Anda di halaman 1dari 4

Nama : Haerunnisa Hairuddin

Nim : E031211018

Kelas : Sosiologi A

Tanggung Jawab Pemerintah terhadap Hak Pendidikan bagi Anak


terlantar

Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimliki oleh


warga negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-
undangan. Dengan kata lain hak warga negara merupakan suatu
keistimewaan yang menghendaki agar warga negara diperlakukan sesuai
keistimewaan tersebut. Sedangkan kewajiban warga negara adalah suatu
keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berbicara mengenai hak artinya kita juga berbicara mengenai


Pendidikan. Berdasarkan Pasal 28 C ayat (1) UUD 1945 (pasca perubahan)
yang menyatakan “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak memperoleh pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia. Pasal 32 ayat (2) UUD 1945 (pasca perubahan) juga merumuskan
bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar, sedangkan
pemerintah wajib membiayainya.

Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk


merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan adalah sarana
utama dimana orang dewasa dan terutama anak-anak yang dimarjinalkan
secara ekonomi dan sosial dapat mengangkat diri mereka keluar dari
kemiskinan dan memperoleh cara untuk terlibat dalam komunitas mereka,
karena pendidikan memiliki peranan penting untuk memberdayakan
seluruh masyarakat, terkhusus anak-anak.
Pendidikan merupakan suatu sarana yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia, hal ini disebabkan karena pendidikan adalah
sektor yang dapat menciptakan kecerdasan manusia dalam
melangsungkan kehidupannya, pentingnya pendidikan agar dengan mudah
segala kebutuhan hidup dapat diperoleh. Pada prinsipnya pendidikan
merupakan agenda yang sangat penting dalam pelaksanaan program kerja
pada setiap negara, di setiap keberlangsungan hidup bermasyarakat,
pendidikan adalah modal yang sangat urgensif.

Hal yang menjadi sorotan saat ini menurut saya melihat angka putus
sekolah di kalangan anak usia dini masih cukup tinggi. Ketika hal itu terjadi
yang menjadi sorotan publik sudah jelaslah Pemerintah. Masalah paling
mendasar yang dialami oleh anak terlantar adalah kecilnya kemungkinan
untuk mendapatkan kesempatan dibidang pendidikan yang layak. Anak
terlantar sendiri pada umumnya merupakan anak-anak yang berasal dari
latar belakang keluarga yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga tidak
mampu, sehingga mereka tumbuh dan berkembang dengan latar belakang
kehidupan jalanan yang akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan
hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya
berperilaku negatif. Bahkan yang lebih miris lagi adalah ada anak terlantar
yang tidak memiliki sama sekali keluarga (hidup sebatang kara).

Selama ini, rendahnya pemenuhan hak pendidikan warga negara


bukan masalah keterbatasan masalah dana, melainkan kepada komitmen
serta kemauan pemerintah dan DPR dalam menggunakan dana APBN
dalam sektor pendidikan. Selain itu kita dapat melihat pemerintah daerah
tidak memberdayakan anak terlantar dengan baik. Sehingga mereka tidak
dapat pendidikan yang layak sejak dini.

Keterbatasan memperoleh akses pendidikan akan semakin


menjerumuskan si miskin ke dalam jurang kebodohan. Akhirnya si miskin
akan selamanya menjadi bodoh dan tidak mempunyai keterampilan. Akibat
tidak mempunyai keterampilan mereka tidak mempunyai pekerjaan, apalagi
menciptakan lapangan pekerjaan, dan jika menjadi pengangguran, mereka
akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan juga pemerintah.

Salah satu solusi yang harus diterapkan terkhusus pemerintah ialah


dengan membebaskan biaya pendidikan bagi keluarga miskin dan terlantar,
dampak dari kemiskinan inilah yang memaksa orang tua mereka untuk turut
seta memberdayakan anak-anaknya yang sebenarnya masih dalam usia
wajib belajar. Selain itu kemiskinan juga menyebabkan pola pikir orang tua
dan anak hanya befokus pada kebutuhan jangka pendek saja (makan dan
minum), tanpa memperhatikan betapa pentingnya faktor pendidikan

Perlindungan terhadap anak adalah segala kegiatan untuk menjamin


dan melindungi anak-anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berprestasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan. Perlindungan anak patut lebih diperhatikan lebih
detail terutama pada dunia pendidikan anak, karena dewasa ini masih
banyak kasus-kasus yang berhubungan dengan pelanggaran hak anak,
bukan hanya anak terlantar tetapi juga pekerja seks komersial yang
dilakukan anak-anak dan masih tingginya anak jalanan. Perlindungan anak
menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya kewajiban orang tua saja.

Selain itu perlu adanya keseimbangan antara perlindungan hak anak


dan pemberian kewajiban bagi anak dalam kapasitas mendidik anak.
Disamping melindungi hak-haknya agar tidak menjadi salah asuh, salah
arah, maka perlu ditunjukkan kewajiban yang perlu dilaksanakan oleh anak,
salah satunya itu mengenai pendidikannya
DAFTAR REFERENSI

Imam Sukadi, tanggung jawab negara terhadap anak terlantar dalam


operasionalisasi pemerintah di bidang perlindungan hak anak

https://media.neliti.com/media/publications/23659-ID-tanggung-jawab-
negara-terhadap-anak-terlantar-dalam-operasionalisasi-pemerintah.pdf

Diakses pada 19 Maret 2022, 00:38 WITA

Sheilla Chairunnisyah Sirait. 2017. Tanggung jawab pemerintah untuk


memberikan pendidikan kepada anak terlantar dalam perspektif undang-
undang perlindungan anak

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/delegalata/article/view/1146

Diakses pada 19 Maret 2022, 01:15 WITA

Anda mungkin juga menyukai