Disusun Oleh :
Kelompok 1
PURWOKERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut UUD Pasal 9 ayat (1) UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan
jejak orang tuanya secara turun temurun. Sejak kecil anak-anak ini sudah
diajarkan orang tuanya untuk mencari uang sebagai anak jalanan dengan cara
senang, dan bersuka ria. Faktor utama yang menjadi penyebab terhambatnya
proses pendidikan anak jalanan ini adalah kurangnya dukungan dan motivasi
dari orang tua mereka. Orang tua beranggapan pendidikan itu tidak penting
dan yang terpenting adalah mencari uang dengan jalan mengamen atau
Kampung Sri Rahayu berjumlah sekitar 200 anak yang berusia 2 tahun sampai
karena adanya anak jalanan yang merupakan pendatang dari kota maupun
daerah lain. Anak jalanan di kampung ini terbagi atas dua macam, yaitu anak
jalanan yang turun di jalan (pengamen) dan anak jalan yang tidak turun ke
jalan (masih bisa bersekolah). Anak jalanan yang turun ke jalan (pengamen)
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak turun ke jalan. Dari
jumlah 200 anak jalanan yang ada, hanya 20 persen saja (20 anak) yang bisa
putus sekolah atau drop out sehingga tidak sampai lulus SD, dan sisanya
adalah tidak bersekolah sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan anak jalanan masih sangat rendah. Faktor utama yang menjadi
dukungan dan motivasi dari orang tua mereka. Orang tua beranggapan
pendidikan itu tidak penting dan yang terpenting adalah mencari uang dengan
orang tua mereka hanya berperan sebagai orang tua biologis (yang melahirkan
anaknya) saja, akan tetapi orang tua tersebut secara psikis atau kejiwaan tidak
membuka mindset orang tua dan anak-anak akan pentingnya pendidikan untuk
dan pintar. Kids Preneur suatu metode pendidikan in formal bagi anak jalanan
untuk dapat merubah pola sikap dan fikiran mereka. Dalam peneratapan
metode KP ini ada empat program unggulan yang akan di lakukan yang
jiwa sosial, kreatif dan mandiri pada anak sehingga mereka bisa hidup tidak
1.2.Tujuan
PEMBAHASAN
lemah, dan tingkat pendidikan yang sangat minim sehingga berakibat pada
kurang terhormat, dan sebagian berprofesi di luar norma susila dan agama. Secara
fisik lingkungan kampung ini terlihat kumuh dan kurang teratur, kondisi MCK
yang kurang layak, serta kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Secara
berprofesi mengikuti jejak orang tuanya secara turun temurun. Sejak kecil anak-
anak ini sudah diajarkan orang tuanya untuk mencari uang sebagai anak jalanan
dengan cara menjadi pengamen maupun pengemis. Padahal seharusnya usia anak-
bersenang-senang, dan bersuka ria. Akan tetapi orang tua mereka menganggap
pendidikan itu tidak begitu penting, karena dianggap pendidikan itu hanya akan
menghabiskan uang semata sedangkan mencari uang itulah yang lebih penting.
Kondisi seperti ini menjadikan mental anak jalanan semakin bersifat materialistik,
yang bergantung pada orang lain. Kurangnya dukungan dan motivasi dari orang
tua bagi anaknya merupakan faktor utama terhambatnya pendidikan bagi anak
jalanan. Selain itu dipengaruhi juga oleh lingkungan tempat tinggal, teman, dan
penghambat bagi anak jalanan untuk bersekolah, karena kondisi ekonomi mereka
kurangnya pendidikan bagi anak jalanan, kurangnya kesadaran orang tua tentang
sekitar tentang pendidikan. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengatasi
krisis pendidikan bagi anak-anak jalanan tersebut. Salah satu upaya yang bisa
(bimbingan belajar) secara khusus. Selama ini konsep bimbel yang banyak
biayanya cukup mahal dan pastinya tidak bisa dijangkau oleh kalangan ekonomi
lemah.Selain itu faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya tingkat pendidikan
anak jalanan di Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak) adalah karena faktor
tempat tinggal mereka. Pengaruh teman sebaya terutama teman yang sering turun
menikmati dunia pengamen saja dengan alasan bisa menghasilkan uang. Sekali
ikut ajakan teman untuk turun ke jalan untuk mengamen maka secara psikologis
anak tersebut akan ketagihan untuk terus tetap mengamen. Pengaruh masyarakat
sekitar adalah kondisi masyarakat yang bermacam-macam status sosial rendah
Oleh karena itu perlu penanganan masalah social ini yaitu dengan pendidikan
lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dengan karakter yang baik, anak-
anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai
hal yang terbaik, melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki
tujuan hidup. Kids preneur adalah salah satu sekolah informal yang memiliki
didominasi pola sikap daripada pola fikir siswa terhadap suatu permasahan yang
dihadapi oleh siswa. Sehingga siswa akan cenderung berpikir untuk dapat
tanggung jawab dan mandiri pada siswa, sehingga siswa bisa tumbuh sebagai
pemimpin dan memiliki cita-cita kuat. Program ini berisi materi motivasi,
tanggung jawab dan games edukasi .Progam ini akan diisi dengan, Metode belajar
job based learning ini memberikan wawasan dan pengalaman tentang delapan
jenis profesi yaitu guru, Polisi, TNI, Kepala Desa, Seniman, Pengusaha, Dokter
dan Bidan. Metode tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan dan motivasi
anak agar memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita yang tinggi.
atau Bioskop Satria dan games yang berkaitan dengan profesi Guru, Kelapa Desa,
Dokter dan Bidan atau disebut dengan (Employed and self-employed job
profesi tersebut.
Pada program kedua ini peserta akan diberikan materi tentang pelajaran
seperti halnya sekolah formal. Akan tetapi dalam program ini cara
penyampaian yang akan diberikan kepada siswa berbeda seperti halnya sekolah
formal. Dalam proses pembelajaran porgram ini anak-anak akan lebih santai,
nyaman dan berpikir. Materi yang akan disampaikan tidak banyak, tidak
menghafal akan tetapi langsung apilkatif kehidupan mereka. Perlu media alat
untuk dapat merangsang daya fikir mereka sehingga dapat membentuk pola
fikir mereka.
pembuatan hasta karya secara kelompok dan lomba menyanyi, tujuan kegiatan ini
bekas bisa dijadikan vas bunga, mobil-mobilan, kerajinan tangan dan sebagainya.
Setelah diberikan dua program maka ilmu yang akan didapatkanak bisa langsung
diaplikasi dalam program ini, sehingga menjadikan karakter si anak lebih kreatif
pengajar. Tujuan dari program ini yakni agar program KPC bisa ditindak lanjuti
Rahayau. Sehingga ilmu yang diberkan tidak cepat hilang dan anak-anak kembali
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan anak kampung sri rahayu dapat
anak. Dalam metode pembelajaran KP didominasi pola sikap daripada pola fikir
siswa terhadap suatu permasahan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga siswa akan
sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
1.3. Kesimpulan
didominasi pola sikap daripada pola fikir siswa terhadap suatu permasahan
yang dihadapi oleh siswa. Sehingga siswa akan cenderung berpikir untuk
1.4. Saran
Miles, M.B. & Huberman, A. M. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Camellia, F. 1999. Fungsi Keluarga Bagi Anak Jalanan di Perkotaan: Studi Kasus
Anak-Anak Jalanan di Sekolah Binaan YNDN, Pasar Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas
Pertanian IPB, Bogor (Tidak dipublikasikan)
Farrid, M. 1997. Pekerja Anak, Upaya Implementasi Konvensi Hak Anak di
Indonesia dan Konvensi ILO (No. 138). Akatiga, Bandung
Suhartini, T. dan Panjaitan, N.K. 2009. Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan:
Kasus Anak Jalanan di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sodality, Jurnal
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. IPB, Bogor. 3
(2): 215-230
Thamrin, T. 1996. Dehumanisasi Anak Jalanan: “Berbagai Pengalaman
Pemberdayaan”. Akatiga, Bandung.