Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati,
sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset
pembangunan Indonesia yang penting. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam
harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan
sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan
mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan
lebih lanjut di masa mendatang. Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Lingkungan hidup sebagai media hubungan
timbal balik makhluk hidup dengan faktor-faktor alam terdiri dari bermacam-macam keadaan
dan hubungan yang secara bersama-sama mewujudkan struktur dasar ekosistem sebagai
kesatuan yang mantap, hubungan timbal balik tersebut merupakan mata rantai siklus penting
yang menentukan daya dukung lingkungan hidup bagi pembangunan.
karena itu gangguan terhadap struktur dasar ekosistem harus dihindari dan diupayakan
kelestariannya tetap di pertahankan. Gagasan pembangunan berkelanjutan di Indonesia telah
di upayakan di dalam program dan strategi pengelolaan lingkungan sebagaimana tertuang
dalam dokumen Agenda 21 Indonesia. Agenda 21 Indonesia merumuskan strategi nasional
untuk pembangunan berkelanjutan yang dikelompokkan menjadi empat area yakni: 1.
Pelayanan masyarakat, 2. Pengelolaan limbah, 3. Pengelolaan sumberdaya tanah, dan 4.
Pengelolaan sumberdaya alam. Agenda pelayanan pada masyarakat pada dasarnya
merupakan perwujudan prinsip sosial ekonomi pembangunan berkelanjutan. Agenda ini
mendapat penekanan utama dalam konferensi tingkat tinggi bumi di Rio de Janeiro, terutama
didasarkan atas fakta masih banyaknya penduduk dunia yang hidup dalam tingkat
kesejahteraan yang minim. Di Indonesia, agenda pelayanan masyarakat yang diletakkan
sebagai agenda pertama mengisyaratkan bahwa fokus pembangunan dan pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia memang di arahkan pada dimensi sosial-ekonomi, tanpa
mengabaikan dimensi lain (Mitchell, et al, 2007). Indonesia sebagai negara kepulauan

1
memiliki luas laut lebih besar dari pada luas daratan. Jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau
dengan panjang garis pantai 81.000 km atau 18.4% dari garis pantai dunia (Wirayawan, et al,
2005). Indonesia dikenal sebagai negara mega-biodiversity dalam hal keanekaragaman
hayati, serta memiliki kawasan pesisir yang sangat potensial untuk berbagai sektor
pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja potensi sumber daya alam yang ada di Nusa Tenggara Timur?
2. Bagaimana pemanfaatan potensi sumber daya alam di Nusa Tenggara Timur oleh warga
setempat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja potensi sumber daya alam yang ada di Nusa Tenggara Timur.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan potensi sumber daya alam di Nusa Tenggara
Timur oleh masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 POTENSI SUMBER DAYA ALAM YANG ADA DI NUSA TENGGARA TIMUR

2.1.2 Potensi sumber daya alam hutan


Sumber daya alam yang ada di hutan yaitu pepohonan, tumbuh tumbuhan, macam
macam kayu yaitu kayu jati, kayu meranti, kayu cendana. Berikut ada beberapa
potensi sumber daya alam hutan di Nusa Tenggara Timur :
- Hutan mangrove kupang, NTT
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2006. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi jenis dan nilai pemanfaatan sumberdaya mangrove
di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pendekatan yang digunakan adalah
penelitian survei. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.
Hasil yang didapat bahwa jenis pemanfaatan sumberdaya mangrove terdiri dari
penangkapan sumberdaya ikan, pemanfaatan sumberdaya kayu dan pemanfaatan
lahan untuk kegiatan tambak bandeng dan garam. Total nilai pemanfaatan
mangrove adalah sebesar Rp. 171.415.954./ha/tahun. Perikanan tangkap
memberikan kontribusi terbesar yaitu mencapai 98 persen, sehingga dapat
dikatakan bahwa sumberdaya mangrove merupakan sumber pendapatan
terpenting bagi masyarakat yang tinggaldisekitarnya. Oleh karena itu kebijakan
dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, khususnya menyangkut perubahan
pemanfaatan wilayah, perlu mempertimbangkan dampak sosial ekonomi yang
akan terjadi terhadap masyarakat.
- Hutan nasional kupang ( Taman Wisata Alam baumata )
Informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat Taman Wisata Alam (TWA)
Baumata belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat di kawasan tersebut. Metode
yang digunakan adalah analisis vegetasi menggunakan metode jalur transek,
sebanyak 45 plot dengan ukuran 2 x 2 m, 5 x 5 m, 10 x 10 m, dan 20 x 20 m. yang

3
dilakukan di TWA Baumata. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
penggunaan berbagai jenis tumbuhan obat oleh masyarakat lokal. Berdasarkan
hasil penelitian, terdapat 31 jenis tumbuhan obat di TWA  Baumata. Indeks
Keanekaragaman Jenis (Indeks Shannon) menunjukkan tingkat keanekaragaman
semua vegetasi di TWA Baumata tergolong sedang. Masyarakat lokal
menggunakan 10 jenis tumbuhan obat yang berasal dari kawasan TWA Baumata.
Informasi potensi tumbuhan obat yang ada di kawasan tersebut diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan dapat mendukung upaya konservasi
untuk tetap menjaga kelestariannya.

2.1.2 Potensi sumber daya alam laut

Sumber daya laut adalah sumber daya yang meliputi ruang lingkup yang luas yang
mencakup kehidupan laut (flora dan fauna, mulai dari organisme mikroskopis hingga paus
pembunuh dan habitat laut) mulai dari perairan dalam sampai ke daerah pasang surut
dipantai dataran tinggi dan daerah muara yang luas. Berbagai orang memanfaatkan dan
berinteraksi dengan lingkungan laut mulai dari pelaut, nelayan komersial, pemanen kerang,
ilmuwan dan lain-lain. Dan digunakan untuk berbagai kegiatan baik rekreasi, penelitian,
industri dan kegiatan lain yang bersifat komersial. Berikut adalah beberapa potensi sumber
daya laut yang ada pada Nusa Tenggara Timur :

- Pantai lasiana kupang, NTT


Disamping mengembangkan potensi wisata alam Pantai Lasiana, perlu didukung
dengan mengembangkan potensi budaya dari masyarakat setempat.
Pengembangan potensi sosial budaya masyarakat yang mendukung
pengembangan potensi utama Pantai Lasiana, berupa kehidupan dan keunikan
sosial budaya masyarakat lokal dalam pengemasan aktivitas masyarakat dalam
penyadapan pohon lontar dan proses pengolahan menjadi gula merah. Adapun
atraksi budaya yang bisa dikembangkan untuk mendukung pengembangan Pantai
Lasiana, seperti : Pengadaan festival atau event budaya Tingkat Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur, pengadaan acara pameran produk lokal, serta
pembangunan rumah percontohan yang bercirikan arsitektur masing-masing
daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

4
- Pantai mali alor, NTT
Potensi laut Nusa Tenggara selanjutnya diisi oleh hewan laut yang terdapat di
perairan Lawu Sawu NTT, yaitu paus, lumba-lumba dan dugong. Hal ini
merupakan hasil monitoring laut yang dilakukan oleh Balai Kawasan Konservasi
Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, NTT. Penemuan ini tentunya sangat
membahagiakan dan harus dijaga agar nantinya laut Nusa Tenggara tidak
kehilangan penghuninya. Selain itu, salah satu destinasi wisata di Pantai Mali,
Alor, NTT terdapat hewan menggemaskan yang selalu ingin ditemui oleh
wisatawan yang berkunjung ke sana. Hewan tersebut bernama Mawar. Ia adalah
dugong yang hidup di perairan Alor. Mawar akan muncul jika dipanggil oleh
pawangnya agar bisa dilihat oleh para wisatawan. Untuk melindungi Mawar,
bupati Alor mengeluarkan aturan bagi para wisatawan melalui Perbup Kabupaten
Alor No. 7/2018. Peraturan ini melarang wisatawan untuk menyelam di perairan
Dugong, memberi makan, menyentuh dugong, mengganggu dan membuang
sampah yang akan mengotori dan membahayakan habitat dugong.

2.1.3 Potensi sumber daya alam pertanian


Pertanian adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati
terutama tanaman produktif yang menghasilkan dan dapat di pergunakan sebagai
kehidupan manusia. (Idianto, 2005 : 54). Sedangkan pengertian pertanian dalam arti
sempit adalah suatu proses becocok tanam di suatu lahan yang telah di siapkan
sebelumnya dalam skala kecil pola perdagangan lokal, serta mengunakan cara manual
tanpa terlalu banyak memakai manajemen. Sebagian besar mata pencaharian
masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor -
sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. NTT selalu dipandang
sebelah mata bagi sebagian besar orang. Bahkan pertanian NTT terus dipesimistiskan
tidak mampu membawa perubahan kesejahteraan bagi petani setempat. Pandangan ini
tidak bisa disalahkan karena sampai saat ini terbukti pertanian belum secara umum
bisa mensejahterakan petani keluar dari kemelut ekonomi rumah tangga petani.
Sebagian besar masyarakat NTT yang adalah petani tergolong sebagai kelompok
orang miskin. Memang, tidak bisa membandingkan keberadaan petani/pertanian di

5
wilayah lain NTT dengan keadaan, karena ada banyak faktor yang menentukan
kesuksesan suatu program pembangunan pertanian. Salah satu determinan faktor
utama kinerja produksi pertanian adalah ketersediaan air irigasi, dimana sebagian
besar wilayah menggantungkan sumberdaya ini hanya berasal dari curah hujan yang
sedikit. Sering ditemukan sentilan yang menyatakan bahwa, ” jangan bicara banyak
pertanian jika kita tidak memiliki air”. Sentilan sederhana ini, boleh dibenarkan.
Namun tak selamanya dengan keterbatasan sumberdaya ini seakan-akan tidak ada
harapan.
Fakta menunjukkan bahwa NTT bisa menghasilkan produk pertanian yang unggul
bahkan secara kuantitatif ada beberapa komoditas yang telah diekspor ke manca
negara dan ada banyak jenis produk pertanian yang juga sudah dijual antar pulau.
- Jeruk keprok SoE (JKS) dan kopi arabika asal Ngada sebagai contoh dari
komoditas yang sering disanjung pihak luar. Yang saya tahu bahwa, JKS sudah
sering mendapat predikat buah unggul nasional ketika mengikuti lomba kontes
buah Nasional setiap tahun. Sementara, Kopi Arabika telah diekspor langsung ke
Amerika karena citarasa dari produk ini terbukti menggairahkan lidah penikmat
kopidunia
- jambu mente, yang sentra produksi utama dari kawasan timur Flores, seperti
Flores Timur, Lembata dan Sikka. Komoditas ini juga tak kala bersaing sehingga
menetrasi pasar international. Masihkah kita ingat juga, di era 90-an dimana NTT
banyak dilirik pengusaha mulai dari kelas rendahan sampai pengusaha kakap yang
datang hanya untuk berburu vanili NTT ?. Terlepas bahwa hanya karena factor (x)
yang sulit dikendalikan oleh petani, pemerintah atau pihak lain akhirnya tanaman
ini hanya menjadi sejarah bagi kita. Saat itu, seorang petani biasa bisa menerima
puluhan juta rupiah (nilai tukar waktu itu yang setara dengan ratusan juta, saat ini)
saat panen. Masih ada banyak lagi produk-produk pertanian yang pantas untuk
kita banggakan. Berikut ini beberapa komoditas unggulan yang sudah diapresiasi
dalam berbagai bentuk, terutama yang sudah ditemui di pasar yakni :
- Mente yang sentra produksinya di Flores Timur, Sikka, Lembata, Ende, dan
Nagekeo. Semuanya diantar pulaukan yang selanjutnya di ekspor ke India.

6
- Kopi Arabika asal Ngada yang karena Indikasi geografisnya telah menjadi dasar
keunggulan. Dieksport langsung ke Amerika Serikat sejak 2005 dan Kopi
campuran tidak jelas Arabika dan robusta yang berasal dari Ende, Ngada dan
Manggarai
- Kakao yang sentra produksinya di Ende, Sikka dan Nagekeo. Komoditas ini
diprediksi sebagai bintang baru saat ini akan datang.
- Ubikayu Nuabosi asal Ende dengan rasa khas karena indiaksi geografis,
- Pisang baranga yang sudah dilepas sebagai varietas Nasional dengan nama var.
Kelimutu
- Kacang merah asal Ngada, sudah dilepas sebagai var. nasional dengan nama Var.
Inerie.
- Avokad dari Sikka yang juga sudah dilepas sebagai varietas nasional dengan
nama Var. Ledenpuan.
- Mangga Alor yang juga karena indikasi geografis, 5 tahun lalu sudah dilepas
sebagai var. nasional
- Kacang tanah asal Sumba Timur, sudah dilepas sebagai varietas Nasional juga
dan tak kalah unggul adalah kacang tanah lokal asal rote dan kupang yang punya
keunggulan kompetitf.
- Padi gogo dari Sumba Barat, sudah dilepas sebagai varietas Nasional, dulu nama
lokalnya sering kita sebut, padi Kodi.
- Jeruk Keprok SoE/JKS (sudah dilepas sebagai var. Nasional; Sudah lebih 10
tahun telah menjadi kebanggaan Nasional sebagai buah unggul nasional sekaligus
telahsdilepassebagaiverietasungguolehmenteripertaniandimana
keunggulannyajugakarenaindikasigeografis.
- Kacang hijau asal Belu , dimana varietas local ini yang pertama kali dilepas dari
NTT sebagai varietas Nasional dengan naman Var. Vore-belu dan kacang hijau
asal Sabu, juga disukai pasar.
- Jagung kuning (sudah dilepas sebagai varietas nasional dengan nama Var. Piet
Kuning. Varietas ini diperoleh dari persilangan dari 200-an sesi (bahan) genetik
jagung lokal NTT dan telah dirilis sejak lebih dari lebih dari 6 tahun lalu, semasa
gubernur Piet A. Talo, Pemberian nama var. Piet Kuning sebagai penghargaan

7
kepada beliau, karena serius mendukung karya para peneliti NTT dalam proses
mengahasilkan varietas yang berkelas nasional.
- Sapi Bali Timor (sekalipun belum dilepas sebagai jenis lokal unggulan, tetapi
UNDANA saat ini bekerja untuk hal ini),
- Bawang putih asal TTU/Eban,
- Bawang merah asal Rote, Sabu, Semau.
- Semangka (betun)
- cabe kecil/kurus padi dari Timor.
- Cabe/Lombok kecil ini, masih segar dalam ingatan kita bahwa ketika presiden
SBY datang ke sini dua tahun lalu, gubernur kita memberi bibit dan buahnya
sebagai cendra-mata.
- Mangga lokal dan mangga introduksi, yang diproduksi di pulau Timor, dimana
cita-rasa dari mangga yang tumbuh dan berproduksi di Timor, sudah pasti punya
karakter dan daya kompetisi yang kuat.

Dari daftar komoditas yang terbeber di atas, sedikitnya ada 19 komoditas


unggulan yang terbukti telah memberi peran tidak hanya untuk petani secara
ekonomi, tetapi juga diyakini bahwa daerahpun telah menikmati keunggulan ini
dengan beberapa modus. Dibalik itu, diakui juga bahwa masih perlu banyak
penanangan terhadap berbagai aspek untuk menunjang produksi dan produktivitas
komoditas itu dan juga sudah pasti masih bermasalah pada aspek pasar.
Posisi sekarang, diakui sebagian besar komoditas-komoditas ini masih berada
pada penyajian dari sisi kualitas, atau masih belum mampu memberi kepuasan
secara kuantitatif ketika pasar menuntut harus menyediakan dalam jumlah yang
cukup dan berkelanjutan. Namun, sekali lagi, inilah aset Kita. Ada sebagian yang
sudah bertarung di kanca international, tetapi ada juga komoditas yang orang NTT
sendiri tidak mengetahui keberadaanya saat ini. Para Bupati di NTT dan
Gubernur, inilah tantangan terbuka bagi bapak-bapak yang masih bisa dikerjakan.
Bagaimana memenuhi permintaan secara kuantitatif, merupakan tantangan
klasik bagi kita yang belum terselesaikan. Mari terus mengeksplore komoditas

8
pertanian unggulan NTT. Dan sudah saatnya berani mulai beranjak dari pertanian
subsisten menuju pertanian komersial.

2.2. PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI NUSA TENGGARA


TIMUR

2.2.1. Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam Hutan

pemanfaatan sumberdaya mangrove terdiri dari penangkapan sumberdaya ikan,


pemanfaatan sumberdaya kayu dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan tambak bandeng
dan garam. Total nilai pemanfaatan mangrove adalah sebesar Rp. 171.415.954./ha/tahun.
Perikanan tangkap memberikan kontribusi terbesar yaitu mencapai 98 persen, sehingga
dapat dikatakan bahwa sumberdaya mangrove merupakan sumber pendapatan terpenting
bagi masyarakat yang tinggaldisekitarnya. Oleh karena itu kebijakan dalam pengelolaan
sumberdaya pesisir, khususnya menyangkut perubahan pemanfaatan wilayah, perlu
mempertimbangkan dampak sosial ekonomi yang akan terjadi terhadap masyarakat. Selain
itu, pemanfaatan yang dilakukan juga meliputi wawancara analisis vegetasi menggunakan
metode jalur transek, sebanyak 45 plot dengan ukuran 2 x 2 m, 5 x 5 m, 10 x 10 m, dan 20
x 20 m. yang dilakukan di TWA Baumata. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
penggunaan berbagai jenis tumbuhan obat oleh masyarakat lokal. Berdasarkan hasil
penelitian, terdapat 31 jenis tumbuhan obat di TWA  Baumata. Indeks Keanekaragaman
Jenis (Indeks Shannon) menunjukkan tingkat keanekaragaman semua vegetasi di TWA
Baumata tergolong sedang. Masyarakat lokal menggunakan 10 jenis tumbuhan obat yang
berasal dari kawasan TWA Baumata. Informasi potensi tumbuhan obat yang ada di
kawasan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan dapat
mendukung upaya konservasi untuk tetap menjaga kelestariannya.

9
2.2.2 Pemanfaatn Potensi Sumber Daya Alam Laut

Secara umum Propinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah yang beriklim kering. Curah
hujan di daerah ini dengan periode turun hujan yang hanya berlangsung sekitar 3–4 bulan,
tergolong paling rendah di Indonesia yaitu dengan variasi antara 150–200 mm/th. kecuali
pada daerah tertentu seperti Kabupaten Ngada, Manggarai dan Sumba Barat bisa mencapai
2000–3000 mm/tahun. Sebagai daerah kepulauan dengan luas perairan laut± 172.378
Km2 Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai prospek yang cukup baik bagi
pengembangan usaha perikanan, baik untuk sektor penangkapan maupun budidaya laut.
Dalam hal pengembangan usaha budidaya laut dimungkinkan berkat cukup banyaknya
daerah pantai yang secara teknis memenuhi syarat untuk dikelola dan dijadikan lokasi
kegiatan budidaya. Demikian pula halnya dengan potensi sumber yang dijadikan obyek
budidaya, seperti rumput laut dan tiram/kerang, cukup tinggi. Akan tetapi, hingga saat ini
belum banyak dijumpai masyarakat/nelayan yang berusaha di bidang budidaya. Kalaupun
ada masih dalam skala usaha yang kecil dengan teknologi yang relatif sederhana. Rumput
laut lebih banyak diambil dari alam. Demikian pula dengan tiram/kerang juga masih
tergantung pada penyediaan oleh alam.

Pemanfaatan sumber daya laut di Nusa Tenggara Timur selama ini terkonsentrir pada
sektor penangkapan. Inipun belum mencapai taraf pemanfaatan yang optimal. Sebab utama
dari lambannya perkembangan usaha ini adalah keterbatasan kemampuan
masyarakat/nelayan yang bergerak dibidang tersebut, baik dalam hal modal, skill, maupun
kemauan dan kemampuan adopsi terhadap teknologi. Keadaan seperti ini pula yang
menyulitkan/menghambat perkembangan usaha budidaya laut, meskipun langkah-langkah
ke arah itu sudah lama dirintis dan dipikirkan. Dilain pihak, Nusa Tenggara Timur
mempunyai kondisi lingkungan yang strategis dan menguntungkan serta cukup kaya akan
sumber laut (flora/fauna) yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan dan siap
untuk dikelola.

10
2.2.3 Pemanfaatn Potensi Sumber Daya Alam Pertanian
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani
dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di
negara kita. NTT selalu dipandang sebelah mata bagi sebagian besar orang. Bahkan
pertanian NTT terus dipesimistiskan tidak mampu membawa perubahan kesejahteraan
bagi petani setempat. Pandangan ini tidak bisa disalahkan karena sampai saat ini terbukti
pertanian belum secara umum bisa mensejahterakan petani keluar dari kemelut ekonomi
rumah tangga petani.
Sebagian besar masyarakat NTT yang adalah petani tergolong sebagai kelompok
orang miskin. Memang, tidak bisa membandingkan keberadaan petani/pertanian di
wilayah lain NTT dengan keadaan, karena ada banyak faktor yang menentukan
kesuksesan suatu program pembangunan pertanian. Banyak sekali pemanfaatan yang
dilakukan oleh masyarakat setempat yaitu, mengelola contohnya jeruk soe dan kopi
arabika yang mendapat predikat buah unggul nasional ketika mengikuti lomba kontes
buah Nasional setiap tahun. Sementara, Kopi Arabika telah diekspor langsung ke
Amerika karena citarasa dari produk ini terbukti menggairahkan lidah penikmat kopi
dunia. Selain itu, Jagung kuning (sudah dilepas sebagai varietas nasional dengan nama
Var. Piet Kuning. Varietas ini diperoleh dari persilangan dari 200-an sesi (bahan) genetik
jagung lokal NTT dan telah dirilis sejak lebih dari lebih dari 6 tahun lalu, semasa
gubernur Piet A. Talo, Pemberian nama var. Piet Kuning sebagai penghargaan kepada
beliau, karena serius mendukung karya para peneliti NTT dalam proses mengahasilkan
varietas yang berkelas nasional dan masih banyak lagi pemanfaatan potensi yang
dilakukan oleh masyarakat setempat.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapa disimpulkan bahwa :

1. Potensi sumber daya alam di NTT meliputi : sumber daya alam hutan, sumber daya alam
laut, dan sumber daya alam pertanian.
2. Pemanfaatan potensi sumber daya alam di NTT sejauh ini telah dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh masyarakat tetapi kurangnya pengelolaan dan perhatian dari
pemerintah.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dimengerti oleh pembaca dan juga
berguna untuk pembaca khususnya Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang.

12

Anda mungkin juga menyukai