PENDAHULUAN
yang merupakan salah satu ekosistem yang mempunyai ciri khas dipengaruhi oleh
ekosistem darat dan laut. Hutan mangrove ini mempunyai spesifikasi terutama
dilihat dari segi morfologis tumbuhan yang mempunyai perakaran yang khas,
yang menyebabkan hutan mangrove ini mempunyai fungsi dan manfaat yang
sangat penting, antara lain sebagai tempat breeding jenis-jenis hewan laut seperti
ikan dan udang, mencegah dan mengurangi terjadinya intrusi air laut ke daratan,
serta menahan abrasi air laut. Selain itu, mangrove juga menghasilkan berbagai
produk yang berguna antara lain : (1) Tannin, pestisida, bahan celup dan bahan
kimia yang disuling dari kulit kayunya, (2) Buah dari berbagai spesies untuk
persediaan makanan, dan (3) Getahnya untuk memproduksi gula dan alkohol
merupakan lingkungan yang khusus karena dibutuhkan oleh hampir 80% dari
seluruh jenis ikan laut yang dimakan manusia. Selain fungsi hutan mangrove
tersebut, terdapat beberapa peran dari hutan mangrove antara lain : (1)
menyediakan berbagai hasil hutan, misalnya kayu bakar, arang, bahan baku pulp
dan kertas, bahan penyamak kulit, bahan bangunan, bahan perahu dan bahan baku
alat kontrasepsi Keluarga Berencana, (2) berfungsi sebagai pelindung alami yang
paling kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai (abrasi), perembesan air laut
tempat rekreasi yang baik untuk olah raga pancing, berperahu, berkemah, melukis,
memotret alam dan sebagainya karena hutan mangrove dan segala isinya
1
merupakan tempat yang khas, unik dan indah, dan (4) tempat hidup bagi satwa
liar, misalnya burung, monyet, ular dan buaya. Untuk kepentingan lain,
turut di Sumatera, Kalimatan, Sulawesi, Maluku, Bali, Jawa dan Nusa Tenggara.
(Bruguiera spp), Nyirih (Cylocarpus spp), Tengar (Ceriops spp) dan batu-batu
(Exocaria spp).
Ciamis, yang merupakan perbatasan antara Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
dengan areal hutan mangrove yang mengelilingi Sagara Anakan, dimana secara
terbesar di Pulau Jawa, dimana pada tahun 1987 hutan mangrove tersebut tercatat
seluas 14.371 hektar (Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, 1999).
terdapat antara lain Boge (Sonneratia acida), Api-api (Avicenia alba), Bakau
Acanthus ilicifolius).
2
Kawasan hutan mangrove Majingklak menyediakan habitat bagi jenis-jenis
ikan, udang dan kepiting. Jenis-jenis satwa lain yang ada di sekitar kawasan hutan
fascicularis), babi hutan, Dugong (Dugon dugon), Dolphins (Orcaella sp.) yang
jenis burung seperti Walik, Cangakak, Kareo, Raja Udang, Pecuk Ular, Blekek
Sawah, Kuntul Putih, Sri Gunting, Kuntul Karang, Kapinis, Bangau Botak,
Bangau Tongtong, Elang Jawa, Kuntul Kerbau, dan lain-lain. Dari hasil
inventarisasi pada bulan Maret 1994 ditemukan 47 jenis burung di kawasan hutan
penurunan yang disebabkan oleh kegiatan penebangan dan alih fungsi lahan yang
mengancam kelestarian hutan dan flora serta fauna yang hidup di dalamnya
(Isyanto, 2003).
mempunyai manfaat ganda baik aspek ekologi maupun sosial ekonomi. Besarnya
diketahui dari banyak jenis hewan, baik yang hidup diperairan, diatas lahan
3
Fungsi Ekologi Hutan Mangrove
Fungsi ekologi ekosistem hutan mangrorre dapat dilihat dari beberapa aspek
antara lain aspek fisika, kimia dan biologi. Fungsi ekologis ditinjau dari aspek
padang lamun dan terumbu karang, 2) dengan sistem perakaran yang kuat dan
menahan lumpur dan melindungi pantai dari erosi, 3) sebagai pengendali banjir,
hutan dapat berfungsi untuk mengurangi bencana banjir. Fungsi ini akan hilang
energi bagi berbegai jenis biota yang bernaung didalamnya seperti udang,
kepiting, burung, kera, ular dan lain-lain telah menjadikan rantai makanan yang
sangat kompleks sehingga terjadi pengalihan energi dari tingkat tropik yang lebih
rendah ke tingkat tropik yang lebih tinggi, 3) pensuplai bahan-bahan organik bagi
Serasah mangrove yang telah jatuh dan gugur ke dalam air akan menjadi substrat
4
yang baik bagi bakteri dan sekaligus berfungsi membantu proses pembusukan
daun tersebut menjadi detritus. Selanjutya detritus ini menjadi makanan binatang
lainnya.
pesisir, mengingat karena hutan mangrove juga merupakan daerah asuhan (nurseri
produk yang dapat diukur dengan uang. Produk yang dimaksud adalah secara
ekonomis potensial dapat diambil langsung seperti hutan dan produksi perikanan.
Darsono V, 1995 meracatat sekitar 58 produk langsung dan tidak lagsung dari
mangrove berupa kayu bakar, bahan bangunan, alat dan teknik penangkapan ikan,
rumah tangga, bahan baku tekstil dan kulit, madu, lilin, dan tempat rekreasi.
5
Pemanfaatan hutan mangrove untuk skala. komersial (skala besar) adalah
untuk menghasilkan kayu, chip dan arang; konversi hutan mangrove untuk
Letak Geografis
seluas 1.239 hektar, dengan jumlah penduduk sebanyak 3.785 orang, dan terdapat
sebagai berikut :
Indonesia.
Kabupatan Ciamis.
Kabupaten Ciamis.
0-25 meter di atas permukaan laut (dpl), suhu udara berkisar antara 24-32 oC, jenis
tanah aluvial, dan memiliki curah hujan tipe C dengan sifat agak basah.
6
Luas Lahan dan Penggunaannya
Luas lahan yang terdapat di Desa Pamotan 1.239 hektar dengan berbagai
pertanian lahan kering berupa perkebunan rakyat, ladang, dan hutan, baik hutan
rakyat maupun hutan negara. Karakteristik dari pertanian lahan kering adalah
7
Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Pamotan 3.785 orang, yang terdiri dari 1.736 orang
mengenai jumlah penduduk Desa Pamotan berdasarkan kelompok umur dan jenis
termasuk dalam usia produktif, yaitu 2.818 orang atau 74,45 persen dari jumlah
penduduk. Menurut Rusli (1995), penduduk usia produktif adalah penduduk yang
berumur 15-64 tahun. Pada usia produktif ini, kekuatan fisik masih mendukung
dalam melaksanakan usahanya. Selain itu relatif masih mudah dan lebih cepat
usahanya.
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 3 dan 4, maka dapat dihitung
8
Jumlah penduduk (orang)
Kepadatan Penduduk =
Luas wilayah (km2)
3.785 orang
Kepadatan Penduduk = = 305 orang/km2
2
12,93 km
ini sesuai dengan pendapat Sajogyo dan Pudjiwati (1984), bahwa apabila suatu
773
Uji 40% = x 100% = 20,42%
3.785
berumur 0-14 tahun lebih kecil dari 40%, artinya penduduk Desa Pamotan
termasuk ke dalam struktur usia kerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah
penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah penduduk usia non
produktif.
9
(c) Dependency Ratio (DR)
Jumlah penduduk umur 0-14 tahun + Jumlah penduduk umur >64 tahun
DR = x 100
Jumlah penduduk umur 15-64 tahun
773 + 194
DR = x 100 = 34
2.818
MLR merupakan rasio antara jumlah penduduk suatu daerah dengan luas
lahan pertanian. MLR untuk Desa Pamotan dapat dihitung dengan menggunakan
3.785
MLR = =4
1.071
MLR Desa Pamotan sebesar 4 menunjukkan bahwa setiap satu hektar lahan
10
Keadaan Pendidikan
Mata Pencaharian
11
Tabel Penduduk Desa Pamotan Berdasarkan Mata Pencaharian
Jumlah
No Mata Pencaharian
Orang %
1 Petani 469 42,79
2 Buruh tani 281 25,64
3 Nelayan 136 12,41
4 PNS 58 5,29
5 TNI/Polri 2 0,18
6 Wiraswasta 136 12,41
7 Pensiunan 14 1,28
Jumlah 1.096 100,00
Sumber : Desa Pamotan, 2006
memiliki mata pencaharian di sektor pertanian, baik sebagai petani sebanyak 469
orang (42,79%) maupun buruh tani sebanyak 281 orang (25,64%). Dominasi
pendapatan penduduknya.
12
Tabel Penduduk Desa Pamotan Berdasarkan Luas Kepemilikan Lahan
penduduk desa tersebut termasuk dalam golongan petani kecil. Hal ini sesuai
kecil adalah golongan petani yang memiliki lahan pertanian maksimal 0,25 hektar.
bahwa tanah negara dalah milik rakyat untuk kesejahteraan rakyat. Hal tersebut
yang “tertutup”.
13
adanya pemahaman dari sekolompok masyarakat yang menggemborkan bahwa
hutan negara adalah milik rakyat yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
Dampak yang terjadi dari hal tersebut mengakibatkan alih fungsi lahan dari
mengeluarkan biaya yang cukup besar, namun pada saat digunakan dalam bentuk
dikatakan merugi. Hal tersebut di akibatkan oleh keadaan pasang surut air sungai
Citanduy ataupun terjadi abrasi. Kondisi bekas lahan mangrove yang berubah
fungsi menjadi lahan pertanian saat ini menjadi terlantar akibat kerugian yang
Selain hal tersebut di atas, dampak pengurangan areal luas hutan mangrove
tangkapan ikan yang diperoleh. Hal ini terjadi karena perakaran mangrove yang
menangkap ikan ke laut saat ini hanya disewakan kepada wisatawan yang datang
ke daerah Majingklak, yang biasanya hanya ramai di musim liburan atau hari
sabtu dan minggu Hal ini pun yang mengakibatkan dari dua TPI (Tempat
Pelelangan Ikan) yang sebelumnya terdapat dua unit di daerah Majingklak, saat
seperti halnya yang banyak terjadi di banyak negara memang tidak bisa
14
dilepaskan dari dampak kegiatan manusia. Menurut Kusmana (1995) yeng
gangguan ;
cenderung lebih merusak (Saenger, Hegerl dan Davie, 1983). Tindakan manusia
yang merusak tersebut dapat bersumber dari dua bentuk pemanfaatan terhadap
komersial modern dan kerusakan yang diakibatkan oleh tindakan di luar maupun
15
di dalam ekosistem hutan mangrove yang mengabaikan keterkaitan hutan
sumberdaya ini tidak dimiliki atau diawasi secara eksklusif oleh satu orang atau
Tidak sedikit konflik dan kerusakan yang terjadi di wilayah pesisir dan
lautan yang tidak dapat diselesaikon. ini disebabkan oleh kurangnya data dan
informasi yang dimiliki sehingga berapa besar kerugian yang akan diperoleh tidak
fungsinya untuk sekarang dan masa datang menyebabkan nilai tersebut luput dari
Salah satu yang dapat membantu untuk memecahkan masalah ini adalah
nilai total ekonomi (total economic value) suatu sumberdaya terdiri dari : a.) use-
langsung (direct use value), nilai manfaat tidak langsung (indirect-use-value) dan
pendekatan, yang pertama penilaian total (total valuation) dan kedua melalui
16
klasifikasi nilai rnangrove kedalarn empat fungsi hutan mangrove yang berguna
sedangkan pendekatan keempat fungsi hutan mangrove yaitu :1) barang dan jasa
di dalam ekosistem dan dapat dipasarkan, 2) barang dan jasa di luar ekosistem dan
dapat dipasarlen, 3) barang dan jasa didalam ekosistem tetapi tidak dapat
dipasarkan dan 4) barang dan jasa di luar ekositem tetapi tidak dapat dipasarkan.
Analisis manfat dan biaya yang dibangun berdasarkan arsumsi ekonomi neo-
harga pasar sebagai petunjuk dan kegunaan analisis manfaat biaya untuk
17
IV. STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE
adalah :
penyedia berbagai keperluan hidup bagi berbagai masyarakat lokal. Selain itu
jenis sumber daya sebagai bahan baku industri dan berbagai komoditas
negara. Secara garis besar, manfaat ekonomis dan ekologis mangrove adalah :
b. Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai fungsi lindung lingkungan, baik
18
Sebagai tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak
hutan lain.
2. Mangrove mempunyai nilai produksi primer bersih (PPB) yang cukup tinggi,
riap volume (20 ton/ha/th, 9 m3/ha/th pada hutan tanaman bakau umur 20
tahun). Besarnya nilai produksi primer ini cukup berarti bagi penggerak rantai
relatif kecil bila dibandingkan, aik dengan luas daratan maupun luasan tipe
hutan lainnya, padahal manfaatnya (ekonmis dan ekologis) sangat penting bagi
padang lamun dan terumbu karang berperan penting dalam stabilisasi suatu
5. Ekosistem mangrove merupakan sumber plasma nutfah yang cukup tinggi yang
19
Bentuk Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Raya, Hutan Wisata, dll) dan kawasan lindung lainnya (Jalur hijau, sempadan
pantai/sungai, dll)
tepat guna.
luar.
20
4. Sosialisasi/penyuluhan tentang perbanyakan vegetasi magrove beserta
prakteknya
keluarga.
21
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J .W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sajogyo dan Pudjiwati, S. 1984. Sosiologi Pedesaan. Jilid II. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
SBKSDA Jawa Barat II, 1994. Laporan Kegiatan Penilaian Potensi Kawasan
Lindung Hutan Mangrove di Majingklak Seluas 150 Ha. Departemen
Kehutanan. Ciamis
22