Anda di halaman 1dari 14

SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

( SDM )

Disusun oleh :

Nama : Antika Nur’aini

No. Abs : 07

Kelas : VIII A

SMP N 2 JEPON

TAHUN 2023 / 2024


HUTAN LINDUNG

Pengertian Hutan Lindung

Hutan lindung adalah hutan yang dilindungi keberadaannya karena bermanfaat dalam
menjaga ekosistem. Penetapan kawasan hutan menjadi hutan lindung didasari oleh fungsi
hutan sebagai penyedia cadangan air bersih, penahan erosi, habitat flora dan fauna, serta
fungsi lainnya.

Wilayah hutan lindung dapat berada di dalam wilayah hutan produksi, hutan rakyat, hutan
adat dan daerah yang berbatas dengan pemukiman masyarakat. Hutan ini dapat dikelola oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah atau komunitas yang peduli terhadap kelestarian hutan.
Contohnya adalah hutan larangan atau hutan tutupan yang biasanya dikelola oleh masyarakat
adat.

Hutan lindung merupakan wilayah hutan yang luas dan berisi aneka ragam flora dan fauna
yang bisa terbentuk secara alami maupun buatan. Manfaat perlindungan dari hutan ini berupa
pepohonan yang berfungsi untuk menahan laju erosi, longsor, banjir dan sebagainya.

Fungsi dan Manfaat Hutan Lindung

Dampak positif adanya hutan lindung akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan
ekosistem, antara lain :

 Mencegah banjir – Hutan lestari bermanfaat untuk menyerap air hujan agar tidak
turun langsung ke daerah bawahnya. Hutan memiliki kemampuan menampung air
hujan sehingga dapat menjadi pengendali banjir yang efektif.
 Menyimpan air tanah – Karena memiliki kemampuan menyerap air, maka kawasan
hutan juga dapat menjadi area simpanan air tanag yang bermanfaat ketika musim
kemarau dan terhindar dari bencana kekeringan.
 Mencegah erosi dan longsor – Risiko erosi dan tanah longsor akan semakin
meningkat jika suatu lahan memiliki tanah yang terbuka dan tidak adanya tutupan
diatasnya. Selain itu, kawasan lereng pegunungan juga memiliki potensi longsor yang
lebih besar jika tidak ada vegetasi di wilayah tersebut. Adanya hutan dapat meredam
dan memperkuat struktur tanah berkat akar-akar pohon sebagai penahan tanah.
 Aspek kesuburan tanah – Berbagai bahan organik hasil hutan berupa ranting, kayu,
dedaunan, serta jasad hewan yang matik akan terurai secara alami dan menjadi
humus. Kandungan unsur hara tersebut akan mejadikan tanah hutan menjadi subur.
 Habitat flora dan fauna – Hutan merupakan tempat tinggal alami flora dan fauna yang
merupakan sumber keanekaragaman hayati di bumi.
 Kawasan penelitian dan wisata – Hutan menyimpan hal-hal yang belum dipelajari
oleh ilmu pengetahuan, seperti flora dan fauna yang belum teridentifikasi
keberadaannya. Selain itu, hutan juga memiliki manfaat sebagai lokasi wisata untuk
mengenalkan fungsi hutan bagi generasi mendatang.

Sumber : https://hugarastra.acehtenggarakab.go.id/berita/kategori/hutan-lindung/hutan-
lindung-pengertian-status-fungsi-kawasan-di-indonesia
HUTAN LINDUNG LANGSA

Hutan lindung kota Langsa terletak di jalan PERUMNAS, Desa Paya Bujok
Seulemak. Kecamatan Langsa Baro, berjarak kurang lebih 6 km
dari pusat kota Langsa yang dapat ditempuh dengan perjalanan selama kurang lebih 15 menit.

Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, Hutan Lindung adalah kawasan


hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan
untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi tanah, mencegah intrusi air
laut dan menjaga kesuburan tanah.

Bertambahnya jumlah penduduk, semakin bertambah juga kebutuhan akan tanah atau
lahan, banyak kasus yang dilakukan masyarakat disekitar hutan yang menyerobot lahan hutan
untuk dijadikan pemukiman maupun perkebunan, contohnya di daerah Aceh Tenggara. Hutan
konservasi seluas 30 hektare yang berada di kaki gunung Louser di jadikan pemukiman sudah
berjalan puluhan dan banyaknya pencurian kayu dilakukan di hutan lindung, sehingga fungsi
hutan tersebut terganggu.

Pemanfaatan hutan lindung dijadikan wisata hutan kota yang dilakukan oleh PEMKO
Langsa merupakan suatu terobosan yang sangat baik dan dapat di contoh oleh daerah - daerah
lainnya yang ada di Indonesia. Secara tidak langsung hutan lindung dapat terjaga, keindahan
alami hutan dapat dinikmati, menambah lapangan pekerjaan dan juga menambah pendapatan
daerah.

Hutan wisata merupakan kawasan hutan yang dibina dan dipelihara secara khusus
guna kepentingan pariwisata dan wisata baru. Hutan wisata yang memiliki keindahan alam,
kekayaan flora dan fauna maupun alamnya sendiri mempunyai corak khas untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan.

Sumber : https://myforestblogasta.blogspot.com/2018/02/hutan-lindung-menjadi-wisata-
hutan-kota.html
HUTAN PRODUKSI

Hutan Produksi Merupakan Kawasan hutan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi
keperluan masyarakat pada umumnya, khususnya untuk pembangunan, industri dan ekspor.
Di Indonesia sebagian besar hutan produksi juga adalah Hutan alam yang dieksploitasi dalam
rangka Hak Pengusahaan Hutan dan hutan buatan atau hutan tanaman, misalnya hutan jati,
tusam, mahoni, damar, jabon, bambu di Pulau Jawa dan hutan tanaman tusam di Sumatra
Utara. Hutan-hutan produksi umumnya berlokasi di dataran rendah, sehingga penebangannya
tidak akan mengganggu tata air. Selain nilai kayunya yang tinggi untuk penghara industri,
seperti balok gergajian, kayu pulp, kayu lapis dan lain-lain.
Tipe-tipe hutan produksi
Hutan produksi terdiri dari:
1. Hutan produksi tetap (HP) adalah: hutan yang dapat di eksploitasi dengan perlakuan
cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis.
2. Hutan produksi terbatas (HPT) adalah: merupakan hutan yang hanya dapat
dieksploitasi dengan cara tebang pilih. Hutan Produksi Terbatas merupakan hutan
yang dialokasikan untuk produksi kayu dengan intensitas rendah. Hutan produksi
terbatas ini umumnya berada di wilayah pegunungan di mana lereng - lereng yang
curam mempersulit kegiatan pembalakan.
3. Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK)
o Kawasan hutan dengan faktor kelas lereng jenis, tanah dan intensitas hujan
setelah masing - masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai nilai
124 atau kurang di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.
o Kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi
pengembangan transmigrasi, permukiman pertanian dan perkebunan.
Ciri-ciri hutan produksi
Adapun yang termasuk Ciri-ciri hutan produksi sebagai berikut:
 Dalam satu kawasan hanya terdapat satu jenis tanaman atau pohon, contohnya hutan
karet maupun hutan jati.
 Dipergunakan untuk kebutuhan konsumtif.
 Area yang digunakan relatif luas dikarenakan memang untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
 Biasanya dimiliki oleh perusahaan swasta yang sudah besar ataupun pemerintah
daerah setempat.
 Pemanfaatan dan penggunaannya sangat diawasi.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_produksi
HUTAN KONSUMSI

Hasil Hutan Bukan Kayu atau HHBK merupakan sumber hayati yang dihasilkan oleh hutan,
baik itu nabati maupun hewani berikut dengan produk turunannya. Secara sederhana, HHBK
adalah sumber daya hayati selain dari kayu.

Penjelasan mengenai HHBK dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kehutanan No


P.35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu. Pada peraturan tersebut disebutkan
bahwa cakupan HHBK meliputi mulai dari rotan atau bambu, getah, kulit, daun, buah hingga
madu.

Beberapa jenis tumbuhan yang termasuk HHBK memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi
jika dijual dengan bentuk produk olahan.

Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan. Melalui peraturan tersebut
dijelaskan bahwa pemanfaatan HHBK mencakup segala bentuk usaha yang memanfaat serta
mengusahakan HHBK tanpa merusak lingkungan serta tidak membuat fungsi pokok hutan
berkurang.

Aneka sumber daya alam non kayu yang dihasilkan oleh hutan pun telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan. Hal ini dilakukan untuk mencukupi
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber : https://rimbakita.com/hasil-hutan/
TAMBANG GALIAN A

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan sumber daya alam (SDA) yang
melimpah, salah satunya pertambangan. Menurut Undang-undang Nomor 11 tahun 1967
tentang pertambangan, barang tambang atau bahan galian, barang tambang memiliki 3
macam golongan yaitu barang tambang golongan A, golongan B, dan golongan C.

Barang tambang golongan A atau strategis adalah bahan galian yang memiliki peran penting
dalam memenuhi kebutuhan negara. Adapun beberapa bahan tambang yang termasuk ke
dalam golongan A antara lain minyak bumi, gas bumi, batu bara, timah, nikel, dan timah
putih.

Sumber : https://www.sman2-tp.sch.id/read/giatinfo/903/apa-saja-yang-termasuk-barang-
tambang-golongan-a
TAMBANG GALIAN B

Merupakan bahan galian yang mampu menghidupi hajat hidup orang banyak dan dikelola
oleh swasta yang diizinkan Negara, contohnya adalah:
- emas, perak, platina, air raksa, intan
- besi, mangan, krom, wolfram
- yodium, brom, khlir, belerang
- kriolit, fluorspar dan barit
- korundum, zircon, pasir kwarsa

Sumber : https://www.gurugeografi.id/2017/01/jenis-bahan-galian-b-dan-c.html
TAMBANG GALIAN C

Bahan galian golongan C merupakan usaha penambangan yang berupa tambang tanah, pasir,
kerikil, batu gamping, marmer, kaolin, granit dan masih ada beberapa jenis lainnya. Tambang
galian C ini juga identik dengan pertambangan rakyat.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20221201124229-4-392872/heboh-ganjar-
mau-grebek-tambang-ilegal-galian-c-apa-itu
MARITIM PERIKANAN

Ekonomi maritim melibatkan penangkapan ikan, budidaya perikanan, dan kegiatan terkait
lainnya. Nelayan dan petani ikan memainkan peran penting dalam kegiatan ini, baik di sektor
penangkapan ikan komersial maupun perikanan skala kecil.

Contoh ekonomi maritim pertama adalah industri perikanan, seperti penangkapan ikan
komersial, budidaya ikan, dan pengolahan makanan laut seperti pembuatan ikan kaleng, ikan
asap, dan produk makanan laut olahan lainnya.

Sumber : https://feb.umsu.ac.id/apa-itu-ekonomi-maritim-tujuan-dan-contoh/
MARITIM KELAUTAN

Ekonomi maritim melibatkan kegiatan penelitian ilmiah, survei kelautan, pemantauan


lingkungan laut, dan pengembangan teknologi terkait. Ini termasuk penelitian biologi laut,
oseanografi, penelitian perikanan, serta pengembangan teknologi energi terbarukan seperti
energi gelombang dan energi pasang surut.

Penelitian ilmiah tentang biologi laut, oseanografi, penelitian perikanan, serta pengembangan
teknologi dan inovasi di bidang kelautan.

Sumber : https://feb.umsu.ac.id/apa-itu-ekonomi-maritim-tujuan-dan-contoh/
MARITIM PARIWISATA BAHARI

Ekonomi maritim melibatkan wisata pantai, olahraga air, pariwisata kapal pesiar, dan
kegiatan rekreasi lainnya di laut dan pesisir. Ini termasuk snorkeling, menyelam, surfing,
pelayaran, berperahu, dan aktivitas liburan di destinasi pantai dan pulau.

pariwisata bahari, seperti pariwisata pantai, wisata kapal pesiar, dan kegiatan rekreasi air
seperti menyelam, snorkeling, dan surfing.

Sumber : https://feb.umsu.ac.id/apa-itu-ekonomi-maritim-tujuan-dan-contoh/

Anda mungkin juga menyukai