Anda di halaman 1dari 13

BAB III METODOLOGI

3.1 METODE PENYUSUNAN PEKERJAAN


Dalam penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Kepariwisataan di Kecamatan
Muara Pawan, komponen kegiatan yang dilakukan terdiri dari tahap persiapan, tahap
pengumpulan data, analisis, dan perumusan konsep.
3.1.1 TAHAP PERSIAPAN
Pada tahap ini, berupa persiapan-persiapan yang dapat mendukung pembuatan
dokumen, dan dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan data awal (studi literatur).
Adapun secara rinci persiapan yang dilakukan antara lain,
 Persiapan administrasi, meliputi penyiapan dokumen yang dibutuhkan terkait
dengan administrasi pelaksanaan kegiatan rencana aksi pengembangan
kepariwisataan.
 Persiapan konsep pelaksanaan, meliputi kajian awal, penyusunan metode kajian
sebagai dasar pelaksanaan perencanaan, serta koordinasi dengan pemerintah
daerah dan pemangku kepentingan terkait.
 Persiapan pelaksanaan kegiatan, meliputi sosialisasi kepada pemangku
kepentingan terkait, penyiapan dan mobilisasi personil, penyusunan instrument
pengumpulan data.

3.1.2 PENGUMPULAN DATA


Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam kegiatan ini adalah:
1. Data Primer
Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui teknik wawancara
mendalam, dokumentasi, dan observasi lapangan.
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk meninjau lokasi serta kondisi ekisting
karakteristik pengembangan kepariwisataan di Kecamatan Muara Pawan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan proses tanya jawab bersama masyarakat dan
wisatawan terkait dengan harapan dan pendapat mengenai objek wisata di
Kecamatan Muara Pawan.
c. Dokumentasi

1
Pengumpulan data melalui dokumentasi diperoleh dengan foto dan catatan
arsip mengenai pariwiata di Kecamatan Muara Pawan.

2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder merupakan data tidak langsung dapat diperoleh
dengan kajian literatur dan kajian instansional. Tahapan ini dilakukan untuk
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penulisan berupa teori, studi
kasus, contoh penerapan dan hal-hal lain yang relevan. Pengumpulan data
sekunder ini meliputi survei literatur dan survei instansional.
1) Kajian literatur bertujuan untuk mengumpulkan data-data sekunder yang
berkaitan dengan kebijakan terhadap pengembangan kepariwisataan di
Kecamatan Muara Pawan.
2) Kajian instansional dilakukan untuk memperoleh data-data terdahulu dan
data saat ini, serta perencanaan kedepannya yang tidak dapat diobservasi
langsung di lapangan.

3.1.3 ANALISIS
Tahap analisis, pada tahapan ini analisis terdiri dari,
No. Sasaran Metode
1. Identifikasi aspek pengembangan pariwisata di Analisis Deskriptif Kualitatif
Kecamatan Muara Pawan
2. Analisis potensi, masalah, peluang dan tantangan Analisis IFAS dan EFAS
pariwisata.
3. Strategi pengembangan pariwisata di Kecamatan Analisis SWOT
Muara Pawan
4. Rencana Aksi Pengembangan Kepariwisataan Analisis Deskriptif Kualitatif

1. Identifikasi Komponen Pariwisata di Kecamatan Muara Pawan


Aspek pengembangan pariwisata di Kecamatan Muara Pawan dapat
diidentifikasi menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Melalui analisis ini,
dapat diberikan gambaran mengenai kondisi kepariwisataan di Kecamatan Muara
Pawan mulai dari potensi dan permasalahan dalam pengembangannya. Adapun
karakteristik yang diukur antara lain,
a. Aspek Kebijakan
Analisis ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan rencana yang
terkait dengan wilayah amatan. Dokumen yang dibutuhkan adalah RTRW

2
Kabupaten Ketapang, RPJM Kabupaten Ketapang, Rencana Induk Pariwisata
Ketapang, dan Profil Kecamatan Muara Pawan.
b. Aspek Fisik dasar
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan fisik untuk mengakomodir kegiatan
agropolitan. Dalam hal ini analisis kondisi fisik ditekankan pada daerah-daerah
rawan tanah longsor dan kekeringan serta banjir. Kondisi tersebut diperkirakan
akan sangat berpengaruh terhadap rencana pengembangan kepariwisataan.
b. Aspek Kependudukan
Inventarisasi data sumber daya manusia diharapkan mampu memberikan
informasi yang sistematis dan terstruktur mengenai potensi untuk menunjang
pengembangan kawasan pariwisata. Data yang dianalisis yaitu jumlah penduduk
berdasarkan umur, jenis kelamin, dan mata pencaharian.

c. Aspek Daya Tarik wisata


Daya tarik wisata mencakup keindahan, keselamatan, variasi kegiatan, kebersihan,
dan kenyamanan pada objek pariwisata di Kecamatan Muara Pawan.
d. Aspek Aksesibilitas
Kondisi aksesibilitas menuju tempat wisata dari ibukota kabupaten, seperti jarak
dan waktu tempuh, kondisi perkerasan jalan, dan moda transportasi umum.
e. Aspek Sarana dan Prasarana
Sarana di lokasi wisata yang diperlu dikaji yaitu rumah makan, pusat perbelanjaan,
angkutan umum, sarana telekomunikasi, papan informasi dan atribut wisata,
tempat penginpan, dan sarana kesehatan. Prasarana yang perlu dikaji antara lain,
jalan, jembatan, areal parkir, jaringan listrik, jaringan air minum, jaringan telepon,
sistem pembuangan limbah, dan dermaga/Pelabuhan.
f. Aspek Sosial Ekonomi
Karakteristik masyarakat Kecamatan Muara Pawan perlu dianalisis dengan
mengkaji keterampilan, tradisi kebudayaan yang masih tersisa di kawasan wisata,
jenis pekerjaan, dan tingkat pendapat masyarakat.
g. Aspek Kelembagaan
Ketersediaan pelayanan tambahan seperti kelembagaan wisata seperti Pokdarwis.
h. Aspek Perspesi Masyarakat dan Wisatawan

3
Penilaian masyarakat terhadap kawasan pariwisata di Kecamatan Muara Pawan
berupa harapan pengembangan ke depannya. Selain itu untuk persepsi wisatawan
ditinjau dari karakteristik seperti asal dan tujuan berkunjung, dan harapan yang
dingginkan dari objek wisata di lokasi kajian.
2. Analisis Potensi, Masalah, Peluang, dan Tantangan
Analisis potensi, masalah, peluang, dan tantangan dilakukan menggunakan
perumusan faktor internal (IFAS) dan faktor eksternal (EFAS) pengembangan kawasan.
Tahapan ini melanjutkan hasil yang didapatkan pada sasaran 1 yaitu mengidentifikasi
karakteristik pariwisata di Kecamatan Muara Pawan. Faktor internal dalam penelitian ini
merupakan kekuatan dan kelemahan yang membawa pengaruh bagi pariwisata di
Kecamatan Muara Pawan. Faktor eksternal dalam penelitian ini merupakan peluang dan
ancaman yang berpengaruh terhadap pengembangan pariwisata di Kecamatan Muara
Pawan. Dalam penyusunan tabel IFAS dan EFAS dilakukan dengan memberikan bobot
dan rating pada masing-masing faktor yang telah diidentifikasi sebelumnya. Untuk
mengevaluasi faktor internal digunakan matriks IFAS (Internal Factor Analysis
Summary) dan faktor eksternal menggunakan EFAS (Ekternal Factors Analisys
Summary). Langkah Penyusunan Tabel IFAS (Rangkuti, 2018).
1. Masukkan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada Tabel IFAS kolom 2.
Susun 5 sampai dengan 10 faktor dari kekuatan, kelemahan.
2. Berikan bobot masing-masing faktor strategis pada kolom 3. Semua bobot
tersebut jumlahnya tidak melebihi dari skor total = 1,00. Faktor-faktor itu diberi
bobot didasarkan atas hasil observasi yang telah dinilai oleh key informan.
3. Berikan rating pada kolom 4 untuk masing-masing faktor dengan skala mulai
dari 4 (penting), 3 (standar), 2 (tidak penting) sampai dengan 1 (sangat tidak
penting), berdasarkan hasil observasi yang telah dinilai oleh key informan.
4. Kalikan bobot dengan nilai (rating) untuk memperoleh faktor pembobotan dalam
kolom 5. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol) sampai dengan 1,0 (lemah).
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 5), untuk menunjukan bagaimana
kawasan penelitian bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya
Tabel 3. 1 Model Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS)
No. Faktor-faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x nilai
1 Kekuatan (Jumlah perkalian
Faktor-faktor yang menjadi Proffesional Proffesional bobot dengan nilai
kekuatan Judgment Judgment pada setiap faktor dari

4
kekuatan )
Jumlah (Jumlah bobot (Jumlah nilai (Jumlah bibit X nilai
kekuatan) kekuatan) kekuatan)

2 Kelemahan Proffesional Proffesional (Jumlah perkalian


Faktor-faktor yang menjadi Judgment Judgment bobot dengan nilai
kelemahan pada setiap faktor dari
kelemahan)
Jumlah (Jumlah bobot (Jumlah nilai (Jumlah bibit X nilai
kelemahan) kelemahan) kelemahan)

Langkah-langkah Penyusunan Tabel EFAS (External Factors Analisys


Summary).
1. Masukan faktor-faktor peluang dan ancaman pada Tabel EFAS, kolom 2. Susun 5
sampai dengan 10 faktor dari peluang dan ancaman.
2. Berikan bobot masing-masing faktor strategis pada kolom 3. Semua bobot
tersebut jumlahnya tidak melebihi dari skor total = 1,00. Faktor-faktor itu diberi
bobot didasarkan atas hasil observasi yang telah dinilai oleh key informan.
3. Berikan rating dalam kolom 4 untuk masing-masing faktor dengan skala mulai
dari 4 (penting), 3 (standar), 2 (tidak penting) sampai dengan 1 (sangat tidak
penting), berdasarkan hasil obersevasi yang telah dinilai oleh key informan.
4. Kalikan bobot dengan nilai (rating) untuk memperoleh faktor pembobotan dalam
kolom 5. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
nilainya bervariasi.
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 5), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi kawasan penelitian yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukan bagaimana kawasan penelitian bereaksi terhadap faktor-faktor
strategis eksternalnya.

Tabel 3. 2 Mode Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS)


No. Faktor-faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x nilai
1 Peluang (Jumlah perkalian
Faktor-faktor yang menjadi Proffesional Proffesional bobot dengan nilai
peluang Judgment Judgment pada setiap faktor
dari peluang)
Jumlah (Jumlah (Jumlah nilai (Jumlah bibit X nilai
bobot peluang) peluang)
peluang)
2 Ancaman Proffesional Proffesional (Jumlah perkalian
Faktor-faktor yang menjadi Judgment Judgment bobot dengan nilai
ancaman pada setiap faktor
dari ancaman)

5
Jumlah (Jumlah (Jumlah nilai (Jumlah bibit X nilai
bobot ancaman) ancaman)
ancaman)

Faktor strategis internal dan eksternal pada matriks IFAS dan EFAS diberikan
bobot dan rating berdasarkan pertimbangan professional (professional judgment).
Pertimbangan professional adalah pemberian pertimbangan berdasarkan keahliannya,
kompeten dengan sesuatu yang dipertimbangkannya. Dalam melakukan pertimbangan
professional memiliki pembatasan sebagai berikut:
1. Pembobotan (Scoring) pada lingkungan internal dan eksternal didasarkan pada
penilaian oleh key informan. Jumlah bobot pada masing-masing lingkungan
internal dan eksternal harus berjumlah 1,00.
2. Penilaian (Rating) berdasarkan hasil observasi yang telah dinilai oleh key
informan dengan kententuan sebagai berikut,

Penentuan Matriks Grand Strategy


Matriks Grand Strategy dilakukan setelah melakukan analisis IFAS dan EFAS. Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah menempatkan jumah total skor faktor S dan W dan
faktor O dan T pada posisinya, hal ini dilakukan untuk menentukan posisi pengembangan
kepariwisataan di Kecamatan Muara Pawan yang ditunjukkan oleh titik X dan Y pada
Matriks Grand Strategy. Berdasarkan matrik IFAS dan EFAS tersebut dapat diketahui
posisi sumbu X dan posisi sumbu Y yang dimana menentukan posisi kuadan SWOT.

Keterangan rumusan setiap kuadran yaitu sebagai berikut:


 Kuadran I, merupakan posisi yang sangat menguntungkan. Kecamatan Muara Pawan
ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

6
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif.
 Kuadran II, meskipun menghadapi berbagai ancaman, Kecamatan Muara Pawan
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
 Kuadran III, Kecamatan Muara Pawan menghadapi peluang besar yang sangat besar,
tetapi disisi lain ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus
Strategi Pengembangan Kepariwisataan di Kecamatan Muara Pawan ini adalah
mengoptimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar
yang besar.
 Kuadran IV, merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan, Kecamatan
Muara Pawan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan.

3.1.4 PERUMUSAN KONSEP


Perumusan konsep dilakukan melalui perumusan strategi pengembangan
kepariwisataan di Kecamatan Muara Pawan dengan menggunakan analisis SWOT
1. Perumusan Strategi Pengembangan Kepariwisataan di Kecamatan Muara
Pawan Kabupaten Ketapang
Pada proses perumusan strategi, dilakukan melalui hasil analisis faktor internal
dan faktor eksternal. Melalui hasil analisis tersebut, maka dihasilkan strategi yang
meliputi kombinasi interaksi keduanya. Matriks ini menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang ancaman eksternal yang dihadapi dalam pengoptimalan
pengembangan kepariwisataan di Kecamatan Wisata Muara Pawan yang dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set alternatif strategi. Model matriks SWOT yang digunakan
sebagai berikut,
a. Strategi SO, yang digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang
tersedia dalam lingkungan eksternal.
b. Strategi WO, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.
c. Strategi ST, bertujuan untuk memperkecil dampak yang akan terjadi dari
lingkungan eksternal.

7
d. Strategi WT, bertujuan untuk memperkuat dari dalam usaha untuk
memperkecil kelemahan internal dan mengurangi tantangan eksternal.
2. Perumusan Rencana Aksi Pengembangan Kepariwisataan di Kecamatan Muara
Pawan
Perumusan rencana aksi memuat informasi sasaran strategis, indikator
kinerja, target, program, anggaran, indikator program, kegiatan, output kegiatan, dan
penanggung jawab.

Tabel 3. 3 Metodologi Penyusunan Pekerjaan


Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur Sumber Data

Identifikasi Kebijakan  Kawasan Dokumen RTRW Data sekunder


aspek pariwisata Kabupaten Ketapang,
pengembangan dalam Rencana Induk
pariwisata di kedudukanny Pariwisata, Profil
Kecamatan a di RTRW Kecamatan, Data Jumlah
Muara Pawan Kabupaten Pengunjung Wisata,
Ketapang,
RIPPDA, dan
perundang-
undangan
terkait.

Fisik Dasar  Topografi Ketinggian permukaan Data sekunder


tanah

 Klimatologi Curah hujan dan jumlah Data sekunder


hari hujan

 Hidrologi Sumber air, jenis Data sekunder


hidrologi

 Penggunaan Pola penggunaan lahan Data primer dan


Lahan dan perubahan sekunder
penggunaan lahan yang
terjadi.

 Tanah Kesuburan tanah, jenis Data sekunder


tanah

 Bencana Jenis bencana alam, Data sekunder


Alam besaran, kerugian.

Kependudukan  Jumlah Jumlah penduduk secara Data sekunder


penduduk time series.
menurut jenis
kelamin
 Jumlah
penduduk
menurut
umur
 Jumlah
penduduk

8
Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur Sumber Data

menurut
tingkat
pendidikan
 Kepadatan
penduduk

Daya Tarik  Keindahan Adanya keberadaan Data primer


Wisata objek wisata sumber air panas, gua,
air terjun, sungai, flora
dan fauna

 Kepekaan Adanya nilai Data primer


SDA pengetahuan, nilai
budaya/sejarah, nilai
pengobatan, nilai
kepercayaann

 Variasi Adanya variasi kegiatan Data primer


kegiatan seperti memancing,
menikmati keindahan,
tracking, berkemah,
pendidikan dan hiking

 Kebersihan Tidak adanya gangguan Data primer


lokasi dari industri, jalan ramai,
pemukiman penduduk,
sampah, vandalisme,
pencemaran lain

 Keamanan Tidak ada binatang Data primer


penganggu, situs
berbahaya, gangguan
kamtibmas, kepercayaan
yang menganggu

Aksesibilitas  Kondisi dan Terdiri dari 15 km Data primer dan


jarak jalan sekunder
darat

 Tipe jalan Terdiri dari jalan aspal Data sekunder


lebar >3m, jalan aspal
lebar

 Waktu Terdiri dari 1-2 jam, 2-3 Data sekunder


tempuh dari jam, 3-4 jam atau >5 jam
ibukota
provinsi

Sarana - Sarana:  Jumlah Data primer dan


Prasarana  Tempat  Kondisi sekunder
makan dan  Persebaran
minum
 Pusat
perbelanjaan
 Angkutan
umum
 Toilet
 Tempat
ibadah

9
Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur Sumber Data

 Sarana
informasi dan
komunikasi
 Tempat
penginapan
 Sarana
kesehatan
 Fasilitas
keamanan

Prasarana  Jumlah Data primer dan


 Jaringan jalan  Kondisi sekunder
dan jembatan  Persebaran
 Areal parkir
 Jaringan
listrik
 Jaringan air
bersih
 Jaringan
telepon
 Sistem
pembuangan
sampah
 Jaringan
limbah

Sosial Ekonomi  Keterampilan  Kondisi Data primer dan


 Tradisi  Permasalahan sekunder
kebudayaan  Potensi
 Mata
pencaharian
 Tingkat
pendapat

Kelembagaan  Struktur  Jumlah Data primer dan


kelembagaan  Kondisi sekunder
 Program kerja  Permasalahan
 Lokasi  Potensi
pelaksanaan  Cth Lembaga:
program POKDARWIS,
 Pembiayaan BUMDES,LSM
program

Persepsi Pelaku  Persepsi  Penerimaan Data primer dan


Wisata Masyarakat masyarakat sekunder
Lokal  Harapan

 Persepsi  Karakteristik
Wisatawan wisatawan
 Asal daerah
 Tujuan berkunjung
 Data Jumlah
wisatawan time
series
 Harapan

Analisis potensi, Faktor Internal Potensi  Kemampuan/ Menggunakan


masalah, kekuatan yang data primer dan

10
Sasaran Variabel Indikator Tolak Ukur Sumber Data

peluang dan terdapat di lokasi sekunder di


tantangan wisata. Sasaran 1 dan 2
pariwisata.
Permasalahan  Kelemahan/
keadaan yang
belum diharapkan
di lokasi wisata

Faktor Eksternal Peluang  Kesempatan


pengembangan
kekuatan di lokasi
wisata

Ancaman  Keadaan yang


mungkin
membahayakan
lokasi wisata.

Strategi Rumusan Strategi SO Digunakan untuk Menggunakan


pengembangan strategi menarik keuntungan dari hasil rumusan
pariwisata di pengembangan peluang yang tersedia potensi,
Kecamatan pariwisata dalam lingkungan masalah,
Muara Pawan eksternal peluang, dan
ancaman di
Strategi WO Digunakan untuk sasaran 2.
memperbaiki kelemahan
internal dengan
memanfaatkan peluang
dari lingkungan
eksternal

Strategi ST Digunakan untuk


memperkecil dampak
yang akan terjadi dari
lingkungan eksternal

Strategi WT Digunakan untuk


memperkuat dari dalam
usaha untuk
memperkecil kelemahan
internal dan mengurangi
tantangan eksternal.

Rencana Aksi Indikasi  Sasaran Menggunakan


Pengembangan Program strategis hasil rumusan
Kepariwisataan Rencana Aksi  Indikator strategi
 Kinerja pengembangan
 Target di sasaran 3.
 Program
 Anggaran
 Indikator
program,
 Kegiatan
 Output
kegiatan
 Penanggung
jawab.

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai