277
278
Jurnal 1
Penelitian Analysis of urban agriculture sustainability in
Metropolitan Jakarta (case study: urban agriculture in
Duri Kosambi). Darmawan Listya Cahya (2016).
Perbedaan:
Objek penelitian Abdullah, Gufran Darma Dirawan and
Nurlita Pertiwi (2016) adalah komoditas pertanian yang
umum dibudidayakan secara Urban Farming, sedangkan
dalam penelitian ini objeknya adalah khusus komoditas
buah.
Kesimpulan :
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa status
keberlanjutan kawasan penelitian urban farming saat ini
kurang berkelanjutan. Dimensi ekologis, ekonomi dan
sosial menunjukkan status kurang berkelanjutan
sedangkan dimensi kelembagaan dan teknologi
menunjukkan status cukup berkelanjutan.
Jurnal 2
Penelitian Sustainability of ecology and economic of urban farming
development: case study in Makassar City, South
Sulawesi Province. Abdullah, Gufran Darma Dirawan
and Nurlita Pertiwi (2016)
Perbedaan:
Dimensi penelitian Abdullah, Gufran Darma Dirawan
and Nurlita Pertiwi (2016) adalah hanya dimensi ekologi
dan ekonomi dengan objek komoditas pertanian yang
umum dibudidayakan secara Urban Farming, sedangkan
dalam penelitian ini dimensi penelitiannya ditambah tiga
281
Kesimpulan :
Perkembangan urban farming di Kota Makassar berstatus
kurang berkelanjutan dengan indeks multidimensi
48,52%. Secara parsial dimensi ekonomi berstatus cukup
lestari dengan indeks 50,69%, sedangkan dimensi ekologi
berstatus kurang lestari dengan indeks 42,66%.
Jurnal 3
Penelitian Sustainability of garlic cultivation at Tegal Regency,
Central Java Province, Indonesia. Mar'atusholikha et al
(2019)
Perbedaan:
Sistem pertanian yang dianalisis keberlanjutanya pada
penelitian Mar’atussolikha et al (2019) adalah sistem
pertanian konvensional dengan objek komoditas Bawang
Putih, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
sistem pertanian modern (Urban Farming) dengan objek
komoditas buah.
Kesimpulan :
Hasil analisis MDS menunjukkan nilai indeks
keberlanjutan usahatani bawang putih di Kabupaten Tegal
sebesar 65,44 yang berarti cukup berkelanjutan. Faktor
pengungkit adalah penggunaan pestisida, pengolahan
limbah, rencana penanaman, tingkat konsumsi,
produktivitas, efisiensi tenaga kerja, pola pengelolaan
lahan, pemberdayaan masyarakat, penyuluhan, teknologi
penyimpanan, akses teknologi, kelembagaan pemasaran,
dan implementasi kebijakan alih fungsi lahan.
Jurnal 4
Penelitian Sustainability Analysis of Ornamental Plants Farming in
Makassar. Riska Tiasmalomo, Didi Rukmana,
Mahyuddin, Ridha Anugerah Putra (2021).
Perbedaan :
Objek penelitian Riska Tiasmalomo, Didi Rukmana,
Mahyuddin, Ridha Anugerah Putra (2021) yang dianalisis
adalah komoditas tanaman hias sedangkan dalam
penelitian ini adalah komoditas buah.
Kesimpulan :
Nilai indeks keberlanjutan budidaya tanaman hias di
Makassar pada setiap dimensi (ekologi, ekonomi, sosial,
dan teknologi) dikategorikan kurang berkelanjutan.
Analisis leverage menggambarkan sembilan atribut
sensitif yang terlibat dalam menentukan keberlanjutan
budidaya tanaman hias di Makassar, yaitu frekuensi
pengelolaan limbah tanaman, sumber air, pemanfaatan
limbah tanaman, skala pasar, profitabilitas, status lahan
usaha, tanda daftar perusahaan, penggunaan sarana
modern. teknologi, dan frekuensi penggunaan teknologi
ramah lingkungan.