Anda di halaman 1dari 242
DEP ARE MENS RETNA x6 BOE a al EN Po UMUMAN COS USUMIC tO ES ENS IAs RENGEMR ING AN TASTE HOE aN SSRs EOE CURE RE WE OLR ANRC CEMENT: CLIN TRE GRC ir oe es Ne. 13 BERG EENIS 0 SRT DENIS TENTS KAU TNDONTSEA TAN DENIS REIT ECU TUK NED U ED SS PR MICELI ee eo Ti hay Wee ieee at ence pomemaicat a) : elon by EX DIDEN SENG fac piemibhar Kedalain bavav Intanesia Gee ee Bh de Saowarsyen PIE Borgalod «ia 108m DEPARTEMEN KEHUTANAN Oxf. 812.31 (910) PENGUMUMAN COMMUNICATION PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN (FOREST PRODUCTS RESEARCH AND DEVELOPMENT CENTRE) BOGOR — INDONESIA Nr. 13 BERAT JENIS DARI JENIS-JENIS KAYU INDONESIA DAN PENGERTIAN BERATNYA KAYU UNTUK KEPERLUAN PRAKTEK (Specific Gravity of Indonesian Woods and its Significance for Practical Use) oleh/by OEY DJOEN SENG Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia (Translated into Indonesian) oleh/by Ir. Soewarsono P.H. Bogor (Indonesia) 1990 PRAKATA Oleh Karena banyak rekali permintaan buku Pengumuman No, 46 (1951), tentang : Berat Jenis dari jenis-jenis kayu Indonesia dan pengertian beratnya kayu untuk keperluan praktek”’ (disusun oleh OBJ DJOEN SENG), yang telah lama habis dari persediaan, maka Lembaga Penelitian Hasil Hutan telah menerbitkan cetakan kedua dari pengumuman tersebut sebagai Pengumuman Lembaga Penelitian Hasil Hutan No. 1 Cetakan kedua ini sengaja diterbitkan dalam Bahasa Indonesia, oleh karena dipandang akan lebih bermanfaat dan dapat dipergunakan oleh mereka yang tidak faham Bahasa Asing. Dalam cetakan kedua ini telah diadakan pula beberapa perubahan-perubahan, seperti perubahan nama-nama jenis botanik sebagai akibat dari pemeriksaan kembali dan pembotulan-pembetulan pada determinasi bahan-bahan herbarium yang me- nyebabkan perubahan yang terusmenerus yang tak dapat dihindarkan dalam penggolongan-penggolongan jenis kayu. Demikian pula tambahan-tambahan baru dari contoh-vontoh kayu yang di- kumpulkan sejak tahun 1951 terus-menerus dimasukkan dalam koleksi yang ke- mudian ditentukan berat jenisnya. Tambshan-tambahan ini yang telah dikerjakan ada sebanyak + 2.000 potong yang meliputi 500 jenis botanik dan semuanya dari bahan-bahan yang authentik, sedangkan dari bahan-bahan yang tidak authentik masih harus dikerjakan + 4.000 potong yang meliputi 1.000 jenis botanik, Dengan penambahan-penambahan jumlah contoh kayu dalam tiap-tiap jenis ini akan menyebabkan pula perubahan-perubahan dalam menetapken angka rata-rata dari berat jenisnya. Perlu ditambahkan disini bahwa, penentuan-penentuan berat jenis dengan cara yang lama ini ialah dengan mengukur volumenya dengan xylometer, membutuhkan waktu yang lama, Maka penentuan berat jenis dengan cara ini lambat laun akan dirubah dengan cara A.S.T.M. Committee D-7 (1954) yang ternyata dapat dikerjakan dengan cepat, teliti dan praktis. Akhirulkalam mudzh-mudahan dengan diterbitkannya Pengumuman Lembaga Penelitian Hasil Hutan No. 1 ini akan merupakan sekelumit sumbangan dalam filmu pengetahuan didalam bidang perkayuan dan semoga terpenuhilah kebutuhan akan suatu daftar berat jenis kayu-kayu Indonesia. Bogor, Juli 1964 Direktur Lembaga Penelitian Hasil Hutan R. NIZAR KAMIL KATA PENGANTAR Mengingat banyaknya permintaan terhadap buku Pengumuman Lembaga Penelitian Hasil Hutan No. 1 tahun 1964 tentang Berat Jenis dari Jenis-Jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Beratnya untuk Keperlu- an Praktek, maka Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan me- nerbitkan cetakan kedua dari buku Pengumuman tersebut sebagai Peng- umuman Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan No. 13. Buku tersebut disusun oleh OEY DJOEN SENG dalam bahasa Belanda sebagai Pengumuman No. 46 tahun 1951, kemudian diterjemah- kan kedalam bahasa Indonesia oleh Ir. Soewarsono P.H. pada tahun 1964 dengan harapan agar dapat dimanfaatkan oleh para pembaca yang kurang memahami bahasa Belanda. Dalam cetakan kedua ini, tidak ada perubahan atau penambahan dari cetakan pertama selain penyesuaian dengan ejaan bahasa Indonesia yang telah disempurnakan. Akhir kata mudah-mudahan buku Pengumuman ini dapat memberi- kan sumebangan bagi ilmu pengetahuan bidang perkayuan. Bogor, Maret 1990 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Haro Dr. Nana Supriana Kata Pengantar Isi (Contents) Halaman (page) Preface . vii Ikhtisar . 1 Summary ... ee Rae 1. Arti Kadar air dari kayu pada penentuan Berat Jenis. . .. . 4 Il Hubungan antara Berat Jenis dan sifat-sifat kekuatan mekanik darl kayu.../.:242.5..qeesss ohiaga e+» ert II. Hubungan antara Berat Jenis dengan keawetan kayu. .... 8 1V. Hubungan antara Berat Jenis kayu dengan nilai-bakar dan kwalita arang kayu 12 V. Variasi dari Berat Jenis kayu dalam jenis botani yang sa- TORgharie ec incls. eee eee. coe 18 VI. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya variasi Beret Jeni, 625 nec my eee vs oe 18 1. Umur, 2. Kecepatan tumbuh. 3. Tempat pada tinggi yang berbeda-beda dari batang. 4. Pertumbuhan eksentrik (luar-pusat). 5. Kayu cabang. 6. Terjadinya teras kayu. VII. Pengamatan-pengamatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi variasi Berat Jenis pada jenis-jenis kayu Indonesias © lets sess. veh ay eens weg vs aie 16 1. Kecepatan tumbuh. 2. Tempat pada beberapa tinggi yang berbeda dari pohon. 3. Pertumbuhan eksentrik (uar-pusat). 4. Tempat-tempat permulaan percabangan. 5. Ruang-tumbuh dari pohon. 6. Jenis-jenis pohon de- ngan ukuran-ukuran m a x im um yang kecil. 7. Jenis- jenis pohon dengan ukuran garis tengah yang sangat besar. VIII. IX. XI XII. XIIl. XV. XVI XVII. Jenis botanik dan kwalita kayu........-...-.e-- eee Penentuan Berat Jenis kering udara dari kayu perda- gangan yang masih segar (dolok-dolok)............... Penggunaan kelas-kelas — awet dan — kuat untuk ber macam-macam barang-barang kayu................-- Alat untuk menentukan Berat Jenis; cara bekerjanya dan kecermatannya........... «cscs. ras Keterangan tentang susunan Tabel III dan tentang peng- olahan bahan-bahan keterangan...........+0+e+see08 Keterangan tentang singkatan-singkatan yang dipakai Galery Gantar 1 ccs cscce cceiie = 'rce da oie wirgee tee etre wine Daftar I, Berat Jenis dari Jenis kayu-kayu Indonesia disusun menurut famili, genus, species dan nomor species. Daftar namanama famili dari genera yang disebutkan dalam Dukuini iva as aso ss «cee ares Daftar dari namanama daerah dan nama-nama dalam perdagangan dari jenis-jenis kayu Indonesia. . Daftar pustaka....... 19 20 202 209 233 PREFACE TO THE SECOND EDITION In this second edition of our publication no. 46 of April 1951, the text, for practical reasons, remains unchanged. There are, however, certain alterations and additional data. Due to revised and improved determination of the voucher materials, the names of several wood species are changed and consequently the corresponding specific gravity figures are regrouped and recalculated. New data of the latest collected woodsamples are also included. For skidding and floating purposes an approximation of the specific gravity of freshly cut logs is often needed, especially when a more suitable system of extraction is to be considered. For this reason a new table (A) is inserted from which can be estimated the probable specific gravity of the logs in the green condition if the air-dry specific gravity of the species is already known from the general table (III) of this publication. Table A shows further that the heavy wood species in contrast to the lighter ones are, in the grcen condition, nearly saturated with moisture and that there is a rough correlation between density and degree of saturation ; the lighter woods are léss saturated. There is of course always a wide variation due to differences in texture in the same wood-species or the prevalent climatic conditions. Woods of the intermediate range (air-dry spec. grav. 0,55-0,65) are therefore impredictable whether they will float or sink immediately after felling. In this connection it is of interest to mention from experience that the lighter types of Vatiea spp. (rasak), with a mean air-dry spec. grav. + 0,60, can oat for about one year, but will sink soon after, whereas the lighter types ef Dipterocarpus spp. (keruwing), mean spec. grav. + 0,70, will sink within about three months. The wood of Octomeles sumatrana (benuang), spec. prav. -+ 0,35, speedily loses much of its buoyancy but never sinks completely. For transporting the heavy wood species downstreams the lightweight merantis, spec, grav. + 0,40, are the most common species used as floats. These species lose only little of their buoyancy even after prolonged soaking in water. vii BERAT JENIS DARI JENIS—JENIS KAYU INDONESIA DAN PENGERTIAN BERATNYA KAYU UNTUK KEPERLUAN PRAKTEK (Specific Gravity of Indonesian Woods and its Significance for Practical Use) oleh/by OEY DJOEN SENG Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia (Translated into Indonesian) oleh/by Ir. Soewarsono P.H. IKHTISAR Pengetahuan berat jenis dari jenis-jenis kayu, ada berguna besar, Karena pada beratnya kayu itu, ada tergantung dua sifat yang penting, sifat-sifat mana dipakai sebagai syarat, yang dikehendaki pada waktu membeli atau memakai bahan kayu. Sebagian besar dari kayu Indonesia yang diperdagangkan, akan terpakai untuk bangunan-bangunan. Sifat-sifat yang menjadi pokok syarat ialah : 1. suatu minimum tentang awetnya. 2. suatu minimum tentang kuatnya. Kekuatan mekanis dan juga keawetannya, dalam lingkungan va- riasi keawetan dari suatu jenis atau dari suatu genus, dapat ditaksir dari-berat jenisnya. Selanjutnya berat jenis itu, dapat juga dipergunakan sebagai pe- doman untuk mengetahui kwaliteitnya kayu, untuk bahan bakar, atau bahan buat membikin arang-kayu (arang yang berat dan. yang keras). Pada akhirnya boleh dikatakan, bahwa terkadang dalam beberapa hal pengangkutan kayu didarat atau diair, pengetahuan berat jenis bisa dipakai untuk memilih alat-alat pengangkut atau buat menaksir ongkos muatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi berat jenis ada dise- butkan dan dibandingkan dengan pendapatan-pendapatan tentang jenis-jenis kayu Indonesia. Pun diberi keterangan tentang alat yang dipakai untuk cee kan berat jenis contoh-contoh kayu. ‘Angka-angka berasal dari pendapatan perhitungan batas, yang termuat dalam tabel III, hanya mempunyai harga taksiran kasar, ter- utama dari jenis-jenis kayu, yang mana baru sedikit contoh-contoh- nya dapat terkumpul. 1 SUMMARY. Knowledge of the specific gravity of wood species is of practical value, for to this knowledge are related two important properties of wood, which are of consequence when buying or using this material. As most of the timber brought on the.Indonesian market is destined for building purposes, the following requirements are most important : 1. a certain minimum durability and 2. a certain minimum strength. The mechanical strength and, in a way, also the relative durability of a wood within the specific variation range of a species or genus, can be judged approximately by its specific gravity. This value is moreover useful for the judging of wood for fuel or charcoal burning. Finally, regarding transport of felled timber by land or water, knowledge of the specific gravity may influence the choice of the means of transportation and for the estimation of costs of freight. Factors which influence the cause of variation in specific gravity are given and illustrated with observations made on Indonesian wood species . A description is given of tH apparatus used for the determination of the specific gravity. The data for the probability ranges calculated in table III have only a very rough value, especially in cases where only a few samples were present. TABLE A. Estimation of the specific gravity of green logs of different density. Specific gravity of wood species air-dry (18% MC) Maximum moisture content in 7 of ovendry weight Empirical from Maximum spec. grav. of freshly cut logs calcula- ted from column GB) Theoretical | freshly-cut logs 130 — 170 Inv — 160 115 — 150 110 — 130 105 — 120 95 — 110 90 — 100 85 — 95 80 — 85 15 65 60 4) 0,70 — 0,80 0,75 — 0,90 0,84 — 0,97 0,91 — 1,00 0,98 — 1,05 1,02 — 1,09 1,07 — 1,13 1,12 — 1,18 0,90 >1100 > 650 0 0,90 — 0,60 1100 — 725 650 — 425 IL 0.60 0,40 725 - $00 425 — 300 Iv 0.40 — 0,30 500 — 360 300 — 215 ~ <0,30 <360 <215 Ii. HUBUNGAN ANTARA BERAT JENIS DENGAN KEAWETAN KAYU. Hubungan antara Berat Jenis dengan keawetan kurang berlaku umum dan juga kurang nyata dari pada hubungan antara Berat Jenis dengan kekuatan kayu. Hubungan (korrelasi) itu umum- nya terbaras pada jenis-jenis (species) dalam suatu suku (genus) misalnya pada suku Shorea, Pterocarpus, Artocarpus; kad ang-kadang batas itu diperlu as sampai beberapa suku (genera) dari suatuke- luarga (famili) seperti pada Lauraceae. Hubungan itu tak berlaku pada kayu gubal, sebab pada jenis ka- yu-kayu yang paling awetpun (kelas-awet V) gubalnya lekas busuk. Keawetan yang tinggi dari kayu teras terutama disebabkan oleh zat- zat pengawet yang dibentuk pada waktu terjadinya kayu teras. Dalam hal ini berat kayu dapat bertambah atau tidak. Pertambahan yang besar dari Berat Jenis dijumpai pada Tamar- indus indicus, Elateriospermum tapos, Cluta renghas, Intsia spec. div. dan lain-lain; kayu terasnya jauh lebih berat dari pada kayu gubal. Tetapi pada kebanyakan jenis-jenis kayu hanya terlihat pertam- bahan berat yang kecil saja antara lain Tectona grandis, Shorea spec. div., Michelia spec.; kayu gubal dari jenis-jenis kayu ini agak lebih ringan dari kayu terasnya. Pada beberapa jenis seperti Albizzia falcata tidak terdapat kenaikan berat pada kayu teras; bahkan kayu gubal yang dibentuk pada waktu pohon tua umumnya le bih berat dari pada kayu teras yang dibentuk terlebih dahulu. Meskipun zat-zat yang diendapkan pada pembentukan kayu te- ras pada umumnya sedikit menimbulkan kenaikan berat tetapi zat- zat itu dapat meninggikan keawetannya secara menyolok. Kenaikan keawetan karena proses pembentukan teras itu untuk beberapa jenis kayu tidak sama, seperti temyata dari daftar yang berikut. Kelasawet IB.J. rata-rata] (Durability class) ae Jenis kayu Famiti [Peet Rene (Wood species) | (family) idncgerner or (means. | gubal teras . heartw.) | (apwood) | (heartwood) | *he durability Albizzia faleata Mim. 035 v vv Kurang tetapi nyata Durio spec. Bomb. | 0,70 v Vv sangat sedang Koompassia malaccensis | Caes. 0,95 - ut sedang Michelia velutina Magn. 050 vi I kuat ‘Tectona grandis ver. | 067 v Il sangat kuat Fusideroxylon zwageri | Laur. 1,05 v MA) Istimewa kuat Dari daftar itu juga dapat disimpulkan bahwa umumnya dian- tara jenis-jenis kayu yang berasal dari famili-famili yang berlainan tidak terdapat hubungan antara Berat Jenis dan keawetan kayu. Lain hal- nya jika yang kita pandang kayu yang berasal dari jenis (species) atau suku (genus) yang sama. Kebanyakan kayu-kayu ini tidak menunjuk- kan perbedaan-perbedaan anatomik yang besar, sedang disamping itu banyak memperlihatkan sifat-sifat yang kurang lebih sama. Dalam hal- hal demikian memang ada hubungan yang jelas antara Berat Jenis dan keawetan: dalam batas-batas keawetan yang Khusus dari suatu genus atau dari suatu famili kayu-kayu yang lebih berat kebanyakan lebih awet dari pada kayu yang lebih ringan (2). Tetapi besarnya variabi- litet keawetan ini pada bermacam-macam suku atau famili — dimana terdapat hubungan korelatif — sangat tidak sama (2). Daftar dibawah ini memberikan keterangan tentang hal tersebut diatas (2, 1) 9 Batas bawah dan atas dari Perbedaan Jenis pohon STG ee dalam Genes Berat Jenis elas awet eae 1 2 3 4 Shorea spec. div. (balau, meranti berat dan ringan 120 -0,30 I-1VIV sangat besar Artocarpus spec. div. Q) Genis tampang, nangka, terap) 1,20 -0,13 I-v sangat besar Pterocarpus spec. div. @ | 0940.39 I-m besar Calophyllum spec. div. @ | 1,07 -0,37 n-Iv besar Eucalyptus spec. div. ay | 1,16 -0,39 m-1V besar Tristantia spec. div. a | 125-087 1-m sedang Koompassia spec. div. ay | 119-057 mm -1v sedang Intsia spec. div. (| 1,04 -0,52 1-0 sedang Macaranga spec. div. a) | 0,64 -0,29 IV-v sedang Durio spee. div. a) | 0,91 -0,42 Iv-Ivjv kecil Albizzia faleata a) | 049-024 | IVW-Vv sangat kecil Xanthophyllum spec. div. (1) |1,11 -0,43 v-v tak ada tidak memiliki kayu teras ‘Ochroma spec. div. a) | 0,35 -0,09 v-v tak ada tidak memiliki kayu teras Variasi dalam keawetan khusus dari kayu dari jenis atau suku yang sama dapat disebabkan oleh : a, Perbedaan dalam banyaknyae x tractives. Sampai berapa jauh hubungan dari hal yang disebutkan terakhir itu dengan kenaikan kadar e x trac tives tidak diketahui dengan pasti: analisa yang mendalam akan dapat jmemberi keterangan tentang hal ini. b. Perbedaan dalam k e r ap atan kayu (19, dl. II pp. 59 dan 91). Jenis-jenis kayu yang mempunyai kerapatan yang besar dan juga me- miliki banyak e x trac tive s yang bersifat mengawetkan dapat melawan dengan baik pengaruh-pengaruh luar yang merugikan (pengaruh iklim dan kimia, serangan binatang dan jamur). Jenis-jenis 10 kayu yang ringan (dengan pembuluh-pembuluh yang banyak dan kerap. kali lebar, serabut-serabut berdinding tipis dengan rongga (umina) yang besar-besar mempunyai permukaan landasan yang lebih luas bagi serangan binatang dan jamur dari pada jenis-jenis kayu yang berat. Ternyata tanpa pengaruh mengawetkan dariex tracti- Ves, jadi hanya dari kerapatan kayu saja. Kayu-kayu yang beratpun hanya sedikit dapat memberi perlawanan kepada pembusukan dan serangan serangga umpamanya Xanthophyllum stipitatum (B.J. rata- rata 1,04), Planchonella obovata (B.J. rata-rata 1,01), Tamarindus indicus (B.J. rata-rata 0,84) dan lain-lainnya. Untuk menetapkan keawetan dari kayu dipergunakan keterang- an-keterangan dari etiket flora pohon yang berasal dari bermacam- macam daerah pengumpulan. Keterangan-keterangan ini secara kritis di- cocokkan dengan pengalaman umum dan sifat-sifat kayu dan dari kete- rangan-keterangan literatur. Untuk menggolong-golongkan dalam kelas- kelasnya dipakai sistim yang mvla-mula diciptakan oleh Dr. PFEIFFER dan setelah diubah sedikit kemudian oleh L.P.P.K. (Balai Penyelidik- an Kehutanan) (5,27). Pembagian itu hanya berlaku untuk tanah-tanah rendah tropik, dan tidak termasuk ketahanan terhadap cacing laut, Perumusan itt sebagai berikut:: Umur (dalam tahun) jenis-jenis kayu dari lima kelas-awet pada keadaan yang tereantum dibawah ini : Kelasawet 1 0 m1 Vv v Selalu berhubungan dengan . 4 3 sangat | sangat basah. pendek | pendek + Dibawah pengaruh cuaca dan angin, tetapi dilindungi beberapa | sangat dari kemasukan air dan ke- e i oD tahun | pendek kurangan udara, Dibawah atap, tetapi tidak berhubungan dengan tanah tak tak sangat_ beberapa basah dan dilindungi dari terbatas | terbatas lama tahun | Pendek kekurangan udara, ib Seperti diatas tetapi dipe- linara dengan baik, seperti tak tak tak dicat dengan teratur dan | terbatas | terbatas | terbatas a 2, sebagainya. ar Serangan serangga pada kayu-kayu yang sehat a. Rayap tanah. cepat sangat cepat b. "Bubuk kayu kering IV. HUBUNGAN ANTARA BERAT JENIS KAYU DENGAN NILAI-BAKAR DAN KWALITA ARANG KAYU. Dari percobaan-percobaan ternyata bahwa nilai-bakar dari se- mua jenis kayu tiap kesatuan berat bahan kering mutlak hampir sama. Hal ini berarti bahwa dalam keadaan pembakaran yang sama kemampu- an memberi panas dari kayu bakar yang kering udara tiap kesatuan isi sebanding dengan Berat Jenisnya: makin berat kayu, makin tinggi pula rilai bakarnya. Jadi kwalita kayu bakar dapat ditaksir dari Berat Jenis- nya, Hanya beberapa jenis kayu saja yang merupakan perkecualian antara lain Avicennia, sebab kayu itu dapat lebih dikatakan membara dari pada terbakar (1). Dalam Pengumuman L.P.P.K. No. 18 diikuti pembagian kelas nilai kayu bakar menurut AL VIN J. € OX yang dipakai untuk jenis-jenis kayu Filipina. Klas I. istimewa. B.J. 0.90 dan lebih Klas I, amatbaik. BJ. 0,75—0.90 Klas II. baik. B.J. 0,60—0,75 Klas IV. _sedang. BJ. 0,45—0,60 Klas V. jelek. B.J. kurang dari 0,45 Juga pada arang kayu dapat diketemukan hubungan antara Berat Jenis dan kwalita arang kayu yang diperoleh. Pada keadaan pengarangan yang sama kayu-kayu dengan Berat Jenis yang lebih tinggi akan memberi arang kayu yang lebih keras dan lebih berat pada tiap kesatuan isi dari pada kayu-kayu dengan Be- rat Jenis yang lebih rendah. 12 V. VARIASI DARI BERAT JENIS KAYU DALAM JENIS BOTANI YANG SAMA, Berat Jenis kayu dari pohon-pohon yang berlainan tetapi dari jenis botani yang sama hampir selalu sangat berbeda. Gejala ini baik bagi pedagang kayu maupun bagi pemakai kayu amat tidak menye- nangkan, sebab oleh hal itu tidak saja kekuatan mekaniknya dapat ber- beda banyak tetapi juga keawetannya. Oleh karena itu dalam permintaan kayu dari suatu jenis tertentu tidak dapat dipastikan kualitas kayu (keawetannya) yang hendak diberi- kan. Suatu contoh yang terang adalah Shorea laevifolia. Disini kita men- - jumpai yang ada pada kayu hampir selalu dapat ditentukan jenis kayu- nya. Berat Jenis kayu itu berkisar antara 0.60—1.15, rata-rata 0.91. Disini kelas-kuatnya adalah I dan’kelas awetnya I, tetapi juga, meskipun jarang-jarang, dapat ditemukan kelas kuat II dan kelas awet III. Jadi didalam jenis botani itu dapat ditemukan kayu-kayu dengan kualitas ‘yang sangat bermacam-macam. Variasi yang besar dari Berat Jenis kayu tidak saja dapat terjadi diantara pohon-pohon dan dari jenis yang sama (variasi individuil) tetapi juga antara bagian-bagian pohon dari pohon yang sama (variasi sebagian/parsiil). Jika variasi individuil dapat sangat besar (nilai ter- besar dan terkeciInya kadang-kadang dapat menyimpang lebih dari 45% dari nilai rata-ratanya, seperti halnya pada Shorea . laevifolia) maka variasi sebagian/parsiil ini biasanya kurang luas, tetapi pada jenis- jenis kayu yang ringan kadang-kadang dapat sangat besar. Simpangan sampai 30% dari nilai rata-rata batang kayu dijumpai pada Ceiba cari- baea, Octomeles sumatrana, Albizzia falcata, dan lain-lain. (1). VI. FAKTOR—FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA VARIASI BERAT JENIS. Penyelidikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya variasi Berat Jenis ini di Indonesia masih sedikit sekali dilakukan. Oleh karena itu sebagai perbandingan haruslah diambil hasil-hasil yang telah diterbitkan oleh penyelidik-penyelidik diluar negeri. Sebagai faktor- faktor yang dapat mempengaruhi itu dapat disebutkan : 1. Umur. Kerapatan kayu dari bagian terluar dari batang kebagian tengah (diukur pada kepingan batang (stamschijven) tergantung dari umur pada waktu terbentuknya kayu: pada umur yang lebih tua dibentuk kayu yang lebih berat dari pada usia yang lebih muda (19, jilid I p. 45; 9, p. 105 — 127; 26, p. 134). TURNBULL telah memberikan grafik jalannya Berat Jenis dari Pinus patula dan Pi- 13 nus insignis, dimana berat kayu bertambah dari pusat kebagian terluar (keliling) dari batang (25, p. 8 — 12). TRENDELENBURG memberikan contoh-contoh dari jenis- jenis kayu Eropa, dimana Berat Jenis menurun apabila umur po- hon makin tinggi: Fagus silvatiea, Quercus spec. Pada Pinus sil- vestris dan Picea excelsa Berat Jenisnya masing-masing naik sam- pai umur 40 dan 105 tahun, setelah itu Berat Jenis kedua kayu itu turun dengan meningkatnya usia pohon (24, p, 298 — 500). Kecepatan tumbuh. Kayu-kayu yang tumbuhnya cepat membentuk lingkaran tumbuh (lingkaran tahun) yang lebar, ter- utama pada waktu masih muda. DEN BERGER menetapkan pada jati, bahwa penambahan lebar lingkaran tumbuh yang lebih dari 5 mm menunjukkan penurunan Berat Jenis. Juga pada per- tumbuhan yang sangat lambat memperlihatkan penurunan berat, sebab pada jenis-jenis kayu yang berpori tatadingkar (ring-porous woods) seperti pada jati dalam lingkarandingkaran tumbuh yang sangat sempit dibentuk lebih banyak pembuluh (vessels) dan pa- renkim (parenchyma cells) dari pada serabut dan oleh karena itu kayu menjadi kurang padat (compact). L I M A Y E (15) di India mendapatkan pada jati, bahwa beberapa sifat-sifat kekuatan dari kayu mempunyai nilai yang terbesar apabila lebar. lingkaran tumbuh ada 4 — 5 mm; pada lebar lingkaran tumbuh yang lebih kecil kekuatan itu berangsur-angsur berkurang, sedang lingkaran tumbuh yang lebih lebar penurunan kekuatan itu berjalan cepat. Disamping itu terdapat suatu gejala yang atnat aneh dimana kayu bih berat dari hutan alam dengan Berat Jenis + 0,61 i angka-angka yang hampir sama dengan yang lebih ringan dengan Berat Jenis 0,57 tetapi berasal dari hutan tanaman, Pada kayu ash (Fraxinus excelsier) dan kayu oak (Quercus sp.) Be- rat Jenisnya akan turun jikale bar lingkaran tumbuh lebih dari 6 mm dan kurang dari 2.5 mm (24, pp 284). Disini dapatleh disimpulkan bahwa pada umumnya Jenis-jenis kayu-kayu yang berpori-tata-lingkar akan memperoleh kayu yang terberat padapertumbuhan yang relat i {cepat. Pada jenis-jenis kayu — daun (hardwoods) de- ngan pori-pori yang tersebar rata (diffuse porous woods) lebarnya lingkaran tumbuh merupakan petunjuk yang ku- rang dapat dipercaya bagi Berat Jenis, sebab hasil-hasilnya sangat berubah-ubah (Alnus glutinosa dan Fagus silvatica, 24, p. 285). Tetapi pada jenis-jenis ini dalam kebanyakan hal dijumpai keadaan dimana pada pertumbuhan yang lambat dibentuk lingkaran— lingkaran tumbuh yang sangat sempit disertai dengan Berat Jenis 14 yang rendah. Dari hasil-hasil sementara yang dapat dikumpul- kan diperoleh petunjuk-petunjuk yang menyatakan bahwa apa- bila dikehendaki suatu kayu yang baik — jadi suatu kwalitas be- rat — diperlukanpertumbuhan yang relatif ‘ce- p a t. Pada jenis-jenis kayu jarum (softwoods, conifers) Berat Je- nisnya lebih dipengaruhi oleh perbandingan kayu awal (early- wood, springwood) dan kayu akhir (latewood, summerwood) dalam lingkaran tumbuh (17, p. 12). TRENDELENBURG menunjukkan dalam suatu grafik, bahwa pada beberapa kayu konifer (conifers) kayu-kayu dengan lebar lingkaran tumbuh dari + 1 mm memiliki Berat Jenis yang tertinggi (24, p. 282 — 283). Pada kayu-kayu dengan lingkaran tumbuh yang sangat lebar atau sangat sempit Berat Jenisnya turun. Pada umumnya kerapatan dan kekuatan yang optimum dicapai pad@apertumbuhan yang relatif lambat,di- mana kayu awal dibentuknya lebih sedikit dan kayu akhir lebih banyak (17, p. 12). Tempat pada tinggi yang berbeda-beda dari batang. Dari beberapa jenis-jenis kay Eropa TRENDELENBURG memberikan pembahasan dan penjelasannya dengan grafik dari beberapa_macam jalannya grafik Berat Jenis dari pangkal (pokok) pohon sampai kepuncak : O ak dan b ee c h mempunyai jalan grafik yang hampir sama; Berat Jenisnya sedikit menurun dari pangkal kepertengah- an tinggi batang-dan kemudian naik lagi dan pada puncak pohon Berat Jenis itu mempunyai nilai yang sama dengan yang ada di- pangkal, Berat Jenis kayu padaPicea excelsahampirme- miliki angka yang sama pada semua tinggi. PadaPinus sil- ves tris Berat Jenisnya menunjukkan penurunan yang berang- sur-angsur cepat dari pangkal ketinggi + 10 m dan kemudian tu- run lagi dengan lambat sampai kepuncak. Berat Jenis kayu pada Alnus glutinos a berkurang sedikit dari pangkal sampai tinggi 3 m, kemudian pada tinggi 7 m sama lagi dengan Berat Je- nis pada pangkal: tetapi diatas tinggi itu naik lagi dengan kuat se- hingga perbedaan berat ujung bawah dan ujung atas dapat sangat besar (24, p. 295 — 298). Dari yang telah dibicarakan tadi nya- talah bahwa. dalam hal ini terdapat perbedaan-perbedaan yang besar diantara jenis kayu yang satu dengan yang lain. Pertumbuhan eksentrik (luar-pusat), ERICKSON (9) mendapatkan beberapa petunjuk pada Liriodendron tulipi- 15 fera bahwa kayu pada bagian dengan jari-jari terkecil dari penam- pang lintang batang menunjukkan kecenderungan untuk memi- liki Berat Jenis yang lebih tinggi dari pada kayu yang terletak pada bagian yang berhadapan dari hati pohon yang sama. 5. Kayu Cabang., Pada umumnya pada Pinus silvestris dan Picea excelsa baik kayu cabang maupun kayu yang terdapat pada permulaan pereabangan memiliki Berat Jenis yang lebih tinggi da- ri pada bagian-bagian lain dari pohon (24, p. 265). 6. Terjadinya teras kayu. Pada umumnya oleh proces terjadinya teras Berat Jenis kayu kurang lebih bertambah (19, jilid II, p. 47), sebab beberapa zat-zat infiltrasi (extractives) ini memiliki Berat Jenis yang tinggi dan tidak saja diendapkan pada dinding-dinding sel tetapi juga pada rongga-rongga sel. VII. PENGAMATAN—PENGAMATAN TENTANG FAKTOR—FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VARIASI BERAT JENIS PADA JENIS—JENIS KAYU INDONESIA. Untuk dapat menguji kebenaran dari keterangan-keterangan yang telah diuraikan diatas pada kayu-kayu Indonesia, maka menurut bagan yang telah ditentukan telah dibuat sejumlah besar blok-blok kayu ke- cil yang letaknya berdekatan satu sama lain pada 30 keping-keping ba- tang (= stamschijf, potongan-potongan melintang dari batang kayu de- ngan tebal yang kurang dari % diameter batangaya sendiri. Pent.) yang semuanya berasal dari 15 jenis kayu. Berat Jenis blok-blok kecil ini ke- mudian ditentukan untuk menyelidiki variasi dan jalannya grafik pada beberapa tempat yang berbeda dari keping batang. Dalam garis be- sarnya hasil-hasilnya sesuai dengan yang diketemukan diluar negeri. Dibawah ini dicantumkan beberapa keistimewaan dan penyim- pangan-penyimpangan dari yang sudah disebutkan. i. Kecepatan tumbuh. Padajenis-jenis kayu yang tumbuh- nya cepat seperti Ochroma grandiflora, Albizzia falcata, Michelia champaca, Maesopsis eminii, Ceiba caribaea dan lain-lainnya, Berat Jenisnya bertambah secara teratur dan jelas dari tengah ke- tepi (peripherie); pada jenis-jenis ini pengaruh umur pohon pada Berat Jenis tak dapat disangsikan lagi. Pada po h on - p o- hon yang kurang cepat tumbuhnyaseperti jati, penambahan Berat Jenis ini dari tengah kebagian luar (ke- tepi) kurang jelas; jalannya selalu bergoyang sebagai akibat keada- an-keadaan tumbuh yang selalu berubah (lingkaran-lingkaran 16 tumbuh yang lebar dan sempit). Jika dalam memberi pertimbang- an ini juga diperhatikan lain-lain faktor (faktor yang mengganggu) maka juga pada kebanyakan jenis-jenis ini masih dapat dikenal pengaruh umur pada Berat Jenis. Tempat pada beberapa tinggi yang ber- beda dari pohon, Dari beberapa penentuan pada beberapa batang Hevea brasiliensis, Albizzia falcata, dan Quercus teysmanii tidak nyata, bahwa kayu-kayu dari bagian bawah dari batang (pohon) lebih berat dari pada bagian atas dari batang atau sebalik- nya. Untuk sementara dapatlah dianggap, bahwa pada jenis- jenis ini variasi Berat Jenis dalam arah memanjang dari batang ti- dak perlu diperhatikan. Pertumbuhan eksentrik Ginlatspueee), Pada beberapa jenis kayu seperti Tectona grandis, Hevea brasiliensis, Albizzia falcata dan Pterocarpus indicus kerapkali terdapat, bah- wa Berat Jenis kayu pada bagian dengan jari-jari terpendek dari keping-keping batang yang hatinya terletak eksentrik rata-rata le- bih tinggi dari pada Berat Jenis kayu pada fihak yang letaknya berlawanan dari hati, dan dalam keadaan ini kebanyakan diben- tuk lingkaran tumbuh yang sangat lebar pada bagian kayu yang disebutkan terakhir tadi. Tempat-tempat permulaan percabangan. Pada Albizzia falcata, Quercus teysmannii, Gluta renghas, Shorea javanica, Tectona grandis, Melia dubia, Alseodaphne spec. telah ternyata dari pengamatan, bahwa memang betul Berat Jenis kayu pada tempat-tempat yang dekat dengan mata kayu menunjukkan angka-angka yang dapat lebih besar dari pada bagian-bagian ba- tang yang tak bermata kayu. Ruang-tumbuh dari pohon, Pohon-pohon yang berasal dari hutan alam yang lebat kebanyakan mempunyai ling- karan-lingkaran tumbuh yang disekitar empulur (pith, merg) dengan Berat Jenis yang lebih tinggi dari pada pohon-pohon yang berasal dari tanaman, kebun-kebun atau tempat-tempat yang terbuka, Perbedaan berat ini terutama sebagai akibat dari perbe- daan kecepatan tumbuh yang disebabkan karena perbedaan r u- ang tumbuh dan banyaknya sinar matahari selama masa muda. Pada pertumbuhan yang cepat diwaktu muda lingkaran tumbuh- Bh nya sangat lebar, tetapi Berat Jenisnya kayu sangat rendah. Mung- kin sekali serabut-serabut kayu dan sel-sel bertambah besar seca- ra luar biasa, tetapi karena membentuk tebalnya dinding sel- sel selama pertumbuhan yang cepat tokh relatif dinding-dinding sel tetap tipis. 6. Jenis-jenis pohon dengan ukuran-ukuran maximum yang kecil. Padajenis-jenis kayu yang tum- buhnya lambat yang tidak mencapai ukuran-ukuran tebal yang besar, maka baik variasi individuil dalam Berat Jenis dari species Genis) maupun variasi parsiil (sebagian) dalam Berat Jenis dari satu pohon relatif kurang, hal mana menyebabkan kwali- tas kayu lebih teratur (Pemphis acidula, Murraya paniculata, Santalum album dan lain-lain). 7. SJenis-jenis pohon dengan ukuran garis tengah yang sangat besar. Padajenis-jenis pohon, yang dapat mencapai ukuran-ukuran yang besar dan juga relatif dapat tumbuh dengan cepat, Berat Jenis pada kelas-kelas diame- ter yang lebih kecil menunjukkan variasi yang jauh lebih besar dari pada kelas-kelas diameter yang lebih tinggi; hal ini disebabkan karena pohon-pohon dari kelas diameter yang lebih kecil dapat jauh berbeda umumya satu sama lain, sedang ukuran tebal yang sangat tinggi misalnya 100 cm hanya dapat dicapai oleh pohon- pohon yang dapat tumbuh dengan agak cepat dan teratur pada tempat-tempat tumbuh yang baik. Dalam keadaan yang terakhir ini pohon-pohon yang tumbuhnya lambat akan mati, sehingga perbedaan umur menjadi kurang besar. Demikian misalnya pada Shorea laevifolia pada suatu pengumpulan yang terdiri dari 104 pohon kelas diameter 40 cm Berat Jenisnya terletak antara 0.60 sampai 1.15 (rata-rata 0.91). Penyimpangan kefihak yang berat dan ringan berjumlah kurang lebih 32% dari nilai rata-rata. Dalam kelas diameter 90 cm Berat Jenisnya berkisar antara 0.90 sampai 1.06 dengan rata-rata 0.99; disini penyimpangan kefihak yang berat dan ringan hanya 5% dari nilai rata-rata. Selanjutnya juga terlihat adanya kecenderungan dari Berat Jenis rataxata un- tuk bertambah besar dengan makin besarnya diameter sampai 100 cm, setelah itu Berat Jens cenderung untuk turun. Angka-angka dari Berat Jenis rata-rata itu adalah sebagai berikut (lihat juga Grafik no. 1). Kelas diameter dalamem 30 40 50 60 70 80 90 100 110. Berat Jenis 0.81 0.86 0.91 0.94 0.97 0.98 0.99 0.985 18 VIIL JENIS BOTANIK DAN KWALITA KAYU. Jika kita menghendaki sejenis kayu dengan kwalita tertentu maka tidaklah cukup apabila hanya disebutkan jenis botaniknya saja, Karena kayunya masih sangat berbeda-beda sifatnya.) Pada jenis bo- tanik yang sama baik kekuatan maupun keawetan masih dapat ber- beda-beda (bervariasi) sekali, Dengan menetapkan batas-batas tertentu bagi Berat Jenis dantuntutan akan kayu terasyangsem- purna maka dapat dijamin sifat-sifat kwalita yang diingini dengan le- bih baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan beberapa contoh yang ber- ikut. Misalkan kita ingin mempunyai kayu cempaka dengan kwalita yang baik, jadi dari kelas-awet Il. Berat Jenis kayu ini berkisar antara 0,30 — 0,70 dengan rata-rata 0,55. Sekarang jika kita tetapkan Berat Jenis minimum 0,45 dan disamping itu ditentukan bahwa kayunya ha- rus cukup berteras maka tak akan ada kemungkinan terjadi penyerahan kayu-kayu berkwalita rendahan yang berasal dari pohon-pohon yang muda dan tumbuhnya cepat dan oleh karena itu terlalu ringan dan tak cukup berteras. Suatu variasi yang lebih kuat dalam dari kwalita kayu dijumpai pada Eucalyptus deglupta. Disini kita mempunyai kayu teras dari po- hon yang muda dengan Berat Jenis 0,39, kelas-kuat III/IV, kelas-awet IV/V dan kayu teras berasal dari pohon-pohon yang besar lagi tua de- ngan Berat Jenis maximum 1,01, kelas-kuat I, kelas-awet II. Jika kita tidak ingin mengambil risiko untuk menerima kayu dengan kwalita yang kurang dari yang diinginkan, maka disini perlu ditetapkan dengan cermat Berat Jenisnya dan juga derajat p ene rasanny a (graad van verkerning) dari kayu yang akan diserahkan. Jadi, nyatalah, bahwa jenis botani saja tidak dapat menjamin akan kwalita kayu. Disini mash perlu sekali lagi diminta perhatian, sebab praktek telah menunjuk- kan bahwa berulang-ulang telah terjadi suatu pengertian yang salah tentang hal itu dan selalu dapat menimbulkan kekecewaan dan ke- rugian uang bagi pemakai kayu. TX. PENENTUAN BERAT JENIS KERING UDARA DARI KAYU PERDAGANGAN YANG MASIH SEGAR (DOLOK—DOLOK). Kebanyakan kayu-kayu yang diperdagangkan memiliki bentuk dolok yang belum ditarah, bahkan kulit kayunya kadang-kadang masih melekat. Kayu itu masih banyak mengandung air dan oleh ka- rena itu masih berat. Jika kita hendak menentukan Berat Jenis kering udaranya maka dapat dikerjakan sebagai berikut : 19 Pada ujung dolok kita gergaji suatu keping setebal kira-kira 10 cm. Pada keping ini janganlah ada mata-mata kayu atau tanda-tanda dari bekas tempat percabangan yang dahulu. Setelah itu kita buat dua garis yang tegak lurus satu sama lain pada bidang gergajian itu yang me- lalui hati (empulur). Disamping itu harus dijaga sedapat mungkin salah satu garis itu berimpit dengan diameter terpendek dari keping itu se- dang garis lainnya dengan diameter yang terpanjang dari keping yang sa- ma. Kemudian sepanjang kedua garis itu kita gergaji papan-papan se- tebal kurang lebih 0,5 cm yang letaknya sebelah menyebelah dengan titik persilangan garis. Papan-papan kecil ini kita ketam dan dibuat siku- siku, isinya kita ukur dengan cermat sampai mm. Beratnya ditentukan dengan teliti sampai gram, misalnya dengan mempergunakan timba- ngan surat. Setelah itu papan-papan kecil tersebut setiap hari dikering- kan dengan sinar matahari sampai beratnya tetap (selama kurang le- bih satu minggu). Maka papan-papan itu menjadi apa yang disebut k ering udara. Berat papan dalam gram dibagi dengan volume (isi) basah memberikan nilai Berat Jenis yang sedikit lebih rendah. Sebab kayu akan menyusut selama proses menjadi kering, akibatnya isi kayu dalam keadaan kering udara dihitung terlalu besar. Pengukur- an yang teliti setelah kayu menjadi kering kebanyakan tidak mungkin lagi, sebab kayu sudah bengkok dan mencong atau kadang-kadang ma- Jahan sangat retak. Penentuan isi yang teliti ini diperbaiki dengan me- naikkan 5% pada Berat Jenis yang diperoleh. Berdasarkan angka-angka percobaan susut dari banyak macam-macam jenis kayu dapatlah dite- tapkan bahwa angka pembetulan 5% itu sudah cukup cermat. Hasil rata-rata dari empat papan-papan kecil tersebut memberikan angka Be- rat Jenis dari seluruh batang. X, PENGGUNAAN KELAS—KELAS AWET DAN — KUAT UNTUK BERMACAM—MACAM BARANG—BARANG KAYU. Dalam beberapa publikasi tentang kayu sering dipakai kata k e- las-awet, kelas-pakai dan kelas-nilai. Ketigaisti- lah tersebut kerapkali dikacaukan satu sama lain, sebab dalam keada- an tertentu pengertian-pengertian itu saling menutup. Tentang penger- tian kelas-awet telah diberikan batasan yang cermat pada halaman 16. Yang dimaksudkan dengan kelas-pakai adalah pemakaian kayu untuk bangunan dimana kekuatan dan keawetan merupakan sifat-sifat utama yang berlaku. Disini tak diperhitungkan lain-lain sifat yang mengun- tungkan maupun merugikan atau mempunyai arti istimewa untuk tu- juan pemakaian yang khusus, misalnya sifat pengerjaan, kecenderung- _ an untuk pecah, susut dan pelong (trekken), kekenyalan yang isti- 20 mewa, kerapuhan, sifat dapat dilengkungkan, gaya pegas dan lain-lain. Pada penjabaran kelas-pakai dari kekuatan dan keawetan maka ke- awetanlah yang menentukan, sehingga sebenarnya hanya keawetan yang dipakai. Hal ini ternyata dari kombinasi yang berikut : kelas-awet I I WM mM Iv iviwoviv kelas-kuat II I tf I I I ba v6 - kelas-pakail 2 M2 MW MW Iv IW WvVov ov Kelas-awet. Tergantung dari keawetannya pada umumnya jenis-jenis kayu dapat dipakai untuk tujuan-tujuan yang berikut: I dan I untuk bangunan-bangunan berat, selalu berhubungan dengan tanah basah dan/atau cuaca dan angin. IM untuk bangunan-bangunan berat dibawah atap, tidak ber- hubungan dengan tanah basah. iV untuk bangunan ringan dibawah atap. V__ untuk pekerjaan-pekerjaan yang tak kekal. Istilah k e 1 as -nilai (nilai perdagangan) meliputi pengertian yang lebih luas dari pada kelas-pakai, sebab pada penentuan nilai ini masih diperhitungkan lebih banyak faktor-faktor tambahan dari pada kelas-pakai, misalnya kebiasaan dan kesukaan pemakai, keadaan se- tempat dan waktu tertentu. Pada suatu tempat suatu jenis kayu men- dapat penghargaan yang tidak sama dari pada ditempat yang lain ber- hubung dengan adanya lainlain jenis kayu, yang mana menjadi lebih terkenal karena banyak dipakai, Pada tempat-tempat yang terdapat kurang alat-alat pengangkutan atau dalam waktu-waktu banyak keku- rangan kayu jenis-jenis kayu dalam hubungannya satu sama lain men- dapat penghargaan yang berlainan dari pada tempat-tempat yang ba- nyak dan lebih murah pengangkutannya atau dalam periode-periode produksi tinggi dan kebutuhan sedikit. Seperti telah disebutkan dimuka, kelas awet dapat berjalan seja- jar dengan kelas-pakai dan kelas nilai, tetapi hal ini dapat pula berlain- an. Jika tak ada persesuaian maka untuk kayu-kayu pertukangan dan bangunan kebanyakan keawetan dan kekuatanlah yang merupakan si- fat-sifat yang terutama dalam penentuan nilai-pakai yang relatif (nisbi). Hanya untuk tujuan pemakaian yang istimewa seperti pembuatan pulp atau pembuatan alat-alat olah-raga dan sebagainya lain lain tuntutan- lah yang menentukan. Karena pengertian kelas-pakai dan kelas-nilai ini sangat dipenga- ruhi oleh bermacam-macam keadaan-keadaan yang berubah-ubah yang sifatnya setempat, maka oleh L.P.P.K. istilah-istilah tersebut sudah tak dipakai lagi dalam Klasifikasi kayu. 21 a Fig. No. 1 SHOREA LAEVIFOLIA ENDERT Hubungan-sifat antara diameter (urour) pohon dan veriasi dari beret jenienya kayu Relation of the diameter (age) and the variation of the specific gravity. no Taal os eee 0.99) Berat jenis (Specific gravity). a a 90 8H KO 5 ay oo cm ameter pohon (stemdiameter). XI. ALAT UNTUK MENENTUKAN BERAT JENIS; CARA. BEKERJANYA DAN KECERMATANNY A. Pada penentuan Berat Jenis telah dipakai cara yang biasa yaitu dengan jalan membagi berat kering udara dengan volume (isi) kering udara. Kayu yang kering udara masih mengandung air kurang lebih Alat untuk menetapkan volume dari contoh-contoh kayts. Apparatus for determination of the volume of the wood specimens. 23 15%, bagi daerah-daerah yang kering 12%, sedang un- tuk daerah-daerah yang ba- sah dapat mencapai 18%. Dari kurang lebih 35000 contoh kayu ditentukan isi- nya. Contoh-contoh kayu ini berbentuk prisma kecil dengan bidang dasar dan atasnya berbentuk trape- sium. Tinggi prisma kurang lebih ada 6% cm, panjang sisi terpanjang dari bidang dasar kurang lebih 4% cm, sisi terpendek 2 cm, jarak antara sisi-sisi yang sejajar dari bidang dasar 4 cm, isinya kurang lebih 115 em’. Untuk mengukur isi telah dirancangkan suatu alat dengan derajat kecer- matan yang cukup. Alat itu terdiri dari bejana dari ka- leng (a) yang berbentuk bumbung (torak, | silinder) dengan diameter 8 cm, yang pada setiap pengukuran isi dipenuhi dengan air. Bagi- an atas dari bejana ini ter- dapat corot pembuangan (b) untuk menyalurkan ke- lebihan air kegelas ukuran (f). Untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpang- an yang tak diharapkan pada pengukuran isi maka haruslah dipakai gelas ukur- - an dari model kecil dan dengan isi kurang lebih 150 cm*. Disebelah kiri bejana terdapat tiang (c) diatas mana terletak contoh kayu (h) yang hendak ditenggelamkan dalam bejana (a). Antara tiang dan be- jana terdapat suatu gandar atau pengumpil (e) yang hanya dapat ber- putar dalam arah horisontal saja dan dapat digeserkan naik turun sepanjang sumbu tegak (vertikal) d. Lengan pengumpil yang panjang pada bagian bawahnya dilengkapi dengan suatu jarum panjang verti- kal (g) yang kaku, dengan mana contoh kayu yang terletak diatas tiang (c) itu ditusuk dan dapat ditenggelamkan dalam bejana (a) yang telah diisi air secara berangsur-angsur. Penentuan ini bagi kayu-kayu yang berat dan keras hanya mem- beri sedikit kesulitan. Sedang bagi kayu-kayu yang ringan dan sarang (berpori) karena terisapnya air kedalam contoh kayu maka banyaknya air yang keluar dari bejana akan lebih sedikit dari pada isi contoh kayu yang sebenarnya. Dengan menenggelamkannya berulang-ulang akan ter- jadi penjenuhan sementara pada contoh kayu. Pembacaan akan diang- gap benar, jika dua penentuan memberi hasil yang sama. Pada pelak- sanaan percobaan itu harus pula diperhatikan beberapa faktor-faktor yang sedikit kurang penting (air adhesi pada gelas ukuran dan pada contoh kayu). Hal ini dapat menimbulkan ketidak-cermatan, tetapi praktek menunjukkan sampai berapa perlunya tiap-tiap kali menghi- langkan air adhesi itu agar dapat bekerja secara cepat tetapi cukup teliti. Pada pengujian cara ini temyata hanya memberikan penyimpang- an paling besar 1 prosen volume. Hal ini berarti bahwa untuk kayu- kayu yang ringan penyimpangan tersebut praktis tak berpengaruh atas pendapatan. Pada jenis-jenis yang lebih berat dari 0,75 selisih mak- simal hanya 0,01. Jadi alat tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan sudah cukup baik untuk dapat dipergunakan. XII. KETERANGAN TENTANG SUSUNAN TABEL I] DAN TENTANG PENGERJ AAN BAHAN—BAHAN KETERANGAN. Daftar Berat Jenis disusun menurut abjat keluarga (famili) po- hon, genus (suku) dan species (jenis) dan species-species yang belum mendapat nama menurut nomor. Kayu teras dinyatakan dengan x. Untuk jenis-jenis kayu yang sedikit membentuk kayu teras dinya- takan dengan (x). Kayu gubal ditandai dengan o. Bagi jenis kayu yang membentuk kayu teras hanya diberikan kayu teras saja, sebab kayu gubalnya praktis tak mempunyai harga. Lebih-lebih selisih Be- rat Jenisnya hanya sedikit dengan kayu teras. Tetapi jika kayu teras- nya jauh lebih berat dari kayu gubal maka kedua-duanya disebutkan dalam tabel. Jenis-jenis kayu yang tak pemah membentuk kayu teras, 24

Anda mungkin juga menyukai