Anda di halaman 1dari 12

Analisis Nilai Ekologi Berdasarkan Perhitungan WTP terhadap Konservasi Kebun Raya

Bogor Dengan Pendekatan Contingent Valuation Method (CVM)

Oleh:
1. Tarisa Nabila H44190055
2. Raihan Dwi Fitrianti H44190056
3. Pelia Sekar Wahyu Ramadani H44190080
4. Dyah Ayu Wulandari H44190097
5. Azzahra Yuditya H44190098

Dosen:
Dosen UTS: Danang Pramudita, SP, MSi
Dosen UAS: Bahroin Idris Tampubulon, SE, MSi

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………..1

1.2. Tujuan……………………………………………………………………………...1

BAB 2. METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................2

2.1. Lokasi Penelitian…………………………………………………………………..2

2.2. Metode Analisis Data……………………………………………………………...2

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................3

3.1. Komponen Jasa Lingkungan Kebun Raya Bogor………………..………………..3

3.2. Persepsi Masyarakat Terhadap Kebun Raya Bogor……………………………….4

3.3. Nilai Ekologi berdasarkan perhitungan WTP dengan Pendekatan CVM.………...6

BAB 4. PENUTUP……………………...................................................................................9

4.1. Kesimpulan……………………………………………………………………….9

4.2. Saran……………………………………………………………………………...9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki diversitas hayati yang sangat tinggi
menjadikan Indonesia berada di posisi ketiga setelah Brazil dan Zaire sebagai negara terbesar yang
memiliki hutan tropik sebagai salah satu pusat mega biodiversity di dunia. Menurut hasil survei
yang dilakukan oleh World Conservation Monitoring Committee (1994) dan Bappenas (1993),
Indonesia terdapat 27.500 spesies tumbuhan berbunga. Negara Indonesia memiliki hutan tropik
penghasil oksigen terbesar yang tentunya harus dijaga dengan melestarikan hutan asli yang ada.
Konservasi adalah upaya dalam menjaga keberadaan plasma nutfah terutama flora dari
kepunahannya. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan konservasi ex situ adalah
sebagai tempat dalam menjaga kelestarian tumbuhan dari kepunahan di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang. Salah satu kawasan konservasi ex situ di Indonesia, yaitu Kebun Raya
Bogor.
Kebun Raya Bogor merupakan wisata alam kawasan konservasi ex-situ yang berada di
Kota Bogor. Kebun Raya Bogor menjadi salah satu tempat tujuan wisatawan baik domestik
maupun wisatawan mancanegara yang menyajikan keindahan alam yang tentunya wisatawan
dapat melakukan berbagai aktivitas seperti berolahraga, penelitian, dan menambah pengetahuan
mengenai tumbuh-tumbuhan. Menurut Hayewood (2010), Kebun Raya Bogor merupakan aset
penting yang sangat strategis dalam mengurangi dampak perubahan iklim global. Usaha
konservasi tumbuhan menjadi salah satu bagian dari program pada isu biodiversitas. Keberadaan
Kebun Raya Bogor penting jika dilihat dari segi ekologi, sebagai pelestarian keanekaragaman
hayati, penyerap karbondioksida, daerah resapan air, penghasil oksigen, dan memiliki nilai
estetika.
Berdasarkan dengan fenomena tersebut, maka kami bermaksud menyusun makalah dengan
judul “Analisis Nilai Ekologi Berdasarkan Perhitungan WTP Terhadap Konservasi Kebun Raya
Bogor dengan Pendekatan Contingent Valuation Method (CVM)”

1.2 Tujuan
1. Mengetahui komponen jasa layanan ekosistem yang berada di Kebun Raya Bogor
2. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap Kebun Raya Bogor
3. Mengetahui nilai ekologi dan Willingness To Pay terhadap konservasi di Kebun Raya
Bogor dengan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) beserta tahapan
pengolahan dan analisis data

1
BAB 2
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini berlokasi di Kebun Raya Bogor yang berada di jalan Ir. H. Juanda nomor 13,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan bahwa
KRB memiliki fungsi ekologi yang sangat tinggi dan nilai konservasi pada KRB tersebut belum
diperhitungkan. KRB merupakan kawasan konservasi botani ex situ yang memiliki koleksi
tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik,
atau kombinasi dari pola-pola untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata,
dan jasa lingkungan. Sebagai lembaga konservasi ex situ, KRB berperan besar dalam melestarikan
dan mendayagunakan flora indonesia.

2.2 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Contingent Valuation
Method (CVM). CVM merupakan sebuah metode yang digunakan untuk melihat atau mengukur
seberapa besar nilai suatu barang berdasarkan estimasi seseorang (FAO, 2000). CVM digunakan
untuk membuat pendekatan willingness to pay atau kesediaan membayar terhadap konservasi
sebagai nilai ekologis KRB. Dalam penelitian ini, data yang digunakan yaitu data primer yang
didapatkan dengan menyebar kuesioner. Pendekatan dalam memperoleh data WTP pada kuesioner
digunakan format payment card dengan memberikan pilihan besaran uang untuk kesediaan
membayar responden terhadap konservasi KRB. Data WTP dari responden yang terkumpul akan
dianalisis dengan menentukan rata-rata WTP untuk konservasi sebagai nilai ekologis KRB
pertahun.

● Rumus rata-rata WTP


𝑊𝑇𝑃 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
Mean WTP = ∑ 𝑛

● Rumus Nilai Ekologi KRB pertahun


Nilai Ekologi KRB per tahun = Mean WTP x jumlah pengunjung per tahun

2
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Komponen jasa layanan ekosistem yang berada di Kebun Raya Bogor
Keberadaan Kebun Raya Bogor sebagai pusat konservasi tumbuhan yang mengoleksi
beragam jenis tumbuhan tropis terbesar di dunia, saat ini menjadi semakin disadari pentingnya
baik ditinjau dari segi ekonomi maupun ekologi. Kebun raya merupakan kawasan yang memiliki
fungsi sebagai tempat konservasi tumbuhan, penelitian, pendidikan, wisata, serta jasa dan layanan
ekosistem. Jasa dan layanan ekosistem merupakan kontribusi langsung dan tidak langsung dari
ekosistem untuk kesejahteraan manusia (TEEB, 2010). Jasa layanan ekosistem yang dimaksud
adalah jasa penyediaan (provisioning services), jasa pengaturan (regulating services), jasa
habitat (habitat services), serta jasa kultural dan amenitas (cultural and amenity services).

Jasa dan layanan ekosistem yang terdapat di Kebun Raya Bogor antara lain;
1. Provisioning Services (jasa penyediaan)
Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan konservasi ekosistem ex
situ ialah sebagai tempat untuk menjaga kelestarian tumbuhan dari kepunahan di masa kini
maupun di masa mendatang. Dengan adanya kawasan konservasi ekosistem ex situ
tumbuhan dapat tetap lestari dengan membuat hutan buatan yang tentunya dengan
tumbuhan yang diambil dari habitat aslinya dan bukan merupakan tumbuhan hasil
budidaya. Kebun Raya Bogor sebagai kawasan konservasi eks situ memiliki layanan
penyedia sumber daya genetik. Sumber daya genetik ini diperlukan untuk menjaga dan
mengembangbiakkan keanekaragaman hayati melalui jenis tumbuhan dan satwa.

2. Regulating Services (jasa pengaturan)


Keberadaan Kebun Raya Bogor sebagai hutan kota ini sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, karena berfungsi sebagai penjaga dan memperbaiki kualitas iklim
(climate regulation) mikro dengan menyerap gas karbondioksida serta gas pencemar
lainnya melalui proses fotosintesis yang kemudian menghasilkan gas oksigen.
Ruang Terbuka Hijau seperti Kebun Raya Bogor juga dapat mengurangi polusi
udara (air quality regulation) dan dampak pemanasan global. Hal ini dikarenakan
ekosistem yang masih terjaga di kawasan tersebut.
Dengan banyaknya ragam flora dan fauna yang ada di Kebun Raya Bogor, tentu
perlu diperhatikan keberlanjutan dan kelestariannya. Karena itu Kebun Raya Bogor juga
memiliki jasa layanan ekosistem sebagai kontrol biologis dan layanan penyerbukan
(pollination). Kontrol biologis dan layanan penyerbukan diakibatkan dari adanya simbiosis
yang terjadi dalam ekosistem kawasan Kebun Raya Bogor. Layanan-layanan tersebut
penting dalam pemeliharaan keanekaragaman hayati yang ada.

3. Habitat Services (jasa habitat)


Keberadaan Kebun Raya Bogor selain sebagai penjaga dan memperbaiki kualitas
iklim mikro, juga sebagai salah satu kawasan konservasi ex situ yang didalamnya
menyimpan sumberdaya genetika tanaman sekitar 13.684 spesimen yang terdiri dari 3.423
jenis (species) yang mewakili 1.257 marga (genus) dari 222 suku (familia) (nursery
services). Keanekaragaman hayati tersebut merupakan potensi Kebun Raya Bogor yang
harus terus dapat dipertahankan kelestariannya (genetic diversity).

3
4. Cultural & Amenity Services (jasa kultural dan amenitas)
Kebun Raya Bogor memberikan pemandangan kota yang indah, rimbun, dan
nyaman. Kebun Raya Bogor juga memberikan nilai estetika, pencipta keseimbangan dan
keserasian fisik kota (aesthetic information).
Dengan berbagai potensi yang dimiliki, keberadaan Kebun Raya Bogor mempunyai
andil dalam usaha meningkatkan pendapatan negara yaitu dari kunjungan wisatawan setiap
tahunnya serta menambah pendapatan daerah Kota Bogor melalui kontribusinya dari
penerimaan tiket masuk sebagai salah satu destinasi wisata (recreation and tourism).
Selain untuk destinasi wisata, potensi yang dimiliki Kebun Raya Bogor juga dapat
digunakan untuk kepentingan pendidikan (information for cognitive development).
Keberagaman flora dan fauna yang ada dapat dimanfaatkan untuk penelitian.

3.2 Persepsi masyarakat terhadap Kebun Raya Bogor


Kebun Raya Bogor sebagai pusat konservasi ex-situ tumbuhan yang mengoleksi berbagai
jenis tumbuhan tropis terbesar di dunia, saat ini menjadi semakin disadari pentingnya baik ditinjau
dari segi ekonomi maupun ekologi. Pandangan pengunjung Kebun Raya Bogor perlu diketahui
untuk memberikan gambaran sejauh mana masyarakat mengetahui fungsi dari adanya Kebun Raya
Bogor.
Hasil penelitian terhadap 40 responden menyatakan bahwa sebanyak 36 orang (90%)
responden mengetahui fungsi dari keberadaan Kebun Raya Bogor, sedangkan 4 orang (10%)
lainnya tidak mengetahui fungsi Kebun raya Bogor. Pengetahuan masyarakat terhadap fungsi
Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1 Pengetahuan responden terhadap fungsi Kebun Raya Bogor


Pengetahuan Responden Jumlah responden Persentase(%)
terhadap fungsi Kebun Raya
Bogor

Ya 36 90

Tidak 4 10

Jumlah 40 100

Dari hasil penelitian terhadap 40 responden menyatakan bahwa sebanyak 27 orang (67,5%)
responden pernah mengunjungi Kebun Raya Bogor, sedangkan 13 orang (32,5%) lainnya tidak
pernah mengunjungi Kebun raya Bogor. Data responden yang pernah mengunjungi Kebun Raya
Bogor dapat dilihat pada tabel berikut.

4
Tabel 2 Kunjungan Responden ke Kebun Raya Bogor
Kunjungan Responden ke Jumlah responden Persentase(%)
Kebun Raya Bogor

Ya, Pernah 27 67,5

Tidak 13 32,5

Jumlah 40 100

Dari 27 responden yang pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor menyatakan bahwa
sebanyak 26 orang (96,2%) melakukan kunjungan sebanyak 1-3 kali dan 1 orang (3,8%)
melakukan kunjungan sebanyak 4-6 kali. Data Jumlah kunjungan ke Kebun Raya Bogor yang
dilakukan responden per tahun dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 3 Jumlah kunjungan ke Kebun Raya Bogor yang dilakukan responden per tahun
Jumlah kunjungan ke Kebun Jumlah responden Persentase(%)
Raya Bogor yang dilakukan
responden per tahun

1-3 Kunjungan 26 96,2

4-6 Kunjungan 1 3,8

7-9 Kunjungan 0 0

>9 Kunjungan 0 0

Jumlah 27 100

Dari 27 responden yang pernah berkunjung ke Kebun Raya Bogor menyatakan bahwa
sebanyak 24 orang (89%) berkunjung untuk melakukan rekreasi 2 orang (7,3%) untuk berolahraga,
dan 1 orang (3,7%) untuk melakukan aktivitas lainnya. Data Aktivitas yang dilakukan responden
di Kebun Raya Bogor dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4 Aktivitas yang dilakukan responden di Kebun Raya Bogor


Aktivitas yang dilakukan Jumlah responden Persentase(%)
responden di Kebun Raya
Bogor

Olahraga 2 7,3

Rekreasi 24 89

5
Penelitian 0 0

Other 1 3,7

Jumlah 27 100

3.3 Nilai ekologi dan Willingness To Pay terhadap konservasi di Kebun Raya Bogor
dengan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) beserta tahapan pengolahan
dan analisis data
Estimasi nilai Willingness To Pay dalam penelitian ini menggunakan metode payment card
dengan nilai bid yang ditawarkan adalah Rp. 10.000, Rp. 15.000, Rp. 20.000, Rp. 25.000, dan Rp.
30.000. Pasar hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Kebun Raya Bogor memiliki keunikan, keindahan, keanekaragaman hayati, budaya, dan
kekayaan sejarah. Kebun Raya Bogor adalah kebun koleksi tumbuhan yang penampilannya
terpadu dengan arsitektur lanskap sehingga menyajikan panorama alam yang alami, indah, dan
sarat dengan nuansa keilmuan. KRB mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan aset budaya.
KRB sebagai lembaga konservasi ex-situ tumbuhan merupakan salah satu pilar utama bagi usaha
penyelamatan jenis-jenis tumbuhan dari kepunahan serta menjadi induk dari sejumlah lembaga
penelitian di Indonesia dalam bidang biologi dan pertanian. Oleh karena itu, untuk melestarikan
Kebun Raya Bogor yang dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi, pihak pengelola meminta
pengunjung untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian Kebun Raya Bogor”.

Analisis nilai WTP terhadap upaya untuk melestarikan Kebun Raya Bogor yang
dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi menggunakan CVM (Contingent Valuation Method),
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Membangun pasar hipotetik
Responden diberikan informasi tentang fungsi Kebun Raya Bogor sebagai kebun koleksi
tumbuhan dengan panorama alam yang indah, sebagai tempat konservasi tumbuhan,
sebagai lembaga penelitian, dan sebagai sarana pendidikan sehingga responden memiliki
gambaran tentang pasar r hipotetik yang dibangun dan mengetahui berapa besar jumlah
yang bersedia dibayarkan.
2. Memperoleh nilai permintaan WTP
Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian kuesioner secara acak kepada responden
dengan metode payment card dengan responden dapat memilih secara langsung seberapa
nilai WTP yang bersedia dibayarkan dengan bid awal sebesar RP. 10.000.
3. Menghitung dugaan nilai rataan WTP
Dugaan nilai rataan WTP didapatkan dari 40 responden yang dihitung berdasarkan sebaran
data WTP yang dipilih oleh responden. Hasil data responden dapat dilihat pada tabel 1.

6
Tabel 5 Dugaan Nilai Rataan WTP Responden terhadap konservasi Kebun Raya
Bogor

WTP Jumlah Frekuensi Kumulatif Mean WTP


(Rp/kunjungan) Responden Responden (Rp/kunjungan)

10.000 8 40 2.000

15.000 19 32 7.125

20.000 6 13 3.000

25.000 4 7 2.500

30.000 3 3 2.250

Total 16.875

Dari tabel dapat terlihat bahwa responden paling banyak memilih WTP sebesar Rp.
15.000 serta rata-rata WTP per kunjungan Rp. 16.875.

4. Menduga kurva permintaan WTP


Kurva permintaan WTP responden terbentuk dari nilai WTP yang responden bersedia
bayarkan terhadap konservasi Kebun Raya Bogor. Kurva WTP menggambarkan hubungan
antara tingkat WTP yang ingin dibayarkan dengan jumlah responden yang bersedia
membayar pada tingkat tersebut. Didapatkan bahwa kurva permintaan WTP tidak memiliki
nilai slope yang negatif karena nilai WTP yang paling banyak dipilih responden sebesar
RP 15.000. Tetapi nilai bid WTP yang semakin tinggi (lebih dari Rp. 15.000) cenderung
semakin tidak dipilih oleh responden.

7
Gambar 1 Kurva permintaan WTP

5. Menentukan Nilai Ekologi Kebun Raya Bogor


Nilai ekologi Kebun Raya Bogor diperoleh dari hasil kali rata-rata WTP responden dengan
rata-rata kunjungan wisatawan ke Kebun Raya Bogor tahun 2015 -2019. Data Kunjungan Kebun
Raya bogor tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 7 Data kunjungan wisatawan ke Kebun Raya Bogor tahun 2015-2019


Tahun
2015 2016 2017 2018 2019

Wisatawan Wisatawan
Nusantara 1,003,616 1,007,751 1,330,217 1,354,057 1,089,935

Wisatawan
Mancanegara 27,280 23,085 25,203 24,691 19,183

Jumlah Kunjungan
1,030,896 1,030,836 1,355,420 1,378,748 1,109,118
Sumber: krbogor.lipi.go.id

Rata- rata jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2015-2019 sebesar 1.181.004 orang/tahun,
sehingga Nilai ekologi Kebun Raya Bogor didapat sebesar Rp. 19.929.442.500/tahun.

8
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Komponen jasa lingkungan di kebun raya Bogor terdiri dari jasa penyediaan, jasa
pengaturan, jasa habitat, serta jasa kultural dan amenitas. Dari ke-4 komponen dikatakan
bahwa Kebun Raya Bogor memiliki banyak manfaat untuk lingkungan, seperti menjaga
kelestarian tumbuhan dan satwa dari kepunahan; dapat memperbaiki kualitas iklim,
mengurangi populasi udara dan pemanasan global; serta Kebun Raya Bogor mempunyai
andil dalam usaha meningkatkan pendapatan negara. Hal ini dikarenakan KRB memiliki
keunikan, keindahan, keanekaragaman hayati, budaya, dan kekayaan sejarah. Selain itu,
KRB memiliki panorama alam yang alami, indah, dan sarat dengan nuansa keilmuan.
2. Persepsi masyarakat terhadap Keberadaan Kebun Raya Bogor cukup baik. Berdasarkan
hasil penelitian dari 40 responden diketahui sekitar 67,5% responden sudah berkunjung ke
kebun raya bogor untuk kegiatan olahraga, rekreasi, penelitian, dan kegiatan lain. Akan
tetapi kegiatan yang sangat diminati responden yaitu untuk rekreasi sekitar 89%.
Mayoritas responden melakukan kunjungan sebanyak 1-3 kali kunjungan.
3. Dari 40 responden, mayoritas memilih WTP sebesar Rp. 15.000, dengan Nilai rata-rata
willingness to pay responden perkunjungan sebesar Rp.16.875, dengan total WTP
Responden sebesar Rp 675.000 perkunjungan. Selanjutkan, Nilai Ekologi Kebun Raya
Bogor didapat sebesar Rp. 19.929.442.500/tahun.
4.2. Saran
1. Masyarakat diharapkan dapat lebih peduli dan memperhatikan kawasan konservasi Kebun
Raya Bogor, agar jasa lingkungan dan manfaat lain dari Kebun Raya Bogor dapat terus
dirasakan hingga generasi mendatang.
2. Pemerintah dan pihak pengelola diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan
perbaikan sarana dan prasarana kawasan Kebun Raya Bogor. Selain itu, diperlukan
pengoptimalan sumberdaya alam yang ada di Kebun Raya Bogor.

9
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, D.W., Helmanto, H.E.N.D.R.A. and Yudaputra, A.N.G.G.A., 2015. Peran Kebun Raya
Indonesia dalam upaya konservasi tumbuhan dan penurunan emisi karbon. Jurnal
Biodiversitas,
1(1), pp.66-70.
Salim R, M., 2010. Analisis strategi pengembangan Kebun Raya Bogor sebagai objek wisata.
Wijayanti, R.R., 2009. Penilaian Ekonomi dan Jasa Lingkungan Pusat Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Bogor.
Apriyanti H, 2011. Persepsi dan Sikap Pengunjung Kebun Raya Bogor Terhadap Koleksi
Tumbuhan Obat. Repository IPB.
Putri N,M, 2014. ANALISIS WILLINGNESS TO PAY DAN ALTERNATIF STRATEGI
UPAYA PENGEMBALIAN FUNGSI KAWASAN KONSERVASI (Studi Kasus: Taman
Hutan Raya Pancoran Mas Depok). Repository IPB.

10

Anda mungkin juga menyukai