segmen-Segmen Pada Batang
............................
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
penghuni biosfer bumi ini. Manfaat hutan bukan saja karena kayunya, tetapi
justru karena sumberdaya alam dan sumber daya hayati yang terkandung di
dalamnya. Hutan dengan segala potensi sumberdaya yang ada di dalamnya
mampu mencegah terjadinya kekeringan, banjir, dan cuaca buruk akibat angin
topan yang sangat merugikan manusia. Sebagai pencegah kekeringan, hutan
mampu menyimpan berjuta-juta kubik air yang siap dialirkan ke sungai-sungai
berupa mata air dan uap air ke udara sebagai proses awal timbulnya hujan.
Hutan merupakan penyedia air hujan hasil penguapan vegetasi ke udara yang
diturunkan kembali ke bumi berupa hujan.
Salah satu isu lingkungan terkait dengan hutan yang kini kian marak dibahas
adalah terjadinya perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming).
Beberapa penyebab timbulnya perubahan iklim global yang dianggap sangat
serius saat ini adalah naiknya kadar karbon dioksida (CO2) dan CFC
(Chlorofluorocarbon) yang berasal dari bahan penyemprot, bahan alat pendingin,
asap knalpot mesin, industri, pembakaran kayu/hutan, perubahan tataguna
lahan (land use change), dan berbagai aktivitas manusia di bumi yang
kesemuanya dapat berakibat terbentuknya gas rumah kaca (GRK) di atmosfer.
Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang
dapat berperan sebagai perangkap panas di atmosfer, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim (Heriansyah,
2005). Peristiwa perubahan iklim ini tentu berakibat fatal bagi kehidupan di
permukaan bumi, seperti bidang pertanian, perubahan ekosistem alam,
meluasnya padang rumput dan gurun, areal hutan menyusut dan bergerak kea
rah kutub. Sedangakan daerah kutub sendiri karena naiknya suhu air laut
mengakibatkan mencairnya sebagian besar bongkahan es dan lambat laun
mengakibatkan banyak daerah pantai yag terendam (Arief, 2001). Oleh
karenanya perlu adanya usaha penurunan emisi gas rumah kaca dalam
penyeimbangan O2 di udara. Salah satu usaha tersebut adalah dengan
melestarikan hutan/mengkonservasi vegetasi di muka bumi ini karena vegetasi
mampu mengendalikan gas rumah kaca dengan jalan menyerap CO2 melalui
proses fotosintesa.
Pohon-pohon yang tumbuh di wilayah lahan hutan rakyat yang ditanam di atas
lahan milik rakyat atau lahan pertanian memiliki peranan yang tidak kalah
pentingnya dengan pohon-pohon yang tumbuh di wilayah hutan Negara. Hal ini
dikarenakan hutan rakyat merupakan salah satu bentuk pengelolaan hutan yang
telah dikembangkan di berbagai daerah berbasiskan kearifan lokal masyarakat,
memungkinkan
penggunaan
pengembangan
sistem
lahan
tanaman
pedesaan
campuran
yang
antara
dimanfaatkan
tanaman
untuk
pertanian,
Dengan adanya hand out ini diharapkan para pemilik hutan rakyat atau berbagai
pihak yang berkepentingan mempunyai pengetahuan praktis tentang manfaat
hutan sebagai penyimpan karbon, cara pengukuran dan penghitungannya.
Y = aXb
Keterangan :
Y
X
a, b = konstanta
Allometrik seperti tersebut di atas telah banyak digunakan oleh para peneliti lain
seperti Ogino (1977) dan Oohata (1991). Persamaan allometrik tersebut
dibentuk dengan cara menebang pohon per pohon terlebih dahulu, selanjutnya
persaman yang diperoleh diterapkan pada tegakan pohon yang masih berdiri.
Berdasarkan pengalaman dari para peneliti, dikatakan bahwa persamaan
allometrik hasilnya akan akurat apabila variabel bebasnya dinyatakan dalam
formulasi volume pohon yang direpresentasikan dalam bentuk
D2.H (Jones,
1979).
tentang
2.1.
2.2.
x L
= panjang segmen
= 3.14
10
basah
totalnya.
Selanjutnya
dilakukan
pengambilan
sampel
11
2.4.
Analisis Data
2.4.1. Hubungan antara diameter batang pohon (D) dengan tinggi total
pohon (H)
Hubungan antara D dan H
1
h
AD
max
BS
X BBt
BBS
12
Dimana:
Bo = biomassa organ pohon (dalam hal ini dapat berupa daun (Bd),
cabang (Bc) dan batang (Bb) (kg).
BS = biomassa sampel/ berat kering konstan (gr)
BBS = berat basah sampel (gr)
BBt = berat basah total organ per pohon. Dalam hal ini berupa berat
basah organ daun (BBd), cabang (BBc) dan batang (BBb) (kg).
Biomassa total per individu pohon merupakan penjumlahan dari biomassa
tiap-tiap organ pohon yang dinyatakan dalam rumus:
Bt = Bd + Bc + Bb
Dimana:
Bt = biomassa total untuk satu individu pohon (kg)
Bd = biomassa organ daun (kg)
Bc = biomassa organ cabang (kg)
Bb = biomassa organ batang (kg)
Selanjutnya biomassa bagian tegakan (batang, cabang/dahan/ranting, dan
daun) diestimasi dengan menggunakan persamaan allometrik:
Y=aX
Dimana:
= variabel bergantung (dependent variable), berupa total biomassa
pohon bagian atas tanah /above ground biomass (batang,
cabang/dahan/ranting dan daun: kg/pohon)
X = variabel bebas (independent variable), berupa diameter batang
pohon (D), atau diameter batang kuadrat kali tinggi pohon (D2.H)
a, b = merupakan konstanta.
Y
13
dimana :
kandungan
biomassa
totalnya
sudah
diketahui
dari
14
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis
falcataria)
(Paraserianthers
Hubungan H dan D
1
1
1
= 0,6816
+
H
D 18
R2
0,8809
1
1
1
= 0,9282
+
H
D 14
0,9139
1
1
1
= 0,9199 1,1 +
H
D 15,2
0,9010
1
1
1
= 0,4444
+
H
D 36
0,9141
1
1
1
= 0,7890
+
H
D 19
0,5643
determinasi (R2) yang diperoleh dari model persamaan diatas berkisar antara 56
91 %, artinya bahwa lebih dari 55 % variasi tinggi pohon kelima jenis tersebut
dapat dijelaskan oleh variabel diameter batang setinggi dada. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa diameter batang setinggi dada merupakan prediktor yang
sangat baik untuk menaksir tinggi pohon jenis mahoni, sonokeling, jati, sengon
dan akasia auri. Dari persamaan-persamaan tersebut juga dapat dijelaskan bahwa
tinggi pohon maksimal yang bisa dicapai untuk jenis mahoni di lokasi penelitian
yaitu hutan rakyat Desa Jatimulyo, Kec. Jatipuro, Kab. Karanganyar adalah 18
meter, jenis sonokeling di Desa Nglanggeran adalah 14 meter, jenis jati di hutan
rakyat Desa Jatimulyo adalah 15,2 meter, jenis sengon di Desa Bateh adalah 36
meter dan jenis akasia auri di Desa Nglanggeran adalah 19 meter. Penyusunan
model dalam bentuk persamaan kurva hiperbolik yang menyatakan hubungan
antara tinggi pohon dan diameter batang setinggi dada telah banyak dilakukan
oleh para peneliti, seperti Yamakura et al. (1986) saat melakukan penelitian di
hutan alam yang sudah mencapai klimaks dengan dominasi species dari famili
16
17
Tabel 1. Berbagai Persamaan Allometrik untuk Menaksir Biomassa Pohon Atas Tanah di Hutan Rakyat
No
Jenis pohon
Biomassa total
(batang, cabang,
dan daun)
Bt =
0,9029(D2.H)0,6840
Jumlah
sampel
pohon (n)
10
1.
Mahoni
(Swietenia
mahagony)
2.
Sonokeling
(Dalbergia latifolia)
Bt =
0,7458(D2.H)0,6394
10
3.
Jati
(Tectona grandis)
Bt =
0,0149(D2.H)1,0835
10
4.
Sengon
(Paraserianthers
falcataria)
Bt =
0,0199(D2.H)0,9296
18
5.
Akasia auri
(Acacia
Bt =
0,0775(D2.H )0,9018
10
Lain-lain
(Others)
Bt =
0,0219(D2.H)1,0102
58
auriculiformis)
6.
Koefisien
determinasi
Keterangan
(R2)
0,9857 Hutan
rakyat
(tegalan
dan
pekarangan) Desa Jatimulyo, Kec.
Jatipuro, Kab. Karanganyar, Jawa
Tengah.
0,8852 Hutan
rakyat
(tegalan
dan
pekarangan) Desa Nglanggeran,
Kec. Patuk, Kab. Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
0,9813 Hutan
rakyat
(tegalan
dan
pekarangan) Desa Jatimulyo, Kec.
Jatipuro, Kab. Karanganyar, Jawa
Tengah.
0,9921 Hutan
rakyat
(tegalan
dan
pekarangan) Desa Bateh, Kec.
Candimulyo, Kab. Magelang, Jawa
Tengah.
0,9578 Hutan
rakyat
(tegalan
dan
pekarangan) Desa Nglanggeran,
Kec. Patuk, Kab. Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
0,8407 Gabungan dari kelima jenis pohon
penyusun hutan rakyat tersebut di
atas (mahoni, sonokeling, jati,
sengon dan akasia auri)
18
4.1. Kesimpulan
1. Perkalian antara diameter batang setinggi dada kuadrat dan tinggi total
pohon (D2.H )
19
4.2. Saran
1. Rumus-rumus allometrik yang terbentuk dalam penelitian ini tergolong
rumusan yang sederhana, mudah diaplikasikan di lapangan dan hasilnya
akurat.
Oleh
karena
itu
masyarakat
atau
berbagai
pihak
yang
20
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 2001. Hutan Dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta.
Azhim, M.T., 2007. Penaksiran Kandungan Karbon Pada Hutan Rakyat Jenis
21
Oohata, S., 1991. A Study to Estimate the Forest Biomass: A Non Cutting Method
to Use the Piled up Data. Bulletin of the Kyoto University Forests No. 63:
23-36
Parresol, B.R. 1999. Assessing Tree and Stand Biomass: A review With Examples
and Critical Comparisons. For. Sci. 45(4): 573-593.
Yamakura, T., Hagihara, A., Sukardjo, S., and Ogawa, H. 1986. Aboveground
Biomass of Tropical Rain Forest Stands in Indonesian Borneo.
22