Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKHIR

“ RUMAH NYAMAN, TEMPAT TERNYAMAN BAGI YANG KEHILANGAN “

Disusun oleh: Lusye Dian Labetubun


Venza Thereza Gara
PRODI TEOLOGI 2022 SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

Rumah Singgah : Tempat beristirahat sementara yang bersifat non formal dimana anak-anak
bertemu memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk kedalam proses lebih lanjut
(Konferensi Nasional II Masalah Pekerja Anak, 1996).

Pendidikan : Perbuatan atau cara untuk mendidik, proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dalam usaha mendewaskan seseorang melalui upaya pengajaran dan pelatihan
(Kamus Bahasa Indonesia, 2005).

Anak Jalanan : Anak dibawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari
nafkah, berkeliaran dijalanan atau ditempat-tempat umum (Dep. Sos R. I. 1997).

Gangguan jiwa : sekelompok gejala yang ditandai dengan perubahan pikiran, perasaan dan perilaku
seseorang yang menimbulkan hendaya/disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa
gangguan jiwa yang cukup sering terjadi di masyarakat antara lain adalah depresi, ansietas/cemas,
skizofrenia, bipolar, gangguan kepribadian, dll.

Kota Sorong adalah


Sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Kota ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak, di
mana Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM) mulai melakukan aktivitas
pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935. Sorong adalah kota terbesar di Provinsi Papua
Barat serta kota terbesar kedua di Papua Indonesia, setelah Kota Jayapura.
Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk dan transit ke Provinsi Papua
Barat. Kota Sorong juga merupakan kota industri, perdagangan dan jasa, karena Kota Sorong
dikelilingi oleh kabupaten lain yang mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial sehingga
membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.

Jadi, pengertian judul “ RUMAH NYAMAN,TEMPAT TERNYAMAN BAGI YANG KEHILANGAN “

Adalah tempat tinggal sementara bagi Anak-anak dibawah umur 18 tahun yang bekerja dijalanan
dan tidak punya tempat tinggal Ketika orang tua mereka jauh dikampung.
Bahkan rumah nyaman juga sebagai tempat menampung setiap Jiwa yang mengalami gangguan
mental agar bertumbuh,dipulihkan,sembuh dari luka fisik bahkan luka batin.

1.2 Latar Belakang


Berawal dari ketidakmampuan untuk menempuh Pendidikan.
Jadi ada begitu banyak anak di Kota Sorong yang minim Pendidikan. Mereka lebih memilih
bagaimana caranya mendapatkan uang dan uang itu akan dipakai untuk melakukan hal-hal yang
tidak benar seperti, Merokok, minum alkohol,cium Lem Aibon. Bahkan sampai terjadi tindakan
kriminal karena ketidakpuasaan dalam membeli minuman beralkohol sehingga membuat mereka
harus mencuri atau melakukan tindakan pembegalan. Sehingga banyak dari mereka yang
menghabiskan masa remaja mereka didalam penjara dan terikat dengan dosa dan
Di kota Sorong juga yang perlu diperhatikan adalah, adanya begitu banyak orang yang mengalami
gangguan jiwa dan terkadang tidak bisa mengontrol diri mereka sendiri sampai mencelakai orang
lain, setelah itu akan terjadi penganiayaan atas orang-orang yang mengalami gangguan itu oleh
warga sekitar.
1.2.1. Faktor Pendorong Anak Jalanan
Faktor-faktor yang menyebabkan anak pergi ke jalanan berdasarkan alasan dan penuturan mereka
adalah karena:
1) Kekerasan dalam keluarga.
2) Dorongan keluarga.
3) Ingin bebas.
4) Ingin memiliki uang sendiri, dan
5) Pengaruh teman. Persoalan yang kemudian muncul adalah anak-anak pergi ke jalan untuk
mencari ketenangan dan kesenangan, pada umumnya anak jalanan berada pada usia sekolah, usia
produktif, yang mereka juga mempunyai kesempatan yang sama seperti anak-anak yang lain mereka
adalah warga negara yang berhak mendapatkan pelayanan pendidikan, tetapi disisi lain mereka tidak
bisa meninggalkan kebiasaan mencari penghidupan di jalan.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor
yaitu: biologi, psikologis dan sosial.

Faktor biologi antara lain adalah keturunan/genetik, masa dalam kandungan, proses persalinan,
nutrisi, riwayat trauma kepala dan adanya gangguan anatomi dan fisiologi saraf.

Faktor psikologis yang berperan terhadap timbulnya gangguan jiwa antara lain adalah interaksi
dengan orang lain, intelegensia, konsep diri, keterampilan, kreativitas, dan tingkat perkembangan
emosional.

Faktor sosial yang berpengaruh yaitu stabilitas keluarga, pola asuh orang tua, adat dan budaya,
agama, tingkat ekonomi, nilai dan kepercayaan tertentu.

1.2.2. Keberadaan Anak Jalanan Di kota Sorong


1. Anak-anak turun ke jalan karena adanya desakan ekonomi keluarga. Hal ini terjadi
karena keluarga tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Rumah tinggal yang kumuh membuat tidak nyaman anak berada di rumah, sehingga
perumahan kumuh menjadi salah satu faktor pendorong untuk anak turun ke jalan.
3. Ketidak harmonisan dalam keluarga membuat anak tidak betah berada dirumahnya
sendiri.
4. Orang tua yang tidak mengetahui fungsi dan perananya sebagai orang tua yang harus
memenuhi hak anak.
5. Belum optimalnya kontrol sosial di dalam masyarakat. 6. Belum berperannya
lembaga-lembaga dalam masyarakat, serta belum adanya penanganan berpusat pada
satu tempat dalam penanganan anak jalanan Beberapa tempat keberadaan anak
jalanan di wilayah Sorong, Papua Barat

1.3. Rumusan Permasalahan


1.3.1. Umum
Anak jalanan keberadaanya semakin lama semakin banyak, karena pengetahuan dan
pendidikan mereka yang minimum, dan penaruh dari lingkungan bahkan dorongan dari
keluarga, sehingga perlu adanya perencanaan dan perancangan rumah singgah dimana
fungsinya sebagai tempat tinggal sementara yang didalamnya memberikan
pengarahan, pendidikan, pengembangan bakat, tempat bermain dan tempat bekarya,
agar mereka dapat bekerja mandiri tanpa harus mencari uang di jalanan.

Perencanaan dan perancangan rumah singgah harus dapat membuat nyaman


penghuninya, sehingga anak jalanan merasa nyaman, dihargai, dipedulikan, dilindungi,
mendapat pendidikan

1.3.2. Khusus

Keberadaan anak jalanan harus ada penyelesaian dan solusinya


permasalahan ini kemudian dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
perencanaan dan perancangan rumah singgah, pemasalahan-permasalahan yang ada
antara lain :
1. Mencari site dan menganalisa lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan
keberadaan instansi-instansi pendidikan yang ada disekitarnya guna membantu tenaga
dalam pengajaran serta buku-buku bacaan yang ada serta mempertimbangkan
keberadaan anak jalan yang ada disekitar lingkungan site, sehingga rumah singgah yang
nantinya dirancang mudah untuk pencapaiannya serta layak menjadi tempat
pandidikan.

2. Menganalisa program ruang yang dapat menjadikan rumah singgah sebagai tempat
pendidikan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan anak jalanan, sehingga mereka
mudah pengawasannya dan mendapatkan perhatian, perlindungan serta ketrampilan.
Kebutuhan ruang ketrampilan disesuaikan dengan pertimbangan bakat dan
kemampuan yang dimiliki anak jalanan.

3. Menciptakan konsep pada rumah singgah sebagai tempat pendidikan anak jalanan
sesuai dengan program ruang dan site

4. Mendesain bentuk bangunan rumah singgah dengan gaya arsitektur modern klasik
dengan tujuan menambah daya tarik dan minat anak jalanan untuk mendapatkan
pendidikan serta ketrampilan dan menyelesaikan permasalahannya. Dikarenakan anak
jalanan pada umumnya menginginkan tempat yang mewah dan bersih sehingga penulis
menggambil desain dengan gaya arsitektur modern, sedangkan gaya arsitektur klasik
memberi kesan nyaman dan tenang terhadap penghuninya.

1.4. Tujuan Rumah singgah

Merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat realisasi anak jalanan
terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat. Secara umum tujuan dibentuknya
rumah singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan
menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sedang secara khusus
tujuan rumah singgah adalah (Retno LSM Seroja, 2009):

1. Membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat.

2. Mengupayakan anak-anak kembali kerumah jika memungkinkan atau ke panti dan


lembaga pengganti lainnya jika diperlukan.

3. Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan


menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.

1.5. Sasaran

Dapat menghasilkan rumah singgah yang dapat menampung anak jalanan dan segala
aktifitas yang mereka kerjakan dengan bimbingan belajar baik formal maupun non-
formal serta pengarahan-pengarahan ketrampilan sebagai peningkatan bakat dan bekal
untuk bekerja nantinya. Dapat menghasilkan konsep perencanaan dan perancangan
fisik yang mencerminkan suatu kegiatan pendidikan untuk anak jalanan yang selama ini
mereka tinggalkan mulai dari pendidikan SD, SMP, dan SMU, sesuai dengan pendidikan
yang pernah mereka lakukan.

1.6. Manfaat

Perencanaan dan perancangan rumah singgah yang berada di Kota Surakarta ini
akan bermanfaat bagi anak jalanan dan Pemerintah Kota, dikarenakan pembangunan
rumah singgah ini bisa membina anak jalanan untuk dapat mandiri dan berkarya,
sehingga tidak ada lagi pengamen, pedagang asongan, pengemis, dan sebagainya
berada di jalan untuk mencari nafkah, adapun perancangan rumah singgah untuk anak
jalanan juga memberikan manfaat antara lain bagi:

1. Penulis :

a.Perancangan ini menambah pengetahuan penulis dari apa yang telah diajarkan
selama dibangku kuliah yang dituangkan kedalam laporan TA (tugas akhir) mengenai
bagaimana merancang sebuah banguanan untuk anak jalanan yang memiliki beberapa
fasilitas yaitu bimbingan moral, bimbingan belajar, serta bimbingan ketrampilan.

b. Menambah pengetahuan tentang kehidupan anak jalanan dan permasalahan yang


dihadapinya.

2. Masyarakat:

a.Memberikan pemikiran baru bagi masyarakat yang peduli dengan keberadaan dan
penanganan masalah anak jalanan, dengan system pendidikan dan ketrampilan yang
akan diterapkan

b. Menambah kepedulian masyarakat terhadap masa depan anak jalanan sebagai


penerus generasi Bangsa bukan pengertian yang mencibir dan menganggap mereka
sebagai sampah masyarakat.

3. Umum :

a.Perancangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Arsitektur di


UMS dan mahasiswa yang membaca laporan DP3A ini untuk dapat mengerti dan
memperhatikan masalah yang ada disekitarnya terutama terhadap anak jalanan.

b. Dapat membantu mencerdaskan generasi Bangsa, sebagai donator ataupun


sebagai pengajar.

1.7. Lingkup Pembahasan

Pembahasan ditekankan pada bentuk bangunan dengan konsep arsitektur modern


klasik yang dapat menjadi tempat yang nyaman dan membuat kerasan penghuninya,
sehingga anak jalan dapat melupakan kehidupan sebelumnya dengan mencari nafkah di
jalan.

1.7.1. Luasan pembahasan


Pada perancangan Denah pembuatan rumah singgah untuk anak jalanan ini
merupakan denah fiktif yang terletak di Sorong. Perancangan arsitektural fiktif tersebut
berupa perancangan rumah singgah yang terdiri dari beberapa fasilitas utama dan
fasilitas penunjang, dalam setiap fasilitas dibagi menjadi beberapa bangunan dan
ruanganruangan yang dipisah satu dengan yang lainya menurut kebutuhan dan
fungsinya masing-masing, adapun bangunan dan ruangan tersebut adalah area
penerima tamu, kantor, gedung pameran, gedung pelatihan, asrama, dan kantin,
sehingga penghuni dan karyawan dapat menjalankan tugasnya masing-masing untuk
bekerja semaksimal mungkin. Bentuk Bimbingan Yang Ada Pada Rumah Singgah
mengunakan sistem seperti belajar disekolah-sekolah pada umumnya, dan
menambahnya dengan ketrampilan-ketrampilan seperti:

1. Bimbingan belajar Fasilitas yang menyediakan untuk pembelajar pada tingkat


pendidikan SD, SMP, SMA.

2. Bimbingan

Ketrampilan dan kesenian Fasilitas ketrampilan dan kesenian merupakan bentuk


bimbingan ketrampilan dan keahlian tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan
yang dimiliki anak jalanan sehingga dapat menjadikan keahlian anak jalanan tersebut.
Ketrampilan tersebut seperti sablon, daur ulang, memasak, menjahit, tata rambut dan
rias, seni musik, seni drama, dan seni melukis. Setiap ketrampilan disediakan ruang
khusus dalam setiap bidang untuk mewadahi ketrampilan dan keahlian sehingga bakat
dan kemampuan dapat terfokus dengan satu bidang saja.

3.Bimbingan moral dan etika Rumah singgah ini juga memberikan fasilitas berupa
bimbingan pelajaran moral dan beretika dalam bertingkah laku. Kebanyakan anak
jalanan tidak mengenal etika moral dikarenakan tidak adanya kasih sayang dan
bimbingan dari Orang tua sehingga anak cenderung bertingkah tanpa moral.

4. Bimbingan kewirausahaan

Bimbingan kewirausahaan juga diberikan pada gedung pelatihan ini agar anak jalanan
dapat bekerja secara mandiri.

1.7.2. Perencanaan

Fasilitas-fasilitas penunjang dan sarana yang akan diterapkan dalam perancangan


rumah singgah adalah (Dwi Astuti, 2005):

Fasilitas Pembinaan
1. Untuk anak usia 12-18 tahun:
a) Ruang praktek tata busana
b) Ruang praktek tata rias
c) Ruang praktek tata boga
d) Ruang-ruang kelas teori

Fasilitas Hunian atau Asrama Sebagai tempat pendopo untuk berkumpul, tempat
makan, tempat tidur, bertukar pengalaman dan bertukar pikiran.

1. Untuk anak usia 12-18 tahun:


a) Ruang Pembina
b) Ruang santai
c) Ruang servis
d) Kamar-kamar tidur
e) Kamar mandi

Fasilitas Pengelola
a) Lobby (ruang tamu dan informasi)
b) Ruang absensi karyawan dan staf
c) Kantor pengelola d) Ruang rapat
e) Ruang istirahat dan pantry
f) Gudang
g) Toilet

Fasilitas Servis
a) Gudang umum
b) Ruang genset
c) Ruang trafo
d) Ruang panel 11
e) Pos jaga

Fasilitas Penunjang Lainnya

a) Fasilitas parkir mobil, motor, dan sepeda


b) Fasilitas area terbuka sebagai tempat serba guna
c) Fasilitas taman bermain
d) Fasilitas taman belajar

1.8. Metodologi Pembahasan

1.8.1. Tahap Perumusan

Masalah Mengidentifikasi masalah melalui studi literature dan observasi berdasarkan kenyataan
yang ada, data-data yang diperlukan untuk menunjang proses perencanaan dan pembangunan
adalah (Nazir, Moch. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999):

a. Data Lapangan
Data lapangan adalah data yang diperoleh dari hasil survey dilapangan dengan metode
pengamatan dan wawancara, data yang diperlukan adalah data fisik bangunan yaitu data yang
meliputi kondisi sekitar tapak dan dalam tapak, dan data non fisik bangunan yaitu data yang
berhubungan dengan kebiasaan atau tingkah laku masyarakat sekitar tapak.

b. Data Literatur
Data literatur yaitu data yang mencakup teori-teori, pendapat para ahli dan pengamat di
bidangnya yang di dapat dari literatur acuan dan tinjauan pustaka.

Data-data literatur yang diperlukan antara lain:

a) Data-data tentang masalah anak jalanan dan penanganannya


b) Data-data tentang tempat pelatihan termasuk konsep arsitektur
c) Data-data tentang prilaku atau karakter anak jalanan
d) Data-data tentang standarisasi rumah singgah

c. Data pembanding
Data pembanding adalah data yang membahas tentang perbandingan produk yang sudah ada
dengan produk yang akan direncanakan, data-data tersebut meliputi data struktur organisasi,
usia pengguna, kebiasaan 12 prilaku pengguna ruangan, waktu operasional, pelayanan yang
akan diberikan, dan tata ruang. Diharapkan dari perbandingan data tersebut dapat diambil
kelebihan dan kekurangan sebagai pertimbangan atau referensi dalam perancangan.

1.8.2. Metode Pengumpulan Data (Google.net, 2009)


Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah:

1. Studi pustaka, yaitu dengan melakukan studi data-data pustaka untuk mendapatkan data sebagai
landasan teori melalui artikel, jurnal ilmiah, buku dan media internet.

2. Studi lapangan, yaitu dengan mengadakan mengadakan survey pada beberapa rumah singgah
yang ada di Sorong untuk mendapatkan data lapangan melalui pengamatan dan wawancara dengan
pihak LSM yang mengelola rumah singgah ataupun pada anak jalanan itu sendiri, metode yang
digunakan dalam studi lapangan yaitu:

a) Wawancara,
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pengelola, anak didik, anak
jalanan, dan Departemen Sosial Kota

b) Observasi,
dengan melakukan pengamatan terhadap ruang untuk melihat permasalahan umum yang
menyangkut kegiatan pengguna rumah singgah itu sendiri

c) Dokumentasi,
yaitu dengan gambar dengan media foto

d) Survey,
dengan meninjau aktifitas rumah singgah secara langsung

1.8.3. Metode Pengolahan Data

Data-data yang sudah didapat dan terkumpul akan diolah sebagaimana data yang diperlukan
dicantumkan pada laporan dan data yang tidak diperlukan sebagai pelengkap dan wawasan bagi
penulis, sehingga laporan dapat dibuat sesempurna mungkin sesuai kemampuan penulis. Kemudian
data yang diambil akan dibagi menjadi beberapa bagian menjadi sub-sub pembahasan berdasarkan
13 judul, perencanaan, utilitas, serta elemen penunjang

1.8.4. Metode Analisa Data Data yang sudah didapat akan diolah yang kemudian akan menjadi
alternative pemecahan dalam desain bangunan, sehingga desain akan dapat diperbandingkan
dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhanya.

1.9. Sitematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN
Menyajikan tentang : Deskripsi, Judul, Pengertian Judul, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
dan Sasaran, Lingkup dan Batasan Pembahasan, Metode dan Sistematika Pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan tentang subtansi materi, metode perancangan yang digunakan, desain, sarana pendukung
lainnya untuk menentukan aktifitas yang akan diwadahi dan studi komparasi

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERANCANGAN (DATA)

Gambaran pada peta tapak atau lokasi site yang akan menjadi tempat perencanaan dan
pembangunan serta aspek lingkungan sekitar dan kesimpulan dari semua tujuan perencanan dan
pembangunan

BAB IV ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Menganalisa konsep makro dan konsep mikro untuk mendapatkan hasil perancangan yang bisa
dipertanggung jawabkan, dengan penekanan pada konsep arsitek serta mengemukakan gagasan
yang akan diwujudkan dalam gambar teknis. Mengadakan analisa berdasarkan permasalahan dan
persoalan guna merumuskan perencanaan bangunan, dengan fungsi sesuai target, serta 14
mengembangkan gambar teknis dari konsep perancangan menjadi gambar dengan sistim stuktur
dan utilitas.

Berikut adalah Rancangan Anggaran Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah singgah :
qty/ Unit Price Amount
No Itemized cost Unit Keterangan
vol (Rp) (Rp)

A. PERSIAPAN LAHAN

1 Pembersihan lahan 80,0 m² 16 1.280.000

2 Pasang bowplank dan pengukuran 24 m 70 1.680.000

3 Listrik & air kerja 1,0 Ls 1.000.000 1.000.000

4 Gudang & bedeng kerja (2.4 m x 2.4 m) 1,0 Ls 1.800.000 1.800.000

Sub Total A 5.760.000

B. PEKERJAAN STRUKTUR & TANAH

I Pekerjaan Tanah

Galian fondasi batu kali


1 15 m³ 135 2.025.000
(t=40cm L = 60cm)

Galian fondasi footplat


2 6 m³ 125 750.000
(t=60cm L = 80cm)

3 Urugan pasir t=5 cm dibawah fondasi 2 m³ 470 940.000

Sub Total B.I 3.715.000

II Pekerjaan Fondasi

1 Fondasi batu kali 15 m³ 630.000 9.450.000

2 Anstamping fondasi batu kali t=15 cm 9,5 m³ 470.000 4.465.000

Sub Total B.II 13.915.000

III Pekerjaan Beton

1 Sloof beton (20 cm x 15 cm) 1,8 m³ 5.002.465 9.026.948

2 Kolom praktis (12 cm x20 cm) 2,6 m³ 6.428.840 16.964.423


3 Ring balok (12 cm x 20 cm) 1,0 m³ 5.717.800 5.887.047

4 Dak beton t =12 cm ᴓ 8cm 4,2 m³ 4.627.210 19,434,282

5 Waterproofing dak beton 8,7 m² 112.2 976.14

Sub Total B.III 52.233.316

IV Pekerjaan Penutup Atap

1 Rangka atap baja ringan 34,9 m² 233.4 8.139.825

2 Penutup atap genteng beton 28,6 m² 260 7.430.800

3 Penutup atap tempered glass 10 mm 6,3 m² 1.300.000 8.183.500

4 Lisplank GRC tinggi 30 cm 4,5 m 450 2.025.000

5 Kanopi carport Twinlight Holow (4×4 cm) 16,3 m² 850 13.872.000

Sub Total B.IV 25.779.125

Sub Total B 93.966.795

C. PEKERJAAN ARSITEKTUR

I Pekerjaaan Dinding

1 Pemasangan dinding 165,1 m² 95 15.687.255

2 Plesteran + acian 204,3 m² 64.61 13.197.109

3 Pasangan loster 6,6 m² 562.5 3.690.000

4 Cat dinding interior 204,3 m² 54 11.029.932

5 Cat dinding eksterior 40,3 m² 87.4 3.518.724


Sub Total C.I 47.123.020

II Pekerjaan Pintu dan Jendela

Pintu kayu (100 cm x 260 cm)


1 1,0 Ls 3.833.200 3.833.200
finishing pelitur kayu

Pintu panel (100 cm x 260 cm)


2 4,0 Ls 3.343.200 13.372.800
finishing teakwood & pelitur kayu

Pintu PVC untuk WC/KM


3 2,0 Ls 1.756.000 3.512.000
(790 cm x 220 cm)

4 Jendela kamar utama (lantai 1) 2,6 m² 832 2.129.920

5 Jendela kamar tamu (lantai 1) 1,1 m 832 915.2

6 Jendela kamar anak (lantai 2) 1,8 m² 832 1.464.320

7 Jendela ruang tamu 1,8 m 832 1.464.320

8 Railing tangga 6,2 m 850 5.270.000

Sub Total C.II 31.995.040

III Pekerjaan Lantai & Plafon

1 Paving blok carport 14,0 m³ 250 3.511.250

2 Granite 60 x 60 23,3 m² 341 7.931.660

3 Granite 20 x 60 texture kayu/natural 22,4 m² 396 8.857.530

4 Keramik lantai KM 30×30 4,9 m² 241 1.176.080

5 Keramik dinding KM 30×60 4,9 m² 366 1.786.080

6 Plafon gypsum 9 mm 60,2 m² 146.5 8.817.469


7 Pekerjaan cat plafon 60,2 m² 57.4 3.454.763

Sub Total C.III 38.595.104

Sub Total C 117.713.165

TOTAL AKHIR 217.439.960

Berdasarkan ilustrasi di atas, total biaya yang kamu butuhkan untuk membangun rumah singgah
bertingkat 2 berkisar di angka. Dana tersebut masih belum termasuk pekerjaan plumbing dan
kelistrikan, penambahan interior, serta penggunaan bahan atau material yang kualitasnya berbeda.

Rancangan Anggaran Biaya guna perlengkapan Asrama :

NO ITEM UNIT UNIT PRICE QTY AMOUNT KETERANGAN


1. Ranjang 1.600.000 25 40.000.000
2. Kasur 170.000 25 4.250.000
3. Seprei 25.000 25 625.000
4. Bantal 20.000 25 500.000
5. Selimut 30.000 25 750.000
6. Kipas Angin 150.000 10 1.500.000
7. Kaca 120.000 10 1.200.00
8.

48.825.000

Anda mungkin juga menyukai