Anda di halaman 1dari 51

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER

SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur


Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa yang
memiliki luas 47.922 km2. Secara administrasi, Provinsi Jawa Timur terdiri atas 29
kabupaten dan 9 kota. Ibukota Provinsi Jawa Timur terletak di Kota Surabaya. Jumlah
keseluruhan kecamatan di Provinsi Jawa Timur adalah 666 dengan 777 kelurahan serta
7.724 desa.
4.1.1 Karakteristik Fisik Dasar
Karakteristik fisik dasar menjelaskan terkait bagaimana kondisi fisik secara umum
yang tidak melalui proses pembangunan. Karakteristik fisik dasar Provinsi Jawa Timur
terdiri atas kondisi geografi, topografi, geologi, hidrologi, dan klimatologi. Berikut
karakteristik fisik dasar di Provinsi Jawa Timur.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-1
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Peta 4.1 Peta Administrasi Provinsi Jawa Timur

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-2
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

A. Kondisi Geografi
Provinsi Jawa Timur secara geografis terletak pada 11100 Bujur Timur –
11404’ Bujur Timur dan 70 12’Lintang Selatan – 8048”Lintang Selatan, dengan luas wilayah
sebesar 47.963 km2 yang meliputi dua bagian utama. Wilayah daratan jawa timur sebesar
88,70 persen atau 42.541 km2, sementara luas kepulauan madura memiliki luas 11,30
persen atau sebesar 5.422 km2. Secara administrif Jawa Timur terbagi menjadi 29
kabupaten dan 9 kota, dengan Kota Surabaya sebagai ibukota provinsi. Adapun batas-batas
wilayah dari Provinsi Jawa Timur adalah:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Provinsi Bali
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Barat : Provinsi Jawa Tengah
B. Kondisi Topografi
Menurut RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031 Kondisi topografi Provinsi
Jawa Timur terbagi menjadi 2 aspek antara lain:
1. Kemiringan Lereng
Sebagian besar wilayah Jawa Rimur mempunyai kemiringan lereng 0-15% hamper
di seluruh dataran rendah Provinsi Jawa Timur, sedangkan untuk kemiringan lereng
15-40% berada pada daerah perbukitan dan pegunungan, kemiringan lereng >40%
berada pada daerah pegunungan.
2. Ketinggian Lahan
Menurut RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031 secara topografi wilayah
dataran Jawa Timur dibedakan menjadi beberapa wilayah ketinggian, yaitu:
a. Ketinggian 0-100 meter dari permukaan laur meliputi 41,39% dari seluruh luas
wilayah dengan topografi relatif datar dan bergelombang.
b. Ketinggian 100-500 meter dari permukaan meliputi 36,58% dari luas wilayah
dengan topografi bergelombang dan bergunung.
c. Ketinggian 500-1000 meter dari permukaan laut meliputi 9,49% dari luas
wilayah dengan kondisi berbukit.
d. Ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut meliputi 12,55% dari
seluruh luas wilayah dengan topografi bergunung dan terjal.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-3
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

C. Kondisi Geologi
Jawa Timur merupakan bagian wilayah dari pulau Jawa yang terletak di sebelah
timur garis Semarang-Yogyakarta. Jenis tanah yang terdapat di Jawa Timur meliputi tanah
litosol, tanah grumosol, tanah kapur, tanah vulkanik, tanah mediteran, dan tanah laterit.
Struktur geologi di Jawa Timur didominasi oleh Alluvium dan bentukan hasil gunung api
kwarter muda. Batuan sedimen alluvium tersebar di sepanjang Sungai Brantas dan
Bengawan Solo yang merupakan daerah subur. Batuan hasil gunung api kwarter muda
tersebar di bagian tengah wilayah Jawa Timur membujur ke arah timur yang merupakan
daerah relatif subur. Jenis tanah yang beragam membuat ciri khas yang membedakan di
daerah lain dan banyak dimanfaatkan seperti lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
D. Kondisi Hidrologi
Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas dengan Panjang sungai
sekitar 290 km serta Sungai Bengawan Solo. Sungai Brantas memiiki sumber mata air di
daerah sekitar Malang. Daerah Aliran Sungai Berantas yang berlokasi di wilayah
Mojokerto mengalami percabangan sungai pecah menjadi dua yaitu Kali Mas dan Kali
Porong yang keduanya bermuara di Selat Madura. Aliran Bengawan Solo berasal dari
Provinsi Jawa Tengah, serta bermuara di wilayah Gresik. Untuk bentang alam berupa
telaga alami terdapat pada kawasan lereng Gunung Lawu di dekat wilayah perbatasan
antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Jawa Tengah, yaitu Telaga Sarangan. Untuk
bendungan utama yang berada di Provinsi Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan
Bendungan Selorejo, dimana keduanya digunakan untuk kebutuhan sistem irigasi,
pemeliharaan ikan, dan objek pariwisata.
E. Kondisi Klimatologi
Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Juanda, suhu rata-rata di
Provinsi Jawa Timur berkisar antara 26,70 0C hingga 29,50 0C. Curah hujan yang terjadi
cukup tinggi sepanjang tahun, tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 528,5 mm
dengan banyak hari hujan mencapai 23 hari, hampir setiap hari di Provinsi Jawa Timur
pada bulan Februari turun hujan. Sedangkan, untuk lama penyinaran matahari tertinggi
terjadi pada bulan Juli sebesar 97%. Kecepatan angin di Provinsi Jawa Timur tertinggi
terjadi pada bulan November sebesar 31 knot (Badan Pusat Statistik Provinsi Timur, 2019).
4.1.2 Karakteristik Kependudukan
Karakteristik Kependudukan ialah penjelasan mengenai kondisi kependudukan
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Karakteristik kependudukan perlu untuk

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-4
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

dibahas karena kependudukan merupakan aspek yang perlu diperhatikan untuk membuat
suatu perencanaan. Karakteristik kependudukan pada Provinsi Jawa Timur dapat dilihat
dari pertumbuhan penduduk, jumlah dan persebaran penduduk dan kepadatan penduduk.
Data kependudukan tersebut diperoleh dari Provinsi Jawa Timur Dalam Angka tahun 2019.
Berikut merupakan Karakteristik Kependudukan Provinsi Jawa Timur.
A. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Jumlah Penduduk merupakan banyaknya penduduk yang menetap dan berdomisili
disuatu wilayah tertentu. Pada sub bab ini akan dipaparkan jumlah dan persebaran
penduduk di Provinsi Jawa Timur yang didapatkan dari data sekunder seperti Provinsi
Jawa Timur Dalam Angka. Jumlah Penduduk eksisting di Provinsi Jawa Timur di tahun
2018 adalah sekitar 39.501.000 jiwa. Persebaran penduduk atau dapat juga disebut sebagai
distribusi penduduk adalah pola persebaran penduduk di Jawa Timur, baik berdasarkan
batas-batas geografis maupun berdasarkan batas-batas administrasi. Persebaran penduduk
bertujuan untuk mengetahui apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Persebaran penduduk di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat melalui persebaran
penduduknya di 38 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Berikut merupakan
jumlah penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.
Tabel 4.1 Jumlah & Persebaran Penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
Jumlah Penduduk Tahun 2018
No Kabupaten/Kota
(Ribu Jiwa)
1 Kabupaten Pacitan 554
2 Kabupaten Ponorogo 871
3 Kabupaten Trenggalek 695
4 Kabupaten Tulungagung 1.035
5 Kabupaten Blitar 1.158
6 Kabupaten Kediri 1.568
7 Kabupaten Malang 2.592
8 Kabupaten Lumajang 1.040
9 Kabupaten Jember 2.441
10 Kabupaten Banyuwangi 1.610
11 Kabupaten Bondowoso 772
12 Kabupaten Situbondo 680
13 Kabupaten Probolinggo 1.162
14 Kabupaten Pasuruan 1.617
15 Kabupaten Sidoarjo 2.217
16 Kabupaten Mojokerto 1.109
17 Kabupaten Jombang 1.259
18 Kabupaten Nganjuk 1.052
19 Kabupaten Madiun 681
20 Kabupaten Magetan 629
21 Kabupaten Ngawi 830
22 Kabupaten Bojonegoro 1.247
23 Kabupaten Tuban 1.168
24 Kabupaten Lamongan 1.189

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-5
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jumlah Penduduk Tahun 2018


No Kabupaten/Kota
(Ribu Jiwa)
25 Kabupaten Gresik 1.299
26 Kabupaten Bangkalan 979
27 Kabupaten Sampang 969
28 Kabupaten Pamekasan 871
29 Kabupaten Sumenep 1.085
30 Kota Kediri 286
31 Kota Blitar 141
32 Kota Malang 866
33 Kota Probolinggo 235
34 Kota Pasuruan 199
35 Kota Mojokerto 128
36 Kota Madiun 177
37 Kota Surabaya 2.886
38 Kota Batu 206
Jumlah 39.501
Sumber : Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2019

Jumlah & Persebaran Penduduk Tahun 2018


3000
JUmlah Penduduk (Ribu Jiwa)

2500

2000

1500

1000

500

0
Kota Pasuruan
Bojonegoro

Kota Probolinggo
Ponorogo

Kota Kediri

Kota Surabaya
Mojokerto

Kota Batu
Blitar

Sumenep
Jember

Magetan

Tuban

Kota Madiun
Situbondo
Kediri

Lamongan

Kota Malang
Pasuruan

Nganjuk

Sampang
Ngawi
Pacitan

Tulungagung

Lumajang

Bondowoso

Bangkalan
Banyuwangi

Pamekasan

Kota Mojokerto
Kota Blitar
Malang

Madiun
Trenggalek

Sidoarjo

Gresik
Jombang
Probolinggo

Kabupaten/Kota

Gambar 4.1 Grafik Jumlah & Persebaran Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2018
Sumber : Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2019
Dari Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa Kota Surabaya memiliki jumlah
penduduk terbanyak dengan jumlah 2.886.000 jiwa, dan Kota Mojoketo memiliki jumlah
penduduk terkecil dengan jumlah 128.000 jiwa. Perbedaan jumlah penduduk ini terjadi
karena perbandingan luas wilayah tiap Kabupaten/Kota berbeda dan juga dipengaruhi oleh
fungsi kegiatan serta aktivitas dari Kabupaten/Kota tersebut.
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan persentase
pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk didapatkan
dari rumus jumlah penduduk tahun n dikurang jumlah penduduk tahun n-1 dibagi dengan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-6
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

jumlah penduduk tahun n-1. Semakin besar angka pertumbuhan penduduknya maka
semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. Berikut merupakan
Laju Pertumbuhan Penduduk pada masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Timur:
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
Laju Pertumbuhan Penduduk
No Kabupaten/Kota
per Tahun (2010 – 2018)
1 Kabupaten Pacitan 0,306
2 Kabupaten Ponorogo 0,221
3 Kabupaten Trenggalek 0,371
4 Kabupaten Tulungagung 0,553
5 Kabupaten Blitar 0,446
6 Kabupaten Kediri 0.553
7 Kabupaten Malang 0,718
8 Kabupaten Lumajang 0,404
9 Kabupaten Jember 0,561
10 Kabupaten Banyuwangi 0,420
11 Kabupaten Bondowoso 0,584
12 Kabupaten Situbondo 0,605
13 Kabupaten Probolinggo 0,724
14 Kabupaten Pasuruan 0,827
15 Kabupaten Sidoarjo 1,654
16 Kabupaten Mojokerto 0,971
17 Kabupaten Jombang 0,567
18 Kabupaten Nganjuk 0,418
19 Kabupaten Madiun 0,353
20 Kabupaten Magetan 0,168
21 Kabupaten Ngawi 0,185
22 Kabupaten Bojonegoro 0,373
23 Kabupaten Tuban 0,541
24 Kabupaten Lamongan 0,103
25 Kabupaten Gresik 1,227
26 Kabupaten Bangkalan 0,951
27 Kabupaten Sampang 1,225
28 Kabupaten Pamekasan 1,129
29 Kabupaten Sumenep 0,500
30 Kota Kediri 0,776
31 Kota Blitar 0,820
32 Kota Malang 0,676
33 Kota Probolinggo 0,998
34 Kota Pasuruan 0,827
35 Kota Mojokerto 0,809
36 Kota Madiun 0,409
37 Kota Surabaya 0,527
38 Kota Batu 0,980
Rata-Rata 0,653
Sumber : Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2019
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Sidoarjo memiliki laju
pertumbuhan penduduk terbesar dengan pertumbuhan 1,654 per tahun, dan Kabupaten
Lamongan memiliki laju pertumbuhan penduduk terkecil dengan pertumbuhan sebesar

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-7
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

0,103 per tahun. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Timur memiliki laju pertumbuhan
penduduk sebesar 0,653 per tahun.
C. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya
penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Berikut merupakan rasio jenis
kelamin pada masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur:
Tabel 4.3 Rasio Jenis Kelamin Penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
No Kabupaten/Kota Rasio Jenis Kelamin Tahun 2018
1 Kabupaten Pacitan 95,43
2 Kabupaten Ponorogo 99,92
3 Kabupaten Trenggalek 98,76
4 Kabupaten Tulungagung 95,16
5 Kabupaten Blitar 100,41
6 Kabupaten Kediri 100,76
7 Kabupaten Malang 101,07
8 Kabupaten Lumajang 95,45
9 Kabupaten Jember 96,69
10 Kabupaten Banyuwangi 99,05
11 Kabupaten Bondowoso 94,91
12 Kabupaten Situbondo 95,25
13 Kabupaten Probolinggo 95,31
14 Kabupaten Pasuruan 98,19
15 Kabupaten Sidoarjo 100,99
16 Kabupaten Mojokerto 99,83
17 Kabupaten Jombang 99,02
18 Kabupaten Nganjuk 98,89
19 Kabupaten Madiun 97,47
20 Kabupaten Magetan 94,95
21 Kabupaten Ngawi 95,65
22 Kabupaten Bojonegoro 97,82
23 Kabupaten Tuban 97,65
24 Kabupaten Lamongan 94,51
25 Kabupaten Gresik 98,35
26 Kabupaten Bangkalan 91,50
27 Kabupaten Sampang 95,06
28 Kabupaten Pamekasan 94,57
29 Kabupaten Sumenep 90,76
30 Kota Kediri 99,30
31 Kota Blitar 98,33
32 Kota Malang 97,28
33 Kota Probolinggo 96,96
34 Kota Pasuruan 98,29
35 Kota Mojokerto 96,85
36 Kota Madiun 93,74
37 Kota Surabaya 97,64
38 Kota Batu 101,22
Rata-Rata 97,52
Sumber : Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2019

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-8
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa Sex ratio tertinggi di Jawa Timur
diraih oleh Kota Batu yang memiliki nilai sebesar 101,22 (dibulatkan menjadi 122) dan
berarti untuk tiap 100 penduduk perempuan hanya ada 102 penduduk laki-laki. Hal ini
membuktikan bahwa di Kota Batu penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi
daripada penduduk berjenis kelamin perempuan. Sedangkan Sex ratio terendah di Jawa
Timur diraih oleh Kabupaten Sumenep yang memiliki nilai sebesar 90,76 (dibulatkan
menjadi 91) dan berarti untuk tiap 100 penduduk perempuan hanya ada 92 penduduk laki-
laki. Hal ini membuktikan bahwa di Kabupaten Sumenep penduduk berjenis kelamin
perempuan lebih mendominasi daripada penduduk berjenis kelamin laki-laki.
D. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah rasio banyaknya penduduk per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk adalah hasil bagi antara jumlah penduduk di suatu wilayah dengan
luas wilayah daerah tersebut. Kepadatan penduduk biasanya memiliki satuan jiwa/km2 atau
jiwa/ha. Semakin besar hasil dari pembagian tersebut, maka semakin padat jumlah
penduduk di suatu wilayah (BPS,2010). Berikut merupakan Kepadatan Penduduk pada
masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Timur:
Tabel 4.4 Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
Jumlah
Kepadatan Penduduk
Penduduk
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Tahun 2018
Tahun 2018
(Jiwa/Km2)
(Ribu Jiwa)
1 Kabupaten Pacitan 554 1.389,92 339
2 Kabupaten Ponorogo 871 1.305,70 667
3 Kabupaten Trenggalek 695 1.147,22 606
4 Kabupaten Tulungagung 1.035 1.055,65 980
5 Kabupaten Blitar 1.158 1.336,48 866
6 Kabupaten Kediri 1.568 1.386,05 1.131
7 Kabupaten Malang 2.592 3.530,65 734
8 Kabupaten Lumajang 1.040 1.790,90 581
9 Kabupaten Jember 2.441 3.092,34 789
10 Kabupaten Banyuwangi 1.610 5.782,40 278
11 Kabupaten Bondowoso 772 1.525,97 506
12 Kabupaten Situbondo 680 1.669,87 407
13 Kabupaten Probolinggo 1.162 1.696,21 685
14 Kabupaten Pasuruan 1.617 1.474,02 1.097
15 Kabupaten Sidoarjo 2.217 634,38 3.495
16 Kabupaten Mojokerto 1.109 717,83 1.545
17 Kabupaten Jombang 1.259 1.115,09 1.129
18 Kabupaten Nganjuk 1.052 1.224,25 859
19 Kabupaten Madiun 681 1.037,58 656
20 Kabupaten Magetan 629 688,84 913
21 Kabupaten Ngawi 830 1.295,98 640
22 Kabupaten Bojonegoro 1.247 2.198,79 567
23 Kabupaten Tuban 1.168 1.834,15 637
24 Kabupaten Lamongan 1.189 1.782,05 667

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-9
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jumlah
Kepadatan Penduduk
Penduduk
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Tahun 2018
Tahun 2018
(Jiwa/Km2)
(Ribu Jiwa)
25 Kabupaten Gresik 1.299 1.191,25 1.090
26 Kabupaten Bangkalan 979 1.001,44 978
27 Kabupaten Sampang 969 1.233,08 786
28 Kabupaten Pamekasan 871 792,24 1.099
29 Kabupaten Sumenep 1.085 1.998,54 543
30 Kota Kediri 286 63,40 4.511
31 Kota Blitar 141 32,57 4.329
32 Kota Malang 866 145,28 5.961
33 Kota Probolinggo 235 56,67 4.147
34 Kota Pasuruan 199 35,29 5.639
35 Kota Mojokerto 128 16,47 7.772
36 Kota Madiun 177 33,92 5.218
37 Kota Surabaya 2.886 350,54 8.233
38 Kota Batu 206 136,74 1.507
Jumlah/Rata-Rata 39.501 47.799,75 826
Sumber : Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2019
Dari Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa Kota Surabaya memiliki kepadatan
penduduk terbesar dengan kepadatan 8.233 jiwa/km2, dan Kabupaten Banyuwangi
memiliki kepadatan penduduk terkecil dengan kepadatan 278 jiwa/km2. Sedangkan untuk
Provinsi Jawa Timur memiliki tingkat kepadatan penduduk sebesar 826 jiwa/km2.
4.1.3 Karakteristik Penggunaan Lahan
Tata guna lahan merupakan upaya untuk mengatur penggunaan lahan secara
rasional agar tercipta keteraturan dalam penggunaan tanah berdasarkan pengaturan
kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan tanah demi sistem yang adil untuk
masyarakat. Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, peran
penatagunaan lahan memiliki peran yang amat penting, tidak hanya sebagai ruang
fungsional sebagai tempat berlangsungnya segala macam kegiatan namun juga sebagai
wujud teritori atau wilayah yang berdaulat secara politik. Lahan merupakan sebuah objek
yang memiliki peran penting, sebab ialah input atau masukan dan juga produk dari proses
perencanaan.
A. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya
manusia (SDM), dan sumber daya buatan. Penggunaan lahan budidaya yang berada di
Provinsi Jawa Timur adalah sekitar 87,89% luas wilayah total Provinsi Jawa Timur.
Gambaran perubahan proporsi penggunaan lahan di Provinsi Jawa Timur meunjukkan
kecenderungan menurunnya luas wilayah pertanian. Pertanian lahan basah memiliki

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-10
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

kurang lebih 911.863 Ha atau 19,08% dari total luas wilayah Provinsi Jawa Timur.
Penggunaan lahan kawasan terbangun dikendalikan agar tidak mengkorvensi luas wilayah
pertanian lahan basah, terutama sawah irigasi teknis.
Tabel 4.5 Penggunaan Lahan Eksisting Kawasan Budidaya Provinsi Jawa Timur
No Penggunaan Lahan (Kawasan Budidaya) Eksisting (Ha) Presentase (%)
1 Kawasan Hutan Produksi 782.772,00 16,38
2 Kawasan Areal Hutan Rakyat 361.570,30 7,56
Kawasan Pertanian
3 a. Pertanian Lahan Basah 911.863,00 19,08
b. Pertanian Lahan Kering/Tegalan/ Kebun Campur 1.108.627,71 23,19
4 Kawasan Perkebunan 359.481,00 7,52
5 Kawasan Industri 7.403,80 0,15
6 Kawasan Permukiman 595.255,00 12,45
7 Lainnya 74.430,89 1,56
Total 4.201.403,70 87,89
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
B. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup SDA dan sumber daya buatan. Kawasan
lindung memiliki luas kurang lebih 578.571 Ha atau sekitar 12,11% dari luas wilayah
Provinsi Jawa Timur, termasuk di dalamnya kawasan lindung mutlak yang di dalamnya
terdapat Cagar Alam seluas kurang lebih 10.958 Ha, Suaka Margasatwa seluas kurang
lebih 18.009 Ha, Taman Nasional seluas kurang lebih 176.696 Ha, Taman Hutan Raya
seluas kurang lebih 27.868,3 Ha serta Taman Wisata Alam seluas ± 298 Ha (SK Menteri
Kehutanan Nomor 395/Menhut- II/2011).
Tabel 4.6 Penggunaan Lahan Eksisting Kawasan Lindung Provinsi Jawa Timur
No Penggunaan Lahan (Lindung) Eksisting (Ha) Presentase (%)
1 Kawasan Hutan Lindung 344.742,00 7,21
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam
a. Suaka Margasatwa 18.009,00 0,38
b. Cagar Alam 10.958,00 0,23
2
c. Taman Nasional 176.696,00 3,70
d. Taman Hutan Raya 27.868,30 0,58
e Taman Wisata Alam 298,00 0,01
Total 578.571,30 12,11
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
4.1.4 Karakteristik Perekonomian
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) pada tingkat provinsi menggambarkan
kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu.
PDRB menurut lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah
bruto yang mampu diciptakan oleh seluruh kategori kegiatan ekonomi atas berbagai

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-11
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

aktivitas produksinya. Kondisi perekonomian daerah di Provinsi Jawa Timur dapat ditinjau
dari PDRB berdasarkan lapangan usaha atas harga dasar berlaku sebagai berikut:
Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2018
Lapangan Usaha/Industri 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan Jasa 208 230 249 258 260
Pertanian 613,6 942,5 453,6 454,4 493,9
B Pertambangan dan Penggalian 78 535,1 66 526,2 69 900,3 80 846,2 93 704,2
C Industri Pengolahan 445 495 536 586 651
279,8 751,8 436,7 235,6 126,9
D Pengadaan Listrik dan Gas 5 612,3 5 948,5 6 204,4 6 675,2 6 702,1
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 1 434,5 1 573,4 1 705,1 1 853,1 1 949,0
Limbah, dan Daur
F Konstruksi 145 160 180 197 212
884,6 496,3 549,5 699,0 519,5
G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi 266 297 332 360 398
Mobil dan Sepeda Motor 734,0 616,2 190,9 900,2 229,0
H Transportasi dan Pergudangan 50 000,7 56 632,8 62 775,4 69 176,4 75 164,3
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 79 946,8 91 476,3 104 116 126
938,8 058,3 837,9
J Informasi dan Komunikasi 69 883,1 77 087,4 85 149,8 92 928,7 99 216,4
K Jasa Keuangan dan Asuransi 41 204,8 46 388,5 51 575,9 55 033,1 59 368,8
L Real Estate 24 123,3 27 560,8 29 907,4 32 080,2 35 576,5
M Jasa Perusahaan 12 177,9 13 538,5 14 894,1 16 255,9 18 151,0
N Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan 35 658,5 39 137,4 43 157,2 45 740,7 50 581,2
Jaminan Sosial Wajib
O Jasa Pendidikan 41 970,8 46 006,2 49 544,9 52 974,1 56 824,6
P Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9 682,7 10 654,1 11 527,5 12 611,7 13 595,4
Q Jasa Lainnya 21 205,1 24 140,2 25 827,1 27 395,1 29 743,1
1 537 1 691 1 855 2 012 2 189
Produk Domestik Regional Bruto
947,6 477,0 738,4 917,9 783,7
Sumber: Provinsi Jawa Timur Dalam Angka (2019)
Berdasarkan tabel diatas, terdapat tiga sektor yang berperan besar dalam
menyumbang perekonomian Provinsi Jawa Timur diantaranya yaitu Industri Pengolahan,
Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor, dan Pertanian, Peternakan,
Perburuan & Jasa Pertanian. Sektor Industri Pengolahan memiliki laju pertumbuhan secara
konstan dan tinggi, sehingga sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi
provinsi Jawa Timur. Sektor kedua yaitu Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil &
Sepeda Motor dimana memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan pada sub sektor
perdagangan besar. Dan sektor ketiga yaitu Pertanian, Peternakan, Perburuan & Jasa
Pertanian dimana menyumbang kontribusi yang cukup besar dan terus meningkat tiap
tahunnya. Sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan & Jasa Pertanian diharapkan mampu
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan juga menyongsong laju perumbuhan sektor
Industri Pengolahan di Provinsi Jawa Timur.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-12
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

4.1.5 Sistem Transportasi


Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 Tata Ruang
Wilayah Provinsi Tahun 2012–2031 menyebutkan bahwa sistem transportasi direncanakan
dapat teritengrasi dengan antar pusat pengembangan, pengembangan sistem transportasi
antar pulau, trnasportasi menjadi pendukung perdagangan eksport komoditi unggulan dan
transportasi dapat membuka akses ke wilayah tertinggal terutama di wilayah selatan Jawa
Timur dan Kepulauan Madura serta membuka akses ke wilayah terisolir, terutama pulau-
pulau kecil.
A. Sistem Transportasi Darat
Berdasarkan data BPS Jawa Timur pada tahun 2018, Panjang jalan raya yang
tergolong jalan provinsi adalah 1.421 Km. Kondisi jalan yang terdapat di Provinsi Jawa
Timur sepanjang 671,63 Km termasuk kedalam kondisi Baik, 622,63 Km dalam kondisi
sedang, 122,51 dalam kondisi rusak dan 4,23 Km termasuk ke dalam kondisi jalan rusak
berat. Provinsi Jawa Timur memilki jumlah total 993 jembatan yang perkerasannya terdiri
dari bet0n sebanyak 689 unit, 144 unit dengan perkerasan komposit, 31 unit dengan
perkerasan baja, 66 unit dengan perkerasan gelagar besi dan 63 unit dengan perkerasan
lain-lain.
Provinsi jawa timur memiliki total 41 terminal bus yang terdiri dari 19 terminal
bertipe A dan sebanyak 22 terminal bertipe B. terminal menjadi sarana pendukung moda
transportasi umum sebagai menjadi tempat pemberhentian sementara kendaraan uumum
untuk menaikan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir
dalam suatu perjalanan. Selain itu, Provinsi Jawa Timur berdasarkan RTRW Jawa Timur
Tahun 2012-2031 memiliki 24 Stasiun sebagai sarana perkreta apian dimana perkreta apian
tersebut melayani masyarakat baik dalam skala nasional maupun regional dalam
mendukung sistem transportasi darat yang ada di provinsi jawa timur.
B. Sistem Transportasi Laut
Provinsi Jawa Timur memiliki total pelabuhan sebanyak 38 pelabuhan yang
tersebar di berbagai kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Dari 38 pelabuhan tersebut,
diantaranya masih berstatus rencana pengembangan pelabuhan. Berikut merupakan daftar
pelabuhan yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Tabel 4.8 Daftar Pelabuhan di Provinsi Jawa Timur
No Kabupaten/Kota Nama Pelabuhan Status Pelabuhan Status Hirarki
1 Surabaya Tanjung Perak Pelabuhan Utama
Pelabuhan Eksisting
2 Gresik Bawean Pelabuhan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-13
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

No Kabupaten/Kota Nama Pelabuhan Status Pelabuhan Status Hirarki


Gresik Pengumpul
3 Banyuwangi Tanjung Wangi
4 Pasuruan Pasuruan
5 Kabupaten Probolinggo Paiton
6 Kota Probolinggo Tanjung
7 Situbondo Kalbut
Kangean
8 Sumenep Sapudi
Sepeken
9 Banyuwangi Boom Banyuwangi
10 Situbondo Panarukan
11 Lamongan Brondong
Pelabuhan
Branta
12 Pamekasan Pengumpan
Pasean
Regional
13 Bangkalan Telaga Biru
14 Sumenep Kalianget
15 Tuban Boom
Masa Lembo
Gayam
16 Sumenep Giliraja
Keramaian
Raas Pelabuhan
Gilimandangin Pengumpan Lokal
17 Sampang
Tanlok
Jangkar
18 Situbondo
Besuki
19 Bangkalan Sepulu
20 Surabaya Tanjung Perak
Pelabuhan Utama
21 Banyuwangi Tanjung Wangi
22 Pacitan Gelon
23 Sampang Sampang/Taddan
Pelabuhan
24 Kabupaten Malang Sendang Biru
Pengumpul
25 Tranggelek Prigi
Rencana Pengembangan
26 Pasuruan Pasuruan
Pelabuhan
Pelabuhan
27 Tuban Tuban Pengumpan
Regional
Dungkek
Pelabuhan
28 Sumenep Pagerungan
Pengumpan Lokal
Nunggunung
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
C. Sistem Transportasi Udara
Provinsi Jawa Timur memiliki enam bandar udara yang tersebar di Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Malang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kota Madiun
dan Kabupaten Sumenep. Bandar Udara Internasional Juanda yang terletak di Kabupaten
Sidoarjo melayani penerbangan domestik maupun internasional dan menjadi bandar udara
utama di Provinsi Jawa Timur. Bandar Udara Blimbingsari adalah bandar udara hijau
pertama di Indonesia yang terletak di Kabupaten Banyuwangi. Bandar Udara Blimbingsari

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-14
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

diresmikan pada 29 Desember 2010 melayani penerbangan dosmetik dari Jakarta dan
Surabaya serta penerbangan internasional dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Tabel 4.9 Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara Provinsi Jawa Timur Tahun 2017-2018
Jumlah Penumpang (jiwa)
Bandar Udara Lokasi 2017 2018
Keberangkatan Kedatangan Keberangkatan Kedatangan
Bandara Kabupaten 8.899.213 10.097.928 9.274.300 10.519.212
Internasional Sidoarjo
Juanda
Bandara Abdul Kabupaten 595.303 577.692 671.465 661.430
Rachman Saleh Malang
Bandara Kabupaten 95.558 93.391 182.680 183.502
Blimbingsari Banyuwangi
Sumber: Badan Pusat Statistika (2019)
4.1.6 Kondisi Prasarana Permukiman
Prasarana diperlukan untuk menunjang kegiatan dan aktivitas yang ada di Provinsi
Jawa Timur. Prasarana yang ada di Provinsi Jawa Timur diantaranya ialah sistem jaringan
energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumberdaya air,
sistem prasarana lingkungan dan sistem jaringan irigasi. Berikut merupakan rincian
penjelasan dari prasarana yang ada di Provinsi Jawa Timur.
A. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan merupakan salah satu prasarana penunjang
yang sangat penting untuk keberlanjutan aktivitas masyarakat. Provinsi Jawa Timur
memiliki sumber energi listrik, yang berasal dari uap, terbesar di Pulau Jawa, yaitu PLTU
Paiton yang terletak di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. PLTU Paiton melayani
wilayah pulau jawa dan pulau bali. Selain listrik yang berasal dari PLTU, ada pula sumber
listrik terbarukan seperti biogas, biodiesel, bioethanol, tenaga angin, tenaga surya dan
tenaga panas bungi yang tersebar diseluruh Kota dan Kabupaten di Jawa Timur. Berikut
merupakan rincian potensi sumber daya listrik terbarukan di Jawa Timur.
Tabel 4.10 Potensi Biogas di Jawa Timur Tahun 2012
No Kota/Kabupaten Potensi (Ekor)
1 Kab. Madiun 125
2 Kab. Magetan 52.648
3 Kab. Ngawi 45
4 Kab. Ponorogo 65.205
5 Kab. Pacitan 202
6 Kota Blitar 121
7 Kab. Lamongan 3.262
8 Kab. Jombang 6.993
9 Kab. Kediri 552
10 Kab. Malang 1.848
11 Kota Batu 18.336
12 Kab. Sumenep 60

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-15
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

No Kota/Kabupaten Potensi (Ekor)


13 Kab. Trenggalek 170
14 Kab. Jember 1.550
15 Kab. Gresik 35
16 Kab. Nganjuk 435
17 Kab. Mojokerto 400
Sumber: ESDM dalam Angka 2012
Tabel 4.10 menunjukkan potensi biogas yang ada di Jawa Timur tahun 2012.
Potensi biogas di Jawa Timur dihasilkan dari + 151.987 ekor sapi. Penyumbang potensi
terbesar ialah Kabupaten Ponorogo, yaitu sejumlah + 65.205 ekor sapi. Selain biogas, ada
pula sumberdaya terbarukan lainnya, yaitu sumber energi yang berasal dari tenaga surya.
Berikut merupakan potensi tenaga surya di Provinsi Jawa Timur.
Tabel 4.11 Potensi Tenaga Surya di Jawa Timur Tahun 2012
No Kota/Kabupaten Potensi (Watt)
1 Kab. Madiun 1.550
2 Kab. Sumenep 15.000
Sumber: ESDM dalam Angka 2012
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa potensi sumber energi yang dihasilkan dari tenaga
surya ialah sebesar 16.550 watt. Daerah dengan potensi terbesar ialah Kabupaten Sumenep
dengan potensi sebesar 15.000 watt. Potensi sumber energi terbarukan lainnya yang ada di
Jawa Timur berasal dari tenaga air. Berikut merupakan potensi tenaga air yang ada di Jawa
Timur.
Tabel 4.12 Potensi Tenaga Air di Jawa Timur Tahun 2012
No Kota/Kabupaten Potensi (Lt/dtk)
1 Kab. Ngawi 525
2 Kab. Pacitan 26.500
3 Kab. Tuban 700
4 Kab. Kediri 1.929
5 Kab. Bondowoso 2.650
6 Kab. Sumenep 240
7 Kab. Jember 3.000
Sumber: ESDM dalam Angka 2012
Tabel 4.12 menunjukkan debit air yang berpotensi sebagai sumber energi listrik
tenaga air. Volume debir air di Jawa Timur ialah + 35.544 liter/detik. Apabila digunakan
sebagai sumber energi listrik maka akan menghasilkan listrik sebesar + 696,66 kW.
Kabupaten dengan volume debit air terbesar ialah Kabupaten Pacitan, yaitu sebesar 26.500
Liter/detik atau dapat menghasilkan listrik sebesar + 519,4 kW. Selain berasal dari air,
sumber energi listrik terbarukan juga bisa berasal dari tenaga angin. Berikut potensi listrik
yang dihasilkan dari tenaga angin.
Tabel 4.13 Potensi Tenaga Angin di Jawa Timur Tahun 2012
No Kota/Kabupaten Potensi (Watt)
1 Kab. Pacitan 89.600

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-16
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

No Kota/Kabupaten Potensi (Watt)


2 Kab. Malang 500
Sumber: ESDM dalam Angka 2012
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa total potensi energi listrik di Jawa Timur yang
dihasilkan dari angin ialah sebesar + 90.100 watt. Kabupaten penyumbang potensi energi
listrik yang berasal dari tenaga angin ialah Kabupaten Pacitan sebesar 89.600 watt. Selain
itu, adapula sumber energy listrik yang berasal dari panas bumi Berikut merupakan data
potensi panas bumi yang ada di Jawa Timur.
Tabel 4.14 Potensi Panas Bumi di Jawa Timur Tahun 2012
No Lapangan Potensi (MWc)
1 Arjuno-Welirang 280
2 Songgoriti-Kawi 25
3 Gunung Pandan 50
4 Gunung Lawu 475
5 Ngebel-Wilis 165
6 Blawan-Ijen 110
7 Iyang-Argopuro 295
8 Tiris-Gunung Lamongan 147
Sumber: ESDM dalam Angka 2012
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa potensi panas bumi di Jawa Timur ialah sebesar
1.547 MWc. Potensi panas bumi terbesar berasal dari Gunung Lawu, yaitu sebesar 475
MWc dan potensi panas bumi terkecil berasal dari Gunung Songgoriti dan Gunung Kawi,
yaitu sebesar 25 MWc.
B. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi di Jawa Timur terdiri dari sistem jaringan telepon
tetap kabel dan sistem jaringan telepon selular. Telepon tetap kabel atau telepon rumah
adalah jaringan telekomunikasi menggunakan perangkat telepon tetap dengan kabel yang
secara umum diatur oleh standar-standar teknis dengan menggunakan suatu nomor telepon,
dikenal pula sebagai Public Switched Telephone Network (PSTN). Pada umumnya
dimanfaatkan untuk telepon rumah dan jaringan internet, dan memiliki kemampuan
menghantarkan sinyal dengan kuat dan jelas dengan biaya yang relatif lebih murah. Seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi, telepon tetap kabel di Provinsi Jawa Timur saat
ini semakin ditinggalkan. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan rumah tangga atas telepon
tetap kabel yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun (Statistik Telekomunikasi
Indonesia, 2018).
Tabel 4.15 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Memiliki Keluarga Pelanggan Telepon Tetap Kabel
di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008, 2011, 2014, dan 2018
Tahun
2008 2011 2014 2018
Perkotaan 2.320 2.664 2.340 1.654

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-17
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Tahun
2008 2011 2014 2018
Perdesaan 3.976 2.953 1.804 967
Total 6.296 5.617 4.144 2.621
Sumber: Statistik Telekomunikasi Indonesia, 2018
Tingginya pengguna internet di Indonesia tidak terlepas dari pesatnya
perkembangan telepon selular yang terjadi dalam satu dekade ini. Pesatnya peningkatan
jumlah pengguna telepon selular tidak terlepas dari semakin luasnya cakupan sinyal dan
jaringan telepon selular di Indonesia termasuk di Provinsi Jawa Timur (Statistik
Telekomunikasi Indonesia, 2018).
Tabel 4.16 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Menerima Sinyal Telepon Selular di Provinsi Jawa
Timur Tahun 2011, 2014, dan 2018
Tahun
Ada Sinyal Lemah/Weak Signal Ada Sinyal Kuat/Strong Signal
2011 2014 2018 2011 2014 2018
Perkotaan 129 108 105 2.701 2.712 2.717
Perdesaan 1.277 1.166 1.171 4.340 4.467 4.496
Total 1.406 1.274 1.276 7.041 7.179 7.213
Sumber: Statistik Telekomunikasi Indonesia, 2018
Luasnya cakupan sinyal kuat di Provinsi Jawa Timur berdasarkan tabel di atas
meningkat dari tahun ke tahun. Sinyal telepon selular dipancarkan melalui suatu menara
Base Transceiver Station (BTS) yang ditempatkan secara menyebar di seluruh Indonesia
(Statistik Telekomunikasi Indonesia, 2018). Jumlah Menara Base Transceiver Station
(BTS) di Provinsi Jawa Timur ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.17 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Memiliki Menara Base Transceiver Station (BTS) di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 dan 2018
Tahun
2014 2018
Perkotaan 1.691 3.894
Perdesaan 1.842 3.464
Total 3.533 7.358
Sumber: Statistik Telekomunikasi Indonesia, 2018
C. Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Secara hidrologi wilayah Provinsi Jawa Timur terdiri dari air permukaan dan air
tanah. Air permukaan meliputi Wilayah Sungai (WS) dan Waduk, sedangkan air tanah
berupa mata air yang masing-masing memiliki DAS (Daerah Aliran Sungai). Jumlah
waduk yang terdapat di Provinsi Jawa Timur adalah sebanyak 89 waduk, sedangkan
jumlah DAS sebanyak 686 yang tercakup dalam wilayah sungai. Pembagian WS di
Provinsi Jawa Timur meliputi tujuh WS, antara lain:
1. WS Bengawan Solo dengan memiliki 94 DAS
2. WS Brantas dengan memiliki 220 DAS

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-18
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

3. WS Welang – Rejoso dengan memiliki 36 DAS


4. WS Pekalen – Sampean dengan memiliki 56 DAS
5. WS Baru – Bajulmati dengan memiliki 60 DAS
6. WS Bondoyudo – Bedadung dengan memiliki 47 DAS
7. WS Madura dengan memiliki 173 DAS
D. Sistem Jaringan Air Limbah & Persampahan
RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 Bagian Ketiga Tentang Rencana
Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Pasal 21 menyebutkan bahwa terdapat rencana sistem
prasarana pengelolaan lingkungan yang berupa kawasan pengelolaan sampah dan limbah
terpadu yang disebut sebagai Kawasan Daur Ulang Ramah Lingkungan dan sistem
drainase perkotaan. Rencana pengembangan prasarana lingkungan dan rencana
pengembangan sistem drainase perkotaan diselenggarakan oleh kabupaten/kota. Rencana
tersebut meliputi:
a. Tempat pemrosesan akhir (TPA) yang dilengkapi dengan instalasi pemanfaatan
limbah untuk energi yang dikelola bersama untuk kepentingan antar wilayah.
b. Instalasi pengolahan limbah tinja.
c. Pengelolaan limbah B3.
Pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan sanitasi lingkungan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa, dan
kegiatan sosial ekonomi lainnya. Sedangkan, rencana pengembangan TPA regional
meliputi:
a. Kabupaten Gresik yang melayani Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan
Kabupaten Gresik.
b. Malang Raya yang melayani Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang.
c. Mojokerto yang melayani Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto.
d. Madiun yang melayani Kota Madiun dan Kabupaten Madiun.
e. Kediri yang melayani Kota Kediri dan Kabupaten Kediri.
f. Blitar yang melayani Kota Blitar dan Kabupaten Blitar.
g. Pasuruan yang melayani Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan.
h. Probolinggo yang melayani Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo.
Ketentuan sistem sarana dan prasarana lingkungan meliputi:
a. Disediakan akses dan jaringan jalan masuk ke tempat pengelolaan sampah.
b. Disediakan sistem drainase yang baik.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-19
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

c. Disediakan fasilitas parkir dan bongkar muat sampah terpilah yang akan didaur
ulang di lokasi lain.
E. Sistem Jaringan Irigasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No
14/PRT/M/2015 menyebutkan bahwa sistem irigasi Jawa Timur terbagi atas dua jenis serta
kewenangan pemerintah yang terdiri atas irigasi permukiman, dan irigasi tambak. Dengan
luasan irigasi permukiman yaitu sebesar 289.508 Ha dengan jumlah 32 daerah irigasi, dan
luas irigasi tambak sebesar 3.322 Ha dengan jumlah satu daerah irigasi. Total luas luas
daerah irigasi sebanyak 33 dengan luas sebesar 292.830 Ha.
RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 paragraf empat Tentang Rencana
Sistem Jsumberdaya air Pasal 43 (2) menyebutkan bahwa terdapat rencana pengembangan
sistem jaringan rangka mendukung air baku pertanian dilaksanakan dengan memperhatikan
rencana pengembangan air baku pada wilayah sungai yang bersangkutan, yaitu:
1. Wilayah Sungai Bengawan Solo meliputi:
a. Waduk Kedung Bendo di Kabupaten Pacitan
b. Telaga Ngebel Dam, Waduk Bendo, Waduk Slahung, dan Bendungan Badegan
di Kabupaten Ponorogo
c. Bendung Gerak Bojonegoro, Waduk Nglambangan, Waduk Kedung Tete,
Waduk Pejok, Waduk Kerjo, Waduk Gonseng, Waduk Mundu, Waduk Belung,
dan Bendungan Belah di Kabupaten Bojonegoro
d. Bendung Gerak Karangnongko, Waduk Kedung Bendo, Waduk Sonde, Waduk
Pakulon, Waduk Alastuwo, dan Bendungan Genen di Kabupaten Ngawi
e. Waduk Kresek dan Waduk Tugu di Kabupaten Madiun
f. Waduk Tawun dan Waduk Ngampon di Kabupaten Tuban
g. Bendung Gerak Sembayat, Waduk Gondang, dan Waduk Cawak di Kabupaten
Lamongan
h. Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan;
2. Wilayah Sungai Brantas meliputi:
a. Bendungan Genteng I, Bendungan Lesti III, Bendungan Kepanjen, Bendungan
Lumbangsari, Bendungan Kesamben, Bendungan Kunto II, dan Karangkates
III, IV di Kabupaten Malang
b. Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek
c. Bendungan Beng dan Bendungan Kedungwarok di Kabupaten Jombang

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-20
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

d. Bendungan Ketandan, Bendungan Semantok, dan Bendungan Kuncir di


Kabupaten Nganjuk
e. Bendungan Babadan di Kabupaten Kediri
f. Bendungan Wonorejo di Kabupaten Tulungagung
3. Wilayah Sungai Welang Rejoso meliputi:
a. Bendung Licin di Kabupaten Pasuruan
b. Waduk Suko, Waduk Kuripan, dan Embung Boto di Kabupaten Probolinggo
4. Wilayah Sungai Pekalen Sampean meliputi:
a. Waduk Taman, Embung Pace, Embung Gubri, Embung Klabang, Waduk
Tegalampel, Waduk Karanganyar, Waduk Sukokerto, Waduk Botolinggo,
Embung Blimbing, dan Embung Krasak di Kabupaten Bondowoso
b. Embung Banyuputih, Embung Tunjang, Embung Wringinanom, dan Embung
Nogosromo di Kabupaten Situbondo
5. Wilayah Sungai Baru Bajulmati meliputi Embung Singolatri, Waduk Kedawang,
Waduk Bajulmati, Embung Bomo, dan Embung Sumber Mangaran di Kabupaten
Banyuwangi
6. Wilayah Sungai Bondoyudo Bedadung, yaitu Waduk Antrogan di Kabupaten
Jember;
7. Wilayah Sungai Kepulauan Madura meliputi:
a. Waduk Nipah di Kabupaten Sampang
b. Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan
c. Waduk Samiran di Kabupaten Pamekasan
d. Waduk Tambak Agung di Kabupaten Sumenep.
Daerah Irigasi di Provinsi Jawa Timur meliputi:
1. Kewenangan pusat lintas provinsi
2. Kewenangan pusat lintas kabupaten/kota
3. Kewenangan pusat utuh kabupaten/kota
4. Kewenangan provinsi lintas kabupaten/kota
5. Kewenangan provinsi utuh kabupaten/kota
6. Kewenangan kabupaten/kota utuh kabupaten/kota diatur oleh kabupaten/kota
masing-masing.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-21
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

4.1.7 Struktur dan Pola Ruang Provinsi Jawa Timur


Struktur ruang wilayah merupakan kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan
kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah. Sedangkan Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Struktur dan Pola Ruang ditinjau berdasarkan
kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031.
A. Struktur Ruang Provinsi Jawa Timur
Struktur Ruang adalah susunan sistem pusat pelayanan dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Struktur ruang Provinsi
Jawa Timur berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031 terdiri dari sistem pusat pelayanan dan
sistem jaringan prasarana. Sistem pusat pelayanan terdiri dari sistem perkotaan dan sistem
perdesaan. Sistem perkotaan Provinsi Jawa Timur berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18 Struktur Ruang Provinsi Jawa Timur
Struktur Ruang Wilayah
Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–Sidoarjo–
PKN
Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang
Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan,
PKW
Bojonegoro, dan Pacitan
PKWP Pasuruan dan Batu
Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep,
PKL Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan,
Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil
Kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi sebagai pusat
PKLP
kegiatan bagi beberapa kecamatan
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui struktur ruang pada Provinsi Jawa Timur
terbagi menjadi 5 yaitu PKN, PKW, PKWP, PKL, dan PKLP. Pusat Kegiatan Nasional
berada pada Malang dan Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–
Sidoarjo–Lamongan (Gerbangkertosusila). Pusat Kegiatan Wilayah berada pada
Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan,
Bojonegoro, dan Pacitan. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi berada pada Pasuruan dan
Batu. Pusat Kegiatan Lokal berada pada Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk,
Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso,
Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil. Pusat Kegiatan Lokal

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-22
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Promosi berada pada kawasan perkotaan di wilayah kabupaten yang memiliki potensi
sebagai pusat kegiatan bagi beberapa kecamatan.
B. Pola Ruang Provinsi Jawa Timur
Dalam RTRW Provinsi Jawa timur Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budi daya. Rencana Pola ruang di Provinsi Jawa Timur menurut
RTRW kabupaten Jawa timur 2011 – 2031 meliputi :
1. Rencana Kawasan Lindung;
2. Rencana Kawasan Budi Daya;
3. Rencana Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kawasan budidaya merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan Kawasan Budidaya sendiri diperinci di dalam RTRW Provinsi
Jawatimur 2011 – 2031 yang meliputi beberapa kawasan yaitu:
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi;
2. Kawasan Hutan Rakyat;
3. Kawasan Peruntukan Pertanian;
4. Kawasan Peruntukan Perkebunan;
5. Kawasan Peruntukan Peternakan;
6. Kawasan Peruntukan Perikanan;
7. Kawasan Peruntukan Pertambangan;
8. Kawasan Peruntukan Industri;
9. Kawasan Peruntukan Pariwisata;
10. Kawasan Peruntukan Permukiman;
11. Peruntukan Kawasan Budi Daya Lainnya
Berikut Pemanfaatan Luasan Pemnfaatan Ruang di Provinsi Jawa timur
berdasarkan RTRW Provinsi Jawa timur tahun 2011 – 2031.
Tabel 4.19 Pola Ruang Provinsi Jawa Timur
No Pemanfaatan Ruang Luas (ha)
I Kawasan Perlindungan Setempat
1 Suaka Margasatwa Dataran Tinggi 14.177 ha
2 Suaka Margasatwa Pulau Bawean 3.832 ha
3 Cagar alam 10.958 ha
4 Taman Nasional 180.202 ha
5 Taman Hutan Raya (Tahura) 27.868,30 ha
6 Taman Wisata Alam 298 ha
Jumlah Kawasan Lindung 237335,3

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-23
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

No Pemanfaatan Ruang Luas (ha)


II Kawasan Budidaya
1 Kawasan peruntukan hutan produksi 782.772 ha
2 Kawasan peruntukan perkebunan 398.036 ha
3 Kawasan hutan rakyat 425.570,43 ha
4 Pertanian lahan basah 957.239 ha
5 Kawasan peruntukan perkebunan 398.036 ha
6 Kawasan peruntukan industri 69.288,52 Ha
Jumlah Kawasan Budidaya 3030941,95
III Kawasan Pesisir dan Pulau Kecil
1 Pulau Barung 8.008,83 Ha
2 Pulau Panehan 15,55 Ha
3 Pulau Sekel 14,11 Ha
Jumlah Kawasan Pesisir dan Pulau Kecil 8.038,49
Sumber: RTRW Provisnsi Jawa Timur Tahun 2011 – 2031

4.2 Gambaran Umum Kabupaten Jember


Kabupaten Jember merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
Timur dan memiliki luas sebesar 3.085,26 km2. Kabupaten Jember secara administrasi
memiliki 31 kecamatan. Jumlah keseluruhan penduduk yang berada pada Kabupaten
Jember mencapai 2.440.714 jiwa.
4.2.1 Karakteristik Fisik Dasar
Kondisi fisik dasar Kabupaten Jember terbagi atas 3 pembahasan diantaranya
kondisi geografi, topografi, dan hidrologi. Geografi membahas mengenai letak, batas dan
luas wilayah Kabupaten Jember, topografi membahas mengenai ketinggian wilayah dan
kemiringan lereng Kabupaten Jember, kemudian hidrologi membahas mengenai aliran
sungai, kedalaman air tanah, dan kandungan air tanah Kabupaten Jember. Berikut
merupakan penjelasan terkait kondisi fisik dasar Kabupaten Jember.
A. Kondisi Geografi
Kabupaten Jember secara geografis terletak di antara 113⁰15’47’’ sampai
114⁰02’35’’ Bujur Timur dan diantara 7⁰58’06’’ sampai 8⁰33’44’’ lintang selatan.
Kabupaten Jember merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur, terletak ± 200 km ke arah
timur dari Surabaya. Adapun batas administrasi Kabupaten Jember adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabuapten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso
Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang
Luas wilayah Kabupaten Jember adalah 3.293,34 km2 terdiri atas 31 kecamatan dan
248 desa/kelurahan. Dari keseluruhan kecamatan, Tempurejo merupakan wilayah yang

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-24
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

memiliki luas wilayah terbesar yaitu 524,46 km2 dengan sebagian besar lahannya masih
berupa hutan. Selain itu, Kabupaten Jember juga memiliki sekitar 67 pulau-pulau kecil
dengan rincian 16 pulau sudah memiliki nama dan 51 pulau lainnya belum memiliki nama.
Berikut merupakan luasan wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Jember:
Tabel 4. 20 Luas Wilayah Kabupaten Jember Berdasarkan Kecamatan
No. Kecamatan Luas Wilayah (km2)
1. Kencong 65,92
2. Gumuk Mas 82,98
3. Puger 148,99
4. Wuluhan 137,18
5. Ambulu 104,56
6. Tempurejo 524,46
7. Silo 309,98
8. Mayang 63,78
9. Mumbulsari 95,13
10. Jenggawah 51,02
11. Ajung 56,61
12. Rambupuji 52,80
13. Balung 47,12
14. Umbulsari 70,52
15. Semboro 45,43
16. Jombang 54,30
17. Sumberbaru 166,37
18. Tanggul 199,99
19. Bangsalsari 175,28
20. Panti 160,37
21. Sukorambi 60,63
22. Arjasa 43,75
23. Pakusari 29,11
24. Kalisat 53,48
25. Ledokombo 146,92
26. Sumberjambe 138,24
27. Sukowono 44,04
28. Jelbuk 65,06
29. Kaliwates 24,94
30. Sumbersari 37,05
31. Patrang 36,99
Kabupaten Jember 3.293,34
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka, 2019
B. Kondisi Topografi
Luas wilayah Kabupaten Jember sebesar 3.293,34 Km2, dengan karakter topografi
yaitu dataran ngarai yang subur dibagian tengah serta dikelilingi pegunungan memanjang
batas barat dan timur. Kabupaten Jember berada pada ketinggian 0-3.300 meter diatas
permukaan laut (dpl). Sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian antara 100-500
meter diatas permukaan laut (37,75%), selebihnya 17,95 % pada ketinggian 0-25 m,
20,70% pada ketinggian 25-100 m, 15,80% berada pada ketinggian 500-1.000 m diatas
permukaan laut dan 7,80% pada ketinggian lebih dari 1.000 m. Wilayah barat daya

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-25
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

memiliki dataran dengan ketinggian 0–25 meter dpl. Sedangkan daerah timur laut yang
berbatasan dengan Bondowoso dan tenggara yang berbatasan dengan Banyuwangi
memiliki ketinggian diatas 1.000meter dpl.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-26
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Peta 4. 2 Kemiringan Lereng Kabupaten Jember

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-27
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

C. Kondisi Hidrologi
4.2.2 Karakteristik Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Jember terbagi menjadi 10 kategori. Kategori
tersebut yaitu, hutan, perkampungan, sawah, tegal, perkebunan, tambak, rawa,
semak/padang rumput, tanah rusak/tandus, dan lain-lain. Berikut merupakan luas
penggunaan lahan masing-masing kategori di Kabupaten Jember.
Tabel 4. 21 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Jawa Timur
Luas Lahan
No. Guna Lahan
Hektar (Ha) %
1. Hutan 121.039,61 36,75
2. Perkampungan 31.877,00 9,68
3. Sawah 86.568,18 26,29
4. Tegal 43.522,84 13,22
5. Perkebunan 34.590,46 10,50
6. Tambak 368,66 0,11
7. Rawa 35,62 0,01
8. Semak/Padang Rumput 289,06 0,09
9. Tanah Rusak/Tandus 1.469,26 0,45
10. Lain-lain 9.574,26 2,91
Jumlah 329.334,00 100,00
Sumber: Bapedda Jawa Timur, 2013
4.2.3 Karakteristik Kependudukan
Karakteristik kependudukan menjelaskan terkait kondisi kependudukan pada suatu
wilayah dalam kurum waktu tertentu. Karakteristik penduduk penting untuk dibahas
karena merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan.
Karakteristik kependudukan pada Kabupaten Jember dapat dilihat dari jumlah penduduk,
pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk, dan juga kepadatan penduduk. Berikut
merupakan karakteristik kependudukan Kabupaten Jember.
A. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Jumlah penduduk merupakan data yang menjelaskan banyaknya suatu penduduk
yang menetap disuatu wilayah tertentu. Jumlah penduduk yang berada pada Kabupaten
Jember mencapai 2.440.714 jiwa. Data jumlah penduduk ini diambil dari Kabupaten
Dalam Angka Kabupaten Jember Tahun 2019. Berikut merupakan jumlah dan persebaran
penduduk Kabupaten Jember.
Tabel 4. 22 Jumlah & Persebaran Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Jember
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kencong 68.190
2 Gumuk Mas 82.890
3 Puger 119.807
4 Wuluhan 120.003

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-28
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)


5 Ambulu 109.969
6 Temporejo 73.933
7 Silo 108.658
8 Mayang 50.601
9 Mumblusari 65.225
10 Jenggawah 85.083
11 Ajung 77.860
12 Rambipuji 82.587
13 Balung 80.569
14 Umbulsari 72.759
15 Semboro 45.488
16 Jombang 52.318
17 Sumberbaru 104.019
18 Tanggul 86.591
19 Bangsalsari 119.178
20 Panti 62.149
21 Sukorambi 39.706
22 Arjasa 39.815
23 Pakusari 43.644
24 Kalisat 78.432
25 Ledokombo 65.424
26 Sumberjambe 62.908
27 Sukowono 61.454
28 Jelbuk 33.441
29 Kaliwates 117.041
30 Sumbersari 132.126
31 Patrang 98.846
Total 2.440.714
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-29
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 4. 2 Grafik Jumlah & Persebaran Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Jember
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 dapat disimpulkan kecamatan dengan
penduduk terbesar dan jumlah penduduk terkecil. Jumlah penduduk terbesar terletak pada
Kecamatan Sumbersari yaitu sebesar 132.126 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil
terletak pada Kecamatan Kencong yaitu sebesar 68.190 jiwa.
B. Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan antara penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Rasio jenis kelamin
dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Data
rasio jenis kelamin ini didapatkan dari Kabupaten Jember Dalam Angka 2019. Berikut
merupakan rasio jenis kelamin pada masing-masing kecamatan pada Kabupaten Jember.
Tabel 4. 23 Rasio Jenis Kelamin per Kecamatan Kabupaten Jember
No Kecamatan Rasio Jenis Kelamin
1 Kencong 96,53
2 Gumuk Mas 96,41
3 Puger 98,48
4 Wuluhan 100,74
5 Ambulu 99,81
6 Temporejo 100,02

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-30
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

No Kecamatan Rasio Jenis Kelamin


7 Silo 97,03
8 Mayang 95,29
9 Mumblusari 96,02
10 Jenggawah 96,80
11 Ajung 98,83
12 Rambipuji 95,67
13 Balung 97,69
14 Umbulsari 97,86
15 Semboro 97,11
16 Jombang 96,12
17 Sumberbaru 94,93
18 Tanggul 95,62
19 Bangsalsari 94,33
20 Panti 95,74
21 Sukorambi 95,97
22 Arjasa 95,26
23 Pakusari 94,67
24 Kalisat 95,55
25 Ledokombo 95,94
26 Sumberjambe 95,85
27 Sukowono 94,68
28 Jelbuk 93,94
29 Kaliwates 94,62
30 Sumbersari 96,36
31 Patrang 97,67
Rata-rata 96,69
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan rasio jenis kelamin tertinggi dan terendah
pada Kabupaten Jember. Rasio jenis kelamin tertinggi terletak pada Kecamatan Wuluhan
yaitu sebesar 100,74 (dibulatkan 101) yang berarti terdapat 101 penduduk laki-laki dalam
100 penduduk perempuan. Sedangkan rasio jenis kelamin terendah terletak pada
Kecamatan Bangsalsari yaitu sebesar 94,33 (dibulatkan 94) yang berarti terdapat 94
penduduk laki-laki dalam 100 penduduk perempuan.
C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk per kilometer persegi.
Kepadatan penduduk adalah hasil pembagian antara jumlah penduduk pada suatu wilayah
dengan luas wilayah daerahnya. Data kepadatan penduduk Kabupaten Jember didapatkan
dari Kabupaten Jember Dalam Angka 2019. Berikut merupakan kepadatan penduduk per
kecamatan pada Kabupaten Jember.
Tabel 4. 24 Kepadatan Penduduk per Kecamatan Kabupaten Jember
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
No Kecamatan
(Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Kencong 68.190 65,92 1.034
2 Gumuk Mas 82.890 82,98 998
3 Puger 119.807 148,99 804
4 Wuluhan 120.003 137,18 874

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-31
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk


No Kecamatan
(Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
5 Ambulu 109.969 104,56 1.051
6 Temporejo 73.933 524,46 140
7 Silo 108.658 309,98 350
8 Mayang 50.601 63,78 793
9 Mumblusari 65.225 95,13 685
10 Jenggawah 85.083 51,02 1.667
11 Ajung 77.860 56,61 1.375
12 Rambipuji 82.587 52,80 1.564
13 Balung 80.569 47,12 1.709
14 Umbulsari 72.759 70,52 1.031
15 Semboro 45.488 45,43 1.001
16 Jombang 52.318 54,30 963
17 Sumberbaru 104.019 166,37 625
18 Tanggul 86.591 199,99 432
19 Bangsalsari 119.178 175,28 679
20 Panti 62.149 160,71 386
21 Sukorambi 39.706 60,63 654
22 Arjasa 39.815 43,75 910
23 Pakusari 43.644 29,11 1.499
24 Kalisat 78.432 53,48 1.466
25 Ledokombo 65.424 146,92 445
26 Sumberjambe 62.908 138,24 455
27 Sukowono 61.454 44,04 1.395
28 Jelbuk 33.441 65,06 514
29 Kaliwates 117.041 24,94 4.692
30 Sumbersari 132.126 37,05 3.566
31 Patrang 98.846 36,99 2.672
Total / Rata-rata 2.440.714 106,24 1.175,13
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui kecamatan dengan kepadatan tertinggi dan
terendah pada Kabupaten Jember. Kepadatan tertinggi terletak pada Kecamatan Kaliwates
sebesar 4.692 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan terendah terletak pada Kecamatan
Temporejo yaitu sebesar 140 jiwa/km2.
D. Jumlah Rumah Tangga Perikanan
Jumlah rumah tangga perikanan di Kabupaten Jember tercatat sebanyak 2.967
rumah tangga (Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, 2019) yang terdapat di 5
kecamatan yang termasuk ke dalam Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember. Berikut
adalah data jumlah rumah tangga perikanan dan jumlah produksi di kecamatan yang
termasuk ke dalam Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember pada tahun 2018
Tabel 4. 25 Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan Produksi Per Kecamatan
Kecamatan Rumah Tangga Perikanan Produksi (ton)
Puger 2.318 7.454,24
Ambulu 319 1.025,84
Kencong 154 495,23
Gumukmas 155 498,45
Tempurejo 21 67,54

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-32
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember (2019)


Berdasarkan Tabel 4.24 , dapat diketahui Kecamatan Puger yang juga berperan
sebagai pusat kawasan minapolitan dalam struktur ruang minapolitan Kabupaten Jember
memiliki jumlah rumah tangga perikanan terbanyak, yaitu sebanyak 2.318 rumah tangga.
Jumlah rumah tangga tersebut berbanding lurus dengan jumlah produksinya yang juga
menjadi yang terbesar yaitu sebesar 7.454,24 ton.
4.3 Gambaran Umum Peikanan Kabupaten Jember
Minapolitan Kabupaten Jember dalam Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan
salah kawasan strategis untuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga pengembangan
kawasan minapolitan merupakan strategi penataan ruang dalam hal pengelolaan kawasan
pesisir. Sesuai dengan RTRW Kabupaten Jember Tahun 2015, pengembangan kawasan
minapolitan Kabupaten Jember terletak di Kecamatan Puger. Selain Kecamatan Puger,
wilayah perikanan Kabupaten Jember berada pada Kecamatan Ambulu, Kecamatan
Kencong, Kecamatan Gumukmas, dan Kecamatan Tempurejo.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-33
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Peta 4. 3 Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-34
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

4.3.1 Karakteristik Perikanan Tangkap


Perikanan tangkap pada Kabupaten Jember memiliki berbagai jenis ikan yang beragam
yaitu mencapai 18 jenis ikan laut. Pada sub-bab ini menjelaskan produksi hasil pengolahan
ikan, jenis perahu, jenis alat tangkap ikan, jumlah rumah tangga nelayan, dan perahu yang
dimiliki menurut kecamatan. Selain itu juga di jelaskan produksi dan nilai produksi beberapa
jenis ikan laut yang ditangkap nelayan Kabupaten Jember. Berikut merupakan karakteristik
perikanan tangkap Kabupaten Jember:
A. Produksi Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap Kabupaten Jember terdiri dari bebagai macam jenis ikan dan hewan
laut lainnya seperti udang dan cumi-cumi. Produksi perikanan tangkap pada tahun 2017
sebesar 9.413,90 ton dan pada tahun 2018 produksi meninkat menjadi 9.541,30 ton. Berikut
merupakan produksi dan nilai produksi ikan laut Kabupaten Jember menurut jenisnya.
Tabel 4. 26 Produksi & Nilai Produksi Ikan Laut Kabupaten Jember Menurut Jenisnya
No Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai Produksi (000 Rp.)
1 Manyung 1.389,71 16.676.502
2 Bang-bangan 308,95 9.268.590
3 Kerapu 353,33 10.599.780
4 Kakap 63,93 1.214.708
5 Cucut 80,34 1.205.115
6 Pari 178,50 2.141.952
7 Bawal putih 126,07 2.773.628
8 Layang 846,56 7.619.058
9 Julung-julung 625,46 10.007.392
10 Lemuru 864,15 6.913.192
11 Kembung 549,05 3.843.350
12 Tenggiri 78,57 3.299.940
13 Layur 413,06 14.457.240
14 Tuna 132,04 3.433.092
15 Cakalang 278,80 5.568.050
16 Tongkol 1.118,09 17.889.408
17 Udang rebon 286,87 12.211.900
18 Cumi-cumi 246,46 11.090.475
19 Lain-lain 1.601,76 18.659.769
Total 2018 9.541,30 163.873.141
Total 2017 9.413,91 135.659.119
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-35
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

PRODUKSI IKAN LAUT KABUPATEN JEMBER

1389,71

1118,09
864,15
846,56
PRODUKSI (TON)

625,46

549,05

413,06
353,33
308,95

286,87

246,46
278,8
132,04
126,07
178,5
80,34

78,57
63,93

JENIS IKAN

Gambar 4. 3 Grafik Produksi Ikan Laut Kabupaten Jember Menurut Jenisnya


Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019
Pada Gambar 4.3 dapat diketahui produksi ikan laut tertinggi dan terendah di
Kabupaten Jember. Produksi tertinggi di Kabupaten Jember yaitu ikan manyung sebesar
1.389,71 ton. Sedangkan produksi ikan terendah di Kabupaten Jember yaitu ikan kakap
sebesar 53,93 ton.

17889408
NILAI P RO D U KS I IKAN LAU T KABU PAT EN J EM BER
16676502

14457240

12211900

11090475
10599780
NILAI PRODUKSI (RP.)

10007392
9268590

7619058

6913192

5568050
3843350

3433092
3299940
2773628
2141952
1205115
1214708

JENIS IKAN

Gambar 4. 4 Grafik Nilai Produksi Ikan Laut Kabupaten Jember Menurut Jenisnya

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-36
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019


Pada Gambar 4.4 dapat diketahui nilai produksi ikan laut Kabupaten Jember yang
tertinggi dan terendah. Nilai produksi tertinggi yaitu ikan tongkol sebesar 17.889.408.
Sedangkan nilai produksi terendah yaitu ikan cucut sebesaar 1.205.115.
Hasil produksi perikanan tangkap pada Kabupaten Jember yang memiliki potensi hasil
pengolahan perikanan tangkap hanya berada pada empat kecamatan yaitu Kecamatan Puger,
Kecamatan Ambulu, Kecamatan Kencong, dan Kecamatan Gumukmas. Berikut merupakan
hasil pengolahan perikanan menurut kecamatan produsen dan janis hasil pengolahan pada
Kabupaten Jember.
Tabel 4. 27 Produksi Hasil Pengolahan Perikanan dan Pengolahan Kabupaten Jember
Hasil pengolahan
No Kecamatan Ikan Tepung
Ikan Kering Asapan Terasi Kerupuk
pindang ikan
1 Puger 1.260,58 2.959,75 63,75 11,35 341,05 3,50
2 Ambulu 96,38 1.320,45 28,75 6,25 22,85 1,80
3 Kencong 22,54 61,55 39,25 0,10 2,15 -
4 Gumukmas 5,75 38,50 6,55 - - -
Total 1.385,25 4.380,25 138,30 17,70 366,05 5,30
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019
B. Karakteristik Nelayan
Nelayan pada Kabupaten Jember merupakan salah satu pekerjaan yang diminati oleh
beberapa orang dan tersebar di lima kecamatan yaitu Kecamatan Puger, Kecamatan Ambulu,
Kecamatan Kencong, Kecamatan Gumukmas, dan Kecamatan Tempurejo. Jumlah
keseluruhan nelayan yang ada pada lima kecamatan tersebut yaitu 12.493 jiwa. Berikur
merupakan jumlah nelayan dan rumah tangga nelayan Kabupaten Jember per-kecamatan.
Tabel 4. 28 Jumlah Nelayan & Rumah Tangga Nelayan Kabupaten Jember Per-Kecamatan
No. Kecamatan Nelayan (jiwa) Rumah Tangga Nelayan
1 Puger 10.669 2.318
2 Ambulu 874 319
3 Kencong 444 154
4 Gumukmas 448 155
5 Tempurejo 58 21
Total 12.493 2.967
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019
Pada Tabel 4.27 dapat diketahui jumlah nelayan tertinggi dan terendah pada 5 kecamatan
yang ada. Jumlah nelayan tertinggi berada di Kecamatan Puger yaitu sebesar 10.669 jiwa
dengan jumlah rumah tangga nelayan yaitu 2.318 rumah tangga. Sedangkan jumlah nelayan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-37
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

terendah terletak di Kecamatan Tempurejo yaitu 58 nelayan dengan jumlah rumah tangga
nelayan yaitu 21 rumah tangga.
C. Sarana dan Prasarana Penunjang Perikanan Tangkap
Sarana dan prasarana penunjang perikanan tangkap di Kabupaten Jember merupakan
salah satu hal yang mendukung dalam produksi perikanan ikan tangkap. Sarana perikanan
tangkap di Kabupaten berupa tempat pelelangan ikan (TPI), pasar ikan, dan PPI. Prasarana
penunjang perikanan tangkap berupa perahu dan alat tangkap. Berikut merupakan data jenis
perahu dan jenis alat penangkap ikan pada Kabupaten Jember.
Tabel 4. 29 Jenis Perahu dan Jenis Alat Penangkap Ikan Kabupaten Jember
Perahu Alat tangkap
No. Kecamatan Jukung Gil Tramel Lain-
Besar Sedang Payang Perawe
Motor Net Net lain
1 Puger 162 293 1.863 162 1.566 239 557 254
2 Ambulu 25 - 294 25 420 10 84 61
3 Kencong - - 154 - 219 4 43 16
4 Gumukmas - - 155 - 225 183 53 20
5 Tempurejo - - 21 - 27 1 7 5
Total 187 293 2.487 187 2.457 437 744 356
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka 2019
Berdasarkan Tabel 4.28 diketahui jenis dan jumlah perahu serta jumlah dan jenis alat
tangkap per kecamatan. Jenis perahu yang paling banyak digunakan adalah jenis perahu
jukung motor dengan jumlah 2.487, sedangakan jenis perahu yang paling sedikit yaitu perahu
besar sebanyak 187. Jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan adalah gill net sebanyak
2.457 dan yang paling sedikit digunakan adalah payang sebanyak 187.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-38
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

4.3.2 Perikanan Budidaya


A. Produksi Perikanan Budidaya
Perikanan budidaya yang ada di Kabupaten Jember menghasilkan produk ikan yang bermacam-macam. Data Kabupaten
Jember dalam Angka menunjukkan bahwa untuk produksi ikan budidaya ikan lele merupakan produksi yang paling banyak
dihasilkan. Berikut merupakan data perikanan budidaya di Kabupaten Jember.
Tabel 4. 30 Jumlah Rumah Tangga Budidaya Ikan menurut Kecamatan dan Budidaya 2017
KPI
No. Kecamatan Luas (Ha) Kolam Mina (Ha) Mina Padi KPI Luas Tambak
(unit)
1 Kencong 24.5 116 - - 69 114 - -
2 Gumuk Mas 65.5 217 - - 22 16 157.25 66
3 Puger 51.51 164 - - 9 6 21.25 1
4 Wuluhan 4.01 98 - - 76 8 - -
5 Ambulu 4.15 64 - - 5 6 17 1
6 Tempurejo 2.95 30 - - 1 1 - -
7 Silo 1.75 48 - - 4 1 - -
8 Mayang 2.15 22 1.06 9 8 1 - -
9 Mumbulsari 2.25 94 0.45 2 2 1 - -
10 Jenggawah 0.94 72 - - 4 1 - -
11 Ajung 0.67 69 - - 1 1 - -
12 Rambipuji 1.25 71 - - 22 30 - -
13 Balung 4.51 70 0.55 2 12 10 - -
14 Umbulsari 39.37 368 0.4 3 45 44 - -
15 Semboro 21.26 198 - - 35 48 - -
16 Jombang 14.68 146 - - 22 16 - -
17 Sumberbaru 8.72 142 - - 16 25 - -
18 Tanggul 9.12 404 - - 53 43 - -
19 Bangsalsari 19.45 256 - - 185 109 - -
20 Panti 2.4 48 0.4 6 2 3 - -
21 Sukorambi 1.05 44 - - 1 1 - -
22 Arjasa 0.49 19 - - 1 2 - -
23 Pakusari 1.28 19 - - 1 1 - -
24 Kalisat 2.23 132 24.05 52 7 13 - -
25 Ledokombo 2.6 17 20.25 45 3 6 - -

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-39
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

KPI
No. Kecamatan Luas (Ha) Kolam Mina (Ha) Mina Padi KPI Luas Tambak
(unit)
26 Sumberjambe 1.75 56 1.1 3 2 1 - -
27 Sukowono 2.17 60 - 2 2 1 - -
28 Jelbuk 0.12 18 - - 0 - -
29 Kaliwater 2.75 27 - - 1 1 - -
30 Sumbersari 2.55 26 - - 1 1 - -
31 Patrang 1.3 19 - - 1 1 - -
Total 299.43 3134 48.25 124 614 512 195.5 68
Sumber: Kabupaten Jember dalam Angka, 2018
Tabel 4. 31 Produksi dan Nilai Produksi Budidaya Perikanan Air Tawar Menurut Jenis Produksi dan Jenis Perairan di Kabupaten
Budidaya Sungai Rawa Total
No. Jenis Produksi Produksi Nilai (Rp) Produksi Nilai (Rp) Produksi Nilai (Rp) Produksi Nilai (Rp)
(Ton) Juta (Ton) Juta (Ton) Juta (Ton) Juta
1 Ikan Mas 117.1 2560600 2.82 53600 - - 119.92 2614200
2 Ikan Nila 346.1 7024600 26.28 525664 7.07 141474 379.45 7691738
3 Ikan Gurami 2467.2 62131700 - - - - 2467.2 62131700
4 Ikan Lele 7383.4 106105750 11.06 154779 1.65 23034 7396.11 106283563
5 Ikan Tawes 31.8 564450 12.32 184788 - - 44.12 749238
6 Ikan Mujair - - 7.45 74504 17.96 17954 25.41 92458
7 Ikan Gabus - - 1.61 80601 8.81 440664 10.42 521265
8 Ikan Lain-lain 15.7 69 7.45 74471 39.3 504236 62.45 578776
9 Vanamae 1339.1 71 - - - - 1339.1 71
10 Bandeng 13.7 70 - - - - 13.7 70
11 Udang Lain - - 9.48 189564 1.6 31969 11.08 221533
Total 11714.1 265971900 78.47 1337971 76.38 1320931 11868.95 268630802
Sumber: Kabupaten Jember dalam Angka, 2018
Tabel 4. 32 Luas Area Budidaya dan produksi Ikan Air Tawar berdasarkan Jenisnya
Gurami Tombro Nila/Mujair Lele Udang
No. Kecamatan Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
1 Kencong 9.78 117.2 2.11 9.35 6.78 35.45 9.57 799.75 - -
2 Gumuk Mas 15.89 179.75 6.27 20.81 17.39 166.14 9.15 752.65 169.78 1298.85
3 Puger 4.28 65.15 0.58 9.52 7.75 19.25 36.25 1796.75 8.72 15.1

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-40
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Gurami Tombro Nila/Mujair Lele Udang


No. Kecamatan Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
4 Wuluhan 0.75 19.2 0.1 1.55 0.22 1.5 2.42 85.19 - -
5 Ambulu 1.2 23.95 0.03 2.15 0.33 1.25 3.5 245.15 17 25.15
6 Tempurejo 0.85 9.8 0.25 5.71 0.56 6.5 1.15 55.75 - -
7 Silo 0.02 0.25 0.86 5.25 0.75 2.1 0.09 0.55 - -
8 Mayang 0.05 0.75 0.55 2.7 0.45 4.15 0.12 2.65 - -
9 Mumbulsari 0.5 5.75 0.22 0.4 1.01 9.45 1.15 78.28 - -
10 Jenggawah 0.09 0.95 0.06 0.41 0.07 0.87 0.77 1.5 - -
11 Ajung 0.12 0.55 0.03 0.76 0.04 1.15 2.95 8.75 - -
12 Rambipuji 0.5 39.25 1.25 5.75 0.45 2.55 0.95 25.5 - -
13 Balung 0.72 48.35 0.04 0.55 0.24 0.93 0.55 15.25 - -
14 Umbulsari 4.65 324.75 1.25 2.53 1.55 23.25 299.75 975.12 - -
15 Semboro 8.95 685.12 0.4 0.6 0.98 2.11 9.95 855.25 - -
16 Jombang 7.75 370 0.25 2.25 1.25 15.25 9.55 475.12 - -
17 Sumberbaru 3.1 315.17 3.21 7 1.12 15.25 4.15 375.15 - -
18 Tanggul 2.65 76.85 0.56 1.25 2.45 1.85 3.79 412.25 - -
19 Bangsalsari 14.75 169.75 0.22 1.2 0.17 0.5 6.35 365.12 - -
20 Panti 0.4 1.45 0.45 0.45 0.4 0.57 6.78 25.75 - -
21 Sukorambi 0.05 0.2 0.25 0.2 0.99 0.5 0.71 2.65 - -
22 Arjasa 0.06 0.3 0.01 0.1 0.05 1.5 0.3 1.2 - -
23 Pakusari 0.05 0.75 0.34 5.27 0.4 3.65 0.15 1.35 - -
24 Kalisat 0.05 0.5 2.01 12.5 1.11 1.85 0.19 2.55 - -
25 Ledokombo 0.01 0.4 1.57 10.1 0.91 1.85 0.14 2.15 - -
26 Sumberjambe 0.02 0.2 0.8 1.45 0.44 0.5 0.29 1.72 - -
27 Sukowono 0.02 0.1 2.35 2.54 0.56 0.55 0.35 0.55 - -
28 Jelbuk 0.01 0.1 0.02 0.5 0.06 0.53 0.05 1.5 - -
29 Kaliwater 0.5 3.31 0.02 2.5 0.08 0.75 0.53 5.25 - -
30 Sumbersari 1.04 6.5 0.65 0.35 0.5 0.45 0.5 7.5 - -
31 Patrang 0.1 0.85 0.45 1.5 0.7 0.25 0.25 5.15 - -
Total 78.91 2467.2 27.16 117.2 49.76 322.45 412.4 7383.05 195.5 1339.1
Sumber: Kabupaten Jember dalam Angka, 2018

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-41
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

B. Karakteristik Pembudidaya
Karakteristik pembudidaya merupakan keadaan pembudidaya ikan yang ada di
Kabupaten Jember. Pembudidaya ikan tersebut mencakup dari proses pembenihan,
budidaya dan pengolahan ikan. Berikut merupakan karakteristik pembudidaya yang ada di
Kabupaten Jember.
1. Kelompok Usaha Pembenihan
Pembenihan ikan yang ada di Kabupaten Jember adalah dengan melalui UPT Balai
Benih Ikan (BBI). Namun, selain dari BBI, benih ikan juga didapatkan dari luar
Kabupaten Jember. BBI Kabupaten Jember terdapat di 3 kecamatan, yaitu berada di
Kecamatan Rambipuji, Kecamatan Gumukmas dan Kecamatan Kalisat. BBI
merupakan sarana pemerintah yang tujuannya untuk menghasilkan benih ikan dan
kemudian membina usaha budidaya ikan di Kabupaten Jember. Komoditas ikan
yang dibudidayakan adalah ikan lele, ikan nila, ikan gurame, ikan bawal, ikan patin,
ikan mas dan ikan koi.
2. Kelompok Usaha Budidaya
Kelompok usaha budidaya ikan di Kabupaten Jember tersebar hampir di seluruh
kecamatan di Kabupaten Jember. Berikut data jumlah kelompok budidaya ikan
beserta komoditasnya yang terdapat di Kabupaten Jember:
Tabel 4. 33 Jumlah Kelompok Budidaya Ikan yang Terdapat di Kabupaten Jember
Jumlah
No. Kecamatan Desa Komoditas
Kelompok
1 Tanggul Klatakan 2 Lele, Gurami
Tanggul Wetan 3 Lele, Gurami, Nila
Patemon 1 Nila, Lele
Darungan 1 Nila
Manggisan 3 Lele, Gurami
2 Kalisat Plalangan 5 Lele, Tombro, Hias
Glagawero 1 Nila, Tombro
Ajung 1 Lele, Nila
3 Silo Garahan 1 Nila, Tombro
Sumberjati 1 Nila, Tombro
Karang Harjo 2 Nila, Tombro, Lele
4 Ledok Ombo Lembengan 2 Tombro, Hias, Nila
Sumber Lesung 1 Nila, Tombro
Suko Kidri 1 Lele, Nila
5 Pakusari Sumber Pinang 1 Lele
Pakusari 1 Lele
Kertosari 2 Lele
6 Sukorambi Nila, Tombro, Lele,
Jubung 1 Gurami
Sukorambi 2 Nila, Tombro, Lele
Dukuh Mencek 1
7 Bangsalsari Bangsalsari 5 Gurami

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-42
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jumlah
No. Kecamatan Desa Komoditas
Kelompok
Gambirono 2 Gurami
Karangsono 1 Lele
Tugusari 1 Gurami, Nila, Lele
8 Wuluhan Ampel 3 Lele
Kesilir 1 Lele, Gurami
Dukuh Dempok 2 Lele ,Gurami
Tanjung Rejo 1
9 Ambulu Andongsari 1 Lele
Pontang 1 Lele ,Gurami
Karang Anyar 2 Lele ,Gurami
Sabrang 1 Lele ,Gurami
Sumberan 1 Lele ,Gurami
10 Puger Mojomulyo 9 Lele
Puger Kulon 3 Lele
Mojosari 2 Lele
Puger Wetan 1 Lele
Grenden 2 Lele
11 Gumukmas Kepanjen 6 Gurami, Lele
Tembokrejo 2 Gurami, Lele
Mayangan 3 Gurami, Nila
Karangrejo 1 Gurami, Lele
Bagorejo 2 Gurami, Lele
Sumbersari 1 Gurami
Kalimalang 1 Gurami, Lele
12 Kencong Kraton 40 Lele
Tempuran 1 Lele
Paseban 1 Lele
13 Ajung Pancakarya 1 Lele
Suka Makmur 1 Lele
Mangaran 1 Lele
14 Umbulsari Tegalwangi 2 Gurami, Lele
Umbulsari 2 Gurami, Lele
Paleran 2 Gurami, Lele
Sidorejo 2 Gurami, Lele
Umbulrejo 1 Gurami, Lele
Gadingrejo 2 Gurami, Lele
Sukoreno 2 Gurami, Lele
Tanjungsari 1 Gurami, Lele
Gunungsari 1 Gurami, Lele
15 Semboro Semboro 1 Gurami, Lele
Sidomulyo 2 Gurami, Lele
sidomekar 1 Gurami, Lele
16 Panti Glagahwero 1 Nila, Tombro, Lele
Suci 1
17 Mumbulsari Karang Kedawung 1 Nila, Lele
Lampeji 1 Campuran
Suco 1
Lengkong 4 Nila, Lele, Gurami
Mumbulsari 1 Nila, Gurami
Tamansari 1 Campuran
18 Sukowono Sukorejo 2 Gurami, Nila
Sukosari 3 Nila, Lele, Gurami
Arjasa 1 Nila, lele
Dawuhan Mangli 3 Nila

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-43
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jumlah
No. Kecamatan Desa Komoditas
Kelompok
Randu Agung 1 Lele, Gurami
19 Mayang Kejayan 1 Lele, Gurami
Tegalwaru 2 Lele, Gurami
20 Patrang Patrang 1 Nila, Lele, Gurami
bintoro 1 Lele
21 Balung Gumelar 1
Curah Lele 1
22 Sumber Baru Rowo Tengah 2 Lele, Gurami
23 Kaliwates Jember kidul 1 Lele, Gurami
Sempusari 1
24 Jelbuk - - -
25 Tempurejo - - -
26 Jombang - - -
27 Arjasa - - -
28 Sumber Jambe - - -
29 Sumbersari - - -
30 Jenggawah - - -
31 Rambipuji - - -
JUMLAH 184
Sumber: Rencana Pembangunan Induk Jangka Menengah Minapolitan (RPIJM) Kawasan Minapolitan
Kabupaten Jember Tahun 2015-2020

Jumlah kelompok budidaya ikan yang terdapat di Kabupaten Jember yaitu 184
kelompok. Jumlah kelompok paling banyak yaitu berda di Kecamatan Kencong yaitu
berjumlah 40 kelompok budidaya ikan dengan komoditas ikan lele. Kelompok budidaya
ikan ini tidak tersebar di seluruh kecamatn yang terdapat di Kabupaten Jember, hanya 23
kecamatan saja yang memiliki kelompok budidaya ikan.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-44
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Peta 4. 4 Peta Luas Area Perikanan Budidaya Kabupaten Jember

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-45
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

1. Kelompok Usaha Pengolahan


Kabupaten Jember memiliki sedikitnya 17 poklahsar dengan rerata jumlah anggota
10 – 20 orang/kelompok, yang membutuhkan dukungan dan sinergi dari
pemerintah. Industri perikanan tersebut dituangkan dalam penandatangan MoU
yang dilakukan antara poklahsar dengan suplier ikan segar, dengan Politeknik
Negeri Jember selaku pemilik cold storage, toko oleh-oleh dan juga supermarket
seperti Transmart Jember selaku pihak ritel yang memasaran produk. untuk
mendorong UMKM berbasis ikan di Jember ini, Dinas Kelautan dan Perikanan
Jatim juga telah menggelar sosialisasi kemitraan dan akses permodalan komoditas
produk olahan ikan tuna dan lele di Jember. Pengolahan ikan budidaya di
kabupaten Jember ini yaitu ikan tuna dan ikan lele dikarenakan kedua jenis ikan
tersebut saat ini menjadi produk andalan Kabupaten Jember, misalnya abon ikan
lele.
C. Sarana dan Prasarana Penunjang Perikanan Budidaya
Sarana dan prasarana penunjang adalah fasilitas dan utilitas yang tidak digunakan
secara langsung untuk proses produksi tetapi sangat menunjang kelancaran produksi.
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Jember terdiri
dari
1. Tempat Pelelangan Ikan Puger
TPI Puger merupakan pusat pemasaran hasil perikanan tangkap di Kabupaten Jember
(Bappeda Kabupaten Jember, 2014).
2. Informasi perikanan
Informasi mengenai perikanan tangkap dan perikanan budidaya di Kabupaten Jember
hanya berupa informasi-informasi tentang informasi mengenai teknis perikanan secara
umum. Hal ini terjadi karena kurang maksimalnya fungsinya kelompok-kelompok
perikanan yang berfungsi untuk koordinasi penjualan hasil perikanan dan informasi
teknologi perikanan (Bappeda Kabupaten Jember, 2014)
3. Kredit dan koperasi perikanan
Nelayan dan pembudidaya ikan sulit untuk meminjam modal untuk usaha dikarenakan
belum maksimalnya sistem kinerja koperasi. Selanjutnya, perlu adan peningkatan
SDM dan pelatihan pengurus koperasi di kelompok perikanan sehingga para nelayan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-46
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

ataupun pembudidaya dapat mengakses dan meminjam kredit (Bappeda Kabupaten


Jember, 2014)
4.3.3 Struktur Ruang Minapolitan
Struktur ruang Minapolitan Kabupaten Jember terdiri dari pusar, sub pusat dan sub-
sub pusat. Struktur ruang Minapolitan Kabupaten Jember dibagi menjadi dua yaitu struktur
ruang perikanan tangkap dan struktur ruang perikanan budidaya. Pusat perikanan tangkap
terdapat di kecamatan Puger karena kecamatan puger memiliki hasil produksi yang paling
tinggi daripada kecamatan yang lain, serta memiliki tempat pelelangan ikan untuk menjual
hasil tangkapan nelayan. Sub pusat Kawasan Minapolitan terdapat di Kecamatan Ambulu,
dan Kecamatan Gumukas. Sub-sub pusat Kawasan Minapolitan terdapat di Kecamatan
Kencong dan Kecamatan Tempurojo (Masterplan Kawasan Minapolitan Jember, 2015).
Pusat perikaan budidaya sama dengan pusat perikanan tangkap yaitu terletak di
Kecamatan Puger. Sub pusat perikanan budidaya terletak di Kecamatan Semboro,
Kecamatan Umbul Sari, Kecamatan Kencong, Kecamatan Gumukmas, dan Kecamatan
Ambulu. Sub-sub pusat perikanan budidaya terletak pada Kecaatan Wuluhan (Masterplan
Kawasan Minapolitan Jember, 2015).

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-47
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Peta 4. 5 Struktur Ruang Perikanan Tangkap

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-48
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

4.3.4 Kelembagaan
Kelembagaan perikanan Kabupaten Jember terdiri dari kelembagaan perikanan
tangkap dan kelembagaan perikanan budidaya. Kelembagaan perikanan tangkap maupun
budidaya didapat dari Masterplan Pembangunan Peternakan, Perikanan, dan Kelautan
Kabupaten Jember Tahun 2015. Berikut merupakan kelembagaan perikanan pada
Kabupaten Jember.
A. Kelembagaan Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap Kabupaten Jember memiliki enam jenis kelembagaan yang
mendukung perikanan tangkap di Kabupaten Jember. Setiap kelembagaan memiliki peran
dan fungsi yang berbeda-beda. Kelembagaan perikanan tangkap Kabupaten Jember yaitu
sebagai berikut:
1. Penyuluh Perikanan
Petugas penyuluh perikanan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan
pengetahuan dan kualitas nelayan dalam hal perikanan. Penyuluh memiliki fungsi
memberikan pelatihan dan penyuluhan serta informasi teknologi perikanan pada pelaku
perikanan tangkap (nelayan).
2. Pengepul
Pengepul merupakan salah satu mata rantai awal pemasaran hasil produksi
perikanan. Pengepul memiliki fungsi mengumpulkan hasil perikanan tangkap dan
mendistribusikan ke pasar-pasar atau agen besar yang akan mengolah hasil perikanan.
3. Pengambek
Pengambek memiliki fungsi ganda yaitu memberikan pinjaman modal operasional
kepada nelayan dan sekaligus mengumpulkan hasil perikanan tangkap yang kemudian
mendistribusikannya ke pasar-pasar atau agen besar yang akan mengolah hasil perikanan
tersebut. Secara umum keberadaan pengambek ini sangat dibutuhkan oleh pelaku
perikanan tangkap, dimana dengan adanya pinjaman modal yang mudah nelayan dapat
melaut dan mendapatkan hasil tangkap. Akan tetapi salah satu syaratnya adalah semua
hasil tangkap nelayan tersebut harus dijual kepada pengambek sesuai harga yang
ditentukan oleh pengambek dan tentunya dibawah harga pasar/ pengepul lain.
4. Pedagang Lokal
Pedagang lokal dalam rantai pemasaran hasil produksi perikanan memiliki peran
yang sama dengan pengepul, namun yang membedakan adalah kapasitas dan wilayah

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-49
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

pemasaran. Pedagang lokal biasanya memasarkan hasil perikanan tangkap di pasar-pasar


lokal dengan kapasitas yang kecil. Biasanya yang mengambil peran sebagai pedagang lokal
ini adalah keluarga nelayan ataupun masyarakat sekitar.
5. Pembeli Swasta
Pembeli Swasta tidak memiliki hubungan langsung dengan para pelaku perikanan
tangkap, namun dalam rantai pemasaran hasil produksi perikanan cukup penting. Pembeli
swasta biasanya memiliki hubungan langsung dengan pengepul ataupun pengambek.
Meski tidak secara langsung terkait dengan nelayan, namun adanya kerjasama antara
pengepul dengan pembeli swasta secara tidak langsung meningkatkan kondisi
perekonomian masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
6. Kelompok Perikanan Tangkap
Keberadaan kelompok perikanan memiliki hubungan yang sangat erat dengan
nelayan karena kelompok perikanan merupakan wadah bagi para pelaku perikanan guna
peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang perikanan.
B. Kelembagaan Perikanan Budidaya
Perikanan budidaya Kabupaten Jember memiliki juga memiliki enam jenis
kelembagaan yang mendukung perikanan budidaya Kabupaten Jember. Setiap
kelembagaan memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Kelembagaan perikanan
budidaya Kabupaten Jember yaitu sebagai berikut:
1. Penyuluh Perikanan
Petugas penyuluh perikanan memiliki peranan yang penting dalam memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada pembudidaya ikan. Informasi yang diberikan mulai dari
pembenihan sampai pengolahan pasca panen yang dapat memberikan nilai tambah.
2. Pengepul
Pengepul merupakan salah satu mata rantai awal pemasaran hasil produksi
perikanan. Pengepul memiliki fungsi mengumpulkan hasil perikanan budidaya dan
mendistribusikan ke pasar-pasar atau agen besar yang akan mengolah hasil perikanan.
3. Pedagang Lokal
Pedagang lokal dalam rantai pemasaran hasil produksi perikanan memiliki peran
yang sama dengan pengepul, namun yang membedakan adalah kapasitas dan wilayah
pemasaran. Pedagang lokal biasanya memasarkan hasil perikanan budidaya di pasar-pasar
lokal dengan kapasitas yang kecil.
4. Pembeli Swasta

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-50
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Pembeli Swasta tidak memiliki hubungan langsung dengan para pelaku perikanan
budidaya, namun dalam rantai pemasaran hasil produksi perikanan cukup penting. Pembeli
swasta biasanya memiliki hubungan langsung dengan pengepul. Meski tidak secara
langsung terkait dengan pembudidaya, namun adanya kerjasama antara pengepul dengan
pembeli swasta secara tidak langsung meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat
yang bermata pencaharian sebagai pembudidaya ikan.
5. Kelompok Perikanan Tangkap
Keberadaan kelompok perikanan/ KUB sangat erat dengan masyarakat
pembudidaya ikan karena kelompok perikanan merupakan wadah bagi para pelaku
perikanan guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya perikanan.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


IV-51
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai