ABSTRAK
Kawasan Agropolitan Poncokusumo merupakan salah satu kawasan pengembangan agropolitan di
Kabupaten Malang. Dibalik keunggulan lokal yang ada disana, nampak pula permasalahan dari segi
lingkungan, sosial, dan ekonomi. Berbagai permasalahan tersebut perlu dianalisis secara komprehensif guna
pembangunan perdesaan menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi status keberlanjutan
Agropolitan Poncokusumo, dari dimensi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan
metode analisis Multidimensional Scaling (MDS) dengan bantuan software Rap-Agro (Rapid Appraisal for
Agropolitan Status). Hasil analisis keberlanjutan menunjukkan posisi keberlanjutan dimensi lingkungan
dengan nilai 52,80 (cukup keberlanjutan), dimensi sosial dengan nilai 48,41 (kurang berkelanjutan), dimensi
ekonomi dengan nilai 50,21 (cukup berkelanjutan), dan secara multidimensional dengan nilai 50,65 (cukup
berkelanjutan).
ABSTRACT
Agropolitan Poncokusumo region is one of development region in Malang. Even though there are
many local superiorities, it still has many problems that must be analyzed comprehensively to support rural
development to be better. This research is aimed to evaluate sustainable Agropolitan Poncokusumo from
environment, social, and economy dimensions. It is used Multidimensional Scalling (MDS) analysis method
with Rap-Agro (Rapid Appraisal for Agropolitan Status) software. The results of agropolitan status that is
analyzed fromenvironment dimension shows 52,80 (sufficiently sustainable), social dimension 48,41 (low
sustainable), environment dimension 50,21 (sufficiently sustainable), and multidimensional analysis 50,65
(sufficiently sustainable).
1
Mahasiswa pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran, (hamdani_af@ymail.com).
2
Dosen pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran.
2
Penentuan sampel atau responden masing zonasi penelitian, seperti yang tercantum
Hasil analisis menunjukkan dimensi menunjukkan nilai 0,94, sehingga cukup akurat
keberlanjutan, baik dimensi lingkungan, sosial, dan dan dapat dipertanggungjawabkan karena nilai
ekonomi memiliki nilai cukup akurat dan dapat stress lebih kecil dari 0,25 dan nilai koefisien
dipertanggungjawabkan. Nilai stress menunjukkan determinasi (R2) mendekati nilai 1 (Kavanagh and
rentang antara 0,13-0,15 dan koefisien determinasi Pitcher, 2004).
(R2) yang berkisar 0,89-0,96. Berdasarkan
Rap-Agro Ordination - Monte Carlo Scatter Plot
Kavanagh dan Pitcher (2004), hasil analisis 60
2
nilai koefisien determinasi (R ) mendekati nilai 1. 0
0 20 40 60 80 100 120
Ketersediaan
11.85
sumberdaya air
Attribute
Berdasarkan hasil analisis Leverage yang mencukupi kebutuhan sumberdaya air di lokasi
nampak pada Gambar 2 didapatkan hasil yang penelitian. Sumber mata air yang tersedia di
memberikan sensitivitas utama terhadap status Kecamatan Poncokusumo antara lain sumber
keberlanjutan dimensi lingkungan yang dominan dewo, nongkojajar, umbulan, hayek-hayek, ringin,
adalah penggunaan saprodi dengan nilai 12,15, agung, aren, jamini, darungan, serta coban pelangi.
ketersediaan sumber daya air dengan nilai 11,85, Ketiga, jenis saprodi menjadi atribut yang
jenis saprodi dengan nilai 8,04, dan bencana alam sensitif dikarenakan pemilihan jenis saprodi yang
dengan nilai 7,99. tepat akan meningkatkan produksi pertanian dan
Pertama, aspek penggunaan saprodi menjaga kesuburan tanah, namun jika pemilihan
menjadi nilai yang sensitif dikarenakan jenis saprodi yang tidak tepat akan terjadi hal yang
penggunaannya dikalangan petani yang tidak sebaliknya. Penggunaan pupuk anorganik dan
sesuai dengan dosis yang ditentukan. Penggunaan penggunaan pupuk organik yang seimbang
saprodi yang sesuai dengan dosis tertentu akan diharapkan tetap mampu menjaga produksi
lebih baik dibandingkan dengan penggunaan dosis pertanian dan meregenerasi unsur hara yang
yang berlebihan. Berdasarkan hasil penelitian para tersedia dalam tanah. Hasil penelitian
petani dalam penggunaan saprodi melebihi dosis menunjukkan penggunaan saprodi oleh para petani
yang ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara dan di Agropolitan Poncokusumo masih didominasi
observasi di lapangan menunjukkan para petani oleh jenis bahan anorganik atau kimiawi, baik
cenderung menggunakan takaran dari mereka berupa pupuk maupun jenis pestisida. Jenis pupuk
sendiri. Penggunaan takaran oleh petani ternyata kimiawi yang sering digunakan adalah pupuk
melebihi dosis yang telah ditentukan pada bungkus Urea, ZE, serta Phonska. Sementara penggunaan
saprodi. Jarang dijumpai petani dengan pestisida adalah jenis fungisida berupa Asmec,
menggunakan takaran yang sesuai aturan dalam Antrocol, serta Topsin-M. Penggunaan pupuk
bungkus pupuk maupun pestisida. organik hanya digunakan oleh beberapa petani,
Kedua, aspek ketersediaan air menjadi baik berupa pupuk organik dari pabrik maupun
atribut yang sensitif dikarenakan pentingnya pupuk kandang. Para petani mengungkapkan jika
sumberdaya air dalam bidang pertanian. Tanpa menggunakan pupuk kimiawi lebih meningkatkan
ketesediaan air yang cukup maka kegiatan produksi pertanian dibandingkan menggunakan
pertanian tidak bisa dijalankan secara optimal dan pupuk organik. Hal ini berdampak terhadap
akan mengurangi produksi pertanian. Berdasarkan menurunya kualitas fisik dan kimia tanah. Karena
hasil penelitian menunjukkan ketersedian unsur hara yang tersedia dalam tanah terus
sumberdaya air yang ada di Agropolitan menerus digunakan tanpa adanya upaya
Poncokusumo tergolong mencukupi, baik selama memperbaiki.
musim penghujan maupun musim kemarau. Keempat, bencana alam menjadi atribut
Meskipun ada beberapa dusun yang hanya tersedia yang sensitif dikarenakan bencana alam bisa
air ketika musim penghujan namun tetap mendukung proses produksi pertanian atau
7
RAP-Agro Ordination
menghambat produksi pertanian. Intensitas
60
kejadian yang cukup sering terjadi maka akan
40
menghambat produksi pertanian dan bahkan dapat
terhadap pertanian adalah erupsi gunung Semeru, Rap-Agro Ordination - Monte Carlo Scatter Plot
60
Malang pada tahun 2012 terjadi tanah longsor di Gambar 3. Posisi status keberlanjutan Rap-
Agro dimensi sosial dan kestabilan nilai ordinasi
Desa Sumberejo dan Desa Ngadas. Pada tahun
dengan analisis Monte Carlo
2013 terjadi bencana tanah longsor di Desa
Sumberejo dan Desa Pandasari, serta banjir di Atribut yang memberikan pengaruh
Desa Pajaran. terhadap status keberlanjutan Agropolitan
Poncokusumo terhadap dimensi sosial ada enam
Status Keberlanjutan Dimensi Sosial atribut, yakni: tingkat pendidikan, tingkat
penyerapan lapangan kerja, kelembagaan petani,
Hasil analisis keberlanjutan dimensi sosial
status kepemilikan lahan, kerjasama, dan hubungan
menunjukkan nilai 58,41 yang berarti kurang
masyarakat dalam kegiatan pertanian. Untuk
berkelanjutan. Sedangkan nilai stress sebesar 0,15
melihat atribut sensitif yang memberikan pengaruh
dan nilai koefisien determinasi menunjukkan nilai
terhadap status keberlanjutan dimensi sosial
0,89, sehingga cukup akurat dan dapat
dilakukan melalui analisis Leverage.
dipertanggungjawabkan karena nilai stress lebih
kecil dari 0,25 dan nilai koefisien determinasi (R2)
mendekati nilai 1 (Kavanagh and Pitcher, 2004).
8
Leverage of Attributes
di Agropolitan Poncokusumo, selama masih ada
Hubungan masyarakat dalam kegiatan
0.47
lahan pertanian untuk mereka kerjakan mereka
pertanian
menunjukkan nilai 0,95, sehingga cukup akurat Daya saing produk 1.51
Attribute
Pitcher, 2004). Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute
Removed (on Status scale 0 to 100)
RAP-Agro Ordination
60 Up
Gambar 6. Analisis distribusi sensitivitas
melalui analisis Leverage
40
20
Bad Good
yang nampak pada Gambar 6 didapatkan hasil
0
0 20 40 50.21
60 80 100 120
bahwa yang memberikan sensitivitas utama
-20
Agropolitan Status
nilai 1,51, keberadaan koperasi dengan nilai 0,99,
Rap-Agro Ordination - Monte Carlo Scatter Plot
60
tingkat pendapatan 0,82, harga komoditas
40
pertanian dengan nilai 0,75, dan subsidi
pemerintah dengan nilai 0,70.
Other Distingishing Features
20
0
0 20 40 60 80 100 120
Pertama, daya saing produk memberikan
-20
pengaruh sensitif terhadap status keberlanjutan
-40
dikarenakan daya saing produk merupakan bagian
-60
Agropolitan Status
10
tidak terpisahkan dari ekonomi suatu daerah. kecil para petani yang mengajukan permodalan
Semakin tinggi daya saing produk maka akan dalam usaha pertanian ke lembaga formal
semakin meningkatkan tingkat ekonomi, (koperasi).
sebaliknya semakin rendah daya saing produk Ketiga, tingkat pendapatan memberikan
maka akan semakin menurunkan tingkat ekonomi pengaruh sensitif terhadap status keberlanjutan
daerah. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dikarenakan rendahnya pendapatan petani akan
daya saing produk pertanian di Agropolitan berakibat pada rendahnya pemenuhan kebutuhan
Poncokusumo tergolong tinggi dan mencapai hidup, baik sandang, pangan, dan papan.
tingkat provinsi. Produk pertanian terjual tidak Beradasarkan hasil penelitian menunjukkan
hanya lintas kecamatan tapi juga sampai lintas pendapatan para petani masih di bawah upah
provinsi. Apel dan sayuran sudah sampai di Jakarta minimum regional (UMR) Jawa Timur.
dan Bali. Jagung pemasarannya di Pasar Gadang Berdasarkan hasil penelitian tingkat
Kabupaten Malang, Pasar Besar Kota Malang serta pendapatan para petani jika sebagai penggarap
Pasar Porong di Sidoarjo. Tebu diolah sendiri dan lahan orang lain maka dapat diklasifikasikan
di jual ke pabrik gula Krebet serta Kebon Agung menjadi dua sistem, yakni sistem perhari dan
yang keduanya berada di Kabupaten Malang. sistem borongan. Jika sistem pembayaran perhari,
maka pendapatan para petani setiap harinya
Kedua, keberadaan koperasi memberikan adalah + Rp.10.000-20.000 dengan jam kerja
pengaruh sensitif terhadap status keberlanjutan mulai jam 7.00-11.00. Ditotal dalam satu bulan
dikarenakan permodalan merupakan salah satu pendapatan yang dihasilkan oleh petani berkisar
faktor produksi penting dalam usaha pertanian antara + Rp. 300.000-600.000. Apabila sistem
(Nurmanaf, 2007). Permodalan baik dari borongan, maka pendapatannya + Rp. 800.00-
keberadaan koperasi maupun lembaga keuangan 1.000.000 dengan jangka kerja sesuai dengan para
mikro lain akan sangat membantu bagi para petani. penggarap lahan selama kurun waktu tertentu (10-
Keberadaan koperasi di Agropolitan Poncokusumo 15 hari). Jika pemilik lahan maka pendapatan
untuk membantu kegiatan perekonomian para yang didapatkan tergantung harga pasar dari hasil
petani hanya ada di desa tertentu. Desa yang panen. Ketika harga panen bagus maka
menyediakan koperasi antara lain Desa pendapatan yang didapatkan juga akan bagus,
Wonomulyo, Jambesari, Poncokusumo, dan namun jika harga panen rendah maka pendapatan
Wringinanom. Koperasi yang ada jarang sekali yang didapatkan rendah.
dimanfaatkan oleh para petani, mereka lebih Biaya produksi yang dibutuhkan oleh
memilih menjual ternak untuk melanjutkan usaha pemilik lahan yakni biaya perawatan dan biaya
pertanian. Selain menjual ternak, para petani juga buruh tani. Jika rata-rata kepemilikan lahan
lebih memilih meminjam uang kepada para juragan pertanian adalah 100 pohon Apel, dengan biaya
di desa dibandingkan meminjam ke koperasi. Fakta perawatan sebesar Rp.3000-5.000 untuk setiap
dilapangan memang menunjukkan hanya sebagian pohon dan biaya buruh perhari adalah sebesar
11
Rp.10.000-20.000, maka dalam masa panen empat kg. Sayuran sawi, kubis, kentang, jagung, serta
bulan biaya produksi yang dibutuhkan adalah tomat dihargai + Rp. 2500-3000 per kg, sayuran
berkisar Rp.1.500.000-2.900.000. Satu pohon Apel cabe dihargai + Rp. 4000-5000 per kg, kacang
yang rata-rata menghasilkan 20kg buah, maka panjang dihargai Rp. 500 – 1500 per kg. Tanaman
dengan 100 pohon akan dihasilkan 2.000kg buah tebu sistem penjualan ada dua jenis yakni sistem
Apel dalam masa panen empat bulan. Harga jual borongan dan sistem kwintal. Sistem borongan
apel yang berkisar Rp.3000-7.000 per harga terakhir panen pada tahun 2013 rata-rata
kilogramnya, maka keuntungan kotor yang dijual dengan harga + Rp. 40.000.000 per satuan
didapatkan adalah sebesar Rp.6.000.000- lahan atau Rp. 30.000 per kuintal.
14.000.000. Keuntungan bersih yang didapatkan Kelima, subsidi pemerintah memberikan
oleh petani melalui pendapatan kotor dikurangi atribut sensitif terhadap status keberlanjutan karena
biaya produksi adalah sebesar Rp. 4.500.000- subsidi pemerintah dapat mendukung usaha
11.700.000. Oleh karenanya pendapatan yang pertanian menjadi lebih baik. Bantuan pemerintah
didapatkan oleh pemilik lahan setiap masa panen akan sangat meringankan beban para petani.
(+ empat bulan) jika kualitas kurang bagus dan Berdasarkan hasil penelitian, petani di Agropolitan
harga rendah adalah sebesar Rp. 4.500.000, namun Poncokusumo mayoritas melakukan usaha
jika kualitas bagus dan harga bagus adalah sebesar pertanian secara mandiri tanpa bantuan dari
Rp. 11.700.000 pemerintah. Bantuan pemerintah yang mereka
Keempat, harga komoditas pertanian rasakan adalah berupa harga subsidi pupuk,
memberikan atribut sensitif terhadap status walupun fakta di lapangan pupuk yang bersubsidi
keberlanjutan dikarenakan harga komoditas masih dirasa mahal dan memberatkan bagi para
pertanian akan memberikan pengaruh terhadap petani. Belum lagi kelangkaan pupuk yang masih
keuntungan pertanian dan tingkat pendapatan sering dialami oleh para petani di Agropolitan
petani. Jika kondisi harga naik maka akan Poncokusumo.
memberikan pengaruh positif terhadap
kesejahteraan petani, namun jika harga turun akan Penilaian Keberlanjutan Multi Dimensi
Agropolitan Poncokusumo
memberikan pengaruh negatif terhadap
kesejahteraan para petani. Berdasarkan hasil Hasil analisis Rap-Agro dalam mendukung
wawancara harga jual diakui sesuai dengan rata- perencanaan pengembangan wilayah agropolitan
rata harga jual di pasaran, namun karena sistem diperoleh nilai status keberlanjutan sebesar 50,65
penjualan hasil panen tidak langsung dijual oleh dan termasuk dalam status cukup berkelanjutan.
petani ke pasar atau konsumen tetapi melalui Nilai ini didapatkan dari 21 atribut dari tiga
pengepul maka harga pasar ditentukan oleh para dimensi keberlanjutan.
pengepul. Apel dengan kualitas baik maka
dihargai + Rp. 6000-7000 per kg, jika kualitas
kurang baik maka dihargai + Rp. 3000-4000 per
12
RAP-Agro Ordination
60
KESIMPULAN
Up
40
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi status
keberlanjutan Agropolitan Poncokusumo dapat
Other Distingishing Features
20
0
Bad
50.65
Good disimpulkan bahwa posisi keberlanjutan secara
0 20 40 60 80 100 120
Down
Atribut yang sensitif yang perlu diperbaiki dan
-60
Agropolitan Status
dipertahankan dalam status keberlanjutan
Rap-Agro Ordination - Monte Carlo Scatter Plot
60
Agropolitan Poncokusumo adalah: pertama,
40
penggunaan saprodi, ketersediaan sumber daya air,
jenis saprodi, dan bencana alam dari segi dimensi
Other Distingishing Features
20
0
0 20 40 60 80 100 120 lingkungan. Kedua, status kepemilikan lahan,
-20
kelembagaan petani, serta kerjasama. Ketiga, daya
-40
mampu menyeimbangkan antara kegiatan Baladina, Nur, Ratya Anindita, dan Resna Putri
N.K. 2010. Respon Petani Apel Terhadap
perekonomian, kondisi lingkungan hidup, serta Industrialisasi Pertanian. SEPA: Vol 8 No 2
interaksi sosial, walaupun masih perlunya Pebruari 2012.
perbaikan di masa depan agar posisi dan status Kavanagh, P., and T.J. Pitcher, 2004.
Implementing Microsft Excel Sofware for
keberlanjutan semakin meningkat. Rapfish: A technique for the Rapid Apraisal
Fisheries Status. Canada: University of
Bitish Colombia.
13