Anda di halaman 1dari 30

RESUME METODE KWANTITATIF

RNGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS


KONSUMEN KOPI ROBUSTA AGROINDUSTRI
TRADISIONAL DI KECAMATAN SUMBERWRINGIN
KABUATEN BONDOWOSO

Dosen pengampu :
Dr. Rizal, S.P., M.P
Oleh :
Danny Dwi Damara (P601222956)

PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan jaman membuat dunia usaha semakin dinamis.


Dengan adanya perjanjian zona perdagangan bebas (free trade area) membuat
semakin banyak produk asing mudah untuk memasuki pasar Indonesia. Pemasar
dituntut untuk lebih jeli dalam menghasilkan dan menyalurkan barang atau jasa
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan agar tetap mendapatkan kepercayaan
dan loyalitas dari konsumen. Oleh karena itu peran bauran pemasaran sangatlah
penting dalam pengelolaan bisnis yang dikelola oleh setiap agroindustri karena
bauran pemasaran yang memadai akan dapat mempengaruhi peningkatan loyalitas
konsumen, Mowen dan Michael (2002).
Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional sangat penting dan
strategis. Hal ini dikarenakan sektor pertanian masih memberikan lapangan
pekerjaan bagi sebagian besar penduduk khususnya yang berada di pedesaan dan
bahan menyediakan pangan bagi masyarakat. Perusahaan dibidang agroindustri
kelompok tani tumbuh dengan pesat, sehingga menyebabkan persaingan yang
semakin ketat. Tingginya tingkat persaingan membuat pihak-pihak yang terlibat
didalam agroindustri harus berkompetisi dengan ketat agar keberadaannya tetap
diakui agar dapat menarik konsumen dan memelihara loyalitas konsumen
sehingga agroindustri yang siap menangkap kesempatan perdagangan di era
globalisasi berkeyakinan bahwa di era perdagangan bebas yang tidak terproteksi
sama sekali tersebut, tumpuan agroindustri untuk tetap mampu bertahan hidup
adalah konsumen yang loyal.
Konsumen yang loyal akan memperluas kesetiaan mereka pada produk-
produk lain buatan perusahaan yang sama, sehingga konsumen setia kepada
perusahaan tertentu untuk selamanya. Kotler (2001) menyatakan bahwa kesetiaan
terhadap merek merupakan salah satu dari aset merek, dimana loyalitas
merupakan sebuah nilai yang mahal bagi perusahaan karena untuk membangun
loyalitas banyak tantangan yang harus dihadapi serta membutuhkan waktu yang
sangat lama
Salah satu konsep utama dalam pemasaran adalah bauran pemasaran
(marketing mix) yang merupakan alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai
elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi
srategi pemasaan dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan dengan sukses.
Bauran pemasaran produk merupakan kombinasi dari 4P yaitu product
(produk), price (harga), promotion (promosi), dan place (lokasi). Penggunaan
bauran pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam

2
membeli dan menggunakan produk perusahaan. Setiap elemen dari bauran
pemasaran saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak
tepat pengorganisasiannya maka akan mempengaruhi strategi pemasaran secara
keseluruhan.
Berdasarkan teori pemasaran, maka objek yang ditentukan oleh peneliti
ialah pada Kecamatan Sumberwringin yang merupakan salah satu sentra penghasil
kopi rakyat terbesar di Kabupaten Bondowoso, karena di daerah ini tersebar
beberapa pelaku usaha agroindustri yang tergabung dalam kelompok tani kopi
jenis robusta dan arabika, jenis kopi robusta terdapat dua macam pengolahan yaitu
pengolahan secara modern dan pengolahan secara tradisional sehingga dalam hal
ini peneliti berkonsentrasi untuk mengetahui loyalitas konsumen dari kedua
pengolahan tersebut.
Sejak tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Bondowoso bekerjasama dengan
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Bank Indonesia, Eksportir dan
lembaga terkait lainnya telah membangun Klaster Industri Pada program tersebut
telah dilakukan langkah-langkah percepatan peningkatan mutu kopi dengan
pembinaan, pendampingan mulai dari budidaya, pengolahan dan pemasaran untuk
peningkatan mutu dan produksi menuju kawasan penghasil kopi specialty. Salah
satu sentra penghasil kopi di Kabupaten Bondowoso adalah Kecamatan Sumber
Wringin yang terdapat Lima kelompok tani kopi pengolahan modern jenis
arabika, tiga kelompok tani kopi pengolahan modern jenis robusta dan satu
kelompok tani pengolahan kopi tradisional jenis robusta

Table 1.1 Hasil penjualan agroindustri kopi pada Kecamata Sumberwringin


Kabupaten Bondowoso Tahun 2014 – 2016.
NO Tahun Agroindustri Modern Agroindustri Tradisional
1 2014 70% 45%
2 2015 75% 67%
3 2016 89% 53%
Sumber: Tim Agroindustri Kecamatan Sumberwringin (2017)

3
BAB 2
METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan Penelitian


Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2008).
Sedangkan menurut Sekaran (2003), menjelaskan metode penelitian adalah suatu
upaya yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang
muncul dalam dunia kerja yang memerlukan suatu solusi. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang sistematis dan
terorganisir untuk dapat meneliti suatu objek penelitian dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dan verifikatif.
Metode deskriptif menurut Gima Sugiama (2008), adalah riset yang
berupaya mengumpulkan data, menganalisis sacara kritis atas data-data tersebut
dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung
atau masa sekarang. Metode verifikatif merupakan metode penelitian yang
bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau metode yang
digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis, Sugiyono (2004).
Jawaban-jawaban masalah atas hasil penelitian yang bersifat sementara (hipotesis)
mengenai hubungan antara kedua variabel yaitu variabel X dan Y sehingga dapat
diambil suatu analisis dengan menggunakan perhitungan data statistik, dengan
demikian melalui penelitian verifikatif dapat diketahui bagaimana pengaruh
Produk, Harga, Promosi dan Lokasi terhadap Loyalitas Konsumen agroindustri
kopi robusta pengolahan tradisional pada Kecamatan Sumberwringin Kabupaten
Bondowoso.

2.2 Fokus Penelitian


Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan penelitian ini, supaya
terhindar dan tidak terjebak oleh pengumpulan data pada bidang yang sangat
umum dan luas atau kurang relevan dengan tujuan penelitian, maka fokus
penelitian dalam skripsi ini adalah loyalitas konsumen kopi robusta pada
agroindustri tradisional Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen agroindustri kopi robusta
tradisional pada Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso dimana
tempat ini merupakan sentra penghasil kopi terbesar di Kabupaten Bondowoso,
sehingga tersebar konsumen kopi robusta yang diolah secara tradisional di
Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso.

4
2.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012), pengertian variabel penelitian adalah : “segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.” Kerling dalam Sugiyono (2012) menyatakan bahwa : “variabel
adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain
Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
diambil dari suatu nilai yang berbeda (different value). Dengan demikian variabel
itu merupakan suatu yang bervariasi. Berangkat dari permasalahan yang ingin
diteliti, maka variabel pada penelitian ini meliputi :
1. Variabel independen (X)
Sugiyono (2012) mendefinisikan variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun variabel independen dalam
penelitian ini ialah:
A Produk (X1)
B Harga (X2)
C Promosi (X3)
D Lokasi (X4)
2. Variabel dependen (Y)
Sugiyono (2012) mendefinisikan variabel terikat sebagai variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Loyalitas
Konsumen (Y)

2.5 Definisi Operasional


Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian. Variabel penelitian bersumber dari kerangka teoritis yang
dijadikan rujukan dan konsep berfikir seperti telah diuaraikan dimuka.
Operasionalisasi variabel dilakukan dengan cara menjelaskan pengertian-
pengertian konkrit dari setiap variabel tersebut sehingga dimensi, indikator dan
pengukurannya dapat dilakukan. Kemudian masing-masing indikator tersebut
menjadi dasar untuk penyusunan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner

5
2.6 Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2002).
Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen agroindustri kopi robusta
pengolahan tradisional pada Kecamatan Sumberwringin.

2 Sampel
Sampel penelitian merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya
sampel yang akan diambil untuk melaksanakan suatu penelitian. Menurut
Sugiyono (2012), adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah Konsumen kopi robusta
pengolahan tradisional pada Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso.
Tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah
5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel.
Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin
mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan
sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka
semakin besar peluang kesalahan generalisasi. Selain itu juga didasarkan oleh
teori yang dikemukakan oleh Rosco (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006),
memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran saampel, Ukuran sampel
lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda). Mengacu pada
pendapat tersebut maka jumlah sampel dengan 4 variabel bebas (X) yaitu (produk,
harga, promosi dan lokasi) dan 1 variabel terikat (Y) yaitu loyalitas konsumen,
sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 110 responden
yang diambil dari populasi konsumen.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
insidental sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulam/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data, Sugiyono (2010). Metode tersebut akan memilih sampel secara
kebetulan pada responden yang memenuhi kriteria yang ditentukan peneliti yaitu :
1) Konsumen yang mengkonsumsi kopi robusta pengolahan tradisional dan
modern minimal Usia 20 th
2) Konsumen yang pernah mengkonsumsi minimal 1 kali.

6
2.7 Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data,
Sugiyono (2008). Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini
peneliti memilih jenis penelitian kuantitatif maka data yang diperoleh haruslah
mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2009) bahwa
pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi,
dan gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara.
1. Observasi
Observasi menurut Kusuma (1987) adalah pengamatan yang dilakukan
dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain
yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu
observasi terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan
observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek
penelitian maka, peneliti memilih observasi partisipan. Observasi
partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil
bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang
ada di Loyalitas Konsumen agroindustri kopi robusta pada pengolahan
tradisional dan modern di Kecamatan Sumberwringin Kabupaten
Bondowoso. Sehingga peneliti dapat menentukan informan yang akan
diteliti dan juga untuk mengetahui jabatan, tugas/kegiatan, alamat, nomor
telepon dari calon informan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi
untuk kepentingan penelitian.
2. Wawancara
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama
dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara
mendalam (in-depth interview). Namun disini peneliti memilih melakukan
wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang
kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman
pribadi, Basuki (2006). Untuk menghindari kehilangan informasi, maka
peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam.
Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau
memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas
mengenai topik penelitian.

7
3. Studi Pustaka
Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari
buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal dan
media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumen menurut Sugiyono, (2009) merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto,
gambar, serta data-data mengenai Loyalitas Konsumen Agroindustri kopi
robusta pada pengolahan tradisional dan modern di Kecamatan
Sumberwringin Kabupaten Bondowoso. Hasil penelitian dari observasi
dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung
oleh foto-foto.

1 Teknik Pengolahan Data


Dalam penelitian ini, tahap pengolahan data yang dipergunakan meliputi
beberapa tahap (Santoso dan Tjiptono, 2004):
1 Editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah
dikumpulkan dari hasil survey lapangan. Tahapan ini bertujuan untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam sampel,
(Rangkuti, 1997) sehingga hasilnya dapat diyakini bahwa:
a. Data benar-benar akurat.
b. Konsisten dengan informasi yang lain.
c. Lengkap.
d. Siap untuk dilakukan koding dan tabulasi.
2 Coding
Data yang berupa data kualitatif harus dikuantifikasi, yaitu mengubah
sebuah data kualitatif atau yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah
angka. Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan data ke dalam
komputer atau ke dalam lembar tabulasi.
3 Scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan
membuat klasifikasi dari kategori yang tergantung pada anggapan atau
opini responden. Metode yang digunakan untuk pengolahan data dan
analisis data adalah statistik deskriptif dengan menggunakan skala likert
Menurut (Ghozali, 2005), skala yang sering dipakai dalam penyusunan
kuesioner adalah skala ordinal atau sering disebut skala likert, yaitu skala
yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai
berikut:
Sangat Tidak Setuju (STS) =1

8
Tidak Setuju (TS) =2
Ragu-ragu atau Netral (R) =3
Setuju (S) =4
Sangat Setuju (SS) =5
4 Tabulation
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam bentuk tabel, sehingga
diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah
proses tabulasi selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program
komputer SPSS for windows.

2.8 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis


Menurut Sugiyono (2012), yang dimaksud dengan analisis data adalah
kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data
yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif yaitu dilakukan dengan regresi berganda dengan alat bantu
software Program SPSS.

1. Uji Instrumen Penelitian


a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut,
Ghozali (2005). Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat
secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Untuk mengukur
tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hipotesis yang diajukan
adalah :
Ho : Skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
Ha : Skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
untuk tingkat signifikansi 5 % dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan tidak valid, Ghozali (2005).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan

9
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu, Ghozali (2005). Pengukuran reliabilitas dilakukan
dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60, Nunnally dalam Ghozali (2005).

2. Statistik Analisis Regresi Linier Berganda


Statistik analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu: Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3) dan Lokasi (X4)
terhadap variabel terikatnya yaitu Loyalitas Konsumen (Y). Persamaan regresi
linier berganda adalah sebagai berikut, Ghozali (2005) :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = Variabel dependen (Loyalitas Konsumen)
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien garis regresi
X1 = Variabel independen (Produk)
X2 = Variabel independen (Harga)
X3 = Variabel independen (Promosi)
X4 = Variabel independen (Lokasi)
e = error / variabel pengganggu

3. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F )
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat
siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel dependen, Ghozali (2005). Dalam penelitian
ini, hipotesis yang digunakan adalah :

Ho : Variabel-variabel bebas yaitu produk, harga, promosi dan lokasi


tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya yaitu loyalitas konsumen.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu produk, harga, promosi dan lokasi
mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya yaitu loyalitas konsumen.
Dasar pengambilan keputusannya, Ghozali (2005) adalah dengan
menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
b. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.

10
2. Analisis Koefisien Determinasi (R)
Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat, Ghozali,
(2005). Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (Produk, Harga,
Promosi dan Lokasi) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (Loyalitas
Konsumen) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel trikat.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel bebas, maka R pasti meningkat tidak perduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai R square pada saat mengevaluasi mana model regresi
yang terbaik.Tidak seperti R², nilai R square dapat naik atau turun apabila
satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
3. Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara
variabel X dan Y, apakah variabel X1, X2,X3 dan X4 (Produk, Harga,
Promosi dan Lokasi) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y
(Loyalitas Konsumen) secara terpisah atau parsial, Ghozali (2005).
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
Ho : Variabel-variabel bebas (Produk, Harga, Promosi dan Lokasi) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(Loyalitas Konsumen).
Ha : Variabel-variabel bebas (Produk, Harga, Promosi dan Lokasi)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(Loyalitas Konsumen).
Dasar pengambilan keputusan, Ghozali (2005) adalah dengan
menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.

4. Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah


linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan
dilakukan pengujian asumsi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan normalitas.

11
1. Uji Multikolinearitas.
Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas,
Ghozali (2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
 Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat, Ghozali (2005).
 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Apabila antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90),
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas, Ghozali
(2005).
 Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) Variance Inflation Factor (VIF). kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0,10 atau sama
dengan nilai VIF > 10 , Ghozali (2005).
Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di
atas, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari
multikolinearitas, dan demikian pula sebaliknya.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, Ghozali (2005).
Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di studentized.

12
Dasar analsisnya adalah :
 Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
 Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Nomalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau
setidaknya mendekati normal, Ghozali (2005). Pada prinsipnya normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambian keputusannya adalah, Ghozali (2005) :
 Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau garfik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regrsi tidak memenuhi asumsi
normalitas.

BAB 3

13
HASIL DAN EMBAHASAN

3.1 Statistik Deskriptif Responden


Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas
responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk memberikan
gambaran tentang keadaan diri dari pada responden.

a. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada perilaku
seseorang. Dalam loyalitas konsumen jenis kelamin sering kali dapat menjadi
pembeda persepsi yang diberikan oleh konsumen. Penyajian data responden
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.1
Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Laki-laki 78 70,91
Perempuan 32 29,09
Total 110 100.00
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah
laki-laki yaitu sebanyak 78 orang (70,91%) dibanding perempuan yang hanya
32orang (29,09%). Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki sebagai
proporsi yang lebih besar dibanding perempuan yang menjadi konsumen kopi
robusta pengolahan tradisional di Kecamatan Sumberwringin.

b. Identifikasi Responden Berdasarkan Usia


Konsumen kopi robusta pengolahan tradisional di Kecamatan
Sumberwringin yang menjadi responden di dalam penelitian ini dapat dirincikan
berdasarkan Usia seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Identifikasi Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden Persentase
20 - 30 tahun 20 18,18%
31 - 40 tahun 34 30,91%
41 - 50 tahun 41 37,27%
51 - 60 tahun 15 13,64%
Total 110 100%
Sumber : Data diolah peneliti
Tabel 3.2 diatas menjelaskan usia Konsumen kopi robusta modern dan
tradisional di Kecamatan Sumberwringin, responden berusia antara 20 - 30 tahun
sebesar 18,18% atau sebanyak 20 orang, usia antara 31 - 40 tahun sebesar 30,91%

14
atau sebanyak 34 orang, usia antara 41 - 50 tahun sebesar 37,27% atau sebanyak
41 orang kemudian usia antara 51 - 60 tahun sebesar 13,64% atau sebanyak 15
orang.

c. Identifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan


Konsumen produk kopi robusta modern dan tradisional Kecamatan
Sumberwringin yang menjadi responden di dalam penelitian ini dapat dirincikan
asarkan pendidikan seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.3
Identifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden Persentase
SMP 19 17,27%
SMA 50 45,45%
D3 14 12,73%
S1 27 24,55%
Total 110 100.00
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan data bahwa jumlah responden yang
berpendidikan SMP yaitu sebanyak 19 orang atau 17,27%. Jumlah responden
yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 50 orang atau 45,45%. Jumlah
responden yang berpendidikan D3 yaitu sebanyak 14 orang atau 12,73% dan
jumlah responden yang berpendidikan S1 yaitu sebanyak 27 orang atau 24,55%
dari jumlah responden.

3.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Deskripsi variabel penelitian berguna untuk mendukung hasil analisis data.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk, harga, promosi dan
lokasi.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisi indeks, untuk
menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan yang diajukan.
Teknik skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum 1 dan
maksimum 5, maka perhitungan indeks jawaban responden dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :
Nilai Indeks = {(%F1X1) + (%F2X2) + (%F3X3) + (%F4X4) + (%F5X5)} / 5
Di mana :
F1 adalah Frekuensi responden yang menjawab 1
F2 adalah Frekuensi responden yang menjawab 2
Dan seterusnya F5 untuk yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam daftar
pertanyaan. Oleh karena itu perhitungan yang dilakukan sebagai dasar interpretasi

15
nilai indeks dengan menggunakan kriteria tiga kotak (Three-box Method) adalah
sebagai berikut, Ferdinand (2006) :
(110/1) – (110/5) = 88
88 : 3 = 29,3
Maka hasil rentang yang akan digunakan sebagai interpretasi nilai indeks adalah :
22 – 51,2 = Rendah
51,3 – 80,5 = Cukup
80,6 – 109,9 = Tinggi
Berikut ini disajikan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini :

Table 3.4
Statistik Deskriptif Variabel Produk
Skor
Indikator Indeks
1 2 3 4 5
X1.1 0 8 54 39 9 75,80
X1.2 0 10 51 43 6 75,00
X1.3 0 5 37 45 23 83,20
Sumber : Lampiran 4

Nilai Indeks Total = (75,80 + 75,00 + 85,20)/3 = 78 Kesimpulannya


adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Produk dalam mempengaruhi
loyalitas konsumen adalah tinggi, dengan besarnya nilai indeks total sebesar 78.
Indikator yang dipersepsikan paling baik oleh responden adalah Fit and Finish
(X1.3), maksudnya adalah adanya sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan
pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas
dengan nilai indeks sebesar 83,20. Sedangkan indikator yang dipersepsikan
kurang baik oleh responden adalah Performance (X1.1), maksudnya adalah aspek
fungsional barang yang menjadi pertimbangan konsumen dengan rata-rata skor
sebesar 75,00.
Table 3.5
Statistik Deskriptif Variabel Harga
Skor
Indikator Indeks
1 2 3 4 5
X2.1 0 2 22 43 43 91,00
X2.2 0 10 43 41 16 78,60
X2.3 0 12 34 50 14 79,20
Sumber : Lampiran 4
Nilai Indeks Total = (91,00 + 78,60 + 79,20 )/3 = 82,93 Kesimpulannya
adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga dalam mempengaruhi

16
loyalitas konsumen adalah tinggi, dengan besarnya nilai indeks total sebesar
82,93. Indikator yang dipersepsikan paling baik oleh responden adalah penetapan
harga jual (X2.1) maksudnya adalah mencakup keputusan penetapan harga yang
berorientasi pada pembeli yang efektif mencakup memahami berapa besar nilai
yang ditempatkan konsumen atas manfaat yang mereka terima, dengan nilai
indeks sebesar 91,00, sedangkan indikator yang dipersepsikan kurang baik oleh
responden adalah elastisitas harga (X2.2) maksudnya adalah seberapa responsif
permintaan terhadap suatu perubahan harga dengan rata-rata skor sebesar 78,60.
Table 3.6
Statistik Deskriptif Variabel Promosi
Skor
Indikator Indeks
1 2 3 4 5
X3.1 0 9 47 44 10 58,80
X3.2 0 11 49 40 10 75,80
X3.3 0 6 40 44 20 81,60
Sumber : Lampiran 4
Nilai Indeks Total= (58,80 + 75,80 + 81,60)/3 = 72,00 Kesimpulannya
adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa promosi dalam mempengaruhi
loyalitas konsumen adalah tinggi, dengan besarnya nilai indeks total sebesar
72,00. Indikator yang dipersepsikan paling baik oleh responden adalah publikasi
(X3.3) maksudnya alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat,
pembuatan berita tentang produk atau perusahaan yang menghasilkan produk
tertentu ke media masa, dengan nilai indeks sebesar 81,60, sedangkan indikator
yang dipersepsikan kurang baik oleh responden adalah iklan (X3.1) maksudnya
adalah alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya lewat surat
kabar, radio majalah, televisi ataupun poster yang dipasang dipinggir jalan,
dengan rata-rata skor sebesar 58,80.
Table 3.8
Statistik Deskriptif Variabel Lokasi
Skor
Indikator Indeks
1 2 3 4 5
X4.1 0 0 30 61 19 85,80
X4.2 0 13 43 45 9 76,00
X4.3 0 18 58 33 1 69,40
Sumber : Lampiran 4
Nilai Indeks Total = (85,80 + 76,00 + 69,40)/3 = 77,06 Kesimpulannya
adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi dalam mempengaruhi
loyalitas konsumen adalah tinggi, dengan besarnya nilai indeks total sebesar
77,06. Indikator yang dipersepsikan paling baik oleh responden adalah akses
(X4.1) maksudnya kemudahan untuk menjangkau lokasi agroindustri meliputi

17
lokasi mudah dijangkau, kondisi jalan, waktu yang ditempuh dengan nilai indeks
sebesar 85,80, sedangkan indikator yang dipersepsikan kurang baik oleh
responden adalah lingkungan (X4.3) maksudnya adalah keadaan lingkungan
agroindustry meliputi kebersihan dan kenyamanan lingkungan dengan rata-rata
skor sebesar 69,40.
Table 3.9
Statistik Deskriptif Variabel Loyalitas Konsumen
Skor
Indikator Indeks
1 2 3 4 5
Y1.1 1 8 69 31 1 70,60
Y1.2 0 3 44 57 6 79,20
Y1.3 0 3 31 62 14 83,40
Sumber : Lampiran 4
Nilai Indeks Total = (70,60 + 79,20 + 83,40)/3 = 77,73 Kesimpulannya
adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa loyalitas konsumen berada pada
tingkat tinggi, dengan besarnya nilai indeks total sebesar 77,73. Indikator yang
dipersepsikan paling baik oleh responden adalah : mendorong orang lain
melakukan pembelian (Y1.3) maksudnya adalah Tingkat dimana konsumen
melakukan pembelian akan barang atau jasa secara teratur dan mendorong orang
lain agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan, dengan nilai indeks sebesar
83,40, sedangkan indikator yang dipersepsikan kurang baik oleh responden adalah
Repeat Purchase (Y1.1) maksudnya adalah tingkat pembelian berulang akan
produk secara teratur sebanyak 2 kali, dengan rata-rata skor sebesar 70.60.

3.2 Analisis Data


1 Uji Kualitas Data
a. Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat
pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Item
kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r-hitung > r-tabel (n-2). Pengujian
validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.16 Berikut ini

Tabel 3.10
Hasil Pengujian Validitas
Variabel r-hitung r-tabel Keterangan
X1.1 0,680 0,180 Valid
X1.2 0,844 0,180 Valid
X1.3 0,840 0,180 Valid
X2.1 0,709 0,180 Valid
X2.2 0,831 0,180 Valid

18
X2.3 0,862 0,180 Valid
X3.1 0,681 0,180 Valid
X3.2 0,837 0,180 Valid
X3.3 0,850 0,180 Valid
X4.1 0,802 0,180 Valid
X4.2 0,917 0,180 Valid
X4.3 0,897 0,180 Valid
Y1.1 0,689 0,180 Valid
Y1.2 0,850 0,180 Valid
Y1.3 0,822 0,180 Valid
Sumber : Lampiran 5
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa korelasi antara masing-masing indikator terhadap
total skor konstruk dari setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan, dan
menunjukkan bahwa r hitung > r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
item pertanyaan dinyatakan valid.

b. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat
pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil
pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada tabel 4.9
berikut ini:

Tabel 3.11
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
Produk (X1) 0,700 Reliabel
Harga (X2) 0,722 Reliabel
Promosi (X3) 0,703 Reliabel
Lokasi(X4) 0,842 Reliabel
Loyalitas Konsumen (Y) 0,701 Reliabel
Sumber : Lampiran 6
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel
mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat
dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah
reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep
variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

19
c. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda
Model persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan
asumsi klasik, antara lain semua data berdistribusi normal, model harus bebas dari
gejala multikolinieritas dan terbebas dari heterokedastisitas. Analisis regresi
digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh secara parsial variabel bebas
terhadap variabel terikat. Berdasarkan estimasi regresi berganda dengan program
SPSS for windows diperoleh hasil seperti tabel 3.12

Tabel 3.12
Hasil Estimasi Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.917 .963 3.301 .003
X1 .292 .152 .344 1.928 .057 .147 6.882
X2 .387 .065 .502 5.993 .000 .663 1.509
X3 -.235 .145 -.288 -1.618 .109 -.110 6.807
X4 .256 .078 .276 3.295 .001 .225 1.510
a. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah:
Y = 2,917 + 0,292 X1 + 0,387 X2 - 0,235 X3 + 0,256 X4
Keterangan:
Y = Loyalitas Konsumen
X1 = Produk
X2 = Harga
X3 = Promosi
X4 = Lokasi
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel produk harga dan lokasi mempunyai arah koefisien yang
bertanda positif dan variabel promosi bertanda negatif terhadap loyalitas
konsumen.
b. Koefisien produk memberikan nilai sebesar 0,292 yang berarti bahwa jika
produk semakin baik dengan asumsi variabel lain tetap maka loyalitas
konsumen akan mengalami peningkatan.

20
c. Koefisien harga memberikan nilai sebesar 0,387 yang berarti bahwa jika
harga semakin terjangkau dengan asumsi variabel lain tetap maka loyalitas
konsumen akan mengalami peningkatan.
d. Koefisien promosi memberikan nilai sebesar -0,235 (bertanda negatif)
yang berarti bahwa promosi diasumsikan tidak berpengaruh terhadap
peningkatan loyalitas konsumen.
e. Koefisien lokasi memberikan nilai sebesar 0,256 yang berarti bahwa jika
lokasi semakin baik dengan asumsi variabel lain tetap maka loyalitas
konsumen akan mengalami peningkatan.

3.3 Pengujian Hipotesis


1. Uji t ( Uji Hipotesis Secara Parsial )
Hipotesis 1, 2, 3 dan 4 dalam penelitian ini diuji kebenarannya dengan
menggunakan uji parsial. Pengujian dilakukan dengan melihat taraf signifikansi
(p-value), jika taraf signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan di bawah 0,05
maka hipotesis diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil hitung lebih besar
dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
Tabel 3.13
Hasil Uji t Secara Parsial
Variabel Bebas t-hitung Sig. t
Produk (X1) 1,928 0,057
Harga (X2) 5,993 0,000
Promosi (X3) -1,618 0,109
Lokasi (X4) 3,295 0,001
Sumber : Lampiran 7

a. Uji Hipotesis 1 ( H1 )
Perumusan hipotesis:
Ho :βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara produk dengan loyalitas
konsumen.
Ha :βi > 0 terdapat pengaruh positif antara produk dengan loyalitas
konsumen.
Dari tabel 4.20 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis produk
menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,928 dengan taraf signifikansi 0,057. Taraf
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini menerima Ho dan menolak Ha. Dengan demikian dapat berarti
bahwa hipotesis H1 “produk mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas
konsumen“ ditolak.
b. Uji Hipotesis 2 ( H2 )
Perumusan hipotesis:

21
Ho :βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara harga dengan loyalitas
konsumen.
Ha :βi > 0 terdapat pengaruh positif antara harga dengan loyalitas
konsumen.
Dari tabel 4.20 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis harga
menunjukkan nilai t hitung sebesar 5,993 dengan taraf signifikansi 0,000. Taraf
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian berarti bahwa
hipotesis H2 “harga mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen“
diterima.

c. Uji Hipotesis 3 ( H3 )
Perumusan hipotesis:
Ho :βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara promosi dengan loyalitas
konsumen.
Ha :βi > 0 terdapat pengaruh positif antara promosi dengan loyalitas
konsumen.
Dari tabel 4.20 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis promosi
menunjukkan nilai t-hitung sebesar -1,618 dengan taraf signifikansi 0,109. Taraf
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini menolak Ha dan menerima Ho. Dengan demikian dapat berarti
bahwa hipotesis H3 “promosi berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen“
ditolak.
d. Uji Hipotesis 4 ( H4 )
Perumusan hipotesis:
Ho :βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara lokasi dengan loyalitas
konsumen.
Ha :βi > 0 terdapat pengaruh positif antara lokasi dengan loyalitas
konsumen.
Dari tabel 3.13 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis promosi
menunjukkan nilai t-hitung sebesar 3,295 dengan taraf signifikansi 0,001. Taraf
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti
bahwa hipotesis H3 “promosi berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen“
diterima.

22
2. Uji F (Pengujian hipotesis secara simultan)
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama diuji dengan
menggunakan uji F. Hasil perhitungan regresi secara simultan diperoleh sebagai
berikut :
Tabel 3.14
Hasil Analisis Regresi Secara Simultan
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 133.040 4 33.260 27.421 .000a
Residual 127.360 105 1.213
Total 260.400 109
a. Predictors: (Constant), X4,X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 7

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel


terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik
menunjukkan nilai F hitung = 27,421. Dengan menggunakan batas signifikansi
0,05, maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini
berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan variabel produk,
harga, promosi dan lokasi mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen.

3 Koefisien Determinasi (R)


Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya
variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya.
Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa
jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai
koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square sebagaimana dapat dilihat
pada tabel 3.15:

23
Tabel 3.15
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .715a .551 .492 1.10134
a. Predictors: (Constant), X4,X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 7

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R


Square) yang diperoleh sebesar 0,551. Hal ini berarti 55,1% variasi variabel
loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variabel produk, harga, promosi dan
lokasi sedangkan sisanya sebesar 44,9% diterangkan oleh variabel lain yang tidak
diajukan dalam penelitian ini.

3.4 Uji Asumsi Klasik


1. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang
sempurna antar variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan nilai Varian Inflation Factor (VIF). Bila nilai VIF
lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya di atas 0,1 atau 10 % maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas Ghozali,
(2005).
Tabel 3.16
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas Toleransi VIF
Produk (X1) 0,147 6,822
Harga (X2) 0,663 1,509
Promosi (X3) 0,147 6,807
Lokasi (X4) 0,662 1,510
Sumber : Lampiran 7
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas
dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 sedangkan nilai toleransi semua variabel
bebas lebih dari 10 % yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel bebas yang
nilainya lebih dari 90 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

24
a. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidak samaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda, disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat digunakan metode grafik
Scatterplot yang dihasilkan dari output program SPSS for windows, Apabila pada
gambar menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini dapat disimpulkan
tidak terjadi adanya heterokedastisitas pada model regresi Ghozali, (2005).
Gambar 3.1
Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Sumber : Lampiran 7

Dari grafik tersebut terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi penyimpangan
asumsi klasik heterokedastisitas pada model regresi yang dibuat, dengan kata lain
menerima hipotesis homoskedastisitas.

b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel bebas dan variabel terikat, keduanya terdistribusikan secara normal
ataukah tidak. Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara
memperhatikan titik-titik pada Normal P-Plot of Regression Standardized
Residual dari variabel terikat. Persyaratan dari uji normalitas adalah jika data

25
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.

Gambar 3.2
Hasil Pengujian Normalitas

Sumber : Lampiran 7

Dari gambar tersebut didapatkan hasil bahwa semua data berdistribusi


secara normal, sebaran data berada disekitar garis diagonal.

26
BAB 4
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas
bahwa secara parsial (individu) tidak semua variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat. Pengaruh yang diberikan variabel bebas tersebut bersifat positif
dan bersifat negatif, variabel bebas yang berpengaruh positif adalah harga dan
lokasi artinya semakin baik harga dan lokasi maka mengakibatkan semakin baik
loyalitas konsumen, salanjutnya variabel bebas yang berpengaruh negatif adalah
produk dan promosi artinya produk dan promosi tidak berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hipotesis sesuai
dan tidak sesuai dengan yang diajukan. Hasil penelitian ini juga sesuai dan tidak
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya. Penjelasan dari masing-masing
pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Produk terhadap Loyalitas Konsumen


Hasil pengujian hipotesis (H1) telah membuktikan tidak ada
pengaruh antara produk terhadap loyalitas konsumen. Melalui hasil
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,928
dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,057. Taraf signifikansi tersebut
lebih besar dari 0,05, dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima.
Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa tidak ada pengaruh
positif produk terhadap loyalitas konsumen. Hal ini disebabkan adanya
aspek-aspek yang berkaitan dengan produk yang tidak memberikan
dampak positif terhadap loyalitas konsumen kopi robusta modern dan
tradisional. Aspek-aspek produk tersebut diantaranya adalah: performance,
durability, dan fit and finish. Artinya bahwa tidak ada pengaruh antara
variabel produk terhadap loyalitas konsumen di agroindustri modern dan
tradisional.
2. Pengaruh Harga terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil pengujian hipotesis (H2) telah membuktikan terdapat
pengaruh antara harga terhadap loyalitas konsumen. Melalui hasil
perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai t hitung sebesar 5,993
dengan taraf signifikansi hitung sebesar 0,000. Taraf signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
menolak Ho dan menerima Ha, Pengujian ini secara statistik membuktikan
bahwa harga berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Artinya
bahwa ada pengaruh antara variabel harga terhadap loyalitas konsumen
kopi robusta modern dan tradisional . Hal ini disebabkan adanya aspek-

27
aspek yang berkaitan dengan harga yang telah memberikan dampak positif
terhadap loyalitas konsumen. Aspek-aspek harga tersebut diantaranya
adalah: penetapan harga jual, elastisitas harga dan pertumbuhan harga.
3. Pengaruh Promosi terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil pengujian hipotesis (H3) telah membuktikan tidak ada
pengaruh antara promosi terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar -1,618
dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,109. Taraf signifikansi tersebut
lebih besar dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
menolak Ha dan menerima Ho. Pengujian ini secara statistik bahwa tidak
ada pengaruh positif antara promosi terhadap loyalitas konsumen. Artinya
bahwa tidak ada pengaruh antara variabel promosi terhadap loyalitas
konsumen produk agroindustri modern dan tradisional. Hal ini disebabkan
adanya aspek-aspek yang berkaitan dengan promosi yang tidak
memberikan dampak positif terhadap loyalitas konsumen produk
agroindustri modern dan tradisional. Aspek-aspek promosi tersebut
diantaranya adalah: iklan, promosi penjualan dan publikasi.
4. Pengaruh Lokasi terhadap Loyalitas Konsumen
Hasil pengujian hipotesis (H4) telah membuktikan terdapat
pengaruh antara promosi terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar 3,295
dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,001. Taraf signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
menerima Ha dan menolak Ho. Pengujian ini secara statistik bahwa
terdapat pengaruh positif antara lokasi terhadap loyalitas konsumen.
Artinya bahwa terdapat pengaruh antara variabel promosi terhadap
loyalitas konsumen produk agroindustri modern dan tradisional. Hal ini
disebabkan adanya aspek-aspek yang berkaitan dengan lokasi yang
memberikan dampak positif terhadap loyalitas konsumen produk
agroindustri modern dan tradisional. Aspek-aspek lokasi tersebut
diantaranya adalah: akses, visibilitas dan lingkungan.
5. Pengaruh produk, harga, promosi dan lokasi Terhadap Loyalitas
Konsumen.
Hasil pengujian hipotesis secara simultan telah membuktikan terdapat
pengaruh antara produk, harga, promosi dan lokasi terhadap loyalitas
konsumen. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai
F hitung sebesar 27,421 dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,000.
Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa
hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Pengujian
ini secara statistik bahwa pengaruh antara produk, harga, promosi dan

28
lokasi berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Artinya bahwa
ada pengaruh antara variabel secara simultan terhadap konsumen kopi
robusta agroindustri modern dan tradisional di Kecamatan Sumberwringin.
Hal ini disebabkan adanya aspek-aspek yang berkaitan dengan loyalitas
konsumen agroindustri kopi modern dan tradisional. Aspek-aspek loyalitas
konsumen tersebut diantaranya adalah: repeat purchase, recommendation
dan mendorong orang lain melakukan pembelian.

29
DAFTAR PUSTAKA

A.Gima, Sugiama. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen.Bandung :


Guardaya Intimarta
Augusty, Ferdinand. 2006, Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas
Diponegoro

Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra

C. Mowen, John. Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta. Erlangga

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,


Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,


Implementasi, dan Kontrol. Jakarta : PT. Prehallindo
Kusuma, S.T. 1987. Psiko Diagnostik. Yogyakarta : SGPLB Negeri Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Metodelogi Penelitiaan Untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4.
Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis: Penerbit CV. Alfabeta: Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. 2004. Strategi Pemasaran. Edisi ke dua. Yogyakarta. Penerbit :


Andi.

30

Anda mungkin juga menyukai