Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

PEMBELIAN DAN PEMETAAN PERSEPSI MIE INSTAN


(STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 UNIVERSITAS
BRAWIJAYA)

ANALYSIS OF ATTRIBUTES AFFECTING PURCHASE


DECISION AND PERCEPTION MAPPING OF INSTANT
NOODLE (CASE STUDY ON UNDERGRADUATE STUDENTS IN
BRAWIJAYA UNIVERSITY)
Annike Yuliansastra Pratiwi1)* , Panji Deoranto2) , Shyntia Atica Putri2)
1
Alumni, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universtas Brawijaya
2)
Staf Pengajar, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
Email: annikeyuliansastrapratiwi@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan atribut-atribut yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam membeli mie instan serta menentukan posisi produk yang terbentuk
antara keempat produk mie instan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Faktor dan Biplot. Atribut yang digunakan yaitu tekstur, rasa, kemasan, isi, variasi rasa, merek
dikenal, harga sesuai kualitas, harga terjangkau, selisih harga antar merek, kemudahan memperoleh,
lokasi, ketersediaan, iklan dan promosi penjualan. Hasil dari Analisis Faktor diketahui bahwa atribut
yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi mie instan adalah rasa
(x2), isi (x4), variasi rasa (x5), merek dikenal (x6), harga sesuai dengan kualitas (x7), harga
terjangkau (x8), selisih harga antar merek (x9), kemudahan memperoleh (x10), lokasi (x11),
ketersediaan (x12), iklan (x13), dan promosi penjualan (x14). Berdasarkan hasil Analisis Biplot
diketahui Mie Sedaap merupakan mie instan dengan posisi pertama, Indomie menempati posisi
kedua kemudian Supermi posisi ketiga sedangkan Sarimi di posisi keempat.
Kata kunci : analisis Biplot, analisis Faktor, marketing mix, positioning

Abstract
The objective of this research is to determine the attributes considered by consumer in
purchasing instant noodle, and to determine product positioning formed among four instant noodle
products. The analysis tools used in this research are Factor Analysis and Biplot Analysis. The
considered attributes are texture, taste, package, content, variation of taste, popular brand, price,
price adjusted to quality, affordable price, price difference among brand, easiness to obtain,
location, availability, advertisement, and sale promotion. Result of Factor Analysis indicates that
attributes considered by consumer in purchasing and consuming instant noodle are taste (x2),
content (x4), variation of taste (x5), popular brand (x6), price adjusted to quality (x7), affordable
price (x8), price difference among brand (x9), easiness to obtain (x10), location (x11), availability
(x12), advertisement (x13), and sale promotion (x14). Biplot Analysis result showed that Mie
Sedaap is an instant noodle product which has first position, Indomie gets second position, Supermi
at third position while Sarimi remains in fourth position.
Keywords: biplot analysis, factor analysis, marketing mix, positioning

PENDAHULUAN pengganti bahan makanan pokok yaitu


nasi. Salah satu makanan instan yang
Seiring perubahan zaman, pola digemari masyarakat yaitu mie instan.
konsumsi masyarakat kini telah banyak Mie instan merupakan sebuah produk
berubah. Makanan-makanan cepat saji makanan kering yang terbuat dari
atau instan kian digemari sebagai tepung terigu dengan atau tanpa
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

penambahan bahan makanan yang lain membangun dan mengkomunikasikan


dan bahan tambahan makanan yang manfaat dari produk yang ada di dalam
diizinkan. Bentuknya khas mie dan pasar (Syahyunan, 2004). Positioning
siap dihidangkan setelah melaui proses produk adalah suatu cara terbaik yang
pemasakan atau diseduh dengan dilakukan untuk menentukan produk
menggunakan air mendidih paling lama atau jasa tersebut memperkuat atau
empat menit (Standar Nasional memperbaiki posisinya pada setiap
Indonesia (SNI nomor 3551-1994). segmen pasar. Hal ini juga secara
Menurut Astawan (2008), mie instan langsung akan mempengaruhi strategi
pada umumnya dikenal dengan sebutan pemasaran perusahaan. Berdasarkan
ramen. Kadar air yang dimiliki oleh strategi pemasaran dan persepsi
mie instan umumnya mencapai 5-8% konsumen akan membantu dalam
sehingga memiliki daya simpan yang menentukkan positioning merek-merek
lama. mie instan.
Kondisi pasar yang besar dan Alat analisis yang digunakan
terus tumbuh menjadikan banyak dalam penelitian ini adalah Analisis
perusahaan tertarik untuk mencari Faktor dan Analisis Biplot. Analisis
rezeki di bisnis mie instan. Faktor adalah suatu cabang dari
Bertambahnya produsen mie instan di analisis atribut ganda yang
Indonesia akan meningkatkan memperhatikan hubungan internal dari
persaingan diantara perusahaan dengan sebuah himpunan atribut-atribut.
produk yang sejenis sehingga masing- Analisis Biplot adalah alat yang dapat
masing perusahaan akan saling meringkas informasi dari suatu matriks
berusaha untuk mendapatkan posisi data besar suatu obyek yang diteliti dan
leader di pasar. Persaingan yang posisi tersebut diperagakan dalam
semakin ketat ini menuntut perusahaan bentuk grafik berpangkat dua atau
mie instan untuk mengetahui lebih (Sartono dkk, dalam Mattjik dan
bagaimana positioning produk/merek Sumertajaya, 2011). Menurut
mereka. Simamora (2002), dibandingkan
Mie instan, sering dijadikan dengan metode lain, analisis dengan
sebagai menu sehari-hari bagi anak kos. metode Biplot lebih mudah
Hal tersebut dapat dipahami karena diinterpretasikan karena hasil output
mengingat bahwa harga mie instan biplot yang berupa grafik dua dimensi.
yang sangat terjangkau, juga takaran Analisis Biplot dapat memperlihatkan
bumbu yang memungkinkan mie dapat kedekatan antar obyek, keragaman
diberi kuah melimpah, sehingga atribut, hubungan antar atribut, dan
makanan tersebut dapat nilai atribut pada suatu obyek.
mengenyangkan (Hasibuan dalam
Aulia, 2006). Secara tidak langsung BAHAN DAN METODE
kondisi ini menunjukkan bahwa Tempat dan Waktu Pelaksanaan
mahasiswa merupakan salah satu Penelitian
populasi konsumen yang cukup besar Penelitian ini dilakukan di
dan potensial untuk dimanfaatkan Universitas Brawijaya kota Malang.
pihak perusahaan mie instan. Oleh Lokasi penelitian meliputi dua belas
sebab itu penting dilakukan penelitian fakultas, dua program studi dan asrama
mengenai positioning mie instan di Universitas Brawijaya. Analisis data
Universitas Brawijaya (UB) khususnya dilakukan di Laboratorium Manajemen
mahasiswa program Sarjana. Agroindustri, Jurusan Teknologi
Positioning merupakan suatu Pertanian, Fakultas Teknologi
tindakan yang dilakukan untuk Pertanian, Universitas Brawijaya

108
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

Malang. Penelitian ini dilaksanakan Penentuan Metode Pengumpulan


pada bulan April sampai Mei 2014. Data
Batasan Masalah Data yang dibutuhkan dibagi
Batasan masalah yang yang berdasarkan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: digunakan, yaitu :
1. Variabel yang digunakan dalam 1. Data primer
penelitian adalah bauran Data primer ini diperoleh dari data
pemasaran, yaitu 4P (Product, penyebaran kuesioner kepada sampel
Price, Place, Promotion). responden yang telah ditentukan.
2. Mie instan yang dijadikan sampel Responden dalam penelitian ini adalah
untuk analisis positioning adalah mahasiswa baik laki-laki maupun
merek Indomie, Mie Sedaap, perempuan yang pernah membeli dan
Supermi, dan Sarimi yaitu mengkonsumsi mie instan (Indomie,
kemasan bag (plastik). Mie Sedaap, Supermi, Sarimi).
3. Responden yang digunakan dalam Pengumpulan data primer dilakukan
penelitian adalah mahasiswa dengan cara survei.
program S1 Universitas Brawijaya 2. Data Sekunder
(UB). Data sekunder diperoleh dari
Identifikasi Variabel literatur seperti buku, internet, data
Variabel yang digunakan dalam statistik BPS, surat kabar, dan skripsi.
penelitian berupa atribut yang Pengumpulan data sekunder dilakukan
berhubungan dengan mie instan. dengan cara studi literatur dan
Variabel ini merupakan variabel bauran dokumentasi.
pemasaran atau 4P (Product, Price,
Place, Promotion). Pada masing- Perencanaan Sampel
masing variabel pemasaran dibagi Penelitian ini menggunakan
menjadi beberapa aribut yang teknik nonprobability sampling,
mendukung produk yang akan diteliti. dengan penentuan responden
Atribut yang digunakan yaitu sebanyak menggunakan teknik judgement
empat belas atribut. Hasilnya dapat sampling. Pengambilan sampel
dilihat pada tebel 1 berikut ini. dilakukan dengan cara memilih
mahasiswa berdasarkan ciri-ciri khusus,
Tabel 1: Atribut Penelitian yaitu konsumen yang pernah
Variabel Atribut mengkonsumsi pilihan merek mie
(x1) Tekstur instan Indomie, Mie Sedaap, Supermi,
(x2) Rasa Sarimi. Responden penelitian adalah
(x3) Kemasan mahasiswa baik laki-laki maupun
Product
(x4) Isi perempuan yang pernah membeli dan
(x5) Variasi Rasa mengkonsumsi mie instan di kota
(x6) Merek Dikenal Malang. Pemilihan responden ini
(x7) Harga Sesuai Kualitas dengan pertimbangan responden
Price (x8) Harga Terjangkau mampu membandingkan keempat
(x9) Selisih Harga Antar Merek merek. Berdasarkan populasi jumlah
(x10) Kemudahan Memperoleh mahasiswa UB program stidi sarjana
Place (x11) Lokasi strata 1 aktif tahun akademik
(x12) Ketersediaan 2013/2014 dan menggunakan rumus
(x13) Iklan Slovin maka didapatkan sampel
Promotion
(x14) Promosi Penjualan sebanyak 100 responden.
Sumber : Vellas dan Lionel, 2008

109
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

Analisis Data Faktor dan Biplot maka semakin tinggi atribut


1. Analisis Faktor tersebut untuk obyek itu dan jika
Tahap Analisis Faktor adalah sebagai arahnya berlawanan, maka
berikut (Simamora, 2004): nilainya rendah.
a. Pemilihan komponen, yaitu 4. Kedekatan letak atau posisi dua
memilih atribut yang layak untuk arah obyek diinterpretasikan
dimasukkan ke dalam Analisis sebagai kemiripan sifat dua obyek
Faktor. tersebut. Semakin dekat letak dua
b. Penentuan jumlah faktor, obyek yang diperagakan, maka
dilakukan dengan metode sifat yang ditunjukkan oleh nilai-
Determination Based On nilai atributnya semakin mirip.
Eigenvalue dimana hanya faktor
yang mempunyai Eigenvalue di
atas 1 yang akan dipakai, HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan faktor Eigenvalue di
bawah 1 tidak dimasukkan dalam Uji validitas dan Reliabilitas
model. Berdasarkan uji validitas
c. Penggolongan komponen ke dalam dengan menggunakan Product Moment
faktor, hal yang dilakukan pada Pearson diperoleh hasil korelasi setiap
tahap ini adalah penggolongan pertanyaan untuk masing-masing
komponen untuk dimasukkan ke atribut pada Analisis Faktor dan
dalam faktor. analisis biplot. Hasil Analisis Faktor
dan biplot untuk produk Indomie, Mie
2. Analisis Biplot Sedaap, Supermi, dan Sarimi
Gambar dari dimensi hasil signifikansi pada Alpha 0,05. Seluruh
Analisis Biplot dapat diinterpretasikan nilai korelasi atau r hitung setiap
sebagai berikut (Sartono, dkk (2003) pernyataan lebih besar dari nilai r tabel
dalam Mattjik dan Sumertajaya, 2011): (0,197), artinya semua pernyataan
1. Panjang vektor atribut sebanding dianggap valid.
dengan keragaman atribut tersebut, Hasil Uji Reliabilitas
semakin panjang vektor suatu menunjukkan bahwa nilai alpha untuk
atribut, maka keragaman atribut Analisis Faktor sebesar 0,845, analisis
tersebut semakin tinggi. biplot Indomie 0,919, analisis biplot
2. Nilai kosinus sudut antara dua Mie Sedaap 0,915, analisis biplot
vektor atribut menggambarkan Supermi 0,888, dan analaisis biplot
korelasi kedua atribut, semakin Sarimi 0,911. Keseluruhan nilai dari
sempit sudut yang dibuat antara masing-masig analisis berada di atas
dua atribut, maka semakin positif 0,6 sehingga semua analisis dinyatakan
tinggi korelasinya. Jika sudut reliabel.
tegak lurus, maka korelasi
keduanya rendah dan jika sudutnya Analisis Faktor
tumpul (berlawanan arah), maka Pada penelitian ini, atribut awal
korelasinya negatif. yang dianalisis berjumlah 14 atribut
3. Posisi obyek yang searah dengan yaitu (x1) tekstur, (x2) rasa, (x3)
suatu vektor atribut kemasan, (x4) isi, (x5) variasi rasa,
diinterpretasikan sebagai besarnya (x6) merek dikenal, (x7) harga sesuai
nilai atribut untuk obyek yang kualitas, (x8) harga terjangkau, (x9)
searah dengannya. Semakin dekat selisih harga antar merek, (x10)
letak obyek dengan arah yang kemudahan memperoleh, (x11) lokasi,
ditunjukkan oleh suatu atribut,

110
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

(x12) ketersediaan, (x13) iklan, dan Dalam pengolahan Analisis


(x14) promosi penjualan. Faktor ini terbentuk empat faktor yang
Pengolahan data ini bertujuan untuk menjadi pertimbangan konsumen
menilai atribut mana saja yang dalam membeli dan mengkonsumsi
dianggap layak untuk dimasukkan ke mie instan. Hal tersebut dapat dilihat
dalam analisis selanjutnya. Hasil dari pada tabel Total Variance Explained
pengolahan awal memperlihatkan bahwa keempat faktor yang terbentuk
bahwa angka Kaiser-Meyer-Oklin ini memiliki angka eigenvalue di atas 1
Measure of Sampling Adequacy (K-M- dan dapat menjelaskan sebesar
O MSA) sebesar 0,782 dengan taraf 63,520% dari total keragaman faktor
nyata 0,000 dan nilai dari Khi Kuadrat yang terbentuk. Kemudian Analisis
pada uji Barlett diperoleh sebesar selanjutnya dilakukan pada tabel
503,698. Besar angka MSA yang Component Matrix yang menunjukkan
diperoleh berada di atas 0,5 dan taraf distribusi dari 14 atribut pada empat
nyatanya jauh berada dibawah 0,05 faktor yang terbentuk. Semua atribut
(0,000<0,05), maka atribut awal yang tersebut dikelompokkan ke dalam
digunakan ini dapat dianalisis lebih empat faktor yang sudah terbentuk
lanjut. Dalam perhitungan tabel Anti- Berdasarkan dari besarnya korelasi
image Matrices (Anti-image antara suatu atribut dengan faktor yang
Correlation) tidak didapatkan atribut terbentuk. Hal tersebut dapat dilihat
yang memiliki nilai MSA (angka dari nilai loading factor yang
korelasi yang bertanda “a”) dibawah dihasilkan oleh masing-masing atribut
nilai 0,5. Hal tersebut berarti bahwa pada tabel Component Matrix.
tidak ada atribut yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil dari tabel, maka
Sehingga tidak perlu dilakukan dilakukan perbandingan besarnya
pengujian ulang Analisis Faktor korelasi dari nilai loading factor atribut
tersebut. tersebut untuk menentukan subuah
Langkah selanjutnya adalah atribut akan masuk ke dalam faktor
melakukan proses inti dari Analisis yang mana.
Faktor, yaitu mengekstraksi
sekumpulan atribut yang ada, sehingga Tabel 2: Nilai Communality Berdasarkan
akan terbentuk satu atau lebih faktor. Urutan
Metode yang digunakan dalam proses No. Atribut
Nilai
ekstraksi ini adalah Analisis Communality
Komponen Utama (Principle Selisih Harga Antar
1. 0,803
Component Analysis). Setelah proses Merek
2. 0,773
ekstraksi ini dilakukan, maka diperoleh Promosi Penjualan
3. 0,718
nilai communalities. Communalities Iklan
4. 0,688
pada dasarnya adalah jumlah Harga Terjangkau
5. 0,657
Rasa
keragaman dari suatu atribut awal yang 6. 0,657
Merek Dikenal
dapat dijelaskan oleh faktor yang 7. 0,648
Tekstur
terbentuk. Semakin tinggi nilai dari 8. 0,648
Kemudahan Memperoleh
communality suatu atribut berarti 9. 0,587
Isi
semakin erat hubungannya dengan 10.
Harga Sesuai Kualitas
0,582
faktor yang terbentuk (Aulia, 2006). 11. 0,568
Variasi Rasa
Tabel 2 tersebut menunjukkan nilai 12. 0,560
Ketersediaan
communality dari 14 atribut yang 13. 0,527
Lokasi
dianalisis berdasarkan urutan. Hasil 14. 0,476
Kemasan
nilai communality berdasarkan urutan
dapat dilihat pada Tabel 2.

111
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

Pada tabel component matrix Tabel 3: Hasil Analisis Faktor


tersebut, masih terdapat beberapa Nilai
Eigen Varian
atribut yang tidak terlihat perbedaan Faktor
value (%)
Atribut Asal Loading

nyata pada nilai loading factor, factor

sehingga sulit untuk menentukan (x2) = rasa 0,753


atribut tersebut masuk ke dalam faktor Faktor (x4) = isi 0,694
Pertama 4,940 35,284 (x7) = harga sesuai kualitas 0,613
yang mana. Hal ini dapat terlihat dari (Produk) (x6) = merek dikenal 0,555
nilai loading factor yang masih berada (x5) = variasi rasa 0,554
di bawah 0,5. Syarat suatu atribut Faktor
(x10) = kemudahan memperoleh 0,715
masuk ke dalam suatu faktor, nilai Kedua
1,510 10,788 (x11) = lokasi 0,713
(Saluran
loading factor harus diatas 0,5. Distribusi)
(x12) = ketersediaan 0,676

Sehingga untuk melihat perbedaan Faktor


(x14) = promosi penjualan 0,834
yang nyata pada nilai loading factor Ketiga 1,367 9,762
(x13) = iklan 0,826
(Promosi)
dari setiap atribut maka harus
Faktor
dilakukan proses rotasi. Rotasi yang Keempat 1,076 7,687
(x9) = Selisih harga antar merek 0,834
(x8) = harga terjangkau 0,692
dilakukan dalam penelitian ini adalah (Harga)

rotasi varimax. Tujuan rotasi varimax


untuk memperbesar nilai loading factor
yang awalnya sudah besar dan Analisis Biplot
memperkecil nilai loading factor yang Keempat merek mie instan
awalnya sudah kecil, sehingga nantinya yang dianalisis yaitu Indomie, Mie
akan didapatkan nilai loading factor Sedaap, Supermi dan Sarimi. Atribut
yang lebih jelas dan nyata (Santoso, yang dinilai berasal dari atribut yang
2010). diperoleh sebelumnya pada Analisis
Hasil dari rotasi varimax Faktor berjumlah dua belas atribut.
tersebut tidak merubah jumlah faktor Atribut-atribut tersebut adalah x2 (rasa),
yang sudah terbentuk tetapi hanya x4 (isi), x5 (variasi rasa), x6 (merek
merubah nilai loading factor saja. dikenal), x7 (harga sesuai kualitas), x8
Berdasarkan hasil dari rotasi pada tabel (harga terjangkau), x9 (selisih harga
Rotated Component Matrix, setiap antar merek), x10 (kemudahan
atribut yang berada pada faktor yang memperoleh), x11 (lokasi), x12
telah terbentuk tersebut harus (ketersediaan), x13 (iklan), x14
memenuhi ketentuan cut off point, (promosi penjualan). Analisis biplot
dimana nilai loading factor-nya harus merupakan upaya yang dilakukan
lebih besar dari 0,55 (Santoso, 2010). untuk membuat gambar di ruang
Hal tersebut bertujuan agar atribut berdimensi banyak menjadi gambar di
tersebut secara nyata masuk ke dalam ruang berdimensi dua. Pereduksian
bagian dari suatu faktor. Dilihat dari dimensi ini mengakibatkan
tabel Rotated Component Matrix, dari menurunnya informasi yang
empat belas atribut yang ada terdapat terkandung dalam biplot. Biplot yang
dua atribut yang tidak memenuhi mampu memberikan informasi sebesar
ketentuan cut off point. Atribut tersebut 70% dari seluruh informasi dianggap
adalah (x1) tekstur dan (x3) kemasan. cukup (Mattjik dan Sumertajaya, 2011).
Setelah melakukan penyaringan Hasil Analisis Biplot dapat dilihat pada
dengan ketentuan tersebut maka Gambar 1 berikut.
terdapat dua belas atribut yang dapat
dikelompokkan ke dalam keempat
faktor yang terbentuk dan dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut.

112
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

arah vektor yang mewakili harga yang


Komponen Utama Kedua (6,826%)
terjangkau. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa Indomie memperoleh persepsi
harga yang tidak terjangkau atau mahal
bagi kalangan mahasiswa. Selanjutnya
Mie Sedaap diposisikan oleh konsumen
mahasiswa sebagai mie instan yang
memiliki banyak keunggulan yaitu isi
yang sesuai, selisih harga antar merek
mie instan yang jauh berbeda,
kemudahan alam memperoleh produk
tentunya didukung dengan ketersediaan
yang selalu ada, iklan yang menarik
Komponen Utama Pertama (88,939%) dan promosi penjualan melalui
Gambar 1. Pemetaan Persepsi Mie Instan berbagai macam media yang banyak
Menurut Mahasiswa S1 UB sekali. Kemudian Supermi diposisikan
oleh konsumen sebagai mie instan
yang memiliki harga yang terjangkau
Pada Gambar 1 yaitu hasil
untuk kalangan mahasiswa. Sarimi
pengolahan dari Analisis Biplot
diposisikan oleh konsumen sebagai mie
terhadap atribut Indomie, Mie Sedaap,
instan yang tidak memiliki keunggulan
Supermi dan Sarimi dapat dilihat posisi
apapun.
relatif yang terbentuk antar merek mie
Peta persaingan mie instan
instan dengan atribut yang
dapat dilihat berdasarkan kedekatan
menyertainya. Besarnya nilai
antar obyek. Informasi ini dapat
keragaman data yang dapat
dijadikan panduan obyek mana yang
diterangkan oleh dua sumbu utama
memiliki kemiripan karakteristik
dalam Analisis Biplot adalah 95,765%
dengan objek tertentu (Sartono, dkk
(sumbu pertama menerangkan
(2003) dalam Mattjik dan Sumertajaya,
88,939% dan sumbu kedua
2011). Mie Sedaap merupakan merek
menerangkan 6,826%). Hal ini dapat
mie instan yang berada pada posisi
diartikan bahwa hasinya dapat
pertama bagi konsumen mahasiswa S1
memberikan informasi sebesar
UB karena memiliki keunggulan paling
95,765% dari keseluruhan informasi
banyak diantara merek yang lainnya.
yang ada pada tabel, karena nilai ini
Di posisi kedua adalah merek mie
cukup besar (≥ 70%), maka pendekatan
instan Indomie dengan lima
Biplot ini dapat digunakan untuk
keunggulan atribut yang dimilikinya.
memberikan penyajian visual bagi
Selanjutnya posisi ketiga didapatkan
matriks data mie instan.
oleh merek mie instan Supermi dengan
Berdasarkan Gambar 1 dapat
satu keunggulan atribut yang ada.
diinterpretasikan bahwa Indomie
Kemudian untuk posisi keempat atau
merupakan merek mie instan yang
terbawah adalah merek mie instan
diposisikan oleh konsumen sebagai
Sarimi dengan tidak ada satupun
merek yang memiliki rasa yang enak,
keunggulan yang dimilikinya.
variasi rasa yang beragam, merek yang
Kedekatan antar atribut dapat
banyak dikenal mahasiswa, harga yang
dilihat dari sudut yang terbentuk oleh
diberikan sesuai dengan kualitasnya,
vektor atribut. Dapat terlihat pada
serta lokasi pembelian yang mudah
Gambar 1 bahwa selisih harga antar
dijangkau. Posisi Indomie berada pada
merek berkorelasi paling positif dengan
arah yang berlawanan dengan posisi
promosi penjualan. Maka dapat

113
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

dikatakan bahwa produsen mie instan nilai keragaman yang hampir sama
dengan promosi penjualan yang banyak untuk setiap objek (Sartono, dkk
akan cenderung memberikan selisih (2003) dalam Mattjik dan Sumertajaya,
harga antar merek yang rendah agar 2011). Dari gambar grafik Biplot yang
penjualan meningkat. Hal tersebut juga diperoleh, terlihat bahwa pada
didukung dengan membuat produk mie umumnya atribut-atribut pada mie
instan dengan isi yang sesuai, instan memiliki keragaman yang sama.
kemudahan dalam memperoleh produk Hal tersebut dapat diketahui dari
di warung, toko ataupun gambar bahwa panjang vektor dari
swalayan/supermarket, ketersediaan masing-masing atribut sama.
produk mie instan yang selalu ada serta
pembuatan iklan yang menarik. Strategi Bauran Pemasaran
Demikian juga dengan merek dikenal Analisis strategi bauran
dan lokasi, dengan penempatan lokasi pemasaran terdiri dari strategi produk,
yang tepat dan mudah dijangkau oleh strategi harga, strategi tempat, dan
konsumen menjadikan merek dari strategi promosi. Analisis bauran
produk mie instan tersebut mudah pemasaran ini nantinya dapat dijadikan
dikenal karena seringnya membeli dan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengonsumsi. pengambilan keputusan dan perumusan
Kemudian rasa dan variasi rasa strategi bersaing dalam industri mie
berkorelasi positif karena mie instan instan. Analisis bauran pemasaran ini
dengan variasi rasa yang banyak berasal dari hasil pembahasan
menjadikan konsumen semakin sebelumnya, baik atribut-atribut yang
berselera karena rasa enak yang susuai menjadi pertimbangan konsumen
keinginan. Hal tersebut juga ditambah dalam membeli mie instan ataupun dari
dengan adanya korelasi positif yang pemetaan persepsi mie instan yang
terjadi yaitu harga sesuai dengan dibandingkan satu sama lain.
kualitas dari mie instan. Dengan rasa,
variasi rasa, merek dikenal, dan lokasi 1. Strategi Produk
penjualan yang strategis menyebabkan Menurut Kotler dan Gary
patokan harga yang tinggi karena (2008) produk merupakan faktor paling
sesuai dengan kualitas produknya. penting dalam strategi bauran
Terjadi sebaliknya, bahwa harga pemasaran. Konsumen akan menyukai
terjangkau berkorelasi negatif dengan produk yang menawarkan kualitas,
rasa, variasi rasa, merek dikenal, harga kinerja dan fitur terbaiknya.
sesuai kualitas dan lokasi penjualan. Berdasarkan hasil pembahasan juga
Penjelasannya bahwa dengan rasa yang diketahui rasa merupakan atribut yang
enak dan sesuai, variasi rasa yang dianggap konsumen paling penting.
beragam, merek yang sudah dikenal, Saran untuk masing-masing
harga sesuai dengan kualitasnya serta perusahaan mie instan dari segi rasa
lokasi yang mudah dijangkau akan harus lebih diperhatikan dibandingkan
terjadi kemungkinan produk mie instan dengan atribut-atribut yang lainnya.
tidak memiliki harga yang terjangkau Hasil kuesioner yang disebarkan juga
atau dianggap mahal oleh kalangan menyatakan bahwa rasa dari produk
mahasiswa. yang dikonsumsi oleh mahasiswa
Besarnya keragaman pada merupakan atribut yang dianggap
setiap atribut diwakili oleh panjang paling penting mewakili strategi
vektor yang mewakili atribut tertentu. produk.
Informasi ini digunakan untuk melihat Mahasiswa lebih menginginkan
apakah ada atribut yang mempunyai mie instan dengan rasa bumbu yang

114
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

lebih enak. Beberapa alasan seseorang mempunyai implikasi yang cukup luas
memilih makanan tertentu yang disukai bagi perusahaan maupun konsumen.
karena alasan rasanya yang enak Harga yang terlalu tinggi dapat
(Susanto dalam Laksmiwati, 2006). menimbulkan kemungkinan
Keseluruhan atribut pada faktor produk menurunnya daya saing. Sebaliknya
berkorelasi positif yang berarti bahwa harga rendah dapat menyebabkan
pada masing-masing atribut kerugian, khususnya bila biaya
mempunyai keterikatan yang kuat. meningkat (Rachmawati, 2011).
Pada faktor produk ini juga berkorelasi Perusahaan mengadakan
negatif dengan harga terjangkau, dapat pendekatan terhadap penentuan harga
dikatakan bahwa apabila atribut faktor berdasarkan tujuan yang hendak
produk ditingkatkan atau diperbaiki dicapainya. Adapun tujuan tersebut
maka harga yang ditawarkan untuk mie dapat berupa meningkatkan penjualan,
instan tidak terjangkau. Supaya suatu mempertahankan market share,
produk dapat menarik perhatian mempertahankan stabilitas harga,
(terlihat unik) maka harus diolah dan mencapai laba maksimum dan
divariasikan, sehingga diperoleh aneka sebagainya (Selang, 2013). Perusahaan
produk dengan penampilan, bentuk, harus dapat bersaing dari segi harga
tekstur, warna, aroma dan cita rasa yang dapat dilihat konsumen melalui
yang memikat. Untuk membuat produk selisih harga antar merek. Nilai dari
demikian tidak selalu harus selisih harga antar merek harus rendah
menggunakan bahan dasar mahal agar ketertarikan membeli produk lebih
(Rachmawati, 2011). Saran bagi besar. Perusahaan dapat menetapkan
perusahaan adalah agar dapat selisih bagi produk dengan produk
menyediakan mutu dan kualitas produk pesaing dengan cara pemasaran
yang bagus dan mengimbanginya terdiferensiasi. Dan penetapan ini juga
dengan menetapkan harga yang perlu memperhatikan segmen pasar
terjangkau. Perusahaan dapat yang dituju. Harga terjangkau dianggap
meningkatkan efisisensi pada biaya berkorelasi negatif dengan keseluruhan
produksi sehingga dapat menekan atribut dan apabila harga naik atau
biaya pengeluaran dan menetapkan turun disebabkan oleh atribut yang lain.
harga yang terjangkau. Maka untuk dapat mempertahankan
harga yang terjangkau bagi produk
2. Strategi Harga perusahaan dapat menetapkan sesuai
Bauran harga merupakan satu- dengan kondisi pasar yang ada saat ini.
satunya unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan. Harga yang 3. Strategi Saluran Distribusi
dibayarkan terhadap produk (Tempat)
merupakan apresiasi konsumen Berdasarkan hasil pembahasan
terhadap kepuasan yang diperoleh dari dapat disarankan untuk masing-masing
pembelian (Kotler dan Gary, 2008). perusahaan memperhatikan faktor
Berdasarkan hasil pembahasan dapat saluran distribusi. Menurut Kotler dan
disarankan untuk masing-masing Gary (2008), keputusan membeli suatu
perusahaan mie instan untuk produk dipengaruhi oleh kemudahan
memberikan penawaran harga yang memperolehnya. Konsumen akan
rendah bagi konsumen. Selisih harga cenderung memilih tempat yang tidak
antar merek dianggap konsumen terlalu jauh dan memilki fasilitas yang
merupakan atribut yang melekat yang dapat meningkatkan kenyamanan
menjadikan konsumen tertarik untuk konsumen. Kemudahan memperoleh
membeli. Keputusan tentang harga jual produk merupakan atribut yang

115
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

mempunyai nilai korelasi yang besar. mempengaruhi pembelian konsumen.


Perhatian perusahaan awal mengarah Perusahaan dapat melakukan promosi
pada kemudahan memperoleh. penjualan yang lebih efektif dengan
Sebuah produk tidak akan menyediakan iklan yang lebih banyak
banyak gunanya bagi seorang pembeli dan lebih kreatif melalui media televisi.
apabila produk yang ditawarkan Promosi dapat dilakukan dengan
tersebut tidak tersedia pada saat dan promosi mulut ke mulut, mengikuti
tempat yang tepat dimana konsumen even-even tertentu, mengadakan diskon
memerlukannya (Selang, 2013). kusus pada saat tertentu, memberi
Perusahaan dapat menempatkan member card pada pelanggan. Dapat
produk dengan menyebarkan distribusi juga dilakukan melalui promosi seperti
dengan jangkauan yang lebih luas dan reklame, sisipan pada koran dan media
menempatkan produk pada swalayan massa atau menggunakan spanduk
dengan posisi yang mudah dilihat dan (Rachmawati, 2011). Iklan yang
dicari oleh konsumen. Selain itu untuk dihadirkan disarankan lebih persuasif
lokasi dan ketersediaan, pilihan dengan mengusung tema positif serta
perusahaan mengarah pada disesuaikan dengan kebutuhan promosi,
swalayan/supermarket yang dianggap misalnya pada saat ramadhan atau
konsumen merupakan tempat paling pangsa pasar yang dituju saat ini.
mudah menemukan mie instan dengan
menambah ketersediaan yang lebih
banyak pada tempat-tempat tersebut. KESIMPULAN
1. Berdasarkan dari hasil penelitian
4. Strategi Promosi dapat disimpulkan bahwa dari
Kegiatan promosi terhadap empat belas atribut yang digunakan
konsumen membantu produsen untuk terdapat dua belas atribut yang
memperkenalkan produk dan menjadi bahan pertimbangan
meningkatkan penjualan. Empat alat konsumen dalam membeli mie
utama bauran komunikasi pemasaran instan. Kedua belas atribut tersebut
(bauran pemasaran) adalah iklan, adalah rasa yang merupakan atribut
promosi penjualan, hubungan paling berpengaruh, isi, harga sesuai
masyarakat dan penjualan pribadi dengan kualitas, merek dikenal,
(Kotler dan Gary, 2008). Menurut variasi rasa, kemudahan
Abubakar (2005), promosi adalah suatu memperoleh, lokasi, ketersediaan,
usaha yang dilakukan oleh perusahaan promosi penjualan, iklan, selisih
guna memberikan informasi dan untuk harga antar merek, dan harga
memperkenalkan produk kepada terjangkau.
konsumen melalui beberapa media 2. Hasil posisi produk yang terbentuk
sesering mungkin untuk membangun antara keempat merek mie instan
kedekatan produk industri dengan para yaitu Indomie, Mie Sedaap,
pedagang dan konsumen dengan Supermi, dan Sarimi berdasarkan
harapan agar tertarik untuk membeli persepsi konsumen menunjukkan
produk yang ditawarkan. Berdasarkan bahwa Mie Sedaap merupakan mie
hasil pembahasan dapat disarankan instan dengan posisi pertama
untuk masing-masing perusahaan mie dengan keunggulan isi yang sesuai,
instan memperhatikan promosi selisih harga antar merek yang
penjualan dan iklan. Kedua atribut ini sangat berpengaruh, kemudahan
memiliki nilai korelasi yang sama- memperoleh, ketersediaan yang
sama besar. Promosi penjualan yang banyak, iklan yang menarik, dan
dilakukan perusahaan dianggap banyaknya promosi penjualan.

116
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

Indomie menempati urutan kedua Astawan, M. 2008. Membuat Mie dan


dengan keunggulan rasa yang enak, Bihun. Penebar Swadaya.
keragaman variasi rasa, merek yang Jakarta. Hal. 14-15
populer, harga sesuai kualitas
produknya, dan lokasi yang mudah Aulia, R. 2006. Analisis Proses
dijangkau. Kemudian untuk Keputusan Pembelian Dan
Supermi berada di urutan ketiga Pemetaan Persepsi Indomie
dengan keunggulan harga yang (Studi Kasus Mahasiswa
terjangkau atau murah sedangkan Institut Pertanian
Sarimi berada di posisi keempat Bogor). Skripsi. Fakultas
dengan tidak memiliki keunggulan Ekonomi dan Manajemen
apapun. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

SARAN Kotler, P dan Gary, A. 2008. Prinsip-


1. Pihak manajemen perusahaan harus Pinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi
lebih memperhatikan strategi bauran 12. Erlangga. Jakarta.
pemasaran yaitu bauran produk
terutama pada atribut rasa agar tetap Laksmiwati, H. 2006. Kontribusi Mie
dapat bertahan di persaingan dunia Instan Terhadap Kecukupan
industri mie instan dan lebih Gizi dalam Hubungannya
mendapatkan tempat di benak dengan Status Gizi Remaja.
konsumen. Skripsi. Fakultas Kesehatan
2. Perusahaan harus memperbaiki Surabaya: Masyarakat
atribut produk dengan membuat rasa Universitas Airlangga.
yang enak dan disesuaikan
kebutuhan konsumen baik dari segi Mattjik, A. A dan Sumertajaya, I. M.
bumbu ataupun rasa mie. 2011. Sidik Atribut Ganda
3. Perusahaan harus memperhatikan dengan Menggunakan SAS. IPB
keinginan konsumen yaitu variasi Press. Bogor. Hal. 246-248
rasa yang banyak, dengan harga
yang terjangkau dan rasa yang enak. Rachmawati, R. 2011. Peranan Bauran
4. Diharapkan bagi penelitian Pemasaran (Marketing Mix)
selanjutnya, segmen penelitian tidak Terhadap Peningkatan
hanya terfokus pada mahasiswa Penjualan (Sebuah Kajian
tetapi juga dapat ke segmen Terhadap Bisnis Restoran).
masyarakat umum. Jurnal Kompetensi Teknik 5
(2) : 143-150.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat.
Abubakar, R. 2005. Pengaruh Elex Media Komputindo.
Pelaksanaan Bauran Pema- Jakarta. Hal. 57-60
saran Terhadap Proses
Keputusan Pembelian Selang, C. A. D. 2013. Bauran
Konsumen Pada Jamu Di Pemasaran (Marketing Mix)
Banda Aceh. Jurnal Sistem Pengaruhnya Terhadap Loya-
Teknik Industri Volume 6(3): litas Konsumen Pada Fresh
54-62. Mart Bahu Mall Manado.
Jurnal EMBA 1 (3) : 71-80.

117
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 107 – 118
Persepsi Mie Instant

Simamora, B. 2002. Panduan Riset


Perilaku Konsumen. Gra-
media Pustaka Utama. Jakarta.

. 2004. Analisis
Multivariat Pemasaran. Gra-
media Pustaka Utama. Jakarta.
Hal. 106-112

Standar Nasional Indonesia. SNI 01-


3551 2000: Syarat Mutu Mie
Instan. Badan Standarisasi Na-
sional. Jakarta.

Syahyunan. 2004. Strategi Pemasaran


Dalam Meningkatkan Volume
Penjualan. Fakultas Eko-
nomi. Jurusan Manajemen.
Universitas Sumatra Utara.
Sumatra Utara. Medan.

Vellas, F. dan Lionel, B. 2008.


Pemasaran Pariwisata
Internasional: Sebuah Pen-
dekatan Strategis. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta. Hal.
142-14

118

Anda mungkin juga menyukai