Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BENTUK DAN POLA TANAM HUTAN RAKYAT

DI DESA CIKETAK KEC. KADUGEDE DAN DESA SEDA


KEC. MANDIRANCAN KAB. KUNINGAN

ELDITAMA REZKY ZULKARNAIN


HILMAN FAUZI
RAFLI ALVIANSYAH
JABAL TORIK
AGUNG KURNIA ARISTIAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
KUNINGAN
2019
DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ...........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................
1.4 Manfaat penelitian ..............................................................................
1.5 Kerangka Berfikir...............................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
III. METODE PENELITIAN ...............................................................................
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................
3.2 Bahan dan Alat ...................................................................................
3.3 Objek dan Data Kegiatan ...................................................................
3.4 Pengumpulan Data .............................................................................
3.5 Analisis Data ......................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Hutan yaitu Suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang – undang
No.41 Tahun 1999).
Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat besar peranannya
dalam berbagai aspek kehidupan, karena hutan adalah sumber daya alam yang dapat
di perbaharuai atau renewable berbeda dengan pemanfaatan lainnya dimana hutan
tersebut di kelola dengan lesatari maka nilai – nilai hutan tersebut akan selalu ada
dan bertambah, dimana pada hutan memiliki nilai nilai penting bagi
keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia.
Menurut Reksohadiprojo (1994), pentingnya hutan bagi kehidupan sosial
ekonomi suatau masyarakat dewasa ini semakin meningkat. Dengan di dasari oleh
kebutuhan masyarakat yang meningkat dari hasil hutan maka di butuhkannya
pemahaman pengelolaan sumber daya hutan yang lestari diumana dapat
mendapatkan hasil yang besar dan dapat menajaga kondisi alam tersebut sehingga
dapat di gunnakan berkelanjutan.
Salah satu upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam dan kebutuhan
ekonomi dari hasil hutan adalah pembentukan hutan rakyat dan perhutanan sosial,
Hutan rakyat sudah berkembang sejak lama di kalangan masyarakat indonesia yang
masih di laksanakan dengan cara yang masih tradisional sedangkan perhutanan
sosial ada ide baru agar masyarakat indonesia ang berada disekitar hutan daapat
mengelola hutan negara tetapi masih kurang dalam realisasinya sehingga dari
pandangan peneliti memilih Hutan rakyat yang merupakan salah satu alternatif
pemecahan masalah terhadap tekanan sumber daya hutan. Manfaat yang bisa
diperoleh dari pengelolaan hutan rakyat antara lain pemenuhan kebutuhan kayu,
peningkatan pendapatan masyarakat, dan peningkatan produktivitas lahan milik
masyarakat. Manfaat yang diperoleh masyarakat tergantung pada pengelolaan yang
dilakukan oleh pemilik hutan rakyat.

1.2 Perumusan Masalah


Untuk mengetahui bentuk dan pola tanam pengelolaan hutan rakyat di dua desa
di kabupaten kuningan, pada lokasi desa pertama bertempat di Desa Ciketak
kecamatan kadugede kabupaten kuningan, sedangaan lokasi kedua bertempat di
Desa Seda kecamatan mandirancan kabupaten kuningan, perlu di lakukannya
penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, timbul beberapa pertanyaan yang
merupakan ruang lingkup dari kajian penelitian, yaitu :
1. Bagaimana bentuk kegiatan pengelolaan hutan masyarakat pada dua desa
yang memiliki lokasi dan batas desa yang berbeda pada lokasi pertama desa
Ciketak memiliki batas desa yang dikelilingi oleh pemukiman masyarakat
sedangkan pada lokasi kedua desa Seda memiliki batas desa yang berbtasan
dengan kawasan konservasi.
2. Mengetahui pola tanam di kedua desa
3. Membandingkan kedua data yang diperoleh untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan hutan rakyat di kedua desa
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan pengelolaan hutan rakyat di desa Ciketak
kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan dan desa Seda kecamatan
Mandirancan Kabupaten Kuningan.
2. Menghitung Luas tutupan hutan dengan menggunakan citra satelit.
3. Mengambil petak sample untuk mendapatkan data infomasi pola tanaman
hutan rakyat
1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan yaitu untuk memperbanyak data dan pengetahuan


tentang bentuk dan pola tanam hutan rayat yang berada di kuningan.
2. Penelitian tentang bentuk hutan rakyat ini diharapkan memberikan data agar
kedepannya pengelolaan hutan rakyat lebih baik.
3. Sebagai bahan informasi bagi instansi – instansi terkait serta pihak yang
membutuhkan data untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pikir

Potensi Hutan Rakyat Kabupaten Kuningan

Ekologi Geografi Pola Tanam

Pegelolaan Hutan Rakyat

Kajian Potensi Hutan Rakyat

Sistem Informasi Hutan Rakyat


Gambar 1.1 Sekema Kerangka Pikir Penelit
BAB III
METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penlitian akan dilaksanakan di Desa Ciketak Kecamatan Kadugede Kabupaten
Kuningan dan Desa Seda Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan.

4.2 Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
1. Peta Wilayah Kabupaten Kuningan dan dokumen lain yang berkaitan
dengan lokasi penelitian.
2. GPS untuk mendapatkan infomasi koordinat.
3. ArcGis untuk mengolah infomasi citra satelit dalam menentukan luas
hutan pada lokasi penelitian.
4. Kuisoner untuk mengumpulkan data sekunder dan primer.
5. Kamera untuk mengambil dokumentasi dan Visualisasi obyek kegiatan
guna kelengkapan laporan.
6. Alat Inventarisasi Hutan Berupa : Pita Ukur, Roll Meter, Klinometer, dan
Tally Sheet.
4.3 Objek dan Data Kegiatan
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden
melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuisioner yang telah disusun), sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi
pustaka/literatur yaitu dengan cara membaca dan mengutip teori-teori yang relevan
dari berbagai sumber, serta data-data yang didapat dari lembaga-lembaga/instansi-
instansi yang terkait dengan penelitian ini.

4.4 Pengumpulan Data


Pengambilan datanya dilakukan dengan metode garis berpetak dengan petak
berukuran 20m x 20m dan jarak antar petak sebesar 100m, yang diletakkan
sepanjang jalur pengamatan. Dalam masing-masing petak contoh tersebut dibuat
sub petak contoh ukuran 10m x 10m, dan dalam petak contoh tersebut dibuat lagi
sub petak ukuran 5m x 5m. Petak contoh ukuran 20m x 20m digunakan untuk
mengumpulkan data jenis pohon, petak ukuran 10m x 10m digunakan untuk
mengumpulkan data jenis tiang, dan petak contoh ukuran 5m x 5m digunakan untuk
mengumpulkan data jenis pancang/semai. Waktu penelitian adalah 2 bulan dar
bulan Novembver – Desember 2019.
Gambar 1.Desain Metode garis berpetak (Kusmana 1997)

Untuk mengetahui komposisi dan struktur vegetasi menggunakan analisis vegetasi:


Kerapatan (K) = Jumlah Individu (jenis tumbuhan) Luas Petak Contoh (ha)

Frekuensi (F) = Jumlah petak ditemukan suatu jenis Jumlah seluruh petak contoh

Dominansi (D) = Luas bidang dasar suatu jenis (m2) Luas seluruh petak contoh
(ha)

Kerapatan relatif (KR) = Kerapatan suatu jenis x 100 % Kerapatan total


seluruh jenis

Frekuensi relatif (FR) = Frekuensi suatu jenis x 100% Frekuensi seluruh


jenis

Dominansi relatif (DR) = Dominansi suatu jenis x 100% Dominansi


seluruh jenis

Indeks Nilai Penting (INP) dihitung dengan menggunakan rumus:

INP = KR + FR + DR Komposisi jenis dihitung berdasarkan jumlah


jenis tumbuhan yang ditemukan. Struktur vegetasi diukur berdasarkan tinggi
tegakan vegetasi

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode


analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2008), analisis deskriptif merupakan
metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang
sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat
memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.
4.5 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan metode:
a. Analisa deskriptif kuantitatif dilakukan untuk menganalisa data yang
dilakukan melalui pengukuran langsung dilapangan yaitu berupa data
tentang pengukuran hasil kayu yang akan dikumpulkan dalam bentuk tabel.
b. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menganalisis pengembangan
potensi yang dihasilkan hutan rakyat melalui aspek-aspek manajemen
meliputi penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran hasil
secara sederhana.
c. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan faktor-faktor strategis
internal dalam rangka Strength dan Weakness serta untuk merumuskan
faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka Opportunities dan Threats
dalam menganalisa pengembangan hutan rakyat (Rangkuti, 2006).

Analisis SWOT adalah salah satu metode yang digunakan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk menentukan tujuan
strategis suatu kegiatan. Proses penyusunan analisis SWOT dilakukan melalui 3
(tiga) tahapan yaitu tahap pengumpulan data meliputi data internal (kekuatan dan
kelemahan) dan data eksternal (peluang dan ancaman), tahap analisis data serta
tahap pengambilan keputusan. Pada penelitian ini, analisis SWOT digunakan
untuk mengetahui dan menganalisis potensi hutan rakyat di Desa Bandar Dalam.
Analisis ini digunakan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki hutan rakyat
untuk menarik keuntungan dari kawasan hutan rakyat tersebut (Rangkuti, 2006)

Anda mungkin juga menyukai