Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKOLOGI TANAMAN

PLASMA NUTFAH TANAMAN SORGUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Tanaman


Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Sutarno, M. S.

Disusun oleh :

Kelompok VIB

Basilius Indra Samosir (23020222130056)


Winona Nathania Maykaresifa (23020222130061)
Irene Karunia Andreana (23020222130069)
Adam Kurnia Putra (23020222130076)
Ahmad Arif Fauzan (23020222140080)
Putri Dwi Ratna (23020222140086)
Melisa Theresia Situmorang (23020222140095)
Syifa Afifah Sartono (23020222140099)

PROGRAM STUDI S1 AGROEKOTEKNOLOGI


DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah Ekologi Tanaman.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Sutarno, M. S. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Ekologi Tanaman, yang telah membimbing dan membantu
selama pembelajaran kuliah berlangsung sampai penyusunan makalah Ekologi
Tanaman ini selesai. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh
penulis. Akhir kata, kami berharap semoga makalah Ekologi Tanaman ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.
Demikian kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terima kasih
atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak.

Semarang, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. 1


DAFTAR ISI ………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 3
1.1Latar Belakang ……………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… 4
2.1 Regulasi ……………………………………………………………. 4
2.2 Permasalahan ………………………………………………………. 5
2.3 Pelestarian ………………………………………………………….. 5
2.4 Solusi ……………………………………………………………….. 7
BAB III PENUTUP ………………………………………………………….. 8
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… . 8
3.2 Saran ……………………………………………………………….... 8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 9
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plasma nutfah merupakan sampel pembawa sifat dari suatu keturunan yang
mengatur perilaku kehidupan secara turun temurun, sehingga generasi berikutnya
mempunya sifat yang berbeda dari sebelumnya atau lainnya. Plasma nutfah adalah
kekayaan genetik intraspesies tanaman yang dapat diwariskan kepada keturunannya
melalui gen/DNA pada kromosom dalam sel embrionik dan diekspresikan dalam
setiap sel individu progeninya. . Keragaman plasma nutfah dapat berasal dari
kerabat liar (wild type), landraces, varietas lokal dan varietas introduksi maupun
hasil variasi somaklonal. Plasma nutfah tanaman yaitu sebagai sumber bahan
genetik untuk menciptakan varietas baru. Varietas baru yang dimaksud ialah
varietas yang unggul dari sebelumnya atau perbaikan karakter tanaman dalam
produktivitas, tahan terhadap hama dan penyakit. Sorgum adalah tanaman serealia
atau tanaman pangan yang dibudidayakan di wilayah tropis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah regulasi dan pelestarian plasma nutfah pada tanaman


sorgum?
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi pada plasma nutfah tanaman sorgum
dan bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui regulasi, cara pelestarian, permasalahan yang dihadapi, dan


solusi pada plasma nutfah tanaman sorgum.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Regulasi

Ketentuan dan syarat untuk pelepasan materi plasma nutfah terdiri dari
beberapa antara lain;
a. Gen pada aksesi plasma nutfah yang ditemukan bersifat baru, belum pernah
digunakan dalam pemuliaan dan berfungsi sebagai gen donor yang
diperlukan oleh program pemuliaan.
b. Aksesi plasma nutfah pembawa gen donor dapat disilangkan dengan
genotip/varietas yang akan diperbaiki sifatnya
c. Plasma nutfah pembawa gen baru dapat dan telah dibuktikan keberadaan
gennya mengikuti prosedur penelitian yang sesuai dengan kaidah ilmiah,
termasuk usulan pemberian kode gen
d. Gen baru yang ditemukan telah diteliti karakter gen aksinya dan cara
pewarisannya, menggunakan segregasi mendel atau teknik genetika
molekuler
e. Aksesi plasma nutfah pembawa gen bersangkutan belum pernah dilepas
secara resmi , belum pernah dipublikasikan oleh instansi di dalam negeri,
negara lain atau oleh lembaga penelitian internasional
f. Plasma nutfah pembawa gen yang dimaksudkan, apabila diambil dari
“kepemilikan” masyarakatm harus ada persetujuan masyarakat dengan
prinsi Prior Informed Consent dari ketentuan CBD (1992)
g. Hak kepemilikan plasma nutfah oleh seseorang atau lembaga harus dapat
dimanfaatkan bagi kemaslahatan masyarakat lauas, melalui pemanfaatan
gen dalam program pemuliaan tanaman.
2.2 Permasalahan

Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman serealia biji-


bijian termasuk famili Graminae atau rerumputan. Di dunia luas sorgum menempati
urutan keempat setelah gandum, jagung dan padi. Di Indonesia sorgum telah lama
dikenal oleh petani khususnya di Jawa, NTB dan NTT, biasa ditanam oleh petani
sebagai tanaman sela atau tumpang sari dengan tanaman pangan lainnya. Bijinya
digunakan sebagai pangan alternatif dan hijauan daun serta batang dimanfaatkan
sebagai pakan ternak ruminansia. Permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan tanaman sorgum manis saat ini adalah masih terbatasnya varietas
sorgum manis untuk dapat dikembangkan secara komersial sesuai dengan yang
diinginkan.
Selain itu permasalahan pengembangan tanaman sorgum juga adalah bukan
tanaman asli Indonesia, oleh karenanya keragaman genetik yang ada masih sangat
terbatas. Selama ini produksi dan kualitas sorgum lokal masih sangat rendah
dibanding produk impor, sehingga diperlukan upaya perbaikan varietas tanaman
melalui program pemuliaan tanaman. Keterbatasan pengetahuan petani terhadap
sorgum, minat petani dalam menanam sorgum yang masih sangat rendah, serta luas
lahan untuk tanaman pangan yang semakin sempit, dan juga sorgum masih ditanam
di lahan-lahan marginal, sehingga tidak memaksimalkan potensi hasil pada
tanaman sorgum itu sendiri juga merupakan salah satu permasalahan dalam plasma
nutfah tanaman sorgum.

2.3 Pelestarian

Pelestarian plasma nutfah merupakan upaya untuk memelihara dan


melindungi sumber genetik tanaman secara teratur, baik di habitat aslinya (in-situ)
maupun di luar habitat aslinya (ex-situ), guna mencegah kerusakan dan kepunahan.
Plasma nutfah penting untuk pelestarian jenis atau varietas tanaman, dan
keberhasilan program pembangunan pangan sangat bergantung pada
keanekaragaman plasma nutfah yang dimiliki.
a)Pelestarian plasma nutfah secara in-situ
Pelestarian plasma nutfah secara in situ adalah proses konservasi yang
melibatkan pemeliharaan dan perlindungan plasma nutfah dalam habitat aslinya
mereka. Konservasi ini melibatkan beberapa pendekatan, seperti konservasi ek
situ, yang melibatkan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan plasma nutfah
di luar habitat aslinya. Beberapa metode konservasi in situ meliputi:

● Konservasi cagar alam: Melibatkan pelestarian dan perlindungan cagar


alam, suaka margasatwa, dan taman nasional.
● Konservasi kebun koleksi: Melibatkan penyimpanan biji, in-vitro, polen,
cryopreservation/penyimpanan suhu beku, dan encapsulation/biji sintetik.
● Konservasi tanaman basah: Melibatkan penyimpanan materi di lapangan dan
rumah kasa, seperti field genebank atau kebun koleksi.

Pelestarian plasma nutfah secara in situ memiliki beberapa keuntungan,


seperti menjaga keanekaragaman spesies dan mengatasi pemanfaatan sumber
daya hayati dan penggunaan lahan sebagai habitat. Selain itu, pemanfaatan plasma
nutfah dalam program pemuliaan yang intensif telah dilakukan pada tanaman
pangan dan hortikultura, yang terlihat dari jumlah varietas unggul yang telah
dihasilkan.
b) Pelestarian plasma nutfah secara ex-situ
Metode pelestarian plasma nutfah secara ex situ melibatkan perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan plasma nutfah di luar habitat aslinya. Beberapa
contoh metode konservasi ex situ plasma nutfah termasuk penyimpanan biji, in-
vitro, polen, cryopreservation, dan encapsulation. Salah satu contoh pelaksanaan
konservasi ex situ adalah melalui kebun koleksi plasma nutfah. Pendekatan ini
penting untuk mencegah kerusakan dan kepunahan plasma nutfah. Pelestarian
plasma nutfah secara ex situ memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

● Memelihara sumber germplasma yang semakin terancam: Pelestarian plasma


nutfah secara ex situ dapat membantu memelihara sumber germplasma yang
semakin terancam dan menghindari kepunahan plasma nutfah tersebut.
● Menyediakan bahan untuk penyelidikan biologi secara berterusan: Plasma
nutfah yang disimpan secara ex situ dapat digunakan sebagai bahan untuk
penyelidikan biologi secara berterusan.
● Meningkatkan keanekaragaman plasma nutfah: Pelestarian plasma nutfah
secara ex situ dapat meningkatkan keanekaragaman plasma nutfah karena
plasma nutfah yang disimpan berasal dari berbagai lokasi dengan spesies-
spesies yang khas karena terbentuk dari lingkungan yang spesifik.
● Meningkatkan keberhasilan program pembangunan pangan: Pelestarian
plasma nutfah sebagai sumber genetik akan menentukan keberhasilan
program pembangunan pangan, dimana kecukupan pangan yang diidamkan
akan tergantung kepada keragaman plasma nutfah yang dimiliki karena pada
kenyataannya varietas unggul yang sudah, sedang dan akan dirakit
merupakan kumpulan dari keragaman genetik spesifik yang terekspresikan
pada sifat-sifat unggul yang diinginkan.

Namun, pelestarian plasma nutfah secara ex situ juga memiliki kelemahan,


seperti memakan waktu yang cenderung lebih lama karena harus diadakan
penelitian dan eksplorasi untuk mencari kecocokan sebelum konservasi benar-
benar dilaksanakan, serta dana yang dibutuhkan sangat besar.

2.4 Solusi

Solusi perbaikan varietas plasma nutfah tanaman sorgum dapat dilakukan


dengan berbagai metode pemuliaan antara lain;

● Diperlukan upaya perbaikan varietas tanaman melalui program pemuliaan


tanaman. Upaya ini dapat dilakukan dengan meningkatkan 2 keragaman
genetik tanaman sebagai dasar dalam proses seleksi genotipe unggul.
Salah satunya yaitu dengan iradiasi sinar gamma.
● Dilakukan penelitian untuk mendapatkan karakter morfologi atau penanda
lain pada tanaman induk yang berhubungan dengan kemampuan ratoon.
● Ketahanan sorgum manis terhadap garam dapat ditingkatkan dengan proses
penting eksklusi garam, yang menginduksi akumulasi Na + dalam vakuola
parenkim akar dan membatasi transportasi Na + ke dalam tunas.
● Peningkatan pengetahuan petani, promosi dan edukasi, pengembangan
varietas unggul, pemanfaatan teknologi pertanian, dan peningkatan akses
pasar
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Plasma nutfah merupakan sampel pembawa sifat dari suatu keturunan yang
mengatur perilaku kehidupan secara turun temurun, sehingga generasi berikutnya
mempunya sifat yang berbeda dari sebelumnya atau lainnya. Plasma nutfah penting
untuk pelestarian jenis atau varietas tanaman, dan keberhasilan program
pembangunan pangan sangat bergantung pada keanekaragaman plasma nutfah yang
dimiliki. Permasalahan yang sedang dihadapi dalam pembuatan plasma nutfah
sorgum adalah keterbatasan dalam varietasnya dan juga keanekaragaman genetik
yang terbatas dikarenakan sorgum bukan berasal dari Indonesia. Maka dari itu,
diperlukan upaya peningkatan varietas sorgum dengan pemuliaan tanaman,
peningkatan pengetahuan bagi petani, peningkatan teknologi pertanian, dan
pengembangan varietas unggul.

3.2 Saran

Saran dari penulis untuk makalah Plasma Nutfah Tanaman Sorgum adalah
agar dapat mencari informasi lebih detail lagi tentang plasma nutfah sorgum yang
adq di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Aries, P. P. 2015. Uji daya hasil beberapa genotipe sorgum (Sorghum bicolor L.
Moench) pada tanah ultisol di Limau Manis.

Pramono, E. 2022. Konservasi In Vitro melindungi keseragaman genetik tanaman


kopi. J. Agro, 1 (2) : 8 – 12.

Wahyuningrum, M. A., Endang, D. P., & Lukiwati, D. R. 2015. Produksi hijauan


pakan sorgum (Sorghum bicolor Var. Numbu) dengan pemupukan fosfat dan
nitrogen. Jurnal Ilmiah Respati, 6 (1) : 32 – 42.

Zuraida, N. 2018. Pengelolaan plasma nutfah tanaman terintegrasi dengan program


pemuliaan. Buletin Plasma Nutfah, 14 (2) : 57 – 67.

Anda mungkin juga menyukai