Anda di halaman 1dari 11
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Jalan Pattimura Nomor 20 — Kebayoran Baru — Jakarta Selatan Jakarta, 18 Januari 2013 KepadaYth. 1. Kepala Satuan Kerja Tetap Pusat 2. Kepala Satuan Kerja Balai Besar/Balai 3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Pembantuan (SKPD-TP) 4. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Dekonsentrasi (SKPD-DEKON) 5. Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, Di Tempat SURAT EDARAN NOMOR : or /SE/M/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN DAN PELAPORAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat beserta perubahannya, serta memperhatikan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, periu ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Kebijakan Akuntansi dalam Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum sebagai berikut: . umuM Petunjuk Pelaksanaan Kebijakan Akuntansi dalam Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Barang Milk Negara ini ditujukan kepada: Seluruh Kepala Satuan Kerja selaku Penanggungjawab Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPAVB) 2. Seluruh Kepala Balai Besar/Balai selaku Penanggungjawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W). 3. Kepala Satuan Kerja yang ditunjuk sebagai Penanggungjawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W) 4, Sekretaris Inspektorat Jenderal / Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan/Kepala Biro. Umum/Kepala Biro Keuangan selaku Pembantu Penanggungjawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/ Barang — Eselon | (UAPPA/B-E1). 6. Sokrotaris Jenderal solaku Pembantu Penanggung Jawab Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, Satuan Kerja yang tercakup dalam Surat Edaran ini meliputi : 4. Satuan Kerja Tetap Pusat yang dijabat oleh para Pejabat Eselon II di tingkat Pusat 2, Satuan Kerja Balai Besar/Balai 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Pembantuan (SKPD-TP) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum 4, Satuan Kerja Perangkat Daerah Dekonsentrasi (SKPD-DEKON) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum 5. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) dan Satuan Kerja Khusus yang mengelola Bagian Anggaran 999 di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum Setiap Satuan Kerja sebagai UAKPA/B mempunyai kewajiban menyugun Laporan Keuangan dengan menggunakan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), dan Laporan Barang Negara dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) untuk disampaikan kepada UAPPA/B- W yang ada di setiap Provinsi. DASAR PEMBENTUKAN 1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentuken ‘dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 91 Tahun 2011; 2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon | Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 92 Tahun 2011; Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; Keputusan Presiden Nomor 100/M Tahun 2010; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor — 21/PRT/M/2010_ tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9/PRT/M/2011; 7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Dilaksanakan Sendiri; 8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 15/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. ga MAKSUD DAN TUJUAN Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai panduan pelaksanaan kebijakan akuntansi dalam menyusun Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milk Negara di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Tujuan citerbitkannya Surat Edaran ini, agar terwujud penerapan standar akuntansi Pemerintah dan kebijakan akuntansi pemerintah dalam pelaporan keuangan dan Pelaporan barang milik negara di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. IV. ORGANISASI 1. UNIT AKUNTANS!| PENGGUNA ANGGARAN/BARANG (UAPA/B) @) Menteri adalah Penanggung Jawab Unit Akuntansi Pengguna Anagaran/Barang ») Tugas Menteri sebagai Penanggung Jawab Unit Akuntansi Pengguna ‘Anggaran/Barang secara fungsional dilaksanakan oleh Sekretaris Jendercl, 2. UNIT AKUNTANS! PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG ESELON \(UAPPAVB E1) 3) Sekretaris, Jenderalinspekiur Jendera/Direktur Jenderall Kepala Badan @ialah | Penanggung Jawab Unit Akuntansi ~ Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon | b) Tugas Sekretaris Jenderal/inspektur Jenderal/Direktur Jenderal/ Kepala Badan sebagai Penanagung Jawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna AnggaranBarang secara fungsional dilaksanakan oleh Kepala ‘Biro Keuangan, Kepala Biro Umum, Sekretaris Inspektorat Jenderal/ Direktorst Jenderal/ Badan. 5. UNIT AKUNTANS! PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG WILAYAH (UAPPA/B W) @) Kepala Balai Besar/Balai adalah Penanggung Jawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah 5) Tugas Kepala’ Balai Besar/Balai sebagai Penanggung Jawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah secara fungsional dilaksanakan oleh Kepala Bagian Tata UsahalKepala, Sub Bagian Tata Usaha/Pejabat yang ditunjuk. ©) Kepala SNVT Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Germukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah Penanggung Jawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah 4 RAT AKUNTANS! KUASA PENGGUNA ANGGARAN/BARANG (UAKPAVE) Kepala Satuan Kerja adalah Penanggung Jawab Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang, x‘ PELAPORAN +. Taporan Keuangan Bagian Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (BA 033) ex ahtan dari Laporan Keuangan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA 999). 2. Laporan Keuangan untuk Dana Tugas Pembantuan dipisahkan dari Laporan ‘euangan Dana Dekonsentrasi pada tingkatan Satuan Kerja dan Wilayah, 3. Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Bulanan, ‘Triwulanan, Semesteran dan ‘Tahunan yang disampaikan secara berjenjang sesuai jadwal terlampir 4. Laporan Keuangan disampaikan dalam bentuk softcopy dan hardcopy yang terdiri dari Bae vi. - Neraca - Catatan Atas Laporan Keuangan (khusus semesteran dan tahunan) + Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Unit Akuntans! (khusus semesteran dan tahunan), - Laporan Barang Milik Negara (khusus semesteran dan tahunan) 5. Kepala satker wajib memeriksa Laporan Keuangan dan Laporan BMN khususnya menyangkut kelengkapan, keakuratan dan kebenaran, serta penyajian informasi yang memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dan Catatan atas Laporan Barang Milk Negara (CLBMN) sebelum menandatangani Laporan Keuangan dan Laporan BMN. 6. Kepala Balai Besar/Balai selaku Penanggungjawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah wajib memeriksa Laporan Keuangan dan Laporan BMN khususnya menyangkut kelengkapan, keakuratan dan kebenaran, serta penyajian informasi yang memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dan Catatan atas Laporan Barang Milk Negara (CaL-BMN) sebelum menandatangani Laporan Keuangan dan Laporan BMN hasil konsolidasi satker- satker dibawah pembinaannya. 7. Kepala Satker di lingkungan Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Penataan Ruang, yang ditunjuk sebagai Penanggungjawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah wajib memeriksa Laporan Keuangan dan laporan BMN khususnya menyangkut kelengkapan, keakuratan dan kebenaran, serta enyajian informasi yang memadai dalam Catatan atas Laporan Kevangan (CaLK) dan Catatan atas Laporan Barang Milk Negara (Cal-BMN) sebelum menandatangani Laporan Keuangan dan Laporan BMN hasil konsolidasi satker- satker dibawah koordinasinya 8. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal dan Kepala Badan ilingkungan Kementerian PU, selaku Penanggungjawab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Unit Eselon | wajib memeriksa Laporan Keuangan dan Laporan BMN khususnya menyangkut kelengkapan, keakuratan dan kebenaran, serta penyajian informasi yang memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dan Catatan atas Laporan Barang Milik Negara (CaL~ BMN) sebelum menandatangani Laporan Keuangan dan Laporan BMN hasil konsolidasi satker-satker dibawah pembinaannya. PERLAKUAN AKUNTANS! Perlakuan akuntansi ini menyangkut komponen-komponen Akuntansi Pendapatan, Belanja, Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana 4. Pendapatan a. Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN) yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. b. Pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh KUN. ©. Pendapatan ilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan. d. PNBP Fungsional 1) Penerapan Tarif dan Jenis PNBP fungsional berpedoman kepada Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. 2) Setiap Unit Pengguna PNBP wajib membukukan estimasi PNEP yang ada dalam DIPA sesuai dengan dokumen sumber hasil penelaahan target PNBP ke dalam Sistem Akuntansi Instansi (SAI). e. PNBP Umum 1) Setoran Pendapatan yang _—siberasal = dari_—=—Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi dibukukan pada Laporan Realisasi Anggaran Satuan‘Kerja dimana aset tersebut dicatat. 2) Pendapatan atas sewa rumah negara Golongan | dan II dibukukan pada satker dimana aset tersebut dicatat dengan menggunakan akun pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan 423141 3) Pendapatan atas sewa rumah negara Golongan Ill yang belum ada perjanjian sewa beli, dibukukan pada Kementerian Pekerjaan Umum (BA 033) Unit Organisasi Eselon | Direktorat Jenderal Cipta Karya (Kode 1:05) _Satuan Kerja Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan (Kode Satker 452780) dengan menggunakan kode akun pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan 423141 4) Pendapatan penjualan sewa beli rumah negara Golongan Ill yang telah ada perjanjian sewa beli, dioukukan pada Kementerian Pekerjaan Umum (BA 033) Unit Organisasi Eselon | Direktorat Jenderal Cipta Karya (Kode E1:05) Satuan Kerja Direktorat Penataan Bangunan dan gkungan (Kode Satker 452780) dengan menggunakan akun pendapatan sewa beli 423123. Belanja a. Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. b. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. ©. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). d. Belanja disajikan pada bagian muka Laporan Keuangan berdasarkan Klasifikasi ekonomiljenis belanja, sedangkan pada Catatan atas Laporan Keuangan disajikan berdasarkan klasifikasi organisasi dan fungsi. ©. Belanja dengan sumber dana Pinjaman Luar Negeri dengan cara penarikan direct payment yang Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3)nya bertanggal sampai dengan 31 Desember tahun berjalan dan diterima oleh satuan kerja sebelum tanggal 20 Januari tahun berikutnya, dibukukan pada Laporan Keuangan Tahunan Unaudited Satuan Kerja. Satuan Kerja wajib menyajikan seluruh surat permintaan pembayaran / Withdrawal Aplication (WA) yang belum diterbitkan SP3nya dalam Catatan atas Laporan Keuangan. f Untuk SP3 bertanggal sampai dengan 31 Desember tahun berjalan yang diterima satuan kerja pada/setelah tanggal 20 Januari tahun berikutnya, dibukukan pada Laporan Keuangan Tahunan Audited di tingkat Satuan Kerja, Tingkat Wilayah, Tingkat Eselon | dan Tingkat Kementerian. 3. Aset a) b. °, Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan ang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. (1) Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12, (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan a). Kas Kas disalikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. a.1 Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Saido kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara Penerimaan selaku wajib pungut yang belum disetorkan ke kas negara. a.2 Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening bendahara pengeluaran, uang logam, uang kertas, dan lain-lain kas (termasuk bukti pengeluaran yang belum dipertanggung Jawabkan) yang sumbemya berasal dari dana kas kecil (UP) yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetor kembali ke Kas. Negara per tanggal neraca. a.3 Kas lainnya dan Setara Kas Kas yang dikelola oleh bendahara pengeluaran selain ang persediaan yang terdapat di brankas atau rekening bendahara pengeluaran pada tanggal neraca dicatat sebagai Kas Lainnya dan setara kas. Misal ; Honor pegawai yang belum diberikan kepada yang bersangkutan. b). Piutang b.1Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya. b.2 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo kurang dari atau sampai dengan 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca, disajikan sebagai bagian lancar TPATGR. b.3 Piutang Tuntutan Perbendaharaan,TGR akibat kehilangan KDO dan Tagihan Ganti Rugi pihak ketiga diakui dan dibukukan setelah diterbitkannya Surat Keputusan Pembebanan yang ditandatangani oleh pejabat berwenang. b.4Piutang TGR pihak ketiga yang sudah dibukukan dalam neraca, tetapi belum diterbitkan SKTM dan atau Surat Keputusan Pembebanan diungkapkan dalam CaLK b.5 Piutang Penjualan merupakan piutang rumah negara golongan Ill yang telah diterbitkan perjanjian sewa belinya.dibukukan pada Satker Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan (Kode 033.05.452780) Ditjen Cipta Karya. 6 Nilai Piutang Rumah Negara Golongan Ill_ merupakan nilai seluruh Rumah Negara Golongan Ill yang telah dilakukan Perjanjian Sewa Beli dikurangi dengan nilai Rumah Negara Golongan Ill yang telah mendapatkan Keputusan tentang Penyerahan Hak Milik Rumah Negara dan Pelepasan Hak Atas Tanah Pekarangan yang terbit pada tahun berjalan. ©). Persediaan c1Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. ©.2 Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan misainya alat tulis kantor, barang tak habis pakai yang diperuntukkan untuk cadangan ” antara lain bronjong, rangka jembatan, aspal, pipa, hidran umum, dl. ©.3 Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil stock opname dikalikan dengan harga pembelian terakhir. 4 Barang Milik Negara yang akan diserahkan kepada pihak ketiga atau dibangun di atas tanah Pemda tidak dikapitalisasi menjadi aset dan dibukukan sebagai Persediaan dan harus segera diproses serahterima antara satker dan pemdaipihak ketiga selambat-lambatnya enam bulan setelah akhir tahun berjalan dan dituangkan dalam berita acara serah terima Apabila_setelah enam bulan tidak diserah terimakan kepada Pemda/Pihak Ketiga, maka persediaan tersebut harus direklasifikasi menjadi aset tetap satker yang bersangkutan, misal: Pembuatan Taman diatas tanah Pemda, pembangunan jalan propinsi/kabupatervkota, MCK, Instalasi air minum, Jalan desa, Jalan lingkungan dengan dana APBN 5 Barang persediaan yang telah diserahlerimakan harus segera dikeluarkan dari pencatatan SIMAK BMN oe (2) Asot Totap a). Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan dan untuk asset perolehan di bawah tahun 2005, nilai yang dilaporkan adalah hasil penilaian oleh Tim inventarisasi dan Penilaian, ©). Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu c.1 Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan alat olah ragalkesenian yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); ¢.2 Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah), c.3 Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasijaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustekaan dan barang bercorak kesenian. d) Nilai perolehan aset tetap juga mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tetap tersebut siap digunakan Misal : d.1 Nilai asset tanah juga termasuk dengan biaya pengukuran tanah, biaya sertipikasi tanah, pajak, dl 4.2 Nilai peralatan mesin juga termasuk dengan biaya pengiriman, pajak, dil, 4.3 Nilai pekerjaan konstruksi (gedung, bangunan dan Jl) juga termasuk biaya pembongkaran gedung lama, pengurusan jin, perencanaan dan pengawasan. @) Seluruh barang yang merupakan komponen penunjang pekerjaan konstruksi fisik dan pengadaannya menjadi satu kesatuan dalam kontrak suatu pekerjaan fisik dicatat sebagai unsur/biaya Penambahan nilai perolehan atas asset tetap. Contoh: Kawat bronjong, pipa, rangka jembatan, aspal, hidran umum ) Penambahan dan pengurangan nilai aset pada neraca dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan 9) Belanja Barang untuk Pemelinaraan BMN, jika memenuhi kriteria kapitalisasi dicatat sebagai penambah nilai aset tetap dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Misa! Peningkatan kapasitas komputer (Upgrade) h) Belanja Modal yang digunakan untuk pemeliharaan rutin tidak dapat dikapitalisasi menjadi aset tetap arena fungsinya hanya mengembalikan ke kondisi semula i) Bendung dengan kapasitas layanan sama dengan atau dibawah 1000 hektar yang merupakan pendukung dari aset jaringan irigasi dicatat sebagai satu kesatuan dengan nilai aset jaringan irigasi tersebut. J) Bendung diluar kriteria pada huruf (j) dicatat sesuai nilai perolehan atau rilai hasil IP bendung tersebut k)_Perolehan aset tetap yang sampai dengan tanggal pelaporan sedang dalam proses pengerjaan dilaporkan sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP). KDP direklasifikasi menjadi aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dan siap digunakan (berfungsi), »). }) Tethadap KDP yang penganggarannya terlanjur menggunakan belanja modal namun secara substansi tidak memenuhi kriteria kapitalisasi _aset tetap (pekerjaan —_pengerukan__sedimen, pembabatan rumput, pemeliharaan dinding saluran irigasi), perlu dilakukan koreksi pembukuan sesual ketentuan yang berlaku. Sebelum melakukan koreksi pembukuan satuan kerja melakukan prosedur sebagai berikut: a) Menginventarisasi akun KDP yang akan dikoreksi berikut jumiahnya b) Menuangkan hasil inventarisasi tersebut pada tabel di bawah ini: SALDO KEP ‘SETELAH KOREKS! ‘SALDO JUMLAH pas awaLKor | KOREKS! Tata ‘PERATATAN DAN MEST ‘GEDUNG DAN BANGUNAN JALAN RIGASIOAN JARINGAN, ASETTETAP LARA ©) Membuat surat keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (Kepala Satker) sebagai dasar dalam pelaksanaan koreksi pembukuan| ) Mengungkapkan hasil inventarisasi tersebut dalam Catatan atas Laporan BMN (CALBMN) dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) sebagai informasi berapa nilai KDP yang dikoreksi m) Aset Tetap yang tidak digunakan untuk kepetluan operasional satker tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya, n) Perolehan aset tetap yang dibangun diatas aset tetap pihak lain dicatat sebagai aset tetap lainnya (aset tetap renovasi) dan segera diusulkan serah terimanya (transfer keluar atau hibah) ke pemilik aset, serta diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan, ©) Pengeluaran dalam rangka perolehan Aset Tetap Renovasi agar segera dilakukan proses hibah kepada Pemerintah Daerah, P) Nilai aset akan berkurang sesual dengan nilai SSBP/SSPB yang disetorkan ke kas negara karena pengembalian belanja perolehan aset. q) Aset berupa kendaraan dinas operasional atau peralatan lainnya yang hilang dapat dihapus jika sudah terbit Surat Keputusan Penghapusan dari DJKN/Kanwil DJKN/KPKNL. (3) Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka Panjang, dan aset tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan ‘Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Kemitraan Pihak Ketiga dan Aset Lain-lain. a). Tagihan Tuntutan Ganti Rugi a4 TGR merupakan suaiu proses yang dilakukan terhadap bendahara’ pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu Kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. a.2 TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lainnya, b). Aset Lain-lain merupakan Aset tetap yang dihentikan dari Penggunaan/ tidak digunakan dalam operasional pemerintahan karena rusak berat ©). Aset Tak Berwujud c.1 Aset Tak Berwujud adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasikan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak alas kekayaan intelektual ©.2 Kriteria Aset Tak Berwujud i. Dapat diidentifikasi + Dapat dipisahkan dengan jelas dari asset-aset lainnya * Tidak menjadi satu kesatuan dengan asset-aset lainnya + Timbul dari kesepakatan yang mengikat ii, _Dapat dikendalikan secara hukum dan secara teknis ili, Memiliki manfaat ekonomi dan sosial masa depan yaitu menghasilkan aliran masuk atas kas, setara kas, barang, atau jasa seperti ‘+ Meningkatkan pelayanan publik + Peningkatan efisiensi pelaksanaan suatu kegiatan ‘+ Pendapatan Royalti ¢.3 Aset Tak Berwujud meliputi software komputer; nak cipta (copyright), paten, dan hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang antara lain © Kajian berkelanjutan mengenai jalan, jembatan, irigasi dan jaringan + Pekerjaan Prototype Rumah Tahan Gempa hasil uji coba 4 Untuk Aset Tak Berwujud yang terlanjur sudah dicatat di dalam Neraca namun setelah dilakukan evaluasi oleh tim tidak memberikan manfaat jangka panjang, dilakukan proses Penghapusan sesuai

Anda mungkin juga menyukai