Anda di halaman 1dari 25

1

MAKALAH
SEMINAR HASIL PENELITIAN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BERAS
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Oleh

INTAN MALINA
C1G 114 061

Hari/Tanggal : Selasa, 06 Maret 2018

Waktu : 10.00 WITA

Tempat : Gedung Akademik Reg. Sore lt.2

Pembimbing Utama : Dr. Ir. Suparmin, Mp.

Pembimbing Pendamping : Ir. I Wayan Suadnya, M.Agr.Sc.,Ph.D

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
2

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan merupakan komoditas penting dan strategis, karena merupakan kebutuhan
pokok manusia yang hakiki yang setiap saat harus dipenuhi. Kebutuhan pangan perlu
diupayakan ketersediaanya dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman dikonsumsi
dan mudah diperoleh denga harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh
karena itu sasaran utama pembanguna pertanian adalah memantapkan ketahanan pangan dan
pengembangan agribisnis agar akses pangan masyarakat terjamin untuk eksistensi hidup
sehat, produktif dan kreatif (Darmadjati dan Widowati, 2001).
Komoditas beras merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai peranan
penting, baik dari sisi produsen, konsumen, pemeritah maupun masyarakat. Beras merupakan
makanan pokok utama yang dominan bagi masyarakat Indonesia. Beras mempunyai arti
penting bagi perekonomian nasional, karena selain memiliki kandungan gizi dan kalori yang
cukup tinggi beras juga mudah diolah dan disimpan. Beras tidak akan menjadi masalah
apabila dapat memenuhi konsumsi seluruh penduduk, sehingga perhatian seluruh masyarakat
dan pemerintah benar-benar diperlukan. Oleh karena itu, untuk menjaga stabilitas harga
beras, pemerintah harus memelihara dan memiliki sarana penyangga berupa stok beras yang
cukup (Suparmin, 2006).
Selama lima tahun terakhir ini terjadi fluktuasi harga beras. Beras yang merupakan
konsumsi pangan utama selalu mengalami perkembangan harga yang tidak stabil, selanjutnya
kenaikan harga beras berpengaruh pada pola konsumsi pangan pada rumah tangga di
Kabupaten Lombok Timur. Untuk menyikapi hal tersebut konsumen perlu melakukan
pengambilan keputusan pembelian beras dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan
rumah tangga.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen beras dalam
memutuskan tindakan pembelian beras. Menurut Kotler (2000), faktor-faktor utama yang
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial., faktor
pribadi dan faktor psikologis. Perilaku konsumen (consumen behaviour) yaitu sebagai
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang/jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Sunyoto, 2012). Tetapi bagaimana
dengan perilaku konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian semacam ini
belum pernah dilakukan di daerah tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang “Analisis
Perilaku Konsumen Beras di Kabupaten Lombok Timur”.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap komoditas beras di Kabupaten Lombok
Timur ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian beras di Kabupaten Lombok Timur ?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk menganalisis sikap konsumen terhadap komoditas beras di Kabupaten
Lombok Timur.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap
keputusan pembelian beras di Kabupaten Lombok Timur.
3

1.4. Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam
menentukan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
petani.
2. Sebagai sumber informasi bagi penelitian lain yang ingin meneliti masalah yang
sama pada aspek yang berbeda di masa yang akan datang.
3. Sebagai bahan penelitian ilmiah untuk menyusun skripsi yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Mataram.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kerangka Pendekatan Masalah
5

III. METODELOGI PENELITIAN


3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu
metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005).

3.2. Unit Analisis


Unit analisis dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga selaku konsumen beras di
Kabupaten Lombok Timur.

3.3. Teknik Penentuan Sampling


3.3.1. Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara “Purposive Sampling” yaitu secara sengaja
memilih daerah tersebut sebagai daerah penelitian sebab daerah ini merupakan daerah dengan
jumlah penduduk terbanyak dalam mengkonsumsi beras. Lokasi penelitian berada di
Kabupaten Lombok Timur dengan menetapkan tiga kecamatan sebagai lokasi penelitian
dengan pertimbangan bahwa kecamatan tersebut memiliki pasar terbesar yaitu Kecamatan
Selong, Kecamatan Aikmel dan Kecamatan Masbagik.

3.3.2. Penentuan Responden


Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah ibu rumah tangga selaku
konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur. Jumlah responden ditentukan secara “quota
sampling”. quota sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan
jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari populasi,
kemudian dengan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara sembarang asal
memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini ditentukan
sebanyak 60 responden . Sedangkan untuk menentukan jumlah responden masing satu
kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur ditentukan dengan teknik “proporsional
random sampling” diantaranya yaitu Kecamatan Selong sebanyak 18 responden, Kecamatan
Aikmel sebanyak 21 responden dan Kecamatan Masbagik sebanyak 21 responden. Rumus
yang digunakan dalam pendistribusian jumlah responden yaitu :
a. Kecamatan Selong = 25.608/83.871 x 60 = 18
b. Kecamatan Aikmel = 28.980/83.871 x 60 = 21
c. Kecamatan Masbagik = 29.283/83.871 x 60 = 21

3.4. Jenis dan Sumber Data


3.4.1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
merupakan data-data yang berbentuk selain angka atau tidak dapat ditentukan dengan angka-
angka tetapi berupa kalimat, narasi dan deskripsi. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh
berbentuk angka-angka.

3.4.2. Sumber Data


6

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, dapat
dijadikan sebagai berikut :
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu
atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil kuesioner yang biasa dilakukan
peneliti. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dilakukan wawancara
secara langsung berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan (kuesioner) pada
ibu rumah tangga selaku konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dinas atau instansi yang berkaitan
dengan penelitian ini.

3.5. Variabel dan Cara Pengukuran


3.5.1. Variabel Sikap (Ab)
Sikap adalah suatu kecendrungan dalam diri individu untuk berperilaku konsisten baik
menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu obyek yang merupakan ungkapan
perasaan tentang suatu produk/obyek apakah disukai atau tidak. Pengukuran variabel sikap
menggunakan 2 variabel yaitu Variabel Keyakinan (bi) dan Variabel Evaluasi (ei).
a) Variabel Keyakinan (bi)
Keyakinan adalah suatu kepercayaan yang dianut oleh konsumen bahwa produk atau
jasa memiliki atribut yang diyakini dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam hal ini
keyakinan yang dipercaya adalah produk beras yang memiliki atribut seperti merek terkenal,
tekstur yang lembut dan kenyal, aroma beras yang khas, warna yang menarik, keutuhan
butiran beras, kemasan yang menarik dan harga yang terjangkau sebagai pertimbangan untuk
membeli.
b) Variabel Evaluasi (ei)
Evaluasi adalah penilaian konsumen terhadap tiap - tiap atribut keyakinan yang
dipercayainya dalam menggunakan suatu produk.
Dalam pengukuran sikap konsumen (Ab) yang diperoleh dari variabel keyakinan dan variabel
evaluasi dengan menggunakan atribut – atribut beras sebagai berikut:
1. Merek
Merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan keempatnya yang
mengidentifikasi produk para penjual dan membedakannya dengan produk pesaing.
2. Kemasan
Kemasan adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dari cuaca, guncangan
dan benturan – benturan terhadap benda lain selain itu kemasan memiliki desain
tersendiri untuk menarik minat konsumen.
3. Tekstur
Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat dirasakan melalui sentuhan
kulit atau pencicipan. Misalnya kehalusan, kerenyahan atau kekenyalan
4. Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan atau produk agroindustri yang akan mempengaruhi
konsumen menikmati produk, konsumen dapat mencium produk tersebut.
5. Warna
Warna pada produk memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen, sehingga dalam
pemilihan warna pada produk harus sesuai dengan selera konsumen.
6. Ukuran
Ukuran pada produk harus sesuai dengan selera konsumen, tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil sehingga memudahkan konsumen untuk mengunyahnya.
7. Harga
7

Harga adalah suatu nilai tukar yang yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain
untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok
pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Harga yang biasanya disukai konsumen adalah
harga yang terjangkau.

3.5.2. Variabel Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen :


Variabel-variabel yang akan diukur didalam penelitian ini adalah :
1. Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang diketahui atau disadari oleh
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang
terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
2. Pengetahuan luas adalah semua informasi yang dimiliki oleh konsumen secara mendetail
atau rinci mengenai berbagai macam produk atau jasa meliputi pengetahuan tentang
merek, kemasan, tekstur, aroma, warna, ukuran, harga serta lokasi tempat pembelian
produk tersebut.
3. Pengetahuan tidak luas adalah informasi yang dimiliki oleh konsumen hanya sebagian
atau bahkan tidak sama sekali mengenai berbagai macam produk atau jasa.
4. Kelas sosial adalah perbedaan atau strata sosial yang terdapat dalam masyarakat atau
budaya. Kelas sosial dibagi kedalam beberapa kelas yaitu Kelas sosial atas dan kelas
sosial bawah, untuk membedakan kelas sosial tersebut maka diukur dengan
menggunakan rasio kekayaan dimana rata – rata pendapatan dibagi dengan rata – rata
pengeluaran, jika rasio kekayaan lebih dari satu maka dikategorikan sebagai kelas sosial
atas sebaliknya jika rasio kekayaan kurang dari satu maka dikategorikan sebagai kelas
bawah.
5. Umur adalah rentang kehidupan yag diukur dengan tahun.
6. Pendapatan rumahtangga adalah pendapatan/penghasilan yang diterima oleh
rumahtangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala keluarga maupun
pendapatan yang anggota rumahtangga selama satu bulan dan dinyatakan dalam rupiah
per bulan.
7. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari istri, anak
dan orang lain yang yang turut serta dalam keluarga berada atau hidup dalam satu rumah
dan makan bersama yang ditanggung kepala keluarga dinyatakan dalam jiwa.
8. Beras super adalah beras yang menurut Badan Standardisasi Nasional (BSN)
dikriteriakan sebagai berikut : kadar air maksimal 14%, tingkat kecerahan warna lebih
terang, tingkat broken atau beras pecah lebih sedikit maksimal 20%, tingkat kotoran
(gabah, batu,kulit ari) lebih sedikit, rasa lebih enak dan tampilan nasi terlihat pulen.
9. Beras medium adalah beras yang menurut Badan Standardisasi Nasional (BSN)
dikriteriakan sebagai berikut : kadar air maksimal 14% - 15 %, tingkat kecerahan warna
lebih semu/buram, tingkat broken atau beras pecah lebih banyak sekitar 25% - 35 %,
tingkat kotoran (gabah, batu,kulit ari) lebih mudah ditemukan, tampilan nasi terlihat
kurang pulen.

3.6. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey melalui daftar pertanyaan yaitu
mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan dengan
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap.
8

3.7. Analisis Data

3.7.1. Analisis Sikap Konsumen (Ab)


Untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen (Ab) terhadap atribut beras dalam
menentukan perilaku konsumen beras untuk membeli, digunakna analisis model Fishbein
(Sumarwan, 2015) sebagai berikut :

n
Ab=∑ b i ei
i=1

Dimana:
n n

∑ ri f ( xi ) dan
∑ r i f ( yi )
i=1 i=1
bi= ei=
n n
Keterangan :
Ab = Sikap total individu terhadap atribut beras
bi = Kekuatan keyakinan konsumen terhadap atribut beras
ei = Evaluasi terhadap atribut beras
ri = Bobot skor ke – i (Skor i = -2, -1, 0, 2)
f(xi) = Jumlah responden yang memiliki bobot skor ke = i untuk variabel
keyakinan (bi)
f(yi) = Jumlah responden yang memiliki bobot skor ke = i untuk variabel
evaluasi (ei)
Interprestasi skor sikap (Ab) dapat ditentukan degan menggunakan skala interval yang
rumusnya adalah:
a ( m−n )
skala=
b
Keterangan:
a = Jumlah atribut
n = Skor terendah yang mungkin per atribut
m = Skor tertinggi yang mungkin per atribut
b = Jumlah skala peniliain yang ingin dibentuk (jumlah kelas)
Maka interval untuk sikap adalah :
8 ( 4−(−4 ) )
skalainterval= =12,8
5
Maka skor sikap dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Tabel Skor Sikap Konsumen

No
Skor Sikap (Ab) Interprestasi
.
1. (-32)≤ Ab ≤ (-19,2) Sangat tidak suka
2. (-19,19)≤ Ab ≤ (-6,39) Tidak suka
3. (-6,38)≤ Ab ≤ (-6,42) Netral/ragu-ragu
4. (-6,43)≤ Ab ≤ (-19,23) Suka
9

5. (19,24)≤ Ab ≤ (32) Sangat suka

3.7.1.1.Importance Performance Analysis (IPA)


Secara konsep merupakan suatu model multi-atribut. Teknik ini mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan penawaran pasar dengan menggunakan dua kriteria yaitu
kepentingan relatif, atribut-atribut dan kepuasan konsumen. Penerapan teknik IPA dimulai
dengan identifikasi atribut-atribut yang relevan terhadap situasi pilihan yang diamati. Daftar
atribut-atribut dapat dikembangkan dengan mengacu kepada literatur-literatur, melakukan
interview, dan menggunakan penilaian manajerial. Di lain pihak, sekumpulan atribut yang
melekat kepada barang atau jasa dievaluasi berdasarkan seberapa penting masing-masing
produk tersebut bagi konsumen dan bagaimana jasa atau barang tersebut dipersepsikan oleh
konsumen. Diagram Cartesius dapat menunjukkan atribut apa saja dari suatu produk barang
atau jasa yang dianggap penting oleh pelanggan, dengan rumus :
X=
∑ x dan Y = ∑ Y
n n
Dimana:
X = Skor rata – rata per atribut tingkat keyakinan konsumen
Y = Skor rata – rata per atribut kepentingan konsumen (Importance) yang
dilihat dari hasil evaluasi konsumen terhadap produk (variabel evaluasi)
X = Jumlah skor tingkat keyakinan (Perfomance) per atribut
Y = Jumlah skor tingkat kepentingan (Importance) per atribut
N = Jumlah responden

3.7.2. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap
keputusan pembelian beras digunakan Logit Model sebagai berikut:

ln
( 1−pp )=¿ P = α + β X + β X +β X + D + D
i
i 1 1 2 2 3 3 1 2

Keterangan :
Y = 1 Keputusan Membeli Jenis Super
= 0 Keputusan Membeli Jenis Medium
X1 = Pendapatan Rumahtangga (Rp)
X2 = Umur (Tahun)
X3 = Jumlah Anggota Keluarga (Orang)
D1 = 1 Pengetahuan Luas
= 0 Pengetahuan Tidak Luas
D2 = 1 Kelas Sosial Atas
= 0 Kelas Sosial Bawah
P = Probabilitas Keptusan Membeli Beras Jenis Super
1–P = Probabilitas Keputusan Tidak Membeli Beras Jenis Super
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
10

Pengujian signifkansi pada regresi logistik dapat dibagi menjadi dua yaitu pengujian
secara simultan dan pengujian secara parsial. Pengujian secara parsial atau individual dapat
dilakukan dengan Uji Wald. Sedangkan pengujian secara simultan atau serentak dilakukan
dengan menggunakan Uji Overas Model Fit.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.3. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jumlah anggota keluarga,
tingkat pendidikan, pekerjaan responden, pendapatan responden, pengeluaran responden dan
status perkawinan responden.
4.3.1. Umur Responden
Umur seseorang erat kaitannya dengan usia baik tergolong usia produktif atau tidak
produktif, umur responden merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran
untuk melaksanakan aktifitas. Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik seseorang dalam
bekerja, cara berfikir dan keinginan untuk menerapkan ide-ide baru. Selain itu, dapat juga
mempengaruhi kematangan psikologis yaitu tingkat rasionalitas dan emosional dalam
pengambilan keputusan. Responden dalam penelitian menurut kisaran umur dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Sebaran Responden Konsumen Beras Berdasarkan Umur di Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2018.

Kisaran Umur Jumlah ( Orang ) Persentase (%)


( Tahun )
15 - 64 60 100
> 64 0 0
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang berumur kisaran 15 – 64
tahun sebanyak 60 orang atau 100% sedangkan menurut Simanjutak, (1985) bahwa golongan
umur produktif berkisar antara 15 – 64 tahun, artinya dilihat dari segi umur responden selaku
konsumen beras tergolong kedalam usia yang produktif. Artinya secara fisik maupun mental,
responden tersebut mampu melaksanakan suatu aktifitas dengan baik untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari – hari.

4.3.2. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga dari responden konsumen beras yang didata berkisar
antara 2 sampai 6 anggota keluarga. Adapun jumlah anggota keluarga yang menjadi
tanggungan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
11

Tabel 4.5 Sebaran Responden Konsumen Beras Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018.

Kisaran Jumlah Jumlah ( Orang ) Persentase (%)


Tanggungan Keluarga

1-2 5 8,33
3–4 45 75
≥5 10 16,67
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan data pada tabel 4.5 di atas, dapat diketahui rata-rata tanggungan keluarga
responden konsumen beras adalah 3 - 4 orang, hal ini menunjukan bahwa rata-rata responden
konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur tergolong dalam keluarga menengah.

4.3.3. Tingkat Pendidikan

Adapun sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Lombok


Timur tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut

Tabel 4.6 Sebaran Responden Konsumen Beras Berdasarkan Tingkat Pendidikan di


Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018.

Tingkat Pendidikan Jumlah ( Orang ) Persentase (%)

Tidak Sekolah 8 13,33


SD 18 30
SMP 20 33,33
SMA 11 18,34
Sarjana (S1) 3 5
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
responden didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu sebanayak 20
orang atau 33,33%.

4.3.4. Pekerjaan Responden


Pekerjaan responden dalam penelitian ini diperoleh dari sumber pendapatan rumah
tangga yang dihasilkan per bulan oleh kepala keluarga (KK) dari pekerjaan utama maupun
pekerjaan sampingan dan sumber pendapatan yang dihasilkan per bulan oleh anggota rumah
tangga ( ibu rumah tangga ) selaku responden konsumen beras. Dimana pendapatan kepala
keluarga (KK) merupakan sumber pendapatan utama yang paling menunjang dalam
memenuhi kebutuhann konsumsinya, untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang
dihasilkan rumah tangga maka diperoleh dari jumlah semua pendapatan anggota keluarga
yang bekerja termasuk dalam tanggungan kepala keluarga (KK), sehingga pendapatan ( ibu
12

rumah tangga ) selaku responden konsumen beras termasuk kedalam pendapatan anggota
keluarga yang bekerja sedangkan anggota keluarga lain yang tidak bekerja tidak dihitung
untuk dijumlahkan.
4.3.4.1. Pekerjaan Utama dan Sampingan Kepala Keluarga
Pekerjaan adalah suatu profesi yang dilakukan seseorang dalam mencari nafkah dan
pencaharian guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Status pekerjaan merujuk kepada
kedudukan pekerjaan yang dimiliki konsumen. Kedudukan yang dimaksud adalah pekerjaan
utama merupakan sebagai pekerjaan pokok responden yang menjadi kepala keluarga dan
pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan lain di samping pekerjaan utama responden.
Adapun sebaran responden konsumen beras berdasarkan pekerjaan utama dan pekerjaan
sampingan kepala keluarga di Kabupaten Lombok Timur tahun 2018 dapat dilihat pada tabel
4.7 berikut :
Tabel 4.7 Sebaran Responden Konsumen Beras Berdasarkan Pekerjaan Utama dan Pekerjaan
Sampingan Kepala Keluarga di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018.

Pekerjaan KK Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan


Orang Persentas Orang Persentase
e (%) (%)
Wiraswasta 28 46,67 1 1,67
PNS 2 3,33 0 0
Petani 7 11,66 2 3,33
Buruh Tani 10 16,67 3 5
Dll (Kadus, Satpam, 10 16,67 0 0
Sopir, Beternak, TKI)
Tidak Bekerja 3 5 54 90
Jumlah 60 100 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 4.7 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pekerjaan kepala keluarga responden selaku konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur
berprofesi sebaga wiraswasta.
4.3.4.2. Pekerjaan Anggota Rumah Tangga ( Responden )
Pekerjaan anggota rumah tangga merupakan profesi yang dilakukan anggota rumah
tangga yang menjadi responden selaku konsumen beras yang membantu melaksanakan
pekerjaan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun sebaran
responden konsumen beras berdasarkan pekerjaan anggota rumah tangga (responden) di
Kabupaten Lombok Timur tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Sebaran Responden Konsumen Beras Berdasarkan Pekerjaan Anggota Keluarga
( Responden ) di Kabupaten Lombok Timur tahun 2018.

Pekerjaan responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Wiraswasta 18 30
PNS 0 0
13

Petani 1 1,67
Buruh Tani 10 16,66
Ibu Rumah Tangga 31 51.67
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pekerjaan anggota rumah
tangga yang menjadi responden selaku konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur
berprofesi sebaga ibu rumah tangga.

4.4. Pendapatan Responden


Adapun sebaran responden dalam penelitian ini berdasarkan pendapatan secara
lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Sebaran Responden Konsumen Beras Berdasarkan Pendapatan di Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2018.

No Pendapatan/Bulan (Rp) Jumlah (orang) Persentase (%)


.
1 <1000.000 4 6,67
2 1000.000 – 3000.000 42 70
3 >3000.000 14 23,33
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat secara keseluruhan rata–rata pendapatan reponden
selaku konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp. 2.287.500 perbulan
sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang berpendapatan sebesar Rp. 1.000.000 –
Rp. 3.000.000 mendominasi sebagai konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur.
4.7. Analisis Sikap Konsumen (Ab) Terhadap Komoditi Beras
Pada penelitian ini, cara untuk menentukan sikap konsumen terhadap produk dilakukan
dengan penilain terhadap tingkat keyakinan konsumen (bi) dengan hasil evaluasi
konsumen(ei) terhadap atribut produk yang dipilih oleh konsumen.
4.7.1. Keyakinan Konsumen (bi) Terhadap Komoditi Beras
Penilaian tingkat keyakinan konsumen bertujuan untuk mengetahui seberapa penting
atribut tersebut diperhatikan oleh konsumen dalam pelakuan proses pembelian suatu produk.
Dalam penelitina ini atribut yang di teliti adalah merek, kemasan, tekstur, aroma, warna,
ukuran dan harga yang diukur dengan menggunakan skala ukuran kuantitatif untuk keyakinan
konsumen terhadap atribut produk. Adapun hasil keyakinan konsumen terhadap pembelian
beras dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut :
14

Tabel 4.12 Variabel Keyakinan (bi) Terhadap Komoditi Beras.

No Keyakinan (bi) Skor Jawaban Jumlah Rata - Rata


. -2 -1 0 1 2
1 Merek 0 0 1 2 31 90 1,50
8
2 Kemasan 0 19 20 1 8 10 0,17
3
3 Tekstur 0 20 15 1 8 13 0,22
7
4 Aroma 2 33 2 1 6 -2 -0,03
9
5 Warna 0 3 0 3 18 72 1,20
9
6 Ukuran 0 4 0 4 11 59 0,98
1
7 harga 0 2 0 3 21 79 1,32
5
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa konsumen meyakini bahwa atribut merek
paling diyakini dalam memutuskan pembelian dengan nilai skor tertinggi sebesar sebesar
1,50 karena menurut responden dalam penelitian ini bahwa merek beras yang sering dibeli
sangatlah terkenal sehingga konsumen tertarik untuk membeli.
Setelah atribut merek, diikuti oleh atribut harga sebesar 1,32 yang bernilai positif
artinya rata – rata konsumen beras tertarik melakukan pembelian beras karena harga produk
yang relatif terjangkau sehingga mudah diperoleh oleh konsumen, atribut warna sebesar 1,20
bernilai positif artinya dalam memutuskan untuk membeli konsumen sudah yakin bahwa
beras tersebut memiliki warna yang menarik dimana menurut responden selaku konsumen
beras dalam penelitian bahwa warna beras memiliki warna putih bersih, atribut ukuran
sebesar 0,98 bernilai positif artinya konsumen yakin bahwa ukuran butiran beras memiliki
ukuran butiran yang besar sehingga konsumen tertarik untuk membeli beras tersebut, atribut
tekstur sebesar 0,22 bernilai positif artinya dalam memutuskan pembelian konsumen sudah
yakin bahwa tekstur beras yang akan dibeli bertekstur pulen dan kenyal, atribut kemasan
sebesar 0,17 bernilai positif artinya konsumen sudah yakin bahwa kemasan beras memiliki
desain kemasan yang menarik dan atribut aroma sebesar -0,03 bernilai negatif artinya dalam
memutuskan pembelian beras konsumen tidak yakin atau tidak terlalu memperhatikan aroma
dari beras tersebut.
Secara keseluruhan atribut – atribut pada komoditas beras yang diteliti menunjukkan
bahwa 6 dari 7 produk menunjukkan nilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan
konsumen memiliki keyakinan yang positif terhadap semua atribut sebelum konsumen
membeli produk beras tersebut.
4.7.2. Evaluasi Konsumen (ei ) Terhadap Komoditi Beras
15

Evaluasi (ei) merupakan analisis pernyataan penilaian yang timbul dari dalam
konsumen akibat membeli produk tanpa dipengaruhi faktor – faktor eksternal, dimana dalam
penelitian ini atribut – atribut yang diteliti adalah merek, kemasan, tekstur, aroma, warna,
ukuran dan harga. Adapun hasil evaluasi konsumen terhadap pembelian beras dapat dilihat
pada tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13 Variabel Evaluasi (ei) Terhadap Komoditi Beras.

No Evaluasi (ei) Skor Jawaban Jumlah Rata – Rata


. -2 -1 0 1 2
1 Merek 0 0 3 2 35 92 1,53
2
2 Kemasan 0 12 25 1 8 19 0,32
5
3 Tekstur 0 2 14 3 7 49 0,82
7
4 Aroma 0 2 22 3 2 36 0,60
4
5 Warna 0 0 2 3 27 85 1,42
1
6 Ukuran 0 0 9 3 17 68 1,13
4
7 Harga 0 8 8 2 22 58 0,97
2
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan pernyataan konsumen tentang evaluasi atribut


beras menyatakan bahwa merek menjadi alasan utama dalam memutuskan untuk pembelian
dengan atribut merek bernilai positif yaitu sebesar 1,53 karena konsumen akan merasa lebih
suka jika mengkonsumsi produk dari merek yang terkenal, diikuti atribut warna sebesar 1,42
bernilai positif yang berarti konsumen tertarik untuk mengkonsumsi produk beras tersebut
karena warna produk beras tersebut memiliki warna putih bersih, atribut ukuran sebesar 1,13
bernilai positif artinya konsumen menyukai beras tersebut karena sebagian besar konsumen
menyatakan bahwa beras yang sering dibeli konsumen memiliki ukuran butiran beras yang
besar, atribut harga sebesar 0,97 bernilai positif berarti konsumen akan tetap membeli beras
yang biasa dibeli sebelumnya dengan harga yang ditawarkan produsen khusus untuk beras
tersebut, kemudian konsumen sangat menyukai tekstur dari produk beras tersebut yang
berniali positif sebesar 0,82 karena sebagian besar konsumen menyatakan bahwa produk
beras yang sering dibeli memiliki tekstur yang pulen dan kenyal setelah beras dimasak serta
aroma yang harum dengan nilai positif yaitu sebesar 0,60 dan atribut kemasan sebesar 0,32
atrinya setelah membeli beras tersebut sebagian besar konsumen menyatakan bahwa produk
beras yang sering dibeli memiliki desain kemasan yang cukup bagus.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang variabel evaluasi
(ei), atribut dengan nilai tertinggi adalah atribut merek dan atribut dengan nilai terendah
16

adalah atribut kemasan dan secara keseluruhan atribut – atribut variabel evaluasi bernilai
positif artinya konsumen memiliki penilaian (evaluasi) positif terhadap atribut produk setelah
produk dibeli.
4.7.3. Sikap Konsumen (Ab) Terhadap Komoditi Beras
Berdasarkan variabel keyakinan (bi) dan variabel evaluasi (ei) maka sikap konsumen
terhadap beras dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.14 Sikap Konsumen (Ab) Terhadap Komoditi Beras

No. Atribut Produk bi ei bi xei = Ab

1 Merek 1,50 1,53 2,30


2 Kemasan 0,17 0,32 0,053
3 Tekstur 0,22 0,82 0,18
4 Aroma -0,03 0,60 -0,020
5 Warna 1,20 1,42 1,70
6 Ukuran 0,98 1,13 1,11
7 Harga 1,32 0,97 1,27
Nilai Sikap Konsumen 6,60
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa atribut merek menjadi penentu utama
sikap konsumen dalam pengambilan keputusan membeli beras dengan nilai sebesar 2,30 dan
merupakan atribut yang memiliki skor tertinggi diantara atribut – atribut lainnya, artinya
sikap konsumen beras diKabupaten Lombok Timur dalam memutuskan pembelian beras
lebih mengutamakan merek dibandingkan atribut lainnya. Merek merupakan nama, istilah,
tanda, simbol/lambang, warna, gerak atau kombinasi atribut – atribut produk lainnya yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono,
2008:104). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andriyana Damayanti
(2016) yang menyatakan bahwa atribut merek menjadi penentu utama sikap konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian suatu produk.
Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa atribut warna merupakan atribut yang
mempengaruhi perilaku konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur dengan nilai sebesar
1,70, sikap konsumen terhadap atribut warna beras bernilai positif artinya konsumen
menyukai warna beras tersebut dimana sebagian besar konsumen menyatakan bahwa beras
yang mereka beli berwarna putih dan bersih,. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Andriyana Damayanti (2016) yang menyatakan bahwa atribut warna
mempengaruhi sikap konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk.
Diikuti atribut harga dengan nilai sebesar 1,27 Sikap konsumen terhadap atribut harga
beras sebagian besar menyatakan bahwa harga beras terjangkau, kemudian atribut ukuran
dengan nilai sebesar sebesar 1,11 bernilai positif artinya konsumen menyukai beras tersebut
karena ukuran butiran beras yang panjang dan besar, pada tabel 4.14 atribut kemasan
merupakan atribut ke 5 yang mempengaruhi perilaku konsumen didalam pembelian beras
dengan nilai sebesar 0,053 artinya konsumen menyukai kemasan beras yang menarik,
sedangkan pada atribut tekstur didapati nilai sebesar 0,18 bernialai positif artinya konsumen
17

menyukai tekstur beras tersebut dimana sebagian besar konsumen menyatakan bahwa tekstur
beras yang dibeli setelah dimasak bertekstur pulen dan kenyal dan pada atribut aroma yang
memiliki nilai terendah dari atribut – atribut lainnya yaitu dengan nilai atribut aroma sebesar -
0,020 bernilai negatif berarti atribut aroma tidak begitu penting dalam pengambilan
keputusan pembelian beras dimana sebagian besar konsumen menyatakan ragu – ragu
terhadap aroma beras.
Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh nilai sikap konsumen terhadap produk bernilai 6,60
yang berada pada interval skor sikap (6,43) ≤ Ab ≤ (19,23) artinya konsumen menyukai beras
tersebut berdasarkan pada variabel keyakinan (bi) dan variabel evaluasi (ei) konsumen
terhadap atribut yang diteliti secara keseluruhan. Variabel keyakinan (bi) dan variabel
evaluasi (ei) sangatlah penting karena keyakinan dan evaluasi konsumen menentukan
bagaimana sikap dan perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dan mengkonsumsi.
4.7.4.Importance Performance Analysis ( Analisis Tingkat Keyakinan dan
Kepentingan Komoditi Beras Per Atribut )
Importance ( Y) dan Performance ( X ) untuk atribut – atribut beras dapat dilihatpada
tabel 4.16 berikut :
Tabel 4.15 Importance ( Y) dan Performance ( X )

Atribut Importance ( Y) Performance ( X )


Merek 1,53 1,50
Kemasan 0,32 0,17
Tekstur 0,82 0,22
Aroma 0,60 -0,03
Warna 1,42 1,20
Ukuran 1,13 0,98
Harga 0,9 1,32
Dengan menggunakan SPSS 23, maka Importance performance analysis yang
digambarkan dengan diagram cartesius dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
18

Gambar 2. Importance Performance Analysis Dari Beras


Keterangan :
1. Kuadran I : Atribut yang harus ditingkatkan kepentingannya
2. Kuadran II : Atribut yang harus dipertahankan
3. Kuadran III : Atribut yang kurang penting
4. Kuadran IV : Atribut yang dapat diabaikan
Berdasarkan gambar 4.2 diatas dapat dilihat hasil dari IPA (Importance Performance
Analysis) atribut–atribut produk beras yang masuk dalam wilayah kuadran I adalah merek,
warna dan ukuran berarti atribut–atribut tersebut dianggap sebagai faktor yang penting oleh
konsumen sehingga variabel – variabel yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan.
Atribut pertama adalah merek, atribut ini dinilai sangat penting oleh konsumen. Dimana
merek beras di pasaran bisa dikatakan cukup terkenal rata-rata konsumen beras di Kabupaten
Lombok Timur meyakini bahwa merek yang terkenal memiliki kualitas produk yang bagus.
Atribut kedua adalah atribut warna, atribut ini juga dinilai sangat penting konsumen rata-rata
konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur menyatakan bahwa warna beras memiliki
warna yang menarik yaitu putih dan bersih. Sedangkan atribut ketiga adalah atribut ukuran,
dari penilaian konsumen atribut ini sangat penting dimana sebagian besar konsumen
menyatakan bahwa ukuran butiran beras berbutir besar dan panjang dengan tingkat broken
atau beras pecah lebih sedikit maksimal20%.
Kemudian atribut–atribut beras yang masuk dalam wilayah kuadran II adalah harga
dimana atribut tersebut dianggap faktor penting oleh konsumen dan faktor–faktor yang
dianggap penting oleh konsumen sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat
kepuasannya relatif tinggi dimana kinerja suatu variabel dan harapan konsumen berada pada
tingkat tinggi sehingga produsen berkewajiban untuk memastikan bahwa atribut harga dapat
dipertahankan. Atribut harga dinilai atribut yang sangat penting oleh konsumen, dimana
harga beras di pasaran bisa dikatakan cukup terjangkau bagi sebagian besar konsumen beras
di Kabupaten Lombok Timur. Harga beras di pasaran untuk beras jenis super rata-rata
Rp.12.000/kg sedangkan harga beras untuk beras jenis medium rata-rata Rp. 10.000/kg.
19

Sedangkan pada kuadran III atribut–atribut yang masuk dalam wilayah kuadran III
adalah tekstur, aroma dan kemasan dimana atribut –atribut tersebut dianggap kurang penting
pengaruhnya oleh konsumen dan kinerjanya tidak terlalu istimewa dimana kinerja suatu
variabel dan harapan konsumen berapa pada tingkat rendah sehingga produsen belum perlu
melakukan perbaikan. Atribut aroma dan kemasan cenderung tidak terlalu diperhatikan oleh
konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur sehingga atribut yang terletak pada kuadran III
ini tidak terlalu masalah apabila tidak perbaiki pada waktu dekat namun responden menilai
bahwa kinerja atribut pada kuadran ini rendah sehingga produsen beras perlu memperbaiki
kinerja atribut dimasa yang akan datang.
Pada wilayah kuadran IV tidak terdapat atribut–atribut yang dianggap kurang penting
oleh konsumen dan dirasakan terlalu berlebih – lebihan, artinya konsumen sudah merasa
yakin bahwa atribut–atribut yang melekat pada produk beras yang dibeli konsumen dapat
memuaskan mereka.
4.8. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Komoditi
Beras di Kabupaten Lombok Timur
Dalam penelitian ini adapun faktor faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
terhadap komoditi beras di Kabupaten Lombok Timur yaitu faktor pribadi yang terdiri dari
variabel pendapatan rumah tangga (X1) dan variabel umur (X2), faktor sosial yang terdiri
dari variabel jumlah anggota keluarga(X3), faktor psikologis terdiri dari variabel pengetahuan
konsumen (D1) dan faktor kebudayaan terdiri dari variabel kelas sosial (D2).

4.8.1. Uji Kelayakan Model ( Goodness of Fit )


Uji Goodness of Fit dalam regresi logistik adalah untuk menguji hipotesis bahwa data
empiris cocok atau sesuai model dengan menggunakan tabel Hosmer and Lemeshow Test
yang diukur dengan nilai Chi Square.

Tabel 4.19 Tabel Hasil Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit).


Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 12.255 7 .092
2 6.732 8 .566
3 4.864 8 .772

Sumber : Data Primer Diolah, 2018


Tabel 4.19 Hosmer and Lemeshow bertujuan untuk menguji secara statistik ada atau
tidak perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasi sehingga model dapat
dikatakan layak (model fit ) atau tidak layak (model tidak fit) dengan data yang dianalisis.
Hasil output SPSS diatas pada step 3 menunjukkan bahwa nilai chi square (x 2) hitung sebesar
4,864 < dari nilai chi square (x2) tabel yaitu sebesar 13,362 maka Ho diterima dan Ha ditolak
artinya semua variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen
20

jadi dengan tingkat signifikan α = 10% dapat disimpulkan bahwa model regressi logistik
mampu menjelaskan data atau model dapat dikatakan layak (model fit ).
Berdasarkan hasil SPSS dibawah ini dapat dilihat pada tabel Model Summary
menunjukkan nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,185 artinya variabel pendapatan rumah
tangga (X1), umur (X2), variabel jumlah anggota keluarga (X3), variabel pengetahuan
konsumen (D1) dan variabel kelas sosial (D2) di dalam logit model mampu menjelaskan
perilaku seseorang dalam membeli beras jenis super atau beras jenis medium sebesar 18,5%.
Sedangkan berdasarkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,341 berarti variabel pendapatan
variabel pendapatan rumah tangga (X1), umur (X2), variabel jumlah anggota keluarga (X3),
variabel pengetahuan konsumen (D1) dan variabel kelas sosial (D2) di dalam logit model
mampu menjelaskan perilaku seseorang dalam membeli beras jenis super atau beras jenis
medium di Kabupaten Lombok Timur sebesar 34,61%.
Tabel 4.20 Model Summary.
Model Summary

Step Nagelkerke R Square


-2 Log Cox & Snell
likelihood R Square

3 34.829a .185 .341

Sumber : Data Primer Diolah, 2018


4.8.2. Uji Overal Model Fit ( Uji Serentak)
Uji Overal Model Fit ini untuk mengetahui apakah semua variabel independen di dalam
regresi logistik secara serentak atau simultan mempengaruhi variabel dependen berdasarkan
nilai -2LL atau LR mengikuti distribusi Chi Square dengan derajat kebebasan (Degree of
Freedom) n- k, dimana n jumlah observasi dan k jumlah parameter estimasi dalam model
termasuk konstanta.
Tabel 4.21 Hasil Uji Serentak.
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 3 Step 3.840 1 .050

Block 12.292 3 .006

Model 12.292 3 .006

Sumber : Data Primer Diolah, 2018.

Hasil output SPSS diatas dapat dilihat pada step 3 nilai Chi Square model sebesar
12,292 dengan df sebesar 3 (Chi square tabel 6,251) maka signifikan (Sig 0,006 < α = 0,10)
artinya secara serentak semua variabel independen yaitu variabel pendapatan rumah tangga
(X1), umur (X2), jumlah anggota keluarga (X3), pengetahuan konsumen (D1) dan variabel
21

kelas sosial (D2) mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras jenis super atau
beras medium di Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil analisis bahwa faktor pribadi,
faktor sosial, faktor psikologis dan faktor kebudayaan mempengaruhi keputusan konsumen
dalam membeli beras .
Faktor pribadi terdiri dari variabel pendapatan rumah tangga (X1). Pendapatan rumah
tangga ini sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian beras jika
pendapatan rumah tangga konsumen tinggi konsumen akan memutuskan untuk membeli
beras yang berkualitas yaitu beras jenis super, sedangkan konsumen dengan pendapatan
rendah akan memutuskan untuk membeli beras medium karena konsumen dengan tingkat
pendapatan rendah cenderung mengkonsumsi barang yang murah untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi rumah tangga. Rata-rata pendapatan responden konsumen beras di
Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp. 2.287.500 artinya pendapatan konsumen dapat
dikatakan cukup tinggi dimana sebagian besar konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur
membeli beras jenis super. Kemudian pada variabel umur (X2) juga mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli beras jenis super atau beras jenis medium dimana
konsumen yang berumur rata-rata 40 tahun keatas lebih bijak mengambil keputusan untuk
membeli beras jenis super atau beras jenis medium.
Sedangkan untuk faktor sosial yang terdiri dari variabel jumlah anggota keluarga (X3)
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli beras, jika jumlah anggota keluarga
yang ditanggung konsumen lebih banyak maka konsumen akan memutuskan untuk membeli
beras jenis medium berbeda halnya dengan konsumen yang berpendapatan tinggi dan
mempunyai jumlah tanggungan banyak golongan konsumen ini akan memutuskan untuk
tetap membeli beras jenis super dalam memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Rata-
rata jumlah anggota keluarga yang ditanggung responden selaku konsumen beras di
Kabupaten Lombok Timur berkisar antara 3 – 4 orang, hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur tergolong dalam keluarga
menengah.
Kemudian faktor psikologis terdiri dari variabel pengetahuan konsumen (D1), untuk
memutuskan pembelian beras pengetahuan konsumen menjadi faktor penting yang
mempengaruhi keputusan pembelian beras, dimana pengetahuan konsumen mengenai
produk seperti atribut-atribut yang melekat pada produk akan menjadi pertimbangan
konsumen dalam memutuskan pembelian beras. Sebagian besar konsumen beras di
Kabupaten Lombok Timur memutuskan membeli beras berdasarkan atribut merek dimana
atribut merek yang terkenal diyakini oleh konsumen memiliki kualitas yang bagus.
Faktor kebudayaan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam membeli beras, faktor kebudayaan terdiri dari variabel kelas sosial (D2),
kelas sosial merupakan perbedaan atau strata sosial yang terdapat dalam masyarakat atau
budaya. Kelas sosial diklasifikasikan kedalam tiga golongan kelas yaitu kelas sosial atas,
menengah dan kelas sosial bawah. Dalam penelitian ini hanya terdapat dua klasifikasi kelas
sosial dimana berdasarkan perhitungan rasio kekayaan untuk kelas sosial menengah
digabungkan kedalam dua kelas yaitu kelas sosial menengah keatas dan kelas sosial
menengah kebawah. Rata-rata konsumen beras di Kabupaten Lombok Timur yang berstatus
sosial menengah ketas sebanyak 36 responden dan responden yang berstatus sosial menengah
kebawah sebanyak 24 orang sehingga dapat disimpulakn bahwa konsumen yang berstatus
sosial menengak keatas cenderung memutuskan untuk membeli beras jenis super sedangkan
untuk konsumen yang berstatus sosial menengah kebawah cenderung memutuskan untuk
membeli barang yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.
22

4.8.3. Uji Wald ( Uji Parsial )


Uji Wald dilakukan untuk menguji apakah variabel independen yaitu pendapatan rumah
tangga (X1), umur (X2, jumlah anggota keluarga (X3), pengetahuan konsumen (D1) dan
variabel kelas sosial (D2) mempengaruhi variabel dependen yaitu keputusan membeli beras
jenis super dan beras jenis medium dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas
(Sig) dengan tingkat signifikansi (α ).

Tabel 4.22 Hasil Uji Wald.


Variables in the Equation

90% C.I.for
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) EXP(B)

Lower Upper

Step X2 .105 .046 5.210 1 .022 1.111 1.030 1.198


3c
X3 -.929 .465 3.983 1 .046 .395 .184 .849

D1 1.983 1.023 3.758 1 .053 7.264 1.350 39.075

Constant -.107 2.565 .002 1 .967 .898

Sumber : Data Primer Diolah, 2018


Uji wald digunakan untuk menguji signifikansi variabel independen secara individual.
Berdasarkan hasil SPSS diatas pada step 3 hasil uji parsial menunjukkan pada variabel umur
(X2) bahwa nilai koefisien Beta (B) dari konstanta sebesar 0,105 artinya proporsi konsumen
yang berumur rata-rata 40 tahun keatas lebih tinggi dibandingkan konsumen yang berumur
dibawah 40 tahun sedangkan nilai eksponen untuk variabel umur (X2) sebesar 1,111
signifikan pada 5% ( Sig 0,022 < α = 0,10) sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
yang berumur rata-rata 40 tahun keatas lebih tinggi 1,111 kali untuk memutuskan membeli
beras jenis super daripada konsumen yang berumur 40 tahun kebawah. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Silvia Faulana (2016) yang menyatakan bahwa umur
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian beras jenis super.
Berdasarkan hasil output SPSS diatas menunjukkan bahwa variabel jumlah anggota
keluarga (X3) berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen untuk membeli beras jenis
super dengan tingkat signifikansi 5% ( Sig 0,046 < α = 0,10) berdasarkan nilai koefisien Beta
(B) dari konstanta sebesar -0,929 artinya proporsi konsumen yang memiliki jumlah anggota
keluarga diatas 4 orang lebih rendah dibandingkan konsumen yang memiliki jumlah anggota
keluarga dibawah 4 orang, sedangkan nilai eksponen untuk variabel jumlah anggota keluarga
(X3) sebesar 0,395, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen yang jumlah anggota
keluarganya rata-rata diatas 4 orang lebih rendah 0,395 kali memutuskan membeli beras jenis
super daripada konsumen yang memiliki jumlah anggota keluarga yang dibawah 4 orang.
Pada tabel tabel Variabel in the Equation dapat dilihat pada step 3 hasil uji parsial
variabel pengetahuan (D1) menunjukkan bahwa nilai koefisien Beta (B) dari konstanta
23

sebesar 1,983 artinya proporsi konsumen yang berpengetahuan luas lebih tinggi dibandingkan
dengan konsumen yang berpengetahuan kurang luas sedangkan nilai eksponen untuk variabel
pengetahuan (D1) sebesar 7,264 variabel ini signifikan pada 10% ( Sig 0,053 < α = 0,10)
dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berpengetahuan luas lebih baik 7,264 kali untuk
memutuskan membeli beras jenis super daripada konsumen yang berpengetahuan kurang
luas.
Berdasarkan hasil analisis uji wald (parsial) dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 faktor
dari 4 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen beras yaitu faktor sosial terdiri dari
variabel jumlah anggota keluarga, faktor pribadi terdiri dari variabel umur dan variabel
pendapatan rumah tangga dan faktor psikologis terdiri dari pengetahuan konsumen yang
signifikan pada 10% ( Sig α = 0,10). Dimana diperoleh hasil analisis uji wald untuk faktor
sosial signifikan pada 5% ( Sig 0,046 < α = 0,10), sedangkan faktor pribadi signifikan pada
5% ( Sig 0,022 < α = 0,10) dan faktor psikologis signifikan pada 10% ( Sig 0,053 < α =
0,10).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitin yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
24

1. Sikap konsumen terhadap komoditi beras berdasarkan hasil analisis adalah konsumen
menyukai beras jenis super. Konsumen menyukai komoditi beras tersebut berdasarkan
pada variabel keyakinan (bi) dan variabel evaluasi (ei) konsumen terhadap atribut yang
diteliti, dimana atribut produk yang paling berpengaruh yaitu merek, warna, ukuran dan
harga.
2. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik terdapat 3 faktor dari 4 faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen beras yaitu faktor sosial terdiri dari variabel jumlah
anggota keluarga, faktor pribadi terdiri dari variabel umur dan variabel pendapatan
rumah tangga dan faktor psikologis terdiri dari pengetahuan konsumen yang signifikan
pada 10% ( Sigα = 0,10).
5.2. Saran
1. Produsen beras sebaiknya mempelajari tentang perilaku konsumen untuk mengetahui
bagaimana tanggapan penilaian konsumen terhadap produknya sehingga dapat
meningkatkan dan mempertahankan atribut – atribut yang disukai konsumen dan
memperbaiki atribut – atribut yang tidak disukai konsumen serta mengetahui faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian
produknya.
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih rinci mengenai
masalah yang semakin berkembang khususnya yang berkaitan tentang perilaku
konsumen beras.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sumarwan, Ujang. 2015. Perilaku Konsumen, Edisi ke – 2. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.
25

Sunyoto Danang, 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen.CAPS
(Center For Academic Publishing Service).Yogyakarta
Suparmin, 2006. Integrasi Spesial Pemasaran Beras di Wilayah Indonesia Bagian Timur.
Agroteksos, majalah ilmiah pertanian, Vol. 16 No, 1, April 2006. ISSN 0852-
286.53.

Anda mungkin juga menyukai