Anda di halaman 1dari 3

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya.

Hampir setiap daerahnya mempunyai hasil sumber daya alam yang berbeda.

Seperti Pulau Sulawesi yang khas dengan tambang nikel dan aspalnya, Pulau

Papua khas dengan emasnya, dan Pulau Sumatera yang khas dengan sawitnya dan

kota-kota lainnya. Sumber daya lain yang tidak kalah besarnya dalam

menyumbangkan pemasukan bagi negara, yaitu sumber daya hutan. Saat ini

sebagian pendapat beranggapan bahwa hutan merupakan sumber daya yang tidak

terlalu menguntungkan dalam menghasilkan pendapatan bagi negara (Idris, dkk.

2013).

Hutan merupakan tempat penyimpanan dan emisi karbon. Di permukaan

bumi ini, kurang lebih 90% biomassa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok

kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah), hewan, dan jasad renik

(Arief, 2005) dalam (Sunaryanto, 2013). Biomassa ini merupakan tempat

penyimpanan karbon dan disebut rosot karbon (carbon sink).

Penghitungan biomassa merupakan salah satu langkah penting yang harus

diketahui dan dilakukan dalam sebuah kegiatan atau proyek mitigasi perubahan

iklim di sektor kehutanan. Kegiatan yang bertipe substitusi karbon tidak

memerlukan penghitungan biomassa. Jenis-jenis kegiatan lainnya seperti

pencegahandeforestasi, pengelolaan hutan tanaman dan agroforestry memerlukan

penghitungan biomassa (Sutaryo, 2009).

1
Saat ini sumber informasi cadangan karbon yang komprehensif diberbagai

tipe hutan dan penggunaan lahan masih terbatas. Referensinya tersebar di berbagai

publikasi, sehingga belum terintegrasi di tingkat nasional maupun sub nasional. Di

sisi lain, informasi cadangan karbon dan faktor emisi diperlukan oleh berbagai

entitas, baik lembaga pemerintah di pusat dan daaerah, lembaga non pemerintah

maupun lembaga lain sebagai praktisi mitigasi perubahan iklim (Rochmayanto,

dkk. 2014).

Kemiri (Aleurite smoluccana) adalah salah satu pohon serbaguna yang sudah

dibudidayakan secara luas di dunia. Berdasarkan berbagai sumber, kemiri

merupakan jenis asli Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan ke kepulauan

Pasifik sejak zaman dahulu. Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak

penamaan lokal diantaranya, kembiri, gambiri, hambiri (Batak), kemili (Gayo),

kemiling (Lampung), buah kareh (Minangkabau, Nias), keminting (Dayak),

muncang (Sunda) dan miri (Jawa). Hampir semua bagian dari pohon kemiri

seperti daun, buah, kulitkayu, batang, akar, getah dan bunganya dapat

dimanfaatkan. Pemanfaatannya untuk obat-obatan tradisional, penerangan, bahan

bangunan, bahan pewarna, bahan makanan, dekorasi maupun berbagai kegunaan

lain (Heyne, 1987).

Desa Uwemanje merupakan salah satu desa yang memiliki hutan kemiri yang

cukup luas hingga sekarang pengelolaan hutan kemiri masih dilakukan oleh

masyarakat guna menambah penghasilan perekonomian mereka. Hutan kemiri di

desa Uwemanje juga mempunyai keunikan tersendiri dimana dibawah tegakannya

ditumbuhi tumbuhan bawah sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai

2
biomassa dan cadangan karbon tumbuhan bawah pada tegakan kemiri (Aleaurites

moluccanus (L) Willd.) di desa Uwemanje kecamatan Kinovaro kabupaten Sigi

Sulewesi Tengah.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa besar biomassa dan

cadangan carbon tumbuhan bawah pada tegakan kemiri di desa Uwemanje

kecamatan Kinovaro kabupaten Sigi.?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biomassa dan cadangan karbon

tumbuhan bawah pada tegakan kemiri di desa Uwemanje kecamatan Kinovaro

kabupaten Sigi.

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

acuan dan informasi mengenai biomassa dan cadangan karbon tumbuhan bawah

pada tegakan kemiri di desa Uwemanje kecamatan Kinovaro kabupaten Sigi.

Anda mungkin juga menyukai