Nama Kelompok :
Anastasia Meilissa Sontani XII6 / 01
Andrew Montaro Hardianto XII 6 / 02
Karen Lim XII 6 / 13
Flandy Carsten XII 6 / 07
Russel O’Briant XII 6 /24
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Ia
telah melimpahkan berkat, dan rahmatnya. Dengan bantuannya makalah ini
dapat kami terselesaikan sesuai dengan ketentuan dan harapan kami. Kami juga
bersyukur atas kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam peyusunan karya ilmiah ini.
Khususnya kepada guru pendamping yaitu Bapak Irwan Faisal, S.Pd. Tentunya
makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
2
Daftar Isi
SAMPUL………………………………………………….………………………………….1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3
BAB 1. Pendahuluan
Latar Belakang………………………………………………………………………..4
Rumusan Masalah…………………………………………………………………….5
Tujuan Penelitian……………………………………………………………………..5
Manfaat……………………………………………………………………………..5-6
pertanian dan juga perkebunannya. Pertanian dan perkebunan menjadi salah satu hasil
karya alam yang melimpah jumlahnya khususnya di daerah dataran tinggi. Selain
meningkatkan total angkatan kerja di negara ini. Namun masih saja terjadi
satu sektor yang sangat dominan dalam perkembangannya yang maju hal tersebut
didorong karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Namun untuk
yang masih jauh dari harapan. Mayoritas petani masih meggunakan system manual,
lalu masih banyak harga pupuk yang melonjak, kurangnya dana untuk men-support
kegiatan ini
dan devisa negara Indonesia. Hal itu dapat dibuktikan dengan luasnya sektor
perkebunan yang dimiliki Indonesia per 2021 berhasil memproduksi 1.258 juta ton
untuk kopi ,6-7 juta ton cabai saja. Bisa dikalikan dengan beratus-ratus jumlah hasil
Keraton, dan Cartil hasil perkebunan dan pertaniannya sangat melimpah. Mayoritias
ditanami tumbuhan yang menghasilkan. Seperti cabai, kopi, pisang dan sebagainya
Rumusan masalah
pertanyaan ini.
kenaikan bahan pokok yang dibutuhkan para petani untuk menghasilkan hasil
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
di bidang geografi.
2. Manfaat Praktis
- Bagi Peneliti
rasional dan jelas. Dalam hal mengkaji lebih mendalam untuk mengerti masalah
- Bagi Masyarakat
Memberikan edukasi dan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau
BAB 2
( PENGGAMBARAN OBJEK OBSERVASI )
Lokasi
Tempat yang kami jadikan sebagai objek penelitian berada di Jawa Barat, Dago
yang berlokasi di Tahura, Tebing Keraton, dan Cartil. Ketiga lokasi ini saling berdekatan
berdekatan dan disekitar jalannya terdapat banyak penjual hasil kebun seperti pisang.
(Gambar 1.4)
Tahura terletak sebelah Utara yang berjarak 8,2 kilometer dari pusat kota Bandung,
secara astronomis berada di 107ᴼ 30’ BT 52’ LS, letak geografinya yaitu -
kelembapan udara mencapai 91%, tekana udara 29,91, kemiringan lereng 12 derajat,
Tebing Keraton yang terletak berjarak 16 kilometer dari pusat kota Bandung, secar
astronomis berada di 6ᴼ 50,19 S dan 107 ᴼ 39,33 E.Kampung Ciharegem Puncak, Desa
Ciburial, Bandung, Jawa Barat. Kondisi tebing keraton di pagi hari yaitu jam 08;30
Cartil yang berjarak 10 kilometer dari pusat kota, letak geografinya yaitu -
7
BAB 3
( METODE PENELITIAN )
Penelitian ini akan melihat mengenai keterkaitan antara tiga titik di daerah Dago,
Jawa Barat, yaitu Tahura, Tebing Keraton, dan Cartil dengan lima aspek fisik dalam geografi
pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun proposal ini, maka kami
Adapun jenis data dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain :
a) Data Primer
Data yang diperoleh peneliti secara langsung pada sumbernya atau objek penelitian.
1) Wawancara
2) Observasi
Metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
3) Kuisioner
b) Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti tidak secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian, melainkan pengumpulan data bisa didapatkan dari buku, internet, dan lain
sebagainya.
Dalam proses penelitian ini, kami menggunakan beberapa alat dan bahan. Berikut ini
merupakan alat dan bahan yang dipergunakan selama proses penelitian dapat dilihat pada
tabel 3.1
a) Anemometer
b) Kompas
c) Barometer
d) Altimeter
Botol Plastik
9
BAB 4
Hasil
Penelitian ini merupakan penelitian yang ditujukan kepada tiga titik di daerah Dago,
Jawa Barat berdasarkan lima aspek fisik dalam geografi. Tiga titik yang dijadikan sebagai
tempat penelitian adalah Tahura, Tebing Keraton, dan Cartil. Sebagai bahan kajian data
peneliti melakukan aktivitas pencarian data melalui wawancara, observasi, dan pemberian
angket kepada orang sekitar, khususnya petani dan penjual. Observasi dan dokumentasi telah
dilakukan selama penelitian berlangsung serta menghasilkan beberapa data yang dapat
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa lokasi pertama yaitu daerah TAHURA
atau Taman Hutan Raya yang berlokasi di daerah Dago, Jawa Barat tepatnya terletak di -
6,8493906/107,6473015 atau letak geografinya di 103⁰30 BT dan 6⁰52 LS. Tahura ini
memiliki jenis tanah “aluvial” dengan sebagian besar lahan disana dijadikan sebagai tempat
perkebunan, wilayah permukiman warga, dan tempat wisata, seperti hutan lindung. Batuan
didaerah Tahura berjenis batuan cadas dan batuan sela-gang. Di daerah Tahura yang
diobservasi tidak memiliki daerah sungai, mereka menggunakan sumur sebagai sumber air
mereka. Monyet dan serangga-serangga adalah fauna yang umumnya berada disana,
sedangkan tanaman pisang, kopi, dan bawang adalah sedikit contoh dari flora yang berada di
sana. Kami melakukan observasi pada pukul 07.45 pagi dan suhu disana sekitar 20derajat
dengan kelembapan udara mencapai 91%, tekanan udara 29,91, kemiringan lerang 12derajat,
Lokasi kedua yang diobservasi adalah daerah Tebing Keraton yang juga berlokasi di
daerah Dago. Tebing Keraton memiliki letak geografis di 6⁰50,19S dan 107⁰39,33E.
10
Tebing Keraton ini memiliki jenis tanah “aluvial” dengan Sebagian besar lahan disana
dijadikan sebagai tempat perkebunan, wilayah permukiman warga, dan tempat wisata,
contohnya tebing keraton. Batuan didaerah Tebing Keraton berjenis batuan vulkanik. Di
daerah Tebing Keraton yang diobservasi ini tidak memiliki daerah sungai, mereka
menggunakan sumur sebagai sumber air mereka. Ulat dan serangga-serangga adalah fauna
yang umumnya berada disana, sedangkan tanaman kentang, palawija, kol, tomat, dan
cengkeh adalah sedikit contoh dari flora yang berada di sana. Kami melakukan observasi
pada pukul 08.30 pagi dan suhu disana sekitar 24⁰ dengan kelembapan udara mencapai 94%,
tekanan udara 29,91, kemiringan lerang 3⁰, kecepatan angin 15Km/jam, dan jenis awan
stratus.
Lokasi ketiga yang kami pilih adalah daerah Cartil yang berlokasi cukup jauh dari
daerah Dago. Cartil letak geografisnya berada di -6,8581343 / 107,6649549. Cartil ini
memiliki jenis tanah “andosol” dengan sebagian besar lahan disana dijadikan sebagai tempat
perkebunan, wilayah permukiman warga, dan tempat-tempat atau warung makan. Batuan
didaerah Tebing Keraton berjenis batuan andesit. Di daerah Tebing Keraton yang kami
observasi ini tidak memiliki daerah sungai, mereka menggunakan sumur sebagai sumber air
mereka dan sumber air yang ada cukup bersih. Kucing dan serangga-serangga adalah fauna
yang umumnya berada disana, sedangkan tanaman kol, kentang, dan cabe adalah sedikit
contoh dari flora yang berada di sana. Kami melakukan observasi pada pukul 10.20 pagi dan
suhu disana sekitar 25⁰ dengan kelembapan udara mencapai 74%, tekanan udara 29,90,
11
Berikut adalah nama kesepuluh orang yang kami wawancarai atau kami jadikan
5. Pa Agus (petani)
6. Bu nis (petani)
7. Pa Yudi (petani)
8. Pa Yanto (petani)
9. Pa Maman (petani)
Pembahasan
Bentuk Pembahasan yang akan diberikan adalah pemaparan secara lebih spesifik
terkait lokasi yang diteliti dengan lima aspek geografi yaitu lithosfer, hidrosfer, atmosfer,
biosfer, dan antroposfer. Pemaparan ini diberikan berdasarkan data yang telah diperoleh
Untuk lokasi Tahura dan Tebing Keraton dimana bisa dilihat aspek lithosfernya
adalah tanah berupa tanah aluvial yang dijadikan sebagai tempat perkebunan, wilayah
permukiman warga, dan tempat wisata. Sedangkan Cartil memiliki tanah “andosol” dengan
sebagian besar lahan disana dijadikan sebagai tempat perkebunan, wilayah permukiman
warga, dan tempat-tempat atau warung makan. Batuan di Tahura juga berupa batuan cadas
12
Batuan vulkanik merupakan batuan daerah Tebing keratin dan batuan andesit di daerah
Cartil.
Untuk hidrosfer kebanyakan wilayah ini tidak memiliki daerah sungai, mereka masih
menggunakan sumur sebagai sumber air mereka. Untuk Biosfer ketiga titik wilayah ini
berbeda-beda, contoh salah satunya daerah Tahura ini terdapat Monyet dan serangga-
serangga yang merupakan fauna yang umumnya berada disana, sedangkan tanaman pisang,
Dari lokasi pertama kami mewawancarai tiga orang yaitu Ibu Iin dan Pa Daja yang
berprofesi sebagai penjual buah-buahan sekaligus petani yang menanam buah tersebut, lalu
juga ada Bu Eni yang berprofesi sebagai petani rumput. Untuk Ibu Iin dan Pa Daja adalah
seorang penjual pisang dan juga petani pisang di ladang milik orang lain (Pa Tomi), mereka
berdua berasal dari daerah Buah Batu dan mereka bekerja di daerah dago dengan
menentu bisa dari Rp.50.000 sampai Rp.400.000 tergantung dengan jumlah pembeli disana.
Umumnya masalah yang mereka hadapi dalam menanam dan berjualan adalah monyet,
monyet seringkali mencuri pisang-pisang yang mereka tanam atau jual. Tahapan yang mereka
lakukan untuk menanam pisang yang pertama adalah menggeburkan tanah sebelum
menanam, kedua menyiram tanaman di musim kemarau, ketiga memberikan pupuk sesuai
jadwal, dan terakhir membersihkan lahan sekitar dari rumut liar. Umumnya masa tanam
piang sekitar satu tahun. Selain pisang mereka juga menanam kopi dan bawang merah.
Selanjutnya juga Pa Daja yang menjadi penjual pisang dan alpukat. Mereka berdua Pa
Daja dan Bu Eni menanam sendiri kedua jenis tanaman tersebut di halaman belakang rumah
mereka. Untuk penghasilan yang mereka kurang lebih sebesar Rp.250.000 per bulan, bisa
13
kurang atau bisa lebih. Untuk cara perawatan kurang lebih sama seperti sebelumnya. Dan
untuk Bu Eni beliau adalah seorang petani rumput atau orang-orang yang mencari rumpur liar
dari sebuah tempat, kemudian beliau serahkan kepada orang yang memintanya untuk
Dari lokasi kedua kami mewawancarai lima orang yaitu Ibu Eni dan Pa Rohaya, Pa
Agus, Bu Nis, Pa Yudi, dan Pa Yanto yang semua dari mereka berprofesi sebagai petani
sayuran dan buah-buahan. Mereka ber-lima adalah petani sayuran dan buah-buahan,
contohnya pisang, kol, cabai, dan masih banyak lagi. Rata-rata penghasilan mereka mencapai
kurang lebih 25 juta dalam sebulan. Namun itu adalah penghasilan kotor. Mereka juga
menanam tanaman secara bergantian supaya menciptakan kondisi tanah yang bagus. Untuk
merawat tanaman mereka merawatnya setiap hari dengan memberikan pupuk, dan juga
disiram. Umumnya masalah yang mereka temui adalah harga pupuk yang sebelumnya
disubsidi namun saat ini tidak ada lagi subsidi bahkan sekarang harga pupuknya naik 3 kali
Dari lokasi ketiga kami mewawancarai dua orang yaitu Pa Maman dan Bu Tri yang
keduanya berprofesi sebagai petani sayuran dan buah-buahan. Mereka berdua juga
merupakan petani yang bekerja untuk orang lain. Umumnya mereka mendapatkan
penghasilan sebesar Rp.75.000 per minggu. Mereka menanam sayuran seperti kol dan masih
banyak lagi. Untuk perawatan yang mereka lakukan juga sama yaitu memberikan pupuk
14
BAB 5
( KESIMPULAN )
Kesimpulan
Daerah Dago, Jawa Barat ini ternyata memiliki aspek yang cukup berbeda dalam
setiap wilayahnya. Jika di Tahura dan Tebing Keraton memiliki jenis tanah “aluvial”, di
daerah Cartil jenis tanahnya adalah tanah “andosol”. Flora yang ditemukan dalam ketiga
wilayah juga kebanyakan berbeda-beda, seperti ada yang menanam kentang, cabai, kopi, dan
lain sebagainya.
Kondisi air diketiga wilayah tersebut juga masih menggunakan sumur dimana air dari
sumur digunakan untuk kebutuhan air warga sehari-hari karena tidak adanya sungai disana.
Tanaman-tanaman yang ditanam oleh petani disana juga sebagian besar perlu dipupuk agar
menghasilkan kualitas yang baik dan bagus. Mayoritas petani juga berprofesi sebagai penjual
dimana selain merawat tanaman, mereka juga menjualkan hasil panen mereka ataupun
menjualkannya ke orang lain. Untuk hari senin hingga jumat mereka merawat tanaman
mereka, dan diakhir pekan yaitu Sabtu dan minggu mereka pergunakan untuk menjual
Masalah yang seringkali dihadapi saat pertanian adalah harga pupuk yang melonjak
naik. Jika dulu masih ada subsidi untuk pupuk, sekarang tidak ada lagi apalagi dibarengi
dengan harga yang 3 kali lipat lebih mahal membuat petani semakin kewalahan. Untuk
perdagangan, masalah yang dihadapi adalah fauna yang mengambil hasil tanam dan panen,
15
Saran
Tebing Keraton, dan Cartil, masih ada berbagai permasalahan yang ditemukan, baik kualitas,
pendapatan, dan masalah lainnya. Adapun berikut beberapa saran yang kira-kira bisa
dipertimbangkan.
1. Pihak pemerintah sebaiknya memberikan lagi subsidi untuk pupuk karena dengan
tanamannya karena kunci untuk mendapatkan kualitas tanaman yang subur dan bagus,
pupuk yang berkualitas sangat diperlukan. Dari sana, para petani bisa semakin
sehingga bisa menjadi daya Tarik wisatawan yang nantinya bisa membantu mata
pencaharian warga-warga. Karena bisa dilihat bahwa tidak semua warga memiliki
penghasilan yang stabil sehingga dengan daerah wisata, bisa menambah sedikit
pendapatan warga.
16
1.5 1.6
17
1.7 1.8
1.9 1.10
1.11
1.12
1
.13 1.14
18
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/drive/folders/
1V7XircDYYUpX1UQWwC1qbRwNi7me2jer?usp=sharing
19