Anda di halaman 1dari 10

Struktur Komunitas Gastropoda di Ekosistem Lamun

Perairan Desa Busung Kabupaten Bintan

Reisita Rosa Budiman1, Muzahar2, Ita Karlina2


Mahasiswa1, Dosen Pembimbing2

Jurusan Ilmu Kelautan


Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
e-mail : reisitarosa@gmail.com1, mzoke@gmail.com2, itakarlina@gmail.com2

ABSTRAK

Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2015 yang berlokasi di perairan
Desa Busung Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui struktur komunitas gastropoda yang meliputi identifikasi indeks
keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominasi gastropoda, serta jenis-jenis
lamun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Line Transec dengan pertimbangan
keberadaan vegetasi padang lamun dan gastropoda.
Hasil pengamatan dan identifikasi ditemukan 3 (tiga) jenis lamun dengan kerapatan
secara berurutan yaitu ; Enhalus acoroides, Thalasia hemprichii, dan Halophila minor.
Berdasarkan jenis dan komposisi gastropoda teridentifikasi 8 (delapan) jenis antara lain
Strombus epidromis, Strombus urceus, Strombus canarium, Cerithium interstiatum,
Cerithium nesioticum, Pugilina cochilidium, Pugilina morio, dan Nassarius pullus. Secara
keseluruhan rata-rata kelimpahan tertinggi Cerithium nesioticum dengan kelimpahan 31414
ind/ha dan kelimpahan terendah Nassarius pullus yaitu 5051 ind/ha. Hasil analisis untuk nilai
rata-rata Indeks Ekologi menunjukkan bahwa nilai indeks keanekaragaman (H) gastropoda
mencapai 2,52 berada pada kategori sedang. indeks keseragaman (E) gastropoda mencapai
0,88 berada dalam kategori tinggi serta nilai indeks dominasi (C) gastropoda mencapai 0,50
yang termasuk dalam kategori rendah. 0,45. Keseluruhan indeks ini mengindikasikan bahwa
kondisi tidak stabil.

Kata kunci : Gastropoda, Lamun, Desa Busung

1
Gastropods Community Structure in Seagrass Aquatic Ecosystems at
Busung Village sub-district Seri Kuala Lobam Bintan Region
ABSTRACT
The research conducted in May to June 2015, was located in the waters of Busung
Village, sub District Seri Kuala Lobam, Bintan Regency. This research was conducted to
determine community structure gastropods which include the identification of diversity
index, uniformity index, and the index of dominance gastropods, as well as the types of
seagrass. The method used in this research was Line Transec with consideration of the
presenceof vegetation seagrass and gastropods.

The result of the observation identified was found three (3) types of seagrass density
sequentially namely; Enhalus acoroides, Thalasia hemprichii, and Halophila minor. Based
on the type and composition of gastropods identified eight (8) types include Strombus
epidromis, Strombus urceus, Strombus canarium, Cerithium interstiatum, Cerithium
nesioticum, Pugilina cochilidium, Pugilina morio, and Nassarius pullus. Overall, the average
of highest abundance 31414 ind/ha and he lowest abundance Nassarius pullus is 5051 ind/ha.
The results of the analysis for the average value of Ecology index shows that the value of
diversity index (H) gastropod reached 2.52 in middle category. Uniformity index (E) reached
0.88 gastropods are in a higher category as well as the value of the dominance index (C)
reached 0.50 gastropods are included in the low category. Overall this index indicates that the
condition is unstable.

Keywords : Gastropods, Seagrass, Busung Village

2
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Gastropoda adalah hewan bertubuh A. Waktu dan Tempat Penelitian
lunak yang berjalan dengan menggunakan Penelitian ini telah dilakukan pada
perutnya dan dapat hidup pada berbagai bulan Mei Juni 2015, bertempat di
tempat baik di darat, sungai, laut, maupun perairan Desa Busung, Kecamatan Seri
pada daerah estuaria yang merupakan Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Provinsi
daerah peralihan antara daratan dan lautan. Kepulauan Riau.
Tetapi sebagian besar spesies Gastropoda
mendiami perairan laut dangkal (Wilmoth
dalam Alfitriatussulus, 2003).
Siput/gastropoda termasuk kelas dari
filum moluska yang diketahui berasosiasi
dengan baik terhadap ekosistem lamun.
Komunitas gastropoda merupakan
komponen yang penting dalam rantai
makanan di padang lamun, dan secara
ekologis padang lamun memiliki peran
penting bagi ekosistem.
Perairan Desa Busung memiliki Sumber : Basemap Bintan
sebaran vegetasi lamun cukup luas, tetapi
yang berada dekat dengan pemukiman B. Alat dan Bahan
penduduk relatif sedikit, namun dari alur Alat yang digunakan: Thermometer,
perairannya cukup padat. Hal ini dapat Hand Refraktometer, pH meter, DO
dilihat sepanjang pantai terdapat ekosistem Meter, Sendok semen, GPS, Pipa kuadran
tersebut dengan jenis yang cukup beragam.
Kawasan ini juga dimanfaatkan oleh (1x1), Roll meter, Tabel pasut, Buku
masyarakat setempat untuk kegiatan identifikasi gastropoda, Buku identifikasi
tempat mencari ikan, udang dan kerang substrat. Bahan yang digunakan: Lamun,
kerangan yang dipanen langsung dari area Gastropoda, Tissu, Aquades.
padang lamun untuk dikonsumsi dan
dijual. Pemanfaatan sumberdaya perikanan C. Metode Penelitian
yang ada dapat menimbulkan kerusakan 1. Survei
terhadap sumberdaya dan habitatnya. Pengamatan ini dilakukan untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daerah yang terdapat padang
mengetahui struktur komunitas gastropoda lamun dan sering ditemukan gastropoda di
meliputi komposisi jenis, indeks perairan Desa Busung Kecamatan Seri
keanekaragaman, indeks keseragaman, dan
Kuala Lobam.
indeks dominansi.
Dari penelitian ini diharapkan dapat 2. Penentuan Lokasi Pengamatan
memberikan informasi mengenai Penentuan stasiun pengamatan
keanekaragaman jenis gastropoda yang ada
gastropoda dilakukan berdasarkan teknik
di padang lamun perairan Desa Busung
Kabupaten Bintan, sehingga dapat purposive sampling dengan penentuan
dijadikan dasar pertimbangan, lokasi berdasarkan tujuan tertentu. Ada
pengelolaan, pengembangan dan pun tujuan tersebut ialah untuk melihat
pemanfaatan sumberdaya lamun perairan kepadatan dan homogenitas lamun dan
Desa Busung. keberadaan gastropoda. Daerah tersebut
merupakan tempat hidup biota gastropoda

3
sehingga penentuan lokasi pengambilan dihitung dengan menggunakan rumus
dengan pertimbangan ditemukannya sebagai berikut : (Odum, 1971 dalam Nur,
gastropoda yaitu berdasarkan dari survei 2011).
lapang dan informasi yang didapatkan dari Di = ni / A
masyarakat.
Ket (Di) Kerapatan jenis (tegakan/1m2)
3. Metode Pengamatan Sampel (ni) Jumlah individu (tegakan) ke-i
Metode yang digunakan dalam penelitian
dalam transek kuadran
ini adalah metode line transec (garis
(A) Luas transek kuadran (1 m2)
transek) yang ditarik tegak lurus ke arah
laut sepanjang 50 m, dengan jarak antar
b. Pengamatan Gastropoda
garis transek 25 m dan jarak antar plot 5 Gastropoda yang ditemukan,
m. Lalu ditampilkan kuadran yang dimasukkan ke dalam kantong plastik
mengikuti garis transek dengan ukuran 1x1
sampel yang diberi label. Tujuan
m, dengan ukuran subplot adalah 20x20 pemberian label tersebut agar
cm. memudahkan dalam mengindentifikasi
jenis dan supaya tidak bergabung jenis
gastropoda yang ditemukan pada setiap
stasiun antar tiap plotnya. Kemudian
dibawa ke laboratorium untuk difoto tiap
jenisnya dengan kamera digital dan
kemudian hasil yang sudah diperoleh dan
sudah teridentifikasi dicatat ke dalam
lembar data. Identifikasi yang dilakukan di
Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan
Gambar 1. Skematik line transect
Perikanan, berpedoman pada buku
gastropoda
Kusnadi et al., (2009) dan
4. Pengamatan Lamun dan http://coremap.or.id/datin/molusc/.
Gastropoda
a. Pengamatan Lamun c. Indeks Nilai Penting
Pengamatan lamun dilakukan pada Jumlah dari Kerapatan Relatif
plot yang sama dengan plot pengamatan (KR) dan Frekuensi Relatif (FR)
sampling gastropoda. Jenis lamun yang dinyatakan sebagai Indeks Nilai Penting
ditemukan kemudian identifikasi dengan (INP).
melihat ciri fisik pada masing masing
lamun yang dijumpai dalam setiap plot.
Panduan identifikasi jenis lamun mengacu
pada Kepmen LH No. 200 Tahun 2004
tentang kriteria baku kerusakan dan
pedoman penentuan status padang lamun.
Kerapatan jenis adalah jumlah
individu (tegakan) per satuan luas.
Kerapatan masing-masing jenis lamun dari
semua plot pencuplikan pada setiap stasiun

4
g. Parameter Perairan
Pengukuran parameter perairan
meliputi parameter fisika dan kimia
perairan yang mempengaruhi
d. Indeks Keanekaragaman keberlangsungan kehidupan gastropoda
Keanekaragaman ditentukan yaitu suhu, salinitas, substrat, DO, pH.
berdasarkan indeks keanekaragaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Shannon-Wiener, 1963 dalam Fachrul,
A. Jenis Kerapatan dan Komposisi
2007), dengan rumus :
Lamun di Perairan Desa Busung
Berdasarkan hasil pengolahan data
lamun di perairan Desa Busung antara lain
yaitu identifikasi jenis, kerapatan serta
persentase komposisinya didapatkan hasil
seperti pada tabel
Ket (H) Indeks keanekaragaman
(ni) Jumlah individu dari suatu jenis i
(N) Jumlah total individu seluruh jenis
(Pi) Proporsi frekuensi jenis ke i
terhadap jumlah total

e. Indeks Keseragaman
Rumus nilai indeks keseragaman
(Odum, 1971 dalam Fachrul, 2007) :
E=
Berdasarkan hasil pengamatan
Ket (E) Indeks keseragaman jenis lamun, ditemukan 3 jenis lamun
(S) Jumlah keseluruhan dari spesies antara lain Enhalus acoroides , Thalassia
hemprichii , Halophila minor . Dari hasil
(H max) Keaneragaman maksimum
tersebut, kerapatan lamun tertinggi pada
stasiun I dipengaruhi oleh jenis sedimen
f. Indeks Dominansi yang halus. Jenis sedimen halus dan kaya
Dominansi dapat dinyatakan dalam akan nutrien umumnya sesuai untuk
indeks dominansi simpson (Brower, 1989 kehidupan lamun. Menurut Hasanuddin
dalam Syari, 2005) : (2013), perbedaan komposisi jenis substrat
dapat menyebabkan perbedaan komposisi
jenis lamun dan juga dapat mempengaruhi
perbedaan kesuburan dan pertumbuhan
lamun. Umumnya kesuburan jenis lamun
terjadi pada jenis sedimen yang lebih halus
karena kaya akan kandungan nutrien/hara.

Ket (C) Indeks dominasi Simpson


(Ni) Jumlah individu jenis ke-i B. Jenis dan Komposisi Gastropoda
(N)Jumlah total individu seluruh jenis di Perairan Desa Busung
Berdasarkan hasil identifikasi jenis
gastropoda di perairan Desa Busung

5
didapatkan hasil sebanyak 3 ordo, 4 Cerithium interstiatum dan Cerithium
family, 4 genus, dan 8 jenis gastropoda. nesioticum (genus cerithidae) dikarenakan
Hasil identifikasi jenis jenis Gastropoda tipe substrat yang lebih kasar
yang didapatkan di perairan desa Busung dibandingkan pada stasiun II dan III.
dapat dilihat seperti pada tabel Untuk lebih jelasnya, komposisi jenis
gastropoda di Perairan Desa Busung dapat
dilihat pada gambar

Tabel di atas menunjukkan bahwa


gastropoda yang ditemukan di perairan
Desa Busung terdiri dari 8 jenis antara lain Berdasarkan hasil tersebut,
Strombus epidromis, Strombus urceus, didapatkan bahwa jenis yang memiliki
Strombus canarium, Cerithium komposisi tertinggi yaitu Cerithium
interstiatum, Cerithium nesioticum, nesioticum dengan persestase 28% dan
terendah pada jenis Nassarius pullus
Pugilina cochilidium, Pugilina morio, dan
dengan persentase 5%. Komposisi jenis
Nassarius pullus. Kemudian hasil Cerithium nesioticum yang tinggi
pengamatan gastropoda di perairan Desa dipengaruhi oleh kesesuaian habitat serta
Busung meliputi jumlah dan persentase jenis ini dapat hidup pada berbagai macam
komposisinya dapat dilihat secara lengkap tipe substrat. Menurut Sugianti (2014)
pada tabel gastropoda pada kelas Cerithidae memiliki
penyebaran yang luas dan beragam, mulai
dari daerah berlumpur, berpasir, serta
pantai berbatu. Jenis ini umumnya banyak
ditemukan pada kawasan muara serta
berbagai zona pada habitat laut.

C. Struktur Komunitas Gastropoda


di Perairan Desa Busung
1. Kelimpahan Gastropoda di
Perairan Desa Busung
Hasil perhitungan kelimpahan jenis
gastropoda pada lokasi penelitian dapat
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dilihat pada tabel
pada stasiun II dan III ditemukan
keseluruhan jenis gastropoda (8 jenis),
sedangkan pada stasiun I hanya ditemukan
6 jenis gastropoda. Jenis yang tidak
dijumpai pada lokasi I yaitu jenis

6
artinya jenis ini yang paling banyak
menempati plot area pengamatan pada
stasiun I. dapat dikatakan bahwa jenis
Strombus canarium tersebar di sepanjang
area pada stasiun I. sedangkan untuk
stasiun II dan III frekuensi tertinggi terjadi
pada jenis Cerithium nesioticum yang
artinya jenis ini paling banyak tersebar dan
ditemukan pada semua plot pengamatan.
Kelimpahan tertinggi jenis Umumnya jenis ini memiliki sebaran yang
Strombus canarium pada stasiun I luas sehingga jenis ini biasanya ditemukan
dipengaruhi oleh komposisi lamun yang melimpah pada perairan yang ditumbuhi
didominasi oleh jenis Thalassia hemprichii
oleh vegetasi lamun yang lebat maupun
yang secara morfologi bentuknya lebih
kecil dibandingkan jenis Enhallus jarang (Nurjanah, 2013). Frekuensi
accoroides yang mendominasi pada merupakan suatu pengamatan komunitas
stasiun II dan III. Seperti pendapat Syari, yang erat kaitannya dengan tingkat
(2005) bahwa jenis Strombus urceus dan kehadiran suatu organisme dalam setiap
Strombus canarium merupakan jenis petak pengamatan yang dilakukan.
gastropoda. Umumnya kedua spesies ini
banyak ditemukan penutupan relatif lamun 3. Indeks Nilai Penting Gastropoda
kurang dari 50% serta jenis lamun pionir di Perairan Desa Busung
kecil, hal ini karena pada penutupan lamun Hasil perhitungan Indeks Nilai
yang tinggi/padat akan menyulitkan Penting dapat dilihat pada tabel
pergerakan gastropoda jenis ini.

2. Frekuensi Gastropoda di
Perairan Desa Busung
Berdasarkan hasil perhitungan
frekuensi/kelas kehadiran gastropoda pada
plot pengamatan didapatkan hasil seperti
pada tabel

Hasil diatas menunjukkan bahwa


Indeks Nilai Penting tertinggi di stasiun I
pada jenis strombus canarium dengan nilai
47,07% kondisi ini lebih dipengaruhi oleh
kesesuaian substrat serta jenis lamun.
Menurut Zaidi et al. (2008) Gastropoda
jenis strombus canarium bersifat filter
feeder/deposit feeder yang memanfaatkan
serasah tumbuhan lamun.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa D. Indeks Ekologi Gastropoda di


frekuensi tertinggi pada stasiun I yaitu Perairan Desa Busung
jenis Strombus canarium dengan nilai 0,67
7
yang mencirikan bahwa selisih antara
jumlah jenis lebih seragam yang
mencirikan bahwa keadaan perairan dalam
kondisi yang masih baik bagi kehidupan
gastropoda. Hal tersebut dapat dilihat juga
dengan nilai indeks dominansi sebesar
0,18 yang artinya tidak ada jenis yang
dominan menguasai jumlah gastropoda di
perairan Desa Busung atau dapat dikatakan
dominansi dalam kategori rendah.
Hasil Indeks Keanekaragaman
pada stasiun 1 sebesar 2,37 dengan E. Kondisi Oseanografi Perairan
kategori keanekaragaman sedang. Desa Busung
Sedangkan untuk nilai indeks keseragaman Hasil hasil pengukuran tersebut
pada stasiun 1 sebesar 0,92 terkategorikan diuraikan seperti pada tabel
keseragaman yang tinggi yang
mencirikan bahwa selisih antara jumlah
jenis lebih seragam. Keseragaman jenis
gastropoda yang tinggi ini juga mencirikan
bahwa keadaan perairan dalam kondisi
yang masih baik bagi kehidupan
gastropoda. Hal tersebut dapat dilihat juga
dengan nilai indeks dominansi sebesar
0,20 yang artinya tidak ada jenis yang
dominan menguasai jumlah gastropoda di 1. Suhu
perairan Desa Busung atau dapat dikatakan Berdasarkan hasil pengukuran suhu
dominansi dalam kategori rendah. pada perairan Desa Busung didapatkan
Hasil Indeks Keanekaragaman pada kisaran suhu yaitu 28,77 - 30,12 C.
stasiun 2 sebesar 2,44 dengan kategori Mengacu pada Sukarno (1981) dalam
keanekaragaman sedang. Indeks Wijayanti (2007) bahwa suhu dapat
keseragaman pada stasiun 2 sebesar 0,81 membatasi sebaran hewan makrobenthos
terkategorikan keseragaman yang tinggi secara geografik dan suhu yang baik untuk
yang mencirikan bahwa selisih antara pertumbuhan hewan makrobenthos
jumlah jenis lebih seragam. Keseragaman berkisar antara 25 - 31 C. Berdasarkan
jenis gastropoda yang tinggi ini juga kondisi tersebut, kondisi suhu masih layak
mencirikan bahwa keadaan perairan dalam untuk kehidupan gastropoda karena masih
kondisi yang masih baik bagi kehidupan sesuai pada kisaran optimal yang
gastropoda. Nilai indeks dominansi ditentukan. Pendapat lain menurut Effendi
sebesar 0,26 yang artinya tidak ada jenis (2003) Suhu merupakan salah satu faktor
yang dominan menguasai jumlah yang sangat penting dalam mengatur
gastropoda di perairan Desa Busung atau proses kehidupan dan penyebaran
dapat dikatakan dominansi dalam kategori organisme. Batas nilai suhu minimal
rendah. beberapa jenis moluska adalah 20 C dan
Hasil Indeks Keanekaragaman apabila melampaui batas tersebut akan
pada stasiun 3 sebesar 2,75 dengan mengakibatkan berkurangnya aktivitas
kategori keanekaragaman sedang artinya kehidupannya.
kondisi perairan masih layak bagi
kehidupan gastropoda. Sedangkan untuk
nilai indeks keseragaman sebesar 0,92
terkategorikan keseragaman yang tinggi

8
2. Salinitas sedangkan pada stasiun I hanya dijumpai 6
Menurut Wijayanti (2007) kisaran jenis gastropoda. Ukuran partikel substrat
optimal bagi kehidupan organisme merupakan salah satu faktor ekologis
makrozoobhentos salah satunya pada kelas utama dalam mempengaruhi struktur
gastropoda pada ekositem perairan adalah komunitas makrobentik seperti kandungan
pada kisaran 25 400/00. Kisaran optimal bahan organik substrat. Penyebaran
untuk kehidupan Gastropoda adalah 20 makrobenthos dapat dengan jelas
36 0/00 (Ariestika, 2006). Lebih lanjut hasil berkorelasi dengan tipe substrat.
dari penelitian yang dilakukan oleh Makrobenthos yang mempunyai sifat
Riniatsih (2007) mengemukakan bahwa penggali pemakan deposit cenderung
hewan invertebrata pada kelas gastropoda melimpah pada sedimen lumpur dan
masih dapat mentolelir rentang suhu pada sedimen lunak yang merupakan daerah
kisaran 5 - 350/00. Hasil pengukuran yang mengandung bahan organik yang
salinitas pada perairan Desa Busung tinggi (Nybakken, 1988).
didapatkan hasil pada kisaran 31,35 -
33,24 0/00. Mengacu pada ketiga literatur di 4. Derajat Keasaman (pH)
atas dan dibandingkan dengan nilai hasil Hasil pengukuran pH menunjukkan
pengukuran menunjukkan bahwa salinitas hasil sebesar 8,14 - 8,32. Mengacu pada
masih layak untuk kehidupan gastropoda Pennak (1978) dalam Wijayanti (2007)
sehingga ditemukan 8 jenis gastropoda bahwa pH yang mendukung kehidupan
dengan keseragaman jenis yang tinggi. Mollusca berkisar antara 5,7 8,4, dan
untuk gastropoda hidup pada batas kisaran
3. Substrat pH 5,8 - 8,3. Dengan demikian kondisi pH
Tipe substrat sangat menentukan masih dikatakan layak untuk kehidupan
komposisi gastropoda pada suatu gastropoda, kondisi pH cenderung stabil.
lokasi/area serta mempengaruhi Kondisi pH yang bersifat asam maupun
kandungan bahan organik yang basa sangat tidak menguntungkan
dimanfaatkan gastropoda untuk makanan. gastropoda dan kehidupannya akan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terganggu. Pendapat lain menurut Effendi
bahwa jenis substrat pada perairan Desa (2003) menyatakan bahwa Nilai pH < 5
Busung berbentuk pasir sedang hingga dan > 9 menciptakan kondisi yang tidak
pasir halus. Menurut Tomascik et al., menguntungkan bagi kebanyakan
(1977) dalam Sihite (2012), pada sedimen organisme makrobenthos, sebagian besar
yang halus persentase bahan organik lebih biota akuatik sensitif terhadap perubahan
tinggi daripada sedimen kasar. Lebih pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 8,5.
lanjut, Dewiyanti (2004) dalam Nurjanah
(2013) menyebutkan bahwa kondisi 5. Oksigen Terlarut (DO)
substrat berpengaruh terhadap Melihat dari hasil pengukuran
perkembangan komunitas moluska dimana oksigen terlarut pada perairan Desa
substrat yang terdiri lumpur dan pasir Busung, kisaran nilainya berada pada 7,82
dengan sedikit liat merupakan substrat - 8,0 mg/L. Mengacu pada KEPMEN LH
yang disenangi oleh gastropoda. (2004) yang mengharuskan kandungan
Mengacu pada hasil penelitian oksigen terlarut untuk biota pada perairan
menunjukkan perbedaan jenis substrat sebesar > 5 mg/L, berarti kondisi ini masih
antara stasiun penelitian. Pada stasiun I sangat layak untuk kehidupan organisme
kondisi substratnya lebih kasar dibanding akuatik. Menurut Effendi (2003)
dengan stasiun II dan III sehingga kandungan oksigen terlarut minimal 2
memungkinkan memiliki kandungan mg/L sudah cukup mendukung kehidupan
organik lebih tinggi sehingga pada Stasiun organisme perairan secara normal. Namun
II dan III dijumpai 8 jenis gastropoda menurut Kordi (2007), meskipun beberapa

9
jenis organisme akuatik masih dapat hidup SARAN
pada kondisi oksigen 2-3 mg/L, namun Perlu dilakukan penelitian untuk
sebagian besar biota akuatik hidup baik melihat hubungan kerapatan lamun dengan
pada kadar oksigen minimal 5 mg/L. kelimpahan gastropoda dan mengenai
Oksigen terlarut merupakan variabel kimia hubungan antara kandungan bahan organik
yang mempunyai peranan sangat penting dengan kelimpahan gastropoda.
bagi kehidupan biota air sekaligus menjadi
faktor pembatas bagi kehidupan biota. DAFTAR PUSTAKA
Daya larut oksigen dapat berkurang
Alfitriatussulus, 2003. Sebaran Moluska
disebabkan naiknya suhu air dan
(Bivalvia dan Gastropoda) di
meningkatnya salinitas. Konsentrasi
Muara Sungai Cimandiri, Teluk
oksigen terlarut dipengaruhi oleh proses
Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa
respirasi biota air dan proses dekomposisi
Barat. IPB.
bahan organik oleh mikroba (Effendi,
Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling
2003).
Bioekologi 198 hlm. 2007. Bumi
Aksara. Jakarta.
KESIMPULAN http://coremap.or.id/datin/molusc/.
Gastropoda yang ditemukan di
Syari, I. A. 2005. Asosiasi Gastropoda Di
perairan Desa Busung terdiri dari 8 jenis
Ekosistem Padang Lamun Perairan
antara lain Strombus epidromis, Strombus
Pulau Lepar Provinsi Kepulauan
urceus, Strombus canarium, Cerithium
Bangka Belitung, (Skripsi).
interstiatum, Cerithium nesioticum,
Departemen Ilmu dan Teknologi
Pugilina cochilidium, Pugilina morio, dan
Kelautan Fakultas Perikanan dan
Nassarius pullus. Secara keseluruhan rata-
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
rata kelimpahan tertinggi pada jenis
Bogor.
Cerithium nesioticum dengan kelimpahan
Hasanuddin. R. 2013. Hubungan Antara
31414 ind/ha sedangkan kelimpahan
Kerapatan dan Morfometrik
terendah pada jenis Nassarius pullus yaitu
Lamun Enhalus acoroides dengan
5051 ind/ha. Jenis Cerithium nesioticum
Substrat dan Nutrien di Pulau
memiliki kelimpahan tertinggi. Dari hasil
Sarappo Lompo Kab. Pangkep.
penelitian menunjukkan bahwa frekuensi
Universitas Hasanuddin: Makassar.
dan Indeks Nilai Penting tertinggi terjadi
Zaidi, C.C, Aziz, A., Japar, S. B., and
pada jenis Cerithium nesioticum yang
Mazlan, A.G. 2008. Sexual
artinya jenis ini paling banyak tersebar dan
Polymorphism in a Population of
ditemukan pada semua plot pengamatan.
Strombus canarium Linnaeus, 1758
Indeks Keanekaragaman
(Mollusca: Gastropoda) at
menunjukkan bahwa nilai keanekaragaman
Merambong Shoal,Journal of
berada pada kategori sedang,
Zoological Studies. 47(3). National
keseragaman dalam kondisi tinggi, serta
University of Malaysia. Bangi,
dominansi dalam kondisi yang rendah.
Selangor, Malaysia.
Keseluruhan indeks ini mengindikasikan
Wijayanti, H. 2007. Kajian Kualitas
bahwa kondisi kondisi tidak stabil.
Perairan Di Pantai Kota Bandar
Pengukuran suhu yaitu 28,77 - 30,12 C,
Lampung Berdasarkan Komunitas
salinitas 31,35 - 33,24 0/00, jenis substrat
Hewan Makrobenthos. Thesis.
berkategori pasir sedang hingga pasir
Universitas Diponegoro.
halus, pH 8,14 - 8,32 serta pengukuran
Semarang.
oksigen terlarut 7,82 - 8,0 mg/L.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. PT.
Kanisius. 257 hal.

10

Anda mungkin juga menyukai