Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR TPA DESA

PENGENGAT KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK


TENGAH

Dosen Pengampu: Dr. Immy Suci Rohyani S.P.,M.Si

Disusun oleh:
Upik Laela
G1E022046

Program Studi Ilmu Lingkungan


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas Mataram
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup
di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan
utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi
tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia
dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih
sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan
industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya (Warlina, 2004).
Air tanah (groundwater) adalah air yang menepati rongga-rongga pada lapisan geologi
dalam keadaan jenuh dan dengan jumlah yang cukup (identik dengan akuifer). Airtanah
merupakan salah satu sumber kebutuhan air bagi kehidupan makhluk dimuka bumi (Bisri,
2012). Kebutuhan air tanah semakin lama semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan hidup manusia, baik di daerah perkotaan maupun daerah
perdesaan. Pertambahan penduduk yang cepat, banyak membawa dampak negatif
terhadap sumberdaya air baik kuantitas maupun kualitasnya. Sementara itu, ada sebagian
penduduk yang kurang mendapatkan pelayanan air, tetapi di sisi lain terdapat aktivitas dan
kegiatan penduduk yang menggunakan air secara berlebihan(Widiyanto,Yuniarno et
al.2015)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat dimana sampah
mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya. TPA harus diisolasi secara aman agar
tidak menimbulkan pencemaran atau gangguan terhadap masyarakat
disekitarnya(Rama,2016). Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan penimbunan dan
pemadatan secara berlapis-lapis(Sanitary landfill). Melalui cara tersebut sampah tidak
terbuka selama leboh dari 24 jam. Hamparan sampah ditutup dengan tanah dan dipadatkan
bagian atasnya ditimbun sampah kembali dan berangsur-angsur ditutp tanah dan
dipadatkan, sehingga membentuk lapisan sampah.
Sistem tersebut mempercepat proses perombakan sampah oleh mikroba tanah yang
menghasilkan lindi (leachate). Lindi yang terkena air hujan, mudah mengalir dan meresap
ke lapisan tanah bawah. Tanah yang poros (sarang) memudahkan dalam proses peresapan
lindi secara vertikal horizontal, dan sangat mudah mencemari air tanah khususnya air
sumur penduduk disekitarnya (Slamet, 1994).
Kualitas fisik air dapat dilihat dari indikator bau, rasa, kekeruhan, suhu, warna dan
jumlah zat padat terlarut. Jumlah zat padat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam
anorganik, dan gas terlarut. Bila jumlah zat padat terlarut bertambah, maka kesadahan air
akan naik, dan akhirnya berdampak terhadap kesehatan. Kekeruhan air disebabkan oleh
zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat anorganik
biasanya berasal dari lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri juga berdampak
terhadap kekeruhan air, sedangkan zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga
mendukung pembiakannya, dan dapat tersuspensi dan menambah kekeruhan air. Air yang
keruh sulit didisinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut, sehingga
berdampak terhadap kesehatan, bila mikroba terlindung menjadi patogen (Soemirat 2009).
Peneliti tertarik untuk meneliti tentang kualitas air tanah di TPA Desa pengengat
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah karena belum pernah dilakukan penelitian
sebelumnya terkait kualitas air tanah di TPA Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten
Lombok tengah oelh mahasiswa lokal maupun luar daerah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini:

1. Bagaimana gambaran kualitas fisik air tanah (warna, bau, rasa, zat padatan
terlarut, dan kekeruhan) di sekitar TPA Desa Pengengat Kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah?
2. Bagaimana gambaran kualitas kimia air tanah (pH, besi, nitrat, dan klorida) di sekitar
TPA Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah?
3. Bagaimana ganbaran kualitas biologi air tanah (Mikrorganisme) di sekitar TPA Desa
Pengengat Kecamatan Pujut?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis Kualitas fisik air tanah si sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
2. Menganlisis kualitas kimia air tanah di sekitar Tempat pembuangan Akhir(TPA)
Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok tengah.
3. Menganalisis kualitas biologi air tanah di sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini akan dibuat agar dapat menambah wawasan tentang studi
dalam mewujudkan pelaksanaan yang sesuai dengan apa yang didapatkan dilapangan
di TPA pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktus dari penelitian ini adalah sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa
dan fakultas, hasil dari pnelitian ini juga dapat dijadikan acuan dalam menetapkan
kebijakan tentang pengelolaan air tanah di sekitar tempat Pembuangan Akhir (TPA)
desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.
BAB 2
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah potong silang (cross sectional) Survey crosi sectional
merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelası antara faktor-
faktor risiko efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat dalam waktu yang bersamaan (point time approach)
Artinya, subjek penelitian ini hanya akan diobservası sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau vartabel subjek pada saat pemeriksaan
(Notoatmojo, 2010).

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini terletak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tepatnya di
Dusun Batu Putik Desa Pengengat Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
Nusa Tenggara Barat. Waktu Penelitian Ini akan dilakukan Pada 10 Oktober 2024.
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Alat
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Atomic absorption spectrophotometer (AAS)
3. Botol Sampel air
4. Konduktivitas meter
5. Lembar Observasi
6. Mikroskop
7. pH meter
8. Pompa air/Pompa Submersible
9. Spektrofotometer
10. Termometer
11. Water Quality Checker
 Bahan
1. Air Sumur
2. Aquades
2.3 Prosedur Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah sumur gali dari masyarakat di sekitar Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) dusun Batu Putik Desa Pengengat Kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster sampling
yaitu pengambilan sampel secara gugus Suatu teknik pengambilan sampel
dimana pemilihannya mengacu pada kelompok Gugusan atau kelompok yang
diambil sebagai sampel adalah berdasarkan banyaknya Rukun Warga (RW) yang
ada di Kecamatan Batu putik Sampel yang ada di setiap kluster dipilih secara
acak dengan menggunakan teknik simple random sampling Pengambilan sampel
dan penyebaran kuisioner dilakukan bersamaan, maksudnya ketika peneliti
mengambil sampel air tanah maka pengisian kuisioner juga dilakukan pada saat
itu juga.
3. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana pengumpulan data
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap parameter
kandungan air tanah. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi untuk mengetahui kualitas air tanah secara fisik yaitu wana
hau dan rasa yang dilihat langsung saat di lapangan dengan menggunakan
indera penglihatan, peuciuman dan perasa.
b. Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
AAS digunakan pada saat pengujian sampel au tanah di laboratorum untuk
mengetahui kandungan kimia air tanah yaitu Besi (Fe).
c. Water Quality Checker (WQC)
WQC digunakan pada saat pengujian sampel air tanah di laboratorium untuk
mengetahui kandungan air tanah secara fisik dan kimia diantaranya suhu, zat
padatan terlarut (TDS), kekeruhan, klorida, dan nitrat.
d. Kertas pH
Kertas pH digunakan untuk mengukur kandungan pH air tanah.

Sedangkan Prosedur pemeriksaan laboratorium terdiri dari:


a. Pemeriksaan secara fisik
1. Warna diukur langsung pada sampel air dengan menggunakan indera
penglihatan
2. Bau diukur langsung pada sampel air tanah dengan menggunakan
indera penciuman.
3. Rasa diukur langsung pada sampel air tanah dengan menggunakan
indera perasa.
4. Zat padatan terlarut (TDS) diukur dengan menggunakan alat WQC.
5. Kekeruhan diukur dengan menggunakan alat WOC

b. Pemeriksaan secara kimia


1. pH diukur langsung pada sampel air dengan menggunakan kertas
ukur pH
2. Besi diukur dengan menggunakan alat AAS
3. Klorida diukur langsung dengan menggunakan alat WQC
4. Nitrat diukur langsung dengan menggunakan alat WQC.
c. Pemeriksaan Secara Biologi
1. Sampel air yang telah di ambil di amati menggunakan mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai