Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dewi Fitriyatur Rohmah

Nim : 22010024107
Jurusan : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas : Universitas Negeri Surabaya

PENDIDIKAN INKLUSIF SEBAGAI STRATEGI


DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN UNTUK SEMUA
ABSTRAK

Pendidikan adalah hak semua anak tanpa terkecuali. Namun, yang utama dari yang
utama permasalahan pendidikan di lndonesia adalah tidak semua anak mendapatkan akses
pendidikan. Tidak hanya masalah ekonomi tetapi juga mencankup kondisi fisik atau psikis
yang “berbeda” dengan anak pada umumnya, atau lebih baik dikenal sebagai disbilitas.
Mereka (disbilitas) rentan terhadap marjinalisasi terutama dalam bidang pendidikan. Di
dalam 10 tahun terakhir pemerintah lndonesia telah merencanakan pendidikan inklusi dan
tujuan utamanya adalah untuk dapat tidak hanya disabilitas. Harapan selanjutnya adalah
mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bnagsa.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam
jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya.
Menurut hasil pengamatan, melihat secara langsung proses pembelajaran di kelas.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan waktu yang singkat karena menunggu
waktu istirahat. Dan pembelajaran dilakukan dengan cara singkat karena menyesuaikan
kemauan anak dalam belajar, kita tidak boleh memaksakan anak dalam belajar, karena itu
bisa membuat anak-anak tersebut tidak mau untuk belajar kembali. Dan dengan adanya
sebuah aplikasi maupun website ini akan bisa membuat mereka senang dalam belajar, karena
didalamnya terdapat banyak mata pelajaran yang tentunya menarik untuk dipelajari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Anak tidak bisa belajar karena rumahnya jauh dari sekolah
2. Faktor ekonomi yang menghambat anak sekolah
3. Anak tidak bisa sekolah sampai jenjang yang tinggi

1.3 Tujuan Masalah

1. memudahkan anak dalam belajar

2. memudahkan anak dalam belajar tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak

3. memudahkan anak bersekolah sampai bisa ke perguruan tinggi


BAB II

KAJIAN TEORI

Anak ABK merupakan anak yang memiliki kebutuhan khusus, maka dari itu kita
perlu memberika mereka fasilitas yang di mana, fasilitas tersbeut bisa membatu bagi mereka.
Supaya fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan degan baik dan bisa bermanfaat. Anak ABK
sebenarnya juga anak yang norma, tetapi dia memiliki keunikan tersendiri dalam masing-
masing dirinya. Kita tidak moleh merendahkan anak ABK pada dasarnya mereka juga
mampu melakukan hal yang biasa kita lakukan.
BAB III

PEMBAHASAN

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Perbedaan adat istiadat, suku,
agama, dan budaya bangsa Indonesia telah ada sejak bangsa ini terbentuk lewat sebuah
perjalanan sejarah yang panjang. Kemajemukan bangsa Indonesia merupakan unsur yang
potensial dalam membentuk kekuatan bangsa saat ini maupun pada masa yang akan datang.
Namun di sisi lain, jika kemajemukan ini tidak dibina secara terus-menerus, maka yang
terjadi bukan kemajuan bangsa, melainkan kehancuran. Dalam tatanan sosial pergolakan-
pergolakan di berbagai daerah seperti tawuran antar kelompok, penyerangan terhadap
kelompok lain, hingga perusakan fasilitas ibadah, pada umumnya dipicu oleh hal-hal seperti
perebutan wilayah dan pekerjaan, adanya kesenjangan sosial, atau perbedaan pandangan dan
keyakinan dalam beribadah.

Berbagai macam konflik tersebut lahir sebagai akibat dari lunturnya nilai-nilai
toleransi untuk tetap saling menghargai perbedaan. Pada aspek pendidikan, perbedaan anak
dalam hal tampilan fisik, komunikasi, kemampuan, sikap, perilaku menjadikan mereka sangat
rentan diskriminasi. Mereka (anak berkebutuhan khusus) diperlakukan tidak adil oleh sistem
pendidikan. Misalnya pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus (ABK) harus
bersekolah di sekolah khusus (Sekolah Luar Biasa/SLB). Pada umumnya, lokasi SLB berada
di Ibu Kota Provinsi ataupun di Ibu Kota Kabupaten. Padahal anak-anak berkelainan tersebar
hampir di seluruh daerah (Kecamatan/Desa), tidak hanya di Ibu Kota. Akibatnya, sebagian
ABK, terutama yang kemampuan ekonomi orang tuanya lemah, terpaksa tidak disekolahkan
karena lokasi SLB jauh dari rumah, sementara kalau akan disekolahkan di SD terdekat, SD
tersebut tidak bersedia menerima karena merasa tidak mampu melayaninya. Sebagian yang
lain, mungkin selama ini dapat diterima di SD terdekat, namun karena ketiadaan pelayanan
khusus bagi mereka, akibatnya mereka beresiko tinggal kelas dan akhirnya putus sekolah.

Permasalahan di atas akan berakibat pada kegagalan program wajib belajar. Maka
dari itu kita sebagai seorang Teknologi Pendidikan, kita harus bisa memfasilitasi anak-anak
berkebutuhan khusus tersebut. Supaya anak-anak tersebut tetap bisa bersekolah tanpa harus
datang langsung kesekolah, dikarenakan rumah tempat tinggal mereka yang jauh berada
dipelosok desa maupun kota. Dengan adanya permasalahan seperti ini, kita harus bisa
memfasilitasi mereka dengan adanya sebuah aplikasi maupun sebuah website yang di
khususkan kepada anak-anak ABK yang ingin sekolah tetapi tidah bisa datang langsung ke
sekolah tersebut. Di mana nantinya sebuah aplikasi maupun website tersebut di dalamnya
akan diisi sebuah buku-buku, audio visual, dan lan sebagainya yang nantinya bisa
dimanfaatkan anak-anak tersebut untuk belajar. Dan didalamnya juga berisikan materi atau
mata pelajaran yang sama dengan materi yang sedang dipelajari atau disampaikan di
sekolah.

Dengan adanya aplikasi maupun website seperti ini akan memudahkan anak-anak
ABK tersebut dalam belajar, dan nantinya sebuah aplikasi maupun website ini akan bisa
diakses dimanapun dan kapanpu setiap kita ingin membukanya. Dan didalamnya sebuah
aplikasi maupun website ini akan disediakan sebuah room khusus, yang nantinya room
tersebut akan dibuat untuk menyampaikan sebuah pendapat atau pertanyan yang mengenai
sebuah mata pelajaran yang belum bisa dpahami oleh siswa.

Dan setelah adanya fasilitas aplikasi maupun website seperti ini diharapkan anak-anak
tersebut bisa lebih semangat lagi untuk sekolah dan tidak ada alasan lagi untuk tidak mau
bersekolah. Karena sebuah aplikasi maupun website ini sudah didesai secara khusus untuk
memudahkan para siswa agar tetap bisa bersekolah tanpa harus datang secara langsung ke
sekolah.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan mengenai pembelajan pada


Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Permasalahan di atas merupakan permasalahn yang
cukup serius dalam menanggulangi anak ABK yang sulit dalam bersekolah karena rumah
mereka yang berada jauh dari lokasi sekolah. Dan factor ekomi keluarga yang membuat
mereka tidak bisa bersekolah karenanya mereka tidak mempunyai uang yang cukup untuk
membiayai anak-anak mereka untuk sekolah. Maka dari itu, kita membuat sebuah aplikasi
maupun website yang memudahka anak-anak tersebut untuk bisa bersekolah tanpa harus
datang ke sekolah secara langsung dan tidak perlu juga mengeluarkan biaya yang banyak
bagi orang tua siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. dan Permanarian. (2005). Reorientasi Pemahaman Konsep Special


Education ke Konsep Needs Education dan Implikasinya Layanan Pendidikan. Bandung:
Jassi Astati

Hidayat (2009). Pengenalan dan identifikasi anak berkebutuhan khusus dan strategi
pembelajarannya. Balikpapan: Kegiatan Workshop

Jhonsen, B.H., and Skjorten M.D., (2003). Menuju Inklusi, Pendidikan Kebutuhan
Khusus Sebuah Pengantar Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung

Toto Bintoro. (2004). Pendidikan Inklusi. Republika Online:


http://www.republika.co.id

Anda mungkin juga menyukai