Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3 EKOLOGI LANJUTAN

PENGELOLAAN EKOSISTEM SUNGAI DAN DANAU SERTA PENGUMPULAN


DAN ANALISIS DATA MANGROVE

Oleh :
Egi Nurul Rahma : 20221310002

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS KUNINGAN
2023
PENGELOLAAN EKOSISTEM SUNGAI DAN DANAU

Pengelolaan ekosistem sungai dan danau adalah suatu pendekatan yang holistik
untuk menjaga keseimbangan ekologi dan memastikan keberlanjutan sumber daya air di
ekosistem ini. Sungai dan danau merupakan ekosistem air tawar yang kaya
biodiversitas dan memberikan berbagai manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi bagi
manusia dan lingkungan sekitarnya. Untuk mengelola ekosistem ini dengan baik, perlu
memperhatikan beberapa aspek penting, termasuk perlindungan kualitas air, pelestarian
habitat, pengelolaan sumber daya, dan partisipasi masyarakat.
a. Perlindungan Kualitas Air:
Kualitas air sungai dan danau sangat penting untuk keberlanjutan ekosistem dan
kesehatan manusia. Pengelolaan ekosistem ini harus melibatkan upaya
perlindungan dan pemulihan kualitas air melalui pengendalian pencemaran dan
pengelolaan limbah. Langkah-langkah penting dalam perlindungan kualitas air
meliputi pemantauan pencemaran, pengendalian limbah industri dan domestik,
serta pengelolaan pertanian yang ramah lingkungan untuk mengurangi aliran
nutrien dan pestisida ke dalam perairan (WWF,2019).

b. Pelestarian Habitat:
Habitat yang beragam dan sehat merupakan kunci untuk menjaga
keanekaragaman hayati di ekosistem sungai dan danau. Upaya pelestarian
habitat meliputi penghijauan tepian sungai, pemulihan hutan riparian,
pengendalian erosi, dan pemeliharaan keberlanjutan ekosistem rawa. Hal ini
dapat membantu melindungi spesies air dan mengamankan fungsi ekologis yang
penting, seperti penyediaan makanan, tempat berkembang biak, dan jalur
migrasi bagi fauna air.

c. Pengelolaan Sumber Daya:


Sumber daya alam yang terkait dengan ekosistem sungai dan danau, seperti
ikan, tanaman air, dan air bersih, harus dikelola secara berkelanjutan. Hal ini
meliputi pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, perlindungan terhadap
spesies terancam punah, pengelolaan berbasis ekosistem, dan kebijakan
pengaturan penggunaan air yang efisien. Pendekatan ini membantu menjaga
keseimbangan ekosistem dan memastikan ketersediaan sumber daya bagi masa
depan (Arthington&Bunn,2018).

d. Partisipasi Masyarakat:
Partisipasi masyarakat lokal, pemangku kepentingan, dan komunitas adat sangat
penting dalam pengelolaan ekosistem sungai dan danau. Melibatkan masyarakat
dalam pengambilan keputusan, pemantauan lingkungan, dan pelaksanaan
kebijakan dapat memperkuat pemahaman dan tanggung jawab bersama
terhadap keberlanjutan ekosistem. Pendidikan lingkungan dan kesadaran akan
pentingnya ekosistem sungai dan danau juga perlu ditingkatkan (UNEP,2016).

Pengelolaan ekosistem sungai dan danau harus didasarkan pada pendekatan


yang terintegrasi, kolaboratif, dan berkelanjutan. Hal ini melibatkan kerjasama antara
pemerintah, LSM, komunitas lokal, dan sektor swasta. Dalam implementasinya, perlu
adanya regulasi yang jelas, pengawasan yang ketat, dan pemantauan secara teratur
untuk memastikan keberhasilan pengelolaan ekosistem ini.
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA MANGROVE

Pengumpulan dan analisis data mangrove melibatkan langkah-langkah yang sistematis


untuk mengumpulkan informasi terkait ekosistem mangrove dan menganalisis data
tersebut. Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat diikuti:

1. Identifikasi Tujuan Penelitian


Tentukan tujuan penelitian atau studi Anda yang berkaitan dengan mangrove.
Misalnya, Anda mungkin ingin mengkaji keanekaragaman spesies, kualitas air,
atau dinamika pertumbuhan mangrove.

2. Penentuan Metode Penelitian


Pilih metode penelitian yang sesuai untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Misalnya, metode pengamatan langsung, survei, pengambilan sampel, atau
teknik penginderaan jauh.

3. Persiapan Peralatan dan Alat


Siapkan peralatan dan alat yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Contohnya termasuk GPS, pita pengukur, alat pengukur pH atau salinitas,
perangkat pengumpul data lapangan, kamera, dan peralatan pengambilan
sampel.

4. Pengumpulan Data Lapangan


Kunjungi lokasi mangrove yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian Anda.
Lakukan pengamatan langsung dan pengukuran yang sesuai, seperti
mengidentifikasi spesies mangrove, mengukur parameter lingkungan (suhu, pH,
salinitas), mengukur tinggi atau diameter pohon mangrove, atau mengambil
sampel air dan sedimen (Ellison,2008)

5. Pengumpulan Data Spasial


Jika relevan, gunakan perangkat GPS atau teknologi penginderaan jauh untuk
memetakan area mangrove atau mengumpulkan data spasial lainnya. Ini dapat
melibatkan pengambilan citra satelit atau penerbangan drone.

6. Catat dan Dokumentasikan Data


Pastikan untuk mencatat dengan akurat semua data yang dikumpulkan,
termasuk tanggal, lokasi, parameter yang diukur, dan kondisi pengumpulan data.
Simpan foto, catatan lapangan, dan data lainnya untuk mendukung dokumentasi
dan analisis lebih lanjut.

7. Validasi dan Verifikasi Data


Setelah pengumpulan data, lakukan validasi dan verifikasi data untuk
memastikan keakuratan dan konsistensi data yang dikumpulkan.
Lakukan pemeriksaan lintas untuk mengurangi kesalahan dan mengkonfirmasi
kembali hasil pengamatan atau pengukuran (Lewis III,2009).
8. Pengolahan dan Analisis Data
Terdapat beberapa macam analisis data yang dapat dilakukan dalam studi atau
penelitian mengenai ekosistem mangrove. Berikut adalah beberapa contoh
analisis data yang umum dilakukan dalam konteks mangrove:

a. Analisis Kepadatan dan Komposisi Vegetasi


Menghitung kepadatan pohon mangrove per unit luas area studi.
Mengidentifikasi spesies-spesies mangrove yang ada dan menganalisis
komposisi spesies.
Menghitung indeks keanekaragaman spesies untuk mengevaluasi tingkat
keanekaragaman dalam komunitas mangrove.

b. Analisis Pertumbuhan dan Produktivitas Mangrove


Mengukur tinggi dan diameter pohon mangrove untuk memperoleh informasi
tentang pertumbuhan individu.
Menghitung laju pertumbuhan relatif dan produktivitas mangrove.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove,
seperti salinitas air, kandungan nutrisi, atau kondisi substrat (Macintosh,dkk,
2002).

c. Analisis Kualitas Air dan Sedimen


Mengambil sampel air dan sedimen untuk menganalisis parameter-parameter
fisika-kimia, seperti suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, dan nutrien.
Menganalisis konsentrasi logam berat atau bahan kimia berbahaya lainnya
yang dapat mempengaruhi kualitas air dan sedimen.
Membandingkan data kualitas air dengan standar kualitas lingkungan yang
ada untuk mengevaluasi tingkat pencemaran atau perubahan kualitas air.

d. Analisis Spasial dan Penginderaan Jauh


Menggunakan teknologi penginderaan jauh, seperti citra satelit atau data
drone, untuk memetakan dan memantau ekstensi dan perubahan areal
mangrove.
Menganalisis pola spasial dan hubungan spasial antara ekosistem mangrove
dengan faktor-faktor lingkungan, seperti garis pantai, sungai, atau aktivitas
manusia.

e. Analisis Ekologi Komunitas


Mengidentifikasi dan menganalisis interaksi antara organisme-organisme
dalam ekosistem mangrove, seperti hubungan antara mangrove dengan
burung, ikan, atau hewan lainnya.
Menganalisis struktur komunitas dan hubungan trofik dalam ekosistem
mangrove (Alongi,2009).

Pilihan analisis data yang tepat akan bergantung pada tujuan penelitian
atau studi yang dilakukan, serta ketersediaan data yang terkumpul. Penting untuk
merencanakan dan melaksanakan analisis yang sesuai dengan pertanyaan
penelitian yang ingin dijawab dan informasi yang ingin diperoleh.
9. Interpretasi dan Pelaporan
- Interpretasikan hasil analisis data mangrove dengan membandingkan temuan
dengan literatur terkait atau standar yang ada.
- Buat laporan atau publikasi yang menjelaskan temuan dan kesimpulan dari
analisis data mangrove.
- Sajikan informasi secara grafis, seperti menggunakan grafik, peta, atau
diagram untuk memudahkan pemahaman.

Penting untuk diingat bahwa proses pengumpulan dan analisis data mangrove
dapat bervariasi tergantung pada tujuan penelitian atau studi yang dilakukan. Selain itu,
penggunaan metode dan teknik yang sesuai, serta interpretasi yang cermat, sangat
penting untuk mendapatkan pemahaman yang akurat tentang ekosistem mangrove yang
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Alongi, D. M. (2009). The Energetics of Mangrove Forests. Springer Science &


Business Media.
Arthington, A. H., & Bunn, S. E. (Eds.). (2018). Environmental Flows in Water
Resources Policies, Plans, and Projects: Findings and Recommendations. Springer.
Ellison, A. M. (2008). Mangrove Ecosystems: Function and Management.
Springer Science & Business Media.
Lewis III, R. R. (2009). Methods for Assessing Mangrove Bioproductivity and
Conservation Value. US Fish & Wildlife Service.
Macintosh, D. J., Ashton, E. C., & Havanon, S. (2002). Mangrove rehabilitation
and intertidal biodiversity: a study in the Ranong mangrove ecosystem, Thailand.
Estuarine, Coastal and Shelf Science, 55(3), 331-345.
United Nations Environment Programme (UNEP). (2016). Healthy Rivers,
Healthy People: A Guide to Implementing Integrated Water Resources Management.
UNEP.
World Wildlife Fund (WWF). (2019). Rivers and Lakes: Freshwater Ecosystems.
Diakses dari https://www.worldwildlife.org/habitats/rivers-and-lakes

Anda mungkin juga menyukai