Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KAMPUNG SRI RAHAYU PURWOKERTO

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Moransyah Burhannudin NIM. L1B017001

Siti Khoirunnisa NIM. L1B017002

Lismi Yati Hasani Ulfah NIM. L1B017003

Nandita Ika Qothrunnada NIM. L1B017005

Afdhal Yuris Fadhillah NIM. L1B017008

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak merupakan perkampungan yang

terpinggirkan dan mayoritas masyarakatnya penyandang permasalahan sosial,

diantanya PSK, waria, pengamen, pengangguran, pengemis dan anak jalanan.

Menurut UUD Pasal 9 ayat (1) UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan

anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan

pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat

kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Anak jalanan di

Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak), Karangklesem, Purwokerto Selatan

memiliki permasalahan sosial yang sangat kompleks dan tingkat pendidikan

mereka masih rendah. Anak-anak ini sebagian besar berprofesi mengikuti

jejak orang tuanya secara turun temurun. Sejak kecil anak-anak ini sudah

diajarkan orang tuanya untuk mencari uang sebagai anak jalanan dengan cara

menjadi pengamen maupun pengemis. Padahal seharusnya usia anak-anak

adalah masa-masa untuk mendapatkan pendidikan dasar, bermain, bersenang-

senang, dan bersuka ria. Faktor utama yang menjadi penyebab terhambatnya

proses pendidikan anak jalanan ini adalah kurangnya dukungan dan motivasi

dari orang tua mereka. Orang tua beranggapan pendidikan itu tidak penting

dan yang terpenting adalah mencari uang dengan jalan mengamen atau

meminta-minta. Hal membentuk karakter anak menjadi pemalas, putus asa,

sulit berpikir, minta-minta, nakal dan sebagainya.


Anak jalanan di Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak), Karangklesem,

Purwokerto Selatan memiliki permasalahan sosial yang sangat kompleks dan

tingkat pendidikan mereka masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara

dengan bapak Musyafa (Pembina Yayasan Sri Rahayu), anak jalanan di

Kampung Sri Rahayu berjumlah sekitar 200 anak yang berusia 2 tahun sampai

17 tahun. Jumlah ini berubah-ubah dan cenderung mengalami peningkatan

karena adanya anak jalanan yang merupakan pendatang dari kota maupun

daerah lain. Anak jalanan di kampung ini terbagi atas dua macam, yaitu anak

jalanan yang turun di jalan (pengamen) dan anak jalan yang tidak turun ke

jalan (masih bisa bersekolah). Anak jalanan yang turun ke jalan (pengamen)

jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak turun ke jalan. Dari

jumlah 200 anak jalanan yang ada, hanya 20 persen saja (20 anak) yang bisa

mengenyam pendidikan sekolah dasar sampai lulus SD, 60 anak mengalami

putus sekolah atau drop out sehingga tidak sampai lulus SD, dan sisanya

adalah tidak bersekolah sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan anak jalanan masih sangat rendah. Faktor utama yang menjadi

penyebab terhambatnya proses pendidikan anak jalanan ini adalah kurangnya

dukungan dan motivasi dari orang tua mereka. Orang tua beranggapan

pendidikan itu tidak penting dan yang terpenting adalah mencari uang dengan

jalan mengamen atau meminta-minta. Pak Musyafa menambahkan bahwa

orang tua mereka hanya berperan sebagai orang tua biologis (yang melahirkan

anaknya) saja, akan tetapi orang tua tersebut secara psikis atau kejiwaan tidak

merasa memiliki dan membina anak mereka.


Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk dapat merubah dan

membuka mindset orang tua dan anak-anak akan pentingnya pendidikan untuk

kehidupan mereka. Kids Preneur (KP) merupakan solusi upaya pendidikan

berbasis kewirausaan bagi anak-anak jalanan di Kampung Sri Rahayu untuk

menumbuhkan karakter pribadi yang lebih mandiri, kreatif, tanggungn jawab

dan pintar. Kids Preneur suatu metode pendidikan in formal bagi anak jalanan

untuk dapat merubah pola sikap dan fikiran mereka. Dalam peneratapan

metode KP ini ada empat program unggulan yang akan di lakukan yang

tujuannya agar anak-anak bisa merasakan pentingnya pendidikan untuk

kehidupan pribadinya. Selain itu dalam metode KP ini ingin menumbuhkan

jiwa sosial, kreatif dan mandiri pada anak sehingga mereka bisa hidup tidak

hanya dengan mengharapkan belas kasih dari orang lain.

1.2.Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui permasalahan

sosial kemasyarakatan yang ada di wilayah Purwokerto khususnya Kampung

Sri Rahayu serta mengetahui bagaimana solusi dari permasalahan tersebut.


BAB II

PEMBAHASAN

Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak), Kelurahan Karangklesem,

Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas merupakan sebuah

kampung dengan mayoritas masyarakatnya adalah penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang sangat kompleks, lingkungannya kumuh, ekonomi

lemah, dan tingkat pendidikan yang sangat minim sehingga berakibat pada

moralitas yang sangat rendah. Mayoritas masyarakatnya berprofesi kurang layak,

kurang terhormat, dan sebagian berprofesi di luar norma susila dan agama. Secara

fisik lingkungan kampung ini terlihat kumuh dan kurang teratur, kondisi MCK

yang kurang layak, serta kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Secara

sosial dan ekonomi masyarakatnya berada di garis perekonomian lemah dan

tergolong masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti

pengamen, anak jalanan, pengemis, PSK, waria, dan pengangguran.

Anak-anak di Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak) sebagian besar

berprofesi mengikuti jejak orang tuanya secara turun temurun. Sejak kecil anak-

anak ini sudah diajarkan orang tuanya untuk mencari uang sebagai anak jalanan

dengan cara menjadi pengamen maupun pengemis. Padahal seharusnya usia anak-

anak adalah masa-masa untuk mendapatkan pendidikan dasar, bermain,

bersenang-senang, dan bersuka ria. Akan tetapi orang tua mereka menganggap

pendidikan itu tidak begitu penting, karena dianggap pendidikan itu hanya akan

menghabiskan uang semata sedangkan mencari uang itulah yang lebih penting.

Kondisi seperti ini menjadikan mental anak jalanan semakin bersifat materialistik,

yang bergantung pada orang lain. Kurangnya dukungan dan motivasi dari orang
tua bagi anaknya merupakan faktor utama terhambatnya pendidikan bagi anak

jalanan. Selain itu dipengaruhi juga oleh lingkungan tempat tinggal, teman, dan

kondisi masyarakat sekitarnya. Mahalnya biaya pendidikan juga menjadi

penghambat bagi anak jalanan untuk bersekolah, karena kondisi ekonomi mereka

yang kurang mencukupi.

Permasalahan anak jalanan di kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak)

sangat kompleks. Identifikasi masalah dari permasalahan tersebut meliputi:

kurangnya pendidikan bagi anak jalanan, kurangnya kesadaran orang tua tentang

pentingnya pendidikan, serta kurangnya dukungan dan perhatian dari masyarakat

sekitar tentang pendidikan. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengatasi

krisis pendidikan bagi anak-anak jalanan tersebut. Salah satu upaya yang bisa

ditempuh untuk mengatasi permasalahan pendidikan bagi anak jalanan tersebut

adalah membentuk sebuah wadah pendidikan nonformal berupa bimbel

(bimbingan belajar) secara khusus. Selama ini konsep bimbel yang banyak

berkembang dan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga atau instansi terkait

biayanya cukup mahal dan pastinya tidak bisa dijangkau oleh kalangan ekonomi

lemah.Selain itu faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya tingkat pendidikan

anak jalanan di Kampung Sri Rahayu (Kampung Dayak) adalah karena faktor

lingkungan seperti pengaruh teman sebaya, masyarakat sekitar dan lingkungan

tempat tinggal mereka. Pengaruh teman sebaya terutama teman yang sering turun

ke jalan (pengamen) sangat mempengaruhi hidupnya karena diajak untuk ikut

menikmati dunia pengamen saja dengan alasan bisa menghasilkan uang. Sekali

ikut ajakan teman untuk turun ke jalan untuk mengamen maka secara psikologis

anak tersebut akan ketagihan untuk terus tetap mengamen. Pengaruh masyarakat
sekitar adalah kondisi masyarakat yang bermacam-macam status sosial rendah

seperti PSK, waria, gelandangan, dan pengangguran lainnya.

Oleh karena itu perlu penanganan masalah social ini yaitu dengan pendidikan

karakter.Menurut Battistich (2008) tujuan pendidikan karakter adalah mendorong

lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dengan karakter yang baik, anak-

anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai

hal yang terbaik, melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki

tujuan hidup. Kids preneur adalah salah satu sekolah informal yang memiliki

sistem pembelajaran pendidika karakter anak. Dalam metode pembelajaran KP

didominasi pola sikap daripada pola fikir siswa terhadap suatu permasahan yang

dihadapi oleh siswa. Sehingga siswa akan cenderung berpikir untuk dapat

menyelesaikan permasalahan tersebut. Materi yang didapat oleh siswa akan

langsung bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya sehingga siswa bisa

langsung mempraktikan dilapangan.

Pendidikan karakter ini meliputi 4 jenis yaitu :

1. Kids Preneur Leadership

Pada program memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan membentuk jiwa

tanggung jawab dan mandiri pada siswa, sehingga siswa bisa tumbuh sebagai

pemimpin dan memiliki cita-cita kuat. Program ini berisi materi motivasi,

tanggung jawab dan games edukasi .Progam ini akan diisi dengan, Metode belajar

job based learning ini memberikan wawasan dan pengalaman tentang delapan

jenis profesi yaitu guru, Polisi, TNI, Kepala Desa, Seniman, Pengusaha, Dokter
dan Bidan. Metode tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan dan motivasi

anak agar memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita yang tinggi.

Job based learning ini divariasikan dengan kegiatan yang menarik

diantaranya, anak-anak melaksanakan pembelajaran melalui pemutaran video

atau Bioskop Satria dan games yang berkaitan dengan profesi Guru, Kelapa Desa,

Dokter dan Bidan atau disebut dengan (Employed and self-employed job

educatian). Setiap satu bidang profesi akan memberikan wawasan dan

pengalaman mengenai profesi tersebut untuk memotivasi anak-anak Kampung Sri

Rahayu dan diakhiri dengan simulasi secara langsung bagaimana menjalankan

profesi tersebut.

2. Kids Prenenur Educative

Pada program kedua ini peserta akan diberikan materi tentang pelajaran

seperti halnya sekolah formal. Akan tetapi dalam program ini cara

penyampaian yang akan diberikan kepada siswa berbeda seperti halnya sekolah

formal. Dalam proses pembelajaran porgram ini anak-anak akan lebih santai,

nyaman dan berpikir. Materi yang akan disampaikan tidak banyak, tidak

menghafal akan tetapi langsung apilkatif kehidupan mereka. Perlu media alat

untuk dapat merangsang daya fikir mereka sehingga dapat membentuk pola

fikir mereka.

3. Kids Prenenur Innovation

Pada program ini anak-anak akan dipelajari bagaimana , yaitu kegiatan

pembuatan hasta karya secara kelompok dan lomba menyanyi, tujuan kegiatan ini

adalah untuk mengapresiasi kreatifitas dan bakat peserta. cara memanfaatkan


sesuatau barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna misalnya botol

bekas bisa dijadikan vas bunga, mobil-mobilan, kerajinan tangan dan sebagainya.

Setelah diberikan dua program maka ilmu yang akan didapatkanak bisa langsung

diaplikasi dalam program ini, sehingga menjadikan karakter si anak lebih kreatif

dan mandiri dalam menyelesaikan suatu masalah.

4. Kids Preneur Community

Program terakhir dari KP ini yakni akan dibentuknya suatu

wadah/perkumpulan bagi alumni KP sehingga peserta didik bisa tetap dimonitori

pengajar. Tujuan dari program ini yakni agar program KPC bisa ditindak lanjuti

dan dapat bermanfaat bagi masyarakat setempet, khususnya di Kampung Sri

Rahayau. Sehingga ilmu yang diberkan tidak cepat hilang dan anak-anak kembali

ke masa lalunya. Adapun pengajar utama dari KP ini yakni mahasiswa-mahasiswa

dari Universitas Jenderal Soedirman.

Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan anak kampung sri rahayu dapat

lebih bersemangat dalam menggapai cita-cita dan meningkatkan kreativitas.. Kids

preneur sekolah informal yang memiliki sistem pembelajaran pendidika karakter

anak. Dalam metode pembelajaran KP didominasi pola sikap daripada pola fikir

siswa terhadap suatu permasahan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga siswa akan

cenderung berpikir untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Kegiatan

pendidikan karakter ini . Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pendidikan

kepada anak-anak kampung Sri Rahayu agar dapat mengenal lingkungan

sekitarnya.
BAB III

PENUTUP

1.3. Kesimpulan

Kids preneur adalah sekolah informal yang memiliki sistem

pembelajaran pendidika karakter anak. Dalam metode pembelajaran KP

didominasi pola sikap daripada pola fikir siswa terhadap suatu permasahan

yang dihadapi oleh siswa. Sehingga siswa akan cenderung berpikir untuk

dapat menyelesaikan permasalahan.

1.4. Saran

Peran pemerintah daerah dalam penanganan masalah sosial di

kampung sri rahayu sangat diperlukan,agar permasalahan dikampung sri

rahayu dapat terselesaikan dengan menyeluruh.


DAFTAR PUSTAKA

Battistich, V. 2007. Character Education, Prevention, and Positive Youth


Development. Illinois: University of Missouri, St. Louis..
Muttaqien, Imam dari judul Basics of Qualitative Research: Grounded

Miles, M.B. & Huberman, A. M. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

tentang Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Strauss, A. & Corbin, J. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah


dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Terjemahan oleh Muhammad
Shodiq dan Theory Procedures and Techniques. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Camellia, F. 1999. Fungsi Keluarga Bagi Anak Jalanan di Perkotaan: Studi Kasus
Anak-Anak Jalanan di Sekolah Binaan YNDN, Pasar Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas
Pertanian IPB, Bogor (Tidak dipublikasikan)
Farrid, M. 1997. Pekerja Anak, Upaya Implementasi Konvensi Hak Anak di
Indonesia dan Konvensi ILO (No. 138). Akatiga, Bandung
Suhartini, T. dan Panjaitan, N.K. 2009. Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan:
Kasus Anak Jalanan di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sodality, Jurnal
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. IPB, Bogor. 3
(2): 215-230
Thamrin, T. 1996. Dehumanisasi Anak Jalanan: “Berbagai Pengalaman
Pemberdayaan”. Akatiga, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai