Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP

ATRIBUT PRODUK KUE KACANG UD. ROJIFIA DI


KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

Ayu Putri Ristya Erianti


NIM D41170630

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri perdagangan merupakan salah satu jenis usaha yang menjadi
penentuan aktivitas ekonomi disisi distribusi. Industri perdagangan berperan
penting dalam siklus bisnis dan aktivitas ekonomi. Perkembangan bisnis di
Indonesia saat ini telah berkembang dengan sangat pesat, hal tersebut dilihat dari
banyaknya jenis-jenis usaha yang mulai berkembang seperti bisnis kuliner. Di
Indonesia sendiri banyaknya bisnis kuliner yang dijalankan oleh pebisnis,
sehingga memunculkan persaingan antar bisnis kuliner, dilihat dari segi produk
yang di buat semakin menarik atau lokasi yang strategis dan tempat yang dibuat
senyaman mungkin sehingga mampu menarik perhatian konsumen. Maka
perusahaan harus mampu mengelola usahanya agar mampu menghadapi
persaingan dan bertahan untuk selalu berkembang secara berkelanjutan di masa
yang akan datang.
Schiffman dan Kanuk (2008) mengemukakan bahwa Perilaku konsumen
adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan
untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan
energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia
meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan,
dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mempelajari bagaimana konsumen berpengaruh dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku tersebut.
Kotler dan Amstrong (2000) mengemukakan bahwa Sikap Konsumen
merupakan tanggapan perasaan seseorang dapat berupa perasaan suka atau tidak
suka seseorang terhadap objek tertentu. Pembentukan sikap dan pola perilaku
konsumen terhadap pembelian dan penggunaan produk yaitu hasil dari
pengalaman mereka sebelumnya. Pengetahuan dan kepercayaan berguna dalam

1
2

mengkomunikasikan atribut suatu produk yang akan menggambarkan persepsi


konsumen karena setiap konsumen memiliki sikap dan kepercayaan yang berbeda.
Kotler dan Amstrong ( 2001), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
dan pengetahuan setelah membandingkan hasil yang konsumen rasakan sesuai
dengan yang diharapkan dan memuaskan keinginannya. Apabila kinerja melebihi
harapan maka konsumen akan merasa puas dan akan membeli kembali, namun
sebaliknya bila kinerja tidak sesuai harapan maka konsumen akan kecewa.
Kualitas dan pelayanan dari suatu produk adalah salah satu cara untuk mengukur
kepuasan konsumen. Engel, dkk (1994) menyatakan kepuasan konsumen
munculdari hati konsumen dari perasaan senang atau kecewa terhadap kinerja
atau hasil dari suatu produk dan harapannya.
Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang banyak memiliki
usaha yang mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi produk jadi yang siap
dikonsumsi oleh masyarakat. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015
Kabupaten Jember memiliki 17.546 unit UMKM yang bergerak di bidang industri
pegolahan. Kabupaten Jember mempunyai ragam makanan khas yang banyak
diburu oleh pecinta kuliner salah satunya yaitu kue kacang. Potensi industri
dimana peluang bisnis industri berbahan baku kacang bukanlah usaha yang baru
dan mudah dijalankan dengan menggunakan teknologi sederhana. Meski demikian
salah satu usaha kue kacang yang bertahan pada lingkup persaingan industri yang
semakin kuat adalah UD Rojifia.
UD Rojifia merupakan salah satu dari sekian usaha pengolahan kue kacang
yang berlokasi di Jl. Banyuwangi Dusun Damsaola Desa Tegal Rejo, Kecamatan
Mayang RT 03 RW 03, Kabupaten Jember. UDRojifia didirikan oleh Bapak Roji
dan Ibu Khanafia sejak tahun 2009, dalam pengolahannya UD Rojifia
memproduksi 3 varian rasa yaitu original, cokelat, dan mix, dengan berat masing-
masing kemasan sebanyak 900gr. Kegiatan proses produksi pada UD Rojifia
dimulai dari tahap proses penyiapan bahan baku sampai pada tahap akhir proses
pemasaran. Pemasaran produk pada UD Rojifia masih menggunakan proses
komunikasi antar manusia yaitu dari mulut ke mulut (word of mouth
comunication). Studi yang dilakukan oleh Katz dan Lazarsfeld menemukan bahwa
3

komunikasi melalui WOM adalah paling penting dalam mempebgaruhi pembeian


barang-barang konsumsi dan barang-barang peralatan rumah tangga. Dalam
penelitian itu WOM dua kali lebih efektif dalam mempengaruhi pembeli
dibandingkan dengan iklan di radio, empat kali dibandingkan dengan penjualan
pribadi dan tujuh kali dibandingkan dengan iklan di majalah dan koran
(Assael:1992). UD rojifia mampu memproduksi 600 toples kue kacang setiap
harinya dimana hasil produksi tersebut dipasarkan langsung ke konsumen dan
diberi label sendiri. Selain itu UD. Rojifia juga mendistribusikan ke salah satu
toko kue kacang yaitu Mak Enak. Sasaran konsumen dari penjualan kue kacang
UD Rojifia yaitu sluruh konsumen masyarakat. Harga jual kue kacang original Rp
15.000/toples, kue kacang cokelat per toples Rp 21.000/toples, dan kue kacang
mix Rp 19.000/toples.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka penelitian
yang berjudul tentang “Analisis Sikap Dan Kepuasan Konsumen Terhadap
Produk Kue Kacang UD. Rojifia Di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember”, dari
penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana sikap dan kepuasan
konsumen terhadap kue kacang yang terletak di Jl. Banyuwangi Dusun Damsaola
Desa Tegal Rejo, Kecamatan Mayang RT 03 RW 03, Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuaraikan di atas, maka
rumusan masalah yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah:
a. Apakah pengaruh sikap dan kepuasan konsumen terhadap atribut produk kue
kacang UD. Rojifia?
b. Apakah analisis sikap konsumen terhadap atribut produk kue kacang UD.
Rojifia?
c. Apakah analisis kepuasan konsumen terhadap atribut produk kue kacang UD.
Rojifia?
4

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh sikap dan kepuasan konsumen terhadap atribut
produk kue kacang UD. Rojifia.
b. Untuk mengetagui analisis sikap konsumen terhadap atribut produk kue
kacang UD. Rojifia.
c. Untuk mengetahui analisis kepuasan konsumen terhadap atribut produk kue
kacang UD. Rojifia.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari penelitian yang nantinya akan dilaksanakan maka kegunaan penulisan
penelitian ini adalah:
a. Bagi UD Rojifia
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh pemilik
usaha untuk mengetahui karakteristik, sikap dan kepuasan konsumen terhadap
kue kacang dan pemilik UD Rojifia nantinya diharapkan mengetahui
keinginan serta kebutuhan dari konsumen, agar nantinya dapat menentukan
serta mengimplementasikan strategi pemasaran sesuai dengan keadaan pasar.
b. Bagi Penulis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui karakteristik, sikap dan
kepuasan konsumen kue kacang UD. Rojifia serta sebagai implementasi atas
teori yang telah didapatkan selama masa studi dalam perkuliahan.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian
lebih lanjut tentang analisis strategi pengembangan usaha dengan
menggunakan Teknik Sampling Insidental. Teknik analisis data yang
digunakan Analisis Deskriptif, Multiatribut Fishbein, dan Customer
Satisfaction Index (CSI).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian terdahulu merupakan salah satu yang memegang
peranan penting yang mendukung dan terkait dengan penelitian ini. Hasil-hasil
penelitian terdahulu merupakan landasan atau dasar yang cukup kuat bagi proses
pengembangan kerangka teoritis untuk menjawab permasalahan-permasalahan
yang dihadapi dalam penelitian Analisis Sikap Dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Atribut Produk Kue Kacang UD. Rojifia Di Kecamatan Mayang
Kabupaten Jember. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian ini:
Menurut Doloksaribu, dkk (2016), dengan judul “Sikap, Kepuasan, Dan
Loyalitas Konsumen Produk Olahan Bebek (Kasus Di Rumah Makan Bebek
Belur Di Bandar Lampung)” menyatakan bahwa analisis sikap konsumen terhadap
produk olahan bebek di Rumah Makan Bebek Belur memiliki skor sikap
konsumen (Ao) yang tertinggi yaitu atribut rasa (16,42), diikuti oleh kenyamanan
tempat (15,22), dan lokasi (14,95). Tingkat kepuasan kosumen produk olahan
bebek di Rumah Makan Bebek Belur berada pada kriteria puas dengan nilai yaitu
72,69 persen. Tingkat loyalitas konsumen produk olahan bebek di Rumah Makan
Bebek Belur berada pada kategori loyal pada tingkatan committed buyer sebesar
83,33 persen.
Menurut Pratama, dkk (2017), dengan judul “Sikap Dan Kepuasan
Konsumen Terhadap Konsumsi Makanan Pecel Lele Di Kota Bandar Lampung”
menyatakan bahwa Sikap konsumen terhadap konsumsi makanan pecel lele di
rumah makan Ibu Safe’i mendapatkan nilai 40,9; ini lebih tinggi dibandingkan
dengan rumah makan MP Asli Hang Dihi yang mendapatkan nilai sikap 37,9.
Konsumen pecel lele rumah makan MP Asli Hang Dihi dan rumah makan Ibu
safe’i merasa puas dengan seluruh atribut yang dimiliki pecel lele rumah makan
MP Asli Hang Dihi dan rumah makan Ibu Safe’i. Nilai Customer Satisfaction
Index (CSI) di rumah makan Ibu Safe’i (71,52%) sedikit lebih unggul
dibandingkan Nilai Customer Satisfaction Index (CSI) pada rumah makan MP

5
6

Asli Hang Dihi (70,50%). Konsumen kedua rumah makan memberikan penilaian
positif terhadap kinerja atribut-atribut dan tingkat kepercayaan konsumen
terhadap atribut yang dimiliki kedua rumah makan sangat tinggi, dan konsumen
merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan kedua rumah makan.
Menurut Sulfiana (2017), dengan judul “Sikap Dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Paket Menu Lele Terbang Dan Kaitannya Dengan Bauran Pemasaran Di
Rumah Makan Sambal Lalap Bandar Lampung” menyatakan bahwa analisis sikap
konsumen nilai skor sikap (Ao) konsumen sudah positif dan beberapa atribut
dengan nilai tertinggi yaitu; rasa, harga, halal, kebersihan dan kenyamanan
tempat. Tingkat kepuasan konsumen analisis Customer Satisfaction Index (CSI)
secara keseluruhan merasa puas dalam mengonsumsi paket menu lele terbang.
Berdasarkan analisis Importance Analysis Performance (IPA) atribut yang ada
pada kuadran I (prioritas utama) adalah atribut higienitas. Selanjutnya atribut yang
ada pada kuadran II (pertahankan prestasi) adalah atribut rasa, harga, halal,
kebersihan dan kenyamanan tempat. Atribut yang ada pada kuadran III (prioritas
rendah) adalah atribut aroma, ukuran, manfaat, lokasi dan fasilitas. Sementara
atribut yang ada di kuadran IV (berlebihan) adalah atribut variasi menu dan area
parkir.
Menurut Ismanto, dkk (2018), dengan judul “Analisis Sikap Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Produk Karkas Ayam Pedaging Segar Di
Pasar Tradisional Kota Samarinda” menyatakan bahwa Sikap konsumen terhadap
karkas ayam pedaging adalah positif yang berarti kosumen menerima dengan baik
karkas ayam pedaging di pasar tradisional kota Samarinda. Berdasarkan analisis
multiatribut Fishbein, atribut karkas ayam pedaging yang paling dipertimbangkan
konsumen dalam keputusan pembelian karkas ayam pedaging di pasar tradisional
Kota Samarinda secara berurutan adalah warna karkas, bobot karkas, aroma,
kebersihan kulit dan harga karkas ayam pedaging. Hasil analisis kepuasan
berdasarkan IKP, diketahui bahwa tingkat kepuasan konsumen terhadap karkas
ayam pedaging di pasar tradisional Kota Samarinda sebesar 77,11 persen yang
berada pada kategori puas.
7

Menurut Sitorus (2018), dengan judul “ Sikap Dan Kepuasan Konsumen


Terhadap Pembelian Sate Di Kota Bandar Lampung” menyatakan bahwa
konsumen memiliki sikap percaya terhadap atribut produk dan pelayanan yang
ditawarkan di Rumah Makan Sate Luwes dan Rumah Makan Sate Hj. Amir,
konsumen lebih percaya terhadap atribut rasa, kenyamanan tempat, halal, variasi
menu, area parkir, aroma, dan tampilan yang ditawarkan di Rumah Makan Luwes,
sedangkan di Rumah Makan Hj. Amir konsumen lebih percaya terhadap atribut
kebersihan, harga, kesigapan pelayanan, dan lokasi tempat. Konsumen merasa
sangat puas terhadap atribut produk dan pelayanan saat membeli sate di Rumah
Makan Luwes dan Rumah Makan Hj. Amir. Mayoritas konsumen (77%) yang
merasa percaya dan puas menyatakan tidak akan melakukan pembelian sate
kembali
Menurut Nugroho (2019), dengan judul “Analisis Sikap Konsumen
Terhadap Produk Susu Pasteurisasi Bestcow Di Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember” menyatakan bahwa hasil Analisis Multiatribut Fishbein, didapatkan
bahwa atribut Rasa mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan atribut
Warna, Harga, dan Kemasan pada tingkat Kepercayaan maupun pada tingkat
Kepentingan. Pada tingkat Kepentingan atribut rasa mendapatkan skor 4,44
sedangkan pada tingkat Kepercayaan mendapatkan skor 4,18, Begitu pula untuk
Atribut Warna, Harga, Kemasan. Hasil analisis menunjukan bahwa sikap
konsumen terhadap atribut Rasa, Warna, Harga, dan Kemasan pada Susu
pasteurisasi Bestcow adalah Sangat Positif.
Berdasarkan beberapa referensi jurnal dan skripsi yang digunakan dalam
mendukung penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling banyak
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian suatu
produk ialah difokuskan pada analisis deskriptif, multiatribut fishbein, Customer
Satisfaction Index (CSI), dan Importance Performance Analysis (IPA), hal ini
dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen
yang membeli kue kacang serta untuk mengetahui sikap dan kepuasan konsumen
terhadap kue kacang.
8

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Sikap Dan Perilaku Konsumen
Pengertian konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya
Principles of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Menurut Loudon
dan Bella Bitta (1993) dalam Yuniarti (2015) perilaku konsumen adalah proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu, yang semuanya
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, meggunakan atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Solomon (2002) dalam Yuniarti (2015) perilaku konsumen
merupakan studi terhadap proses yang dilalui oleh individu atau kelompok ketika
memilih, membeli, menggunakan, atau membuang suatu produk, jasa, ide, atau
gagasan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Menurut Damiati dkk (2017) sikap adalah suatu ungkapan ekspresi
perasaan dari seseorang yang menggambarkan kesukaan atau ketidaksukaannya
terhadap suatu objek tertentu. Dan setiap sikap dari seseorang merupakan sebuah
proses psikologis, maka dari itu tidak bisa diamati secara langsung tetapi dari hal
itu harus ditarik sebuah kesimpulan berdasarkan yang dikatakan dan dilakukan.
Berdasarkan definisi yang dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa Sikap Konsumen merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk
berperilaku dengan cara yang tetap menyenangkan atau tidak menyenangkan
terhadap suatu objek tertentu.

2.2.2 Karakteristik Sikap


Sikap dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik
konsumen dari perilaku tertentu. Oleh karena itu, sikap memiliki karakteristik
berikut.
a. Memiliki objek, yaitu sikap konsumen berkaitan dengan objek, dan objek
tersebut dapat berkaitan dengan berbagai konsep konsumsi dan ppemasaran,
seperti produk, merek, iklan harga, kemasan, penggunaan, media, dan
sebagainya.
9

b. Konsistensi. Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen dan


perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Dengan kata lain,
perilaku konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.
c. Sikap positif, negatif dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari
sikap.
d. Intensitas Sikap. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan
terhadap suatu produk, ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap
disebut sebagai karakteristik extremity dari sikap.
e. Resistensi sikap, yaitu seberapa besar sikap seorang konsumen dapat berubah.
Pemasar penting memahami cara resistensi konsumen agar dapat menerapkan
strategi pemasaran yang tepat.
f. Persistensi sikap, yaitu karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap
akan berubah karena berlalunya waktu.
g. Keyakinan sikap, yaitu kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap
yang dimilikinya.
h. Sikap dan situasi anak memengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.

2.2.3 Sikap Konsumen


Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari, sikap yang berkaitan
dengan perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung
mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain atau
terpapar oleh iklan di media masa, internet dan berbagai bentuk pemasaran
langsung. Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan
perilaku. Sikap dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik
konsumen dari perilaku tertentu.
Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro Wijoyo (2005), sikap
adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu objek baik
disenangi maupun tidak disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.
Karakteristik sikap antara lain :
1. Sikap memiliki objek
10

Sikap adalah gambaran perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya.


Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. Tetapi, walaupun
mempunyai konsistesi, sikap tidak selalu harus permanen artinya sikap dapat
berubah.
2. Konsistensi sikap
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek,
objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran
seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan media, dan
sebagainya.
3. Sikap bisa positif, negatif, dan netral
Intensitas sikap dimana sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk
akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada
yang begitu sangat tidak menyukai. Ketika konsumen menyatakan derajat
tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas
sikapnya. Resistensi sikap adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa
berubah. Persistensi sikap adalah karakteristik sikap yang menggambarkan
bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu. Keyakinan sikap adalah
kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. Sikap
dan situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Situasi
tertentu dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang
kelihatannya tidak konsisten dengan sikap mereka.

2.2.4 Kepuasan Konsumen


Kepuasan konsumen merupakan hal penting yang harus diperhatikan
perusahaan. Kotler dan Amstrong (2008:16) mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan “tingkat di mana kinerja anggapan produk sesuai dengan
ekspetasi pembeli.
Menurut Mowen dan Minor (2002) dalam Yuniarti (2015), mendefinisikan
kepuasan konsumen sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas
barang dan jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Menurut
Wells dan Prensky (1996) dalam Yuniarti (2015), kepuasan atau ketidakpuasan
11

konsumen merupakan sikap konsumen terhadap suatu produk dan jasa sebagai
hasil dari evaluasi konsumen berdasarkan pengalaman konsumen setelah
menggunakan sebuah produk dan jasa.
Menurut Kotler dan Keller (2003) dalam Yuniarti (2015), kepuasan
konsumen adalah perasaan konsumen, baik berupa kesenangan maupun
ketidakpuasan yang timbul dari membandingkan sebuah produk dengan harapan
konsumen atas produk tersebut.
Menurut Tjiptono (2012:301), kepuasan konsumen adalah situasi yang
ditunjukkan oleh konsumen ketika mereka menyadari bahwa kebutuhan dan
keinginannya sesuai dengan yang diharapkan serta terpenuhi secara baik.
Menurut Kotler dan Keller (2012) kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (atau hasil)
yang diharapkan. Jika apa yang diberikan pada perusahaan memenuhi keinginan
konsumen maka konsumen akan merasa puas. Begitupun sebaliknya apabila
keinginan konsumen tidak seperti apa yang mereka inginkan maka konsumen
akan tidak puas.

2.2.5 Atribut Produk


Menurut Simamora (2000), atribut produk adalah manfaat yang akan
diberikan oleh produk, manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut
produk yang berwujud seperti merek produk, mutu produk, ciri produk, desain
produk, label produk, kemasan produk serta layanan pendukung produk, atribut
ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk.
Menurut Tjiptono (2008), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
akan ditawarkan, yang dikomunikasikan dan sisampaikan melalui atribut produk,
seperti kualitas, fitur, gaya dan desain. Menurut Kotler dan Amstrong (2012),
atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan manfaat
yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut.
Menurut Suharno dan Sutarso (2010), atribut produk adalah
pengembangan suatu produk perlu dilakukan dengan mendefinisikan manfaat
12

yang akan ditawarkan, yang dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut


produk, seperti kualitas, fitur, gaya dan desain.
Dalam proses pembelian produk Kue Kacang UD Rojifia konsumen akan
mempertimbangkan dan mengevaluasi atribut produk terkait dengan pembelian
yang akan dilakukan. Atribut yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari rasa, warna, aroma, dan harga yang dapat diamati sebagai berikut:
a. Rasa
Rasa merupakan suatu nilai yang terkandung dalam produk yang langsung
dapat dinikmati oleh konsumen dan memberikan diri tersendiri dari suatu
produk tersebut. Kue kacang ini memiliki beberapa varian rasa antara lain
original, cokelat, dan mix. Rasa pada kue kacang tetap menghasilkan rasa
sehingga produk ini tetap sesuai dengan selera konsumen.
b. Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat dalam suatu cahaya sempurna.
Warna berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen
yang terdapat di permukaan produk. Bidang desain produk adalah salah satu
bidang yang sangat memperhitungkan warna sebagai salah satu faktor
terpenting dan memberi kesan dalam produk. Warna dari makanan harus
dikombinasikan sedemikian rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya
tidak seradi. Kombinasi warna sangat membantu dalam selera konsumen Kue
kacang ini juga memiliki 2 varian warna yaitu pro dan coklar selain itu kue ini
memiliki warna krunch yang mana menghasilkan tekstur kering yang pas dan
tidak gosong.
c. Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen
sebelum konsumen menikamati makanan, konsumen dapat mencium makanan
tersebut. Kue kacang menghasilkan aroma yang gurih dan manis, sehingga
dapat menarik peminat konsumen untuk membeli kue kacang.
d. Harga
Menurut Philip Kotler harga adalah sejumlah nilai atau uang yang dibebankan
atas suatu produk atau jasa untuk jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
13

manfaat-manfaat harga yang telah menjadi faktor penting yang mempengaruhi


pilihan pembeli. Kue Kacang memiliki varian rasa yang berbeda untuk titik
harga yang berbeda dan harga yang ekonomis bagi semua kalangan. Untuk
kue kacang rasa original Rp 15.000/toples, kue kacang cokelat Rp
21.000/toples, dan kue kacang mix Rp 19.000/toples.

2.2.6 Model Multiatribut Fishbein


Menurut Sumarwan (2003) dalam Sulfiana (2017), model sikap
multiatribut Fishbein menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap atribut-atribut
yang dievaluasi. Analisis model sikap Fishbein digunakan untuk menunjukkan
hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap
produk tersebut.
Menurut Firmansyah (2018) dalam Nugroho (2019), Model sikap Fishbein
berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu.
Model sikap fishbein menidentifikasi tiga faktor utama untuk memprediksi sikap
yaitu :
a. Faktor pertama, keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki atribut yang
menonjol dari objek.
b. Faktor kedua, adalah kekuatan, keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki
atribut khas, biasanya diketahui dalam bentuk pernyataan, misalnya seberapa
setuju bahwa objek X memiliki atribut Y.
c. Faktor ketiga, adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut
yang menonjol, dimana diukur seberapa baik atau tidak baik keyakinan
mereka terhadap atribut-atribut itu.
Model multiatribut fishbein digunakan dengan maksud agar diperoleh
konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga model fishbein ini memiliki
dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subjektif.

2.2.7 Customer Satisfaction Index (CSI)


Menurut Supranto (2006) dalam Sulfiana (2017), Customer Satisfaction
Index (CSI) atau indeks kepuasan konsumen merupakan suatu ukuran keterkaitan
14

konsumen kepada suatu merek. Ukuran ini memberikan gambaran tentang


kemungkinan seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika
merek tersebut diperoleh adanya perubahan, baik mengenai harga maupun atribut
lainnya. Hasil dari pengukuran CSI dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan sasaran terhadap peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Metode
pengukuran CSI ini meliputi beberapa tahap yaitu sebagai berikut.
a. Menghitung weighting factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata
kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata tingkat kepentingan
seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total WF sebesar 100 persen.
b. Menghitung weighting score (WS), yaitu nilai perkalian antara nilai rata-rata
tingkat kinerja (kepuasan) masing-masing atribut dengan WF masing-masing
atribut.
c. Menghitung weighting total (WT), yaitu menjumlahkan WS dari semua atribut
kualitas jasa.
d. Menghitung satisfaction index, yaitu WT dibagi skala maksimal yang
digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal adalah 5), kemudian dikali
100 persen.

2.2.8 Bauran Pemasaran


Menurut Kotler and Armstrong (2008) Marketing Mix adalah kumpulan
alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya. Menurut Kotler and Keller (2006), Bauran pemasaran
didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mengejar tujuan pemasarannya. Variabel-variabel dalam bauran pemasaran
tersebut terdiri dari:
a. Produk, yang terkait dengan produk: keragaman produk, kualitas, rancangan,
ciri, ukuran, nama merek dan kemasan produk, pelayanan, garansi, imbalan.
b. Harga, yang terkait dengan harga: daftar harga, diskon, potongan harga
khusus, periode pembayaran dan syarat kredit.
c. Tempat yang terkait dengan tempat: saluran pemasaran, cakupan pasar,
pengelompokan, lokasi, persediaan, dan transportasi.
15

d. Promosi, yang terkait dengan promosi: promosi penjualan, periklanan, tanaga


penjualan, pemasaran langsung dan hubungan dengan masyarakat.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa marketing
mix merupakan kombinasi dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin.
Sebagaimana telah didefinisikan bahwa marketing mix adalah bauran
pemasaran yang terdiri dari 4P: Product, Price, Promotion dan Place. Bauran
pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk mengejar tujuan pemasarannya. Implementasi dari masing-masing
komponen 4P dari marketing mix tersebut adalah sebagai berikut:
a. Produk, diperhatikan dalam desain dan produk jasa adalah atribut yang
menyertai, seperti: sistem, prosedur dan pelayanannya. Desain produk juga
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan ukuran bentuk, dan kualitas.
b. Harga, mengandung pengertian dalam produk, berupa kontra prestasi dalam
bentuk barang.
c. Promosi, pada umumnya dilakukan melalui iklan di media masa, atau televisi.
Kosep kegiatan promosi secara menyeluruh meliputi advertising, sales
promotion, public relation, sales training, marketing research, and
development.
d. Tempat atau disebut juga saluran distribusi. Saluran distribusi produk, berupa
Kantor Cabang, yang secara langsung menyediakan produk yang ditawarkan.
16

2.3 Kerangka Pemikiran


Dari penelitian yang berjudul “Analisis Sikap Dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Atribut Produk Kue Kacang UD. Rojifia Di Kecamatan Mayang
Kabupaten Jember” peneliti menggunakan kerangka alur proses berfikir sebagai
berikut, dapat dilihat melalui kerangka pemikiran pada gambar 2.1.

Penelitian Terdahulu Landasan Teori

Observasi Perilaku
Konsumen Kue Kacang

Karakteristik
Konsumen: Atribut Produk:
 Jenis Kelamin (L/P)  Rasa
 Usia (Tahun)  Warna
 Pekerjaan  Keterjangkauan Harga
 Pendidikan (Tahun)  Daya Tarik Kemasan
 Status

Analisis Deskriptif
Kepuasan Konsumen Analisis Sikap

Customer Analisis Multiatribut


Satifaction Index Fishbein
(CSI)

Sikap Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Kue Kacang

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian yang berjudul “Analisis Sikap Dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Atribut Produk Kue Kacang UD Rojifia Di Kecamatan Mayang
Kabupaten Jember”, metode yang digunakan yaitu alat analisis Deskriptif,
Analisis Multiatribut Fishbein, dan Customer Satisfaction Index (CSI). Teknik
yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode
survey. Penggunaan analisis Deskriptif untuk mengetahui karakteristik dari
konsumen kue kacang UD Rojifia. Analisis Multiatribut Fishbein dengan atribut
Rasa, Warna, Haga, dan Kemasan diharapkan nantinya bisa mengetahui sikap
konsumen terhadap beberapa atribut produk kue kacang UD Rojifia, dan
Customer Satisfaction Index (CSI) untuk mengetahui kepuasan dari konsumen
kue kacang UD Rojifia.

3.2 Populasi Penelitian, Besar dan Teknik Pengambilan Sampel


3.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2018:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang membeli
produk kue kacang UD Rojifia.

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel


Menurut Sugiyono (2018:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.

17
18

Menurut Sugiyono (2018:81) Teknik Sampling adalah merupakan teknik


pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling sendiri meliputi beberapa teknik sampel yaitu sampling sistematis,
sampling kuota, sampling insidental, sampling purposive, sampling jenuh, dan
snowball sampling.
Penelitian ini akan menggunakan sampling insidental sebagai teknik
pengambilan sampel. Menurut Sugiyono (2018:85) sampling insidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Kriteria yang “cocok” sebagai sampel peneliti dalam penelitian ini ada beberapa,
yaitu konsumen bergender laki-laki atau perempuan dengan batas umur 17-60
tahun.
Menurut Roscoe dalam buku Research Methods For Business dalam
Sugiyono (2018:90) bila dalam penelitian ini akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitian
ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 × 5 = 50.
Berdasarkan pedoman di atas, karena jumlah variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 4 variabel, sehingga jumlah sampel yang digunakan
adalah 40 responden.

3.3 Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2018) Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2018) secara teoritis
variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang
19

mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain.

3.3.1 Klasifikasi Produk


Beberapa penelitian telah menggunakan analisis Model Multiatribut
Fishbein untuk menganalisis sikap konsumen terhadap berbagai produk seperti
yang dikutip oleh Sutisna (2013:115). Variabel atau atribut yang digunakan dalam
penelitian sikap dan kepuasan konsumen terhadap produk Kue Kacang UD Rojifia
yaitu:
a. Rasa Kue Kacang
b. Warna Kue Kacang
c. Aroma Kue Kacang
d. Keterjangkauan Harga

3.3.2 Definisi Operasional Variabel


Berdasarkan klasifikasi variabel yang telah dijelaskan, maka definisi
operasional dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Variabel Indikator Definisi Operasional Variabel Item
Rasa merupakan suatu nilai yang
terkandung dalam produk yang Tingkat
Rasa (i1) langsung dapat dinikmati oleh Kesesuaian rasa
konsumen dan memberikan diri Kue Kacang
tersendiri dari suatu produk tersebut.
Atribut
Warna adalah spektrum tertentu
Produk
yang terdapat dalam suatu cahaya
(i) Tingkat Daya tarik
Warna sempurna. Warna berarti pantulan
warna pada Kue
(i2) tertentu dari cahaya yang
Kacang
dipengaruhi oleh pigmen yang
terdapat di permukaan produk.
Aroma Aroma adalah reaksi dari makanan Tingkat Daya tarik
20

(i3) yang akan mempengaruhi konsumen aroma Kue


sebelum konsumen menikamati Kacang
makanan, konsumen dapat mencium
makanan tersebut.
Harga adalah sejumlah nilai atau
uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa untuk jumlah dari Tingkat
Harga (i4) nilai yang ditukar konsumen atas Kesesuaian harga
manfaat-manfaat harga yang telah dengan produk
menjadi faktor penting yang
mempengaruhi pilihan pembeli.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini beruppa
kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2018) dalam
penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan
data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak
menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif penelitian merupakan key
instruments. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk
mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun
sosial.
Pemberian skor pada kuesioner ini dengan menggunakan sistem skala
likert. Menurut Sugiyono (2018) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur atau dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
21

mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangan tidak setuju, yang dapat
berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan
berbagai faktor, khususnya diharapkan dalam proses pengambilan data
mendapatkan data ataupun responden yang aktual yaitu penelitian berlokasi di di
Jl. Banyuwangi Dusun Damsaola Desa Tegal Rejo, Kecamatan Mayang RT 03
RW 03, Kabupaten Jember. Penelitian ini akan dilaksanakan selama ± 6 bulan
yaitu mulai bulan Juli 2020 - Februari 2021 waktu ini adalah tahapan penelitian
mulai dari proses pengajuan judul awal sampai nanti proses penyelesaian
penelitian.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian analisis sikap
dan kepuasan konsumen terhadap atribut produk kue kacang UD. Rojifia
menggunakan data primer. Menurut Sugiyono (2018:225) sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:
1. Wawancara/Interview
Menurut Sugiyono (2018:137) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
2. Kuesioner (Angket)
22

Menurut Sugiyono (2018:142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan


data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk jawabanya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisiensi bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca
dan mengamati, mengolah laporan-laporan, catatan-catatan dan hal-hal lainnya
seperti foto yang dapat menunjang penelitian.

3.7 Teknik Analisis


3.7.1 Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2018) analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Analisis
statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data
sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana
sampel diambil.

3.7.2 Skala Likert


Skala Likert digunakan untuk mengukur tanggapan konsumen terhadap
karakteristik dari suatu produk yang memungkinkan konsumen mengekspresikan
intensitas perasaan mereka. Skala Likert beserta skor jawaban responden yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
a. Sangat setuju (SS) Diberi skor 5
b. Setuju (S) Diberi skor 4
c. Ragu-ragu (RR) Diberi skor 3
d. Tidak setuju (TS) Diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju (STS) Diberi skor 1
Tahapan penggunaan skala Likert, yaitu:
23

a. Peneliti mengumpulkan karakteristik yang relevan dengan permasalahan yang


diteliti.
b. Semua karakteristik tersebut dimintakan tanggapan dari responden yang
dimana jawaban konsumen telah disediakan dan terdapat pilihan jawaban.
c. Tanggapan tersebut dikumpulkan dan jawaban dikonversikan ke skala nila
yang terkait dengan bobot tanggapan. Skor lima untuk tanggapan tertinggi dan
satu jawaban tanggapan terendah.

3.7.3 Analisis Multiatribut Fishbein


Menurut Sumarwan (2003) dalam Sulfiana (2017), model sikap
multiatribut Fishbein menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap atribut-atribut
yang dievaluasi. Analisis model sikap Fishbein digunakan untuk menunjukkan
hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap
produk tersebut.
Menurut Firmansyah (2018) dalam Nugroho (2019), Model sikap Fishbein
berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu.
Model sikap fishbein menidentifikasi tiga faktor utama untuk memprediksi sikap
yaitu :
d. Faktor pertama, keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki atribut yang
menonjol dari objek.
e. Faktor kedua, adalah kekuatan, keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki
atribut khas, biasanya diketahui dalam bentuk pernyataan, misalnya seberapa
setuju bahwa objek X memiliki atribut Y.
f. Faktor ketiga, adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut
yang menonjol, dimana diukur seberapa baik atau tidak baik keyakinan
mereka terhadap atribut-atribut itu.
Model multiatribut fishbein digunakan dengan maksud agar diperoleh
konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga model fishbein ini memiliki
dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subjektif.
Dalam Ismanto, dkk (2018) model sikap multiatribut Fistbein dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki
24

konsumen dengan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atribut produk.
Meodel multiatribut Fishbein mengidentifikasi bagaimana konsumen
mengkombinasikan keyakinan mereka mengenai atribut-atribut produk sehingga
akan membentuk sikap mereka terhadap berbagai merek alternatif. Apabila
konsumen memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu merek, maka produk
tersebut akan diplih dan dibelinya.
Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005) dalam Ismanto, dkk (2018) rumus
model Fishbein yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Keterangan :
A0 = Sikap konsumen terhadap suatu objek
bi = Tingkat keyakinan konsumen terhadap kinerja atribut tertentu (atribut
ke-i)
ei = Dimensi evaluatif kepentingan konsumen terhadap atribut ke-i
Langkah-langkah dari pengukuran sikap konsumen dengan model
Fishbein yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan atribut produk kue kacang yang relevan
b. Membuat ppertanyaan untuk mengevaluasi kepentingan (ei) atribut produk
c. Membuat pertanyaan untuk mengukur tingkat kepercayaan konsumen (bi)
terhadap kinerja atribut produk
d. Langkah terakhir untuk menganalis data didapatkan dari mengalikan antara
skor tingkat kepercayaan kinerja atribut (bi) dengan skor evaluasi kepentingan
(ei) sehingga didapatkan nilai sikap (A0), kemudian dijumlahkan untuk
mengetahui sikap konsumen terhadap kue kacang.

3.7.4 Customer Satifaction Index (CSI)


Menurut (Massnick, 1997 dalam Afifi, 2007) dalam Ismanto, dkk (2018)
Customer Satifaction Index (CSI) atau Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP)
merupakan metode yang menggunakan indeks untuk mengukur tingkat kepuasan
25

konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja atribut-atribut kue kacang. Ada


empat langkah dalam perhitungan IKP, yaitu:
a. Menentukan Means Important Score (MIS) dan Mean Satifaction Score
(MSS). Nilai ini didapatkan dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan nilai
rata-rata kinerja tiap responden.

[∑ ]

[∑ ]

Dimana:
n = Jumlah Responden
Yi = Nilai kepentingan atribut ke i
Xi = Nilai kinerja atribut ke i
b. Membuat Weight Factors (WF), bobot ini merupakan persentase nilai MIS
per-atribut terhadap total MIS seluruh atribut.

Dimana:
P = Jumlah atribut kepentingan
i = Atribut ke i
c. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight
Factors (WF) dengan Mean Satifaction Score (MSS)

d. Menentukan nilai IKP


Dimana:
WSi = Hasil kali Weight Factors (WF) dengan Mean Satifaction Score (MSS)
HS = Skala maksimum yang digunakan
26

Kriteria indeks kepuasan menggunakan kisaran 0 hingga 100% (tidak puas


hingga sangat puas), yaitu kepuasan tertinggi dicapai bila CSI menunjukkan
100%.
BAB 4. JADWAL PENELITIAN

Kegiatan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Sikap Dan Kepuasan


Konsumen Terhadap Atribut Produk Kue Kacang UD. Rojifia Di Kecamatan
Mayang Kabupaten Jember” diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan
Tahun 2020
No Keterangan Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey
1.
Lokasi
Pengajuan
2.
Judul
Studi
3.
Pustaka
Penyusunan
4.
Proposal
Seminar
5.
Proposal
Revisi
6.
Proposal
Pelaksanaan
7.
Penelitian
Penyusunan
8.
Skripsi
Sidang
9.
Skripsi
Revisi
10.
Skripsi
Pengadaan
11.
Skripsi

27
BAB 5. PERKIRAAN BIAYA

Perkiraan anggaran biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan


penelitian hingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Sikap Dan
Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Produk Kue Kacang UD. Rojifia Di
Kecamatan Mayang Kabupaten Jember” adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Perkiraan Biaya
Jumlah Biaya
No Kebutuhan Item
(Rp)
1. Studi Pustaka
a. Print jurnal 6 buah × Rp 10.000 60.000
b. Buku 5 buah × Rp 40.000 200.000
2. Penyusunan Proposal
a. Print Proposal Skripsi 4 eks × Rp 10.000 40.000
3. Seminar Proposal
a. Cetak proposal skripsi 2 eks × Rp 10.000 20.000
b. Penggandaan buklet proposal 25 eks × Rp 3.000 75.000
c. Map kertas 4 eks × Rp 3.000 12.000
d. Bingkisan 2 paket × Rp 50.000 100.000
4. Revisi Proposal 3 eks × Rp 10.000 30.000
5. Transportasi ke tempat penelitian 10 kali × Rp 20.000 200.000
6. Pengadaan Kuisioner 40 eks × Rp 2.000 80.000
7. Penyusunan Full Skripsi 4 eks × Rp 15.000 60.000
8. Sidang Skripsi
a. Cetak Skripsi 3 eks × Rp 20.000 60.000
b. Konsumsi 3 paket × Rp 25.000 75.000
c. Bingkisan 3 paket × Rp 100.000 300.000
9. Revisi Skripsi 3 eks × Rp 20.000 60.000
10. Pengadaan Skripsi dan Jilid Skripsi 5 bendel × Rp 55.000 275.000
Total Biaya 1.647.000

28
DAFTAR PUSTAKA

Indrasari, Meithiana. 2019. Pemasaran Dan Kepuasan Pelanggan. Surabaya:


Unitomo Press

Yuniarti, Vinna Sri. November 2015. Perilaku Konsumen Teori Dan Praktik.
Bandung: Pustaka Setia

Utama, D. A. (2017). Analisis Sikap Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Kopi


Instan Nescafe Dan Torabika Pada Mahasiswa Di Universitas Lampung.

Sulfiana, W. N. (2017). Sikap Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Paket Menu


Lele Terbang, Kaitannya Dengan Bauran Pemasaran Di Rumah Makan
Sambal Lalap Bandar Lampung.

Sitorus, L. O. (2018). Sikap Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Pembelian Sate


Di Kota Bandar Lampung.

Ismanto, A., & Julianda, T. (2018). Analisis Sikap Dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Atribut Produk Karkas Ayam Pedaging Segar Di Pasar
Tradisional Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Peternakan Dan Veteriner
Tropis (Journal Of Tropical Animal And Veterinary Science), 8(2), 69-82.

Pratama, D. Y., Indriani, Y., & Endaryanto, T. (2017). Sikap Dan Kepuasan
Konsumen Terhadap Konsumsi Makanan Pecel Lele Di Kota Bandar
Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 5(2).

Devy, L. (2019). Analisis Sikap Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap


Atribut Produk Ikan Kaleng Di Kecamatan Rungkut Kota
Surabaya. Berkala Ilmiah Agridevina, 8(1), 72-82.

Doloksaribu, Y. M. (2016). Sikap, Kepuasan, Dan Loyalitas Konsumen Produk


Olahan Bebek Di Rumah Makan Bebek Belur Kota Bandar Lampung.
Dimyati, Mohammad. 2018. Pendekatan Hayati: Strategi Pemasaran Untuk
Menghadapi Persaingan Yang Dinamis. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana
Media

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Pt


Remaja Rosdakarya

Mowen, John C. Perilaku Konsumen Jilid 1. Jakarta: Pt Gelora Aksara Pratama

Firmansyah, Dr. M. Anang. 2019. Pemasaran Produk Dan Merek (Planning &
Strategy). Cv. Penerbit Qiara Media

Anda mungkin juga menyukai