Anda di halaman 1dari 12

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR

KUALITAS PERAIRAN KALI KONTO KECAMATAN KANDANGAN


KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR
Oleh:
Khalyli Rimakhusshofa (18620022)
khslilyrima@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam
menentukan kondisi suatu perairan adalah makrozoobentos. Tingginya peningkatan
jumlah penduduk disuatu wilayah dapat mempengaruhi keadaan lingkungan termasuk
sisa air limbah domestic, maupun aktivitas pertanian, dapat menimbulkan pencemaran
air jika terjadi secara terus menerus, maka perlu dilakukan penelitian ini dengan Tujuan
Untuk Mengetahui Kualitas Perairan Kali Konto Berdasarkan Bioindikator
Keanekaragaman Makroozobentos yang ada. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
diskriptif kuantitatif eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan sampel secara
langsung menggunakan metode Purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah
ditemukan spesies Makrozoobentos sebanyak 56 spesies dari 6 famili Keanekaragaman
makrozoobantos di kali konto masih termasuk dalam kategori tercemar sedang hal ini
terjadi banyak di jumpai sisa limbah domistik dari rumah-rumah penduduk maupun
limbah pertanian yang menyebabkan tekanan ekologis, selain itu juga dipengaruhi oleh
factor abiotik. Komposisi keanekaragaman tertinggi terdapat pada temuan famili
Bulimidae, sedangkan Komposisi Keanekaragaman terendah terdapat pada Famili
temuan Hydropschidae dan Penaeidae.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Makrozoobentos, Bioindikator

PENDAHULUAN
Air termasuk sumber daya alam kehidupan. Secara ekologis perairan
tak terbatas yang diberikan oleh Tuhan dapat berperan sebagai tempat hidup
Yang Maha Esa untuk makhluk-Nya. (habitat) bagi berbagai jenis biota dan
Perairan merupakan ekosistem yang bagian dari berlangsungnya siklus
memiliki peran sangat penting bagi materi serta aliran energy. Menurut

1
Effendi (2003) Perairan sungai adalah dapat dijadikan indikator untuk
suatu perairan yang di dalamnya mengetahui keadaan suatu perairan
dicirikan dengan adanya aliran yang adalah komponen biota yang mampu
cukup kuat, sehingga digolongkan ke merespon dengan baik sedikit atau
dalam perairan mengalir (lotik). Kali banyaknya bahan pencemar yang
Konto merupakan bagian dari sistem masuk. Biota yang sering digunakan
DAS Brantas seluas 568 km2 dengan sebagai indikator untuk melihat kondisi
total panjang keseluruhan jaringan suatu perairan adalah Makrozoobentos
sungai sub-DAS Konto yaitu 168,34km. (Hamdani, 2017).
Sungai ini bersumber dari Pegunungan Makrozoobentos merupakan
Argowayang-Anjasmoro di Kabupaten hewan yang hidup diperairan dalam
Malang mengalir ke barat laut maupun sedimen dasar permukaan yang
melintasi Kabupaten Kediri dan menempel pada substrat tertentu.
bermuara di Sungai Brantas di Kabupat Makrozoobentos digunakan sebagai
en Jombang (Rahayu, 2017). indikator biologis pada suatu perairan
Sungai sebagai sumber air karena hewan ini mempunyai habitat
merupakan salah satu sumber daya alam hidup yang relatif tetap, berukuran
yang mempunyai fungsi serbaguna bagi besar, pergerakan terbatas dan hidup di
kehidupan dan penghidupan manusia. dasar perairan. Dengan sifat yang
Fungsi sungai yaitu sebagai sumber air demikian, perubahan kualitas air dan
minum, sarana transportasi, sumber substrat sangat mempengaruhi
irigasi, perikanan dan lain sebagainya. keanekaragaman dan kelimpahan
Aktivitas manusia inilah yang Makrozoobentos (Odum, 1994).
menyebabkan sungai menjadi rentan Tingginya peningkatan jumlah
terhadap pencemaran air dan dapat penduduk disuatu wilayah dapat
menyebabkan dampak penurunan mempengaruhi keadaan lingkungan.
kualitas lingkungan (Soemarwoto, Semakin padat penduduk di suatu
2003). wilayah, maka aktivitas yang dilakukan
Kualitas suatu perairan dapat semakin banyak dan dampak negatif
dilihat dari biota yang dapat hidup di yang diberikan terhadap lingkungan
badan air maupun dasar air yang akan semakin tinggi. Masyarakat
bersifat padat. Komponen biota yang biasanya memenuhi kebutuhan hidup

2
mereka dari berbagai kegiatan seperti yang keruh dan dan memiliki aroma
pertanian, industri dan kegiatan rumah yang menyengat dan terkadang banyak
tangga yang akan menghasilkan limbah. sampah yang muncul di permukaan air.
Biasanya limbah yang dihasilkan tidak Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh
diolah secara bijak, melainkan dibuang adanya tanah liat, lempung bahkan
secara sembarangan ke wilayah Perairan limbah buangan rumah tangga dan
Sungai. Sehingga jika hal ini dilakukan industri. Keberadaan kelompok
secara berlebihan dapat menyebabkan mikroorganisme dari air limbah dalam
penurunan keanekaragaman Makrozoob jumlah besar juga dapat menimbulkan
entos yang berpengaruh terhadap faktor efek keruh pada air. Oleh sebab itu
fisik-kimia perairan serta hal tersebut perlu dilakukan penelitian ini dengan
dapat mengakibatkan pencemaran Tujuan Untuk Mengetahui Kualitas
terhadap air. Menurut Herlambang Perairan Kali Konto Berdasarkan Bioin
(2006) Secara fisik, sungai dapat dikator Keanekaragaman Makroozobent
dikatakan tercemar apabila memiliki air os yang ada.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada hari Rabu, 26 Mei 2021 di Kali Konto Kecamatan
Kandangan, Kabupaten Kediri, Provins Jawa Timur.

b
a)

Gambar 1 Lokasi Penelitian: a) Tampak Peta Satelit letak Lokasi Penelitian


(Sumber: Googlemaps, 2021)., b) foto letak Lokasi Penelitian secara langsung

Alat dan Bahan

3
Alat- alat yang digunakan dalam dari lokasi pengamatan. Survey lokasi
Pennelitian ini adalah Aplikasi GPS penelitian ini dilakukan untuk
Essentials untuk menentukan waypoint menentukan lokasi pegamatan
koordinat stasiun, Plastik sebagai wadah penelitian. Berdasarkan hasil Survey
ditemukannya Makrozoobentos, Literat Lokasi , maka lokasi pengambilan
ur identifikasi Makrozoobentos, tabel sampel dilakukan secara sistematis,
pengamatan, alat tulis, dan kamera yang kemudian dibagi menjadi 3
untuk mengambil gambar Makrozooben Stasiun dengan masing- masing stasiun
tos yang ditemukan. Sedangkan Bahan memiliki lebar 2x2 m dan ditandai titik
yang digunakan dalam penelitian ini kordinat stasiun menggunakan aplikasi
adalah Makrozoobentos yang terdapat GPS Essential. Selanjutnya dilakukan
di Kali Konto. Pengambilan Sampel. Teknik
Prosedur Penelitian Pengambilan sampel dilakukan dengan
a. Persiapan menggunakan metode Purposive
Sebelum keberangkatan persiapan Sampling. Dan Sampel diambil
yang dilakukan yaitu persiapan alat menggunakan tangan secara langsung
yang akan digunakan dan studi literatur disepanjang stasiun yang ditentukan
dari jurnal, buku, maupun referensi sibantu oleh saringan, kemudian dicatat
melalui internet dan aplikasi. Spesies Makrozoobentos yang telah
b. Survey Lokasi dan Metode ditemukan pada table pengamatan dan
Pengambilan Data Tidak lupa Makrozoobentos yang
ditemukan dimasukkan Plastik Untuk
Penelitian ini merupakan jenis
dilakukan Identifikasi berdasarkan
penelitian diskriptif kuantitatif
literature yang ada. Selanjutnya
eksplorasi, yaitu pengamatan atau
dilakukan analisis data untuk
pengambilan sampel secara langsung
mengetahui Indeks Keanekaragamannya

a b c

4
Gambar 2 Pemetaan Lokasi Penelitian: a). Stasiun 1, b). Stasiun 2, c). Stasiun 3

Gambar 3 Peta Pemetaan lokasi penelitian diproyeksi menggunakan QGIS


c. Analisis Data N : Jumlah total suku yang diperoleh
Setelah dilakukan survey lokasi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengambilan data, comedian Makrozoo Hasil
bentos yang ditemukan diidentifikasi Hasil yang didapati berdasarkan
dan selanjutnya dilakukan analisis data penelitian yang dilakukan, dan sudah
Indeks Keanekaragaman menggunakan diidentifikasi berdasarkan Plantamor
Rumus Shannon Wienner yakni sebagai (2021) dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut: berikut:
H’= -∑ pi ln pi
Pi= ni/N
Keterangan:
H : Indeks keanekaragaman
ni : Jumlah suku yang diperole

Tabel 1 Temuan Makrozoobentos di Kali Konto


No Famili Stasiun I Stasiun II Stasiun III Jumlah
1. Pyralidae - 4 3 7

5
2. Hydropschidae - - 1 1
3. Gerridae 8 5 7 20
4. Bulimidae 5 8 11 24
5. Potamonautidae 2 1 - 3

6. Penaeidae 1 - - 1

Selanjutnya hasil perhitungan Indeks Nilai Keanekaragaman menggunakan


Shannon wiener dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2 Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon Wienner Makrozoobentos

Famili ni Pi= ¿ ln (Pi) Pi (ln (Pi) )


N
Pyralidae 7 0.125 -2.079 0.260
Hydropschidae 1 0.018 -4.017 -0.072
Gerridae 20 0.357 -1.030 -0.368
Bulimidae 24 0.428 -0.849 -0.370
Potamonautidae 3 0.053 -2.937 -0.157
Penaeidae 1 0.018 -4.017 -0.072

N= 56 ∑= -1.299

H’ = -∑ ( Pi (ln) Pi)
= - (-1.299)
= 1.299
H’= 1.299
= 1< H’<3 (Keankekaragaman sedang/ tercemar sedang)
Pembahasan 56 spesies dari 6 Famili. yaitu 7 spesies
Menurut Izmiarti (2010) Salah dari Famili Pyralidae, Menurut Gerber
satu biota yang dapat digunakan sebagai (2002) menyatakan bahwa Iarva ini
parameter biologi dalam menentukan memiliki karakteristik bentuk tubuh
kondisi suatu perairan adalah seperti ulat yaitu lunak dan bersegmen
makrozoobentos. Data Identifikasi serta kaki dan prolegs seperti dalam.
berdasarkan penelitian yang dilakukan Larva ini hidup melekat atau
di Kali Konto dengan total 3 stasiun mengambang pada vegetasi, atau di
ditemukan Makrozoobentos sebanyak silken jaring di batu. Mulut yang

6
disesuaikan untuk memakan ganggang Bulimidae termasuk dari kelas
di batu, Kemudian ditemukan 1 spesies gastropoda yang berbentuk spiral
dari famili Hydropsychidae, Menurut kerucut biasanya dengan satu warna
Gerber (2002) Hidropcyshidae yaitu kecoklatan dengan bentuk lonjong
termasuk serangga dari ordo dan hidup secara berkelompok. Hewan
Trichoptera memiliki tubuh berwarna ini bermoncong panjang dan memiliki
coklat agak kehitaman, bermetamorfosis tentakel. Selanjutnya ditemukan 3
sempurna, banyak dijumpai di sungai spesies dari famili Potamonautidae
besar, larva Trichoptera lebih menyukai Menurut Gerber (2002) Famili
hidup pada tipe perairan dangkal (5-10 Potamonautidae memiliki tubuh yang
cm ) dengan air yang mengalir di atas lebar, lima pasang kaki bersendi, mata
permukaan batuan dan sedikit jenis keluar dan terdapat batang mata yang
yang ditemukan pada substrat halus di menopang untuk pergerakan mata, perut
bagian air yang dalam. Kemudian berada di bawah tubuh. Habitat di dasar
ditemukan 20 Spesies dari Famili perairan, danau ataupun rawa. Terakhir
Gerridae, Menurut Setiawan (2015) ditemukan 1 spesies dari famili
Serangga dari Famili Gerridae ini Penaeidae. Menurut Gerber (2002)
sangat mudah dikenali karena kebiasaan Pada bagian abdomen atau perut famili
hidupnya yang selalu berjalan/melompa Penaeidae memiliki ciri warna
t di permukaan air. Gerakannya cepat, berloreng-loreng besar melintang
dapat mencapai 1.5 m/s. Kemampuan berwarna hijau kebiru-biruan, jika hidup
mengapung berasal dari adanya rambut- dialam perairan liar memiliki warna
rambut sangat kecil (microsetae) Keban agak kehitaman dengan kulit relatif
yakan hidup di perairan tenang. keras dan tebal. Morfologis lainnya
Kemudian ditemukan 24 spesies dari yang terletak pada bagian diantaranya
famili Bulimidae, Menurut dua ruas ekor dan alat kelamin
Edmondson(1959) , kerang kecil Famili
.

acb

7
ed f

Gambar 4 Temuan Famili Makrozoobentos di lokasi penelitian: a)


Pyralidae, b) Hydropsychidae, c) Gerridae, d) Bulimidae, e)
Potamonautidae, f) Penaeidae
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tercemar Ringan H’ = 1,0 . 1,6 :
di Kali konto dengan Makrozoobentos Tercemar Sedang H’< 1,0 : Tercemar
yang tertangkap disemua stasiun Berat. Kondisi kategori tercemar sedang
didapati bahwa total Indeks Nilai ini diduga karena pada perairan Kali
Keanekaragaman yang telah dihitung Konto banyak di jumpai sisa limbah
menggunakan Shannon Wienner, maka domistik dari rumah-rumah penduduk
diperoleh H’ adalah 1.299 yang mana maupun limbah pertanian yang
nilai tersebut menunjukkan bahwa menyebabkan tekanan ekologis.
tingkat keanekaragamannya masih Berdasarkan hasil penelitian
sedang atau masuk dalam kategori komposisi nilai keanekaragaman
tercemar sedang . Hal ini sesuai tertinggi terdapat pada famili Bulimidae
pernyataan dari Fahrul (2007) bahwa dengan nilai keragaman -0.370,
jika nilai indeks keanekaragaman (H’) < Bulimidae tergolong dalam kelas
1 dapat dikategorikan keanekaragaman Gastropoda. Kelimpahan Bulimidae
rendah, jika nilai indeks disebabkan karena lokasi penelitian
keanekaragaman (H’) 1-3 dapat yang digunakan cenderung pada dasar
dikategorikan keanekaragaman sedang perairan, yang mana Bulimidae lebih
dan jika nilai indeks keanekaragaman menyukai habitat dasar perairan yang
(H’) > 3 dapat dikategorikan memiliki substrat tidak terlalu halus,
keanekaragaman tinggi. Ditambahkan karena terkadang Gastropoda bersifat
pernyataan Sastrawijaya (2000), sesil (menempel) atau menguburkan
klasifikasi derajat pencemaran air tubuhnya dengan pasir hal ini sesuai
berdasarkan indeks keanekaragaman dengan pernyataan Marwanto (2014)
dapat digolongkan sebagai berikut: H’ > bahwa, Adanya gastropoda biasanya
2,0 : Tidak Tercemar H’ = 1,6 . 2,0 : menunjukkan kondisi kualitas perairan

8
tercemar ringan, gastopoda peka bisa dijadikan sebagai indikator kualitas
terhadap perubahan yang terjadi pada kebersihan, serangga ini hanya bisa
kualitas air tempat hidupnya sehingga hidup di peraian yang bersih dengan
akan berpengaruh terhadap komposisi kualitas air yang masih terjaga baik. Ini
dan kelimpahannya, hal inilah yang tentunya menjadi sebuah kepastian jika
menjadikan gastropoda sebagai anggang-angggang menjadi indikator
indikator kualitas air. Gastropoda hidup bagi kebersihan air.
dengan cara menempel dan Selanjutnya komposisi Keanekar
menguburkan pada substrat dan dasar agaman Terendah yaitu dari Famili
perairan serta selalu bersifat menetap. Hydropschidae dan Penaeidae,
Kondisi lingkungan seperti tipe keduanya memiliki nilai 0.072 , hal ini
sedimen, kedalaman, kecerahan, suhu wajar karena lokasi penelitian yang
dan pH perairan memberikan variasi digunakan hanya tiga pemetaan stasiun
yang besar pada kehidupan gastropoda. saja, bukan seluruhnya, meskipun
Komposisi Keanekaragaman memiliki komposisis keanekaragaman
tertinggi kedua yaitu dari famili terendah namun keberadaan
Gerridae dengan nilai keragaman Hydropschidae menjadi indikator
-0.368, Kelimpahan Gerridae ini tercemar ringan pada kualitas perairan.
disebabkan karena perairan lokasi yang Hal ini sesuai pernyataan Merrit dan
digunakan penelitian masih bersih dan Cummins (1979) bahwa Hydropschidae
tidak terlalu kotor hal tersebut bisa memiliki sifat hidup di daerah yang
dilihat kejernihan air pada lokasi memiliki banyak vegetasi. Hydropschid
tersebut dan Gerridae ini menyukai ae merupakan indikator perairan yang
habitat perairan yang bersih sehingga cukup sehat atau sedang dan Menurut
Keberadaan Gerridae ini menunjukkan Sudaryanti (2003) Hydropschidae
bahwa kondisi perairan masih bersih. memiliki sifat “shredders” yang
Hal ini sesuai pernyataan Tran A. D,dan memakan CPOM. Sedangkan sedikit
Polhemus D.A.( 2017) bahwa Anggang- ditemukan Penaeidae karena biasanya
anggang merupakan salah satu serangga udang tidak bisa hidup di perairan yang
air yang termasuk kedalam ordo kotor. Hal ini sesuai pernyataan Hadie
Hemiptera famili Gerridae. Keberadaaa et al. ( 2013) Bahwa udang air tawar
n anggang-anggang di perairan juga hidup di tempat yang memiliki substrat

9
pasir, berbatu, dan lumpur, Udang air kesimpulan bahwa ditemukan spesies
tawar dapat digunakan indkator air Makrozoobentos sebanyak 56 spesies
bersih yang ada di sungai karena Udang dari 6 Famili, yaitu 7 spesies dari Famili
air Tawar sangat sensitif terhadap Pyralidae, 1 spesies dari famili
kerendahan kadar oksigen dan pH asam. Hydropsychidae, 20 Spesies dari Famili
Gerridae, 24 spesies dari famili
Berdasarkan penelitian juga
Bulimidae, 3 spesies dari famili
ditemukannya Famili Pyralidae dan
Potamonautidae, dan 1 spesies dari
Potamonautidae benar menunjukkan
famili Penaeidae. Keanekaragaman
kategori pencemaran sedang. Hal ini
makrozoobantos di kali konto masih
sesuai pernyataan Cumberlidge N et al
termasuk dalam kategori tercemar
(2009) Kepiting air tawar juga dapat
sedang hal ini terjadi karena akibat di
dijadikan sebagai bioindikator polusi
jumpai sisa limbah domistik dari
karena beberapa kepiting air tawar
rumah-rumah penduduk maupun limbah
hanya ditemukan pada perairan bersih
pertanian yang menyebabkan tekanan
sedangkan menurut Purwati (2015)
ekologis, selain itu juga dipengaruhi
larva insekta akuatik Pyralidae dapat
oleh factor abiotik. Komposisi
digunakan sebagai bioindikator
keanekaragaman tertinggi terdapat pada
pencemaran perairan karena dapat
temuan famili Bulimidae, sedangkan
merespon perubahan lingkungan.
Komposisi Keanekaragaman terendah
Rendahnya Keanekaragaman
terdapat pada Famili temuan
selain disebabkan karena aktivitas
Hydropschidae dan Penaeidae.
Manusia juga disebabkan karena factor-
UCAPAN TERIMA KASIH
factor abioitik yang ada. Menurut Barus
(2004) Faktor abiotik suatu ekosistem Penulis mengucapkan terima
perairan merupakan keadaan fisik dan kasih kepada Bapak Bayu Agung
kimia yang ikut mempengaruhi Prahardika, M.Si selaku dosen
distribusi kehidupan organisme seperti pengampu mata kuliah Limnologi
suhu, Salinitas dan tingkat arus, pH, Program Studi Biologi Fakultas Sains
Bebatuan dan tanah, serta iklim. dan Teknologi UIN Maulana Malik
KESIMPULAN Ibrahim Malang, yang senantiasa
memberikan arahan dan ilmu tentang
Berdasarkan penelitian yang
Limnologi serta berkenan mengoreksi
dilakukan, maka dapat ditarik

10
jurnal ini. Tidak lupa ucapan terima Pasca Erupsi Gunung Kelud
kasih ini ditujukan pula Untuk Orang 2014. Jurnal Teknik
Tua, Saudara, dan juga Teman- teman Pengairan. 8(2): 231-240.
seperjuangan yang selalu memeberikan
Marwato M.R Dan Nur R Isnaningsih.
dukungan dan motivasi.
2014. Tinjauan Keanekaragama
DAFTAR PUSTAKA n Moluska Air Tawar Di
Beberapa Situ Di Das Ciliwung
Herlambang, Arie. 2006. Pencemaran
–Cisadane. Berita Biologi.
Air Dan Strategi Penggulanga
13(2)
nnya. Jurnal Teknologi
Lingkungan, Tran A. D,Dan Polhemus D.A. 2017.
The Genus Metrocoris Mayr,
Odum, E.P. 1994. Dasar-Dasar
1865 (Gerromorpha: Gerridae)
Ekologi. Edisi Ketiga.
In Vietnam, With Descriptions
Yogyakarta: Universitas
Of Five New Specie. Jurnal.
Gadjah Mada Press.
Raffles Bulletin Of Zoology.
Hamdani Rachman, Agus Priyono Dan
Merrit, R.W. Dan K.W. Cummins.
Yusli Mardianto. 2017.
1979. An Introduction To The
Makrozoobentos Sebagai
Aquatic Insects Of North
Bioindikator Kualitas Air
America. Kendall/Hunt Publish
Sungai Di Sub Das Ciliwung
ing Company. Iowa. United
Hulu. Jurnal Media
States Of America.
Konservasi. 2(21).
Sudaryanti, S. 2003. Refleksi
Soemarwoto O. 2003. Analisis
Pemberdayaan Penelitian
Mengenai Dampak Lingkunga
Bioassessment Untuk Penilaian
n. Yogyakarta: Gajah Mada
Kualitas Air Sungai.
University Press.
Disampaikan Pada Seminar
Effendi I. 2003. Pengantar Akuakultur. Biologi Nasional Its, 14
Jakatra: Penebar Swadaya Oktober 2003. Fakultas

Rahayu, Nita., Very Dermawan, Dian Perikanan Universitas

Sisingih. 2017. Analisis Potensi Brawijaya. Malang.

Sedimen Debris Di Das Konto

11
Hadie , W. Dan L. E. Hadie. 2003. Fahrul, F. M. 2008. Metode Sampling
Pembenihan Udang Galah, Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara
Usaha Industri Rumah Tangga.
Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran
Yogyakarta: Kansius
Lingkungan. Edisi Kedua.
Cumberlidge N Et Al. 2009. Freshwater Jakarta: Rineka Cipta
Crabs And The Biodiversity
Gerber, A. 2002. Aguatic Invertebrates
Crisis: Importance, Threats,
Of South African Rivers.
Status, And Conservation
Africa: Insitute For Water
Challenges. Biological Conser
Quality Studies.
vation 142:1665- 1673.
Setiawan, B. 2015. Kelimpahan Anggan
Purwati, Sri Unon. 2015. Karakteristik
g- Anggang (Ptilomera Dromas
Bioindikator Cisadane : Kajian
Breddin) Di Sungai Ciliwung
Pemanfaatan Makrobentik
Yang Berpotensi Sebagai
Untuk Menilai Kualitas Sungai
Bioindikator Kualitas Air.
Cisadane. Puslitbang Kualitas
Tesis. Institut Pertanian Bogor
Dan Laboratorium Lingkunga
n. 9(2): 47- 104 Izmiarti. 2010. Komunitas Makrozoobe
ntos Di Banda Bakali Kota
Barus, Ternala Alexander. 2004. Faktor
Padang. Biospectrum. 6(1):34-
- Faktor Lingkungan Abiotik
40.
Dan Keanekaragaman Plankton
Sebagai Indikator Kualitas Edmondson, W. T. 1959. Fresh Water

Perairan Danau Toba. Manusia Biology Second Edition.

Dan Lingkungan. 11(2): 64-72 University Of Washington:


Seattle.

12

Anda mungkin juga menyukai