Anda di halaman 1dari 3

 Kuis 1 Landasan Pendidikan

Jawablah pertanyaan terkait landasan sosial pendidikan berikut menurut pendapat Anda.
1. Apakah budaya/pola budaya mempengaruhi pembelajaran di sekolah? Mengapa?
Menurut pendapat saya apabila dikaji secara umum budaya cukup mempengaruhi
pembelajaran di sekolah karena budaya sendiri diperoleh melalui proses pembelajaran oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam lingkungannya yang dapat berkembang menjadi
budaya belajar. Terlebih Indonesia sendiri merupakan negara yang multikultural yang
memiliki beragam budaya, sehingga budaya belajar antara wilayah yang satu dengan
wilayah yang lain tentunya akan berbeda,
2. Bagaimana pengaruh media massa dan media terhadap siswa usia sekolah?
Menurut pendapat saya media massa dan media sosial memiliki pengaruh positif
dan pengaruh negatif terhadap siswa usia sekolah tergantung bagaimana para siswa
menggunakannya. Media massa dan media sosial dapat membawa pengaruh positif bagi
siswa karena dapat membantu siswa dalam mengakses informasi untuk menambah
wawasan mereka. Akan tetapi media massa dan media social juga dapat membawa dampak
negatif apabila disalahgunakan, terlebih bagi siswa yang masih awam seperti siswa sekolah
dasar. Penggunaan media massa dan media social memerlukan pengawasan dari sekolah
agar tidak terjadi penyalahgunaan yang dapat berpengaruh negatif bagi siswa.
3. Apakah perbedaan gender mempengaruhi pembelajaran dan prestasi belajar? Jika iya,
bagaimana prosesnya? Jika tidak, mengapa?
Menurut pendapat saya gender tidak terlalu berpengaruh terhadap pembelajaran
dan prestasi belajar. Saat ini laki – laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama
untuk menempuh pendidikan, mereka juga sama – sama dikaruniai akal untuk berpikir
tergantung pada masing – masing individu apakah mereka mau berusaha untuk mengasah
dan mengembangkannya atau tidak, walaupun apabila ditinjau dari kemampuan
memecahkan masalah ataupun kematangan emosi laki – laki memang lebih cepat matang
daripada perempuan, akan tetapi menurut saya hal tersebut bukanlah factor yang utama
yang mempengaruhi pembelajaran dan prestasi belajar mereka.
Menurut pendapat saya perbedaan gender tidak terlalu berpengaruh terhadap pembelajaran
dan prestasi belajar.
4. Apa hubungan status/kelas seseorang dengan kesuksesan dalam pendidikan? Apakah
kesuksesan dalam pendidikan juga ditentukan oleh etnis?
Menurut pendapat saya hubungan antara status atau kelas seseorang dengan
kesuksesan dalam pendidikan adalah sebagai pendukung atau penunjang saja. Seseorang
dengan status atau kelas atas memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan dengan
fasilitas yang memadai baik dalam pemenuhan fasilitas pribadi maupun fasilitas umum
dalam dunia pendidikan, berbeda dengan seseorang yang memiliki status atau kelas bawah
yang terkadang tidak mampu menempuh pendidikan karena masalah biaya. Akan tetapi hal
itu juga tidak sepenuhnya menjadi acuan untuk mencapai kesuksesan dalam pendidikan,
Tidak sedikit orang yang sukses dalam pendidikannya dulunya berasal dari kalangan
menengah ke bawah begitu juga sebaliknya.
Menurut pendapat saya kesuksesan dalam pendidikan juga tidak ditentukan oleh
etnis karena Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Sehingga seharusnya etnis tidak
mempengaruhi kesuksean dalam pendidikan, yang menjadi persoalannya adalah apakah
semua etnis di Indonesia telah memperoleh pendidikan yang sesuai dengan perundang –
undangan tersebut atau belum karena tidak menutup kemungkinan terdapat etnis tertentu
yang mengalami ketertinggalan dalam pendidikan karena keterbatasan akses dan fasilitas
dalam pendidikan.
5. Bagaimana lingkungan dan keturunan mempengaruhi siswa dengan prestasi rendah?
Menurut pendapat saya faktor lingkungan dan keturunan atau hereditas memang
tidak menutup kemungkinan mempengaruhi tingkat prestasi siswa, Setiap siswa dalam
pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi oleh hasil interaksi dari hereditas dan
lingkungan tempat ia tinggal. Siswa dengan kondisi lingkungan yang buruk tentunya akan
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran dan hal itu tentunya akan berdampak pada
prestasi belajar mereka begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk faktor keturunan atau
hereditas mencakup karakter yang diwariskan orangtua kepada anaknya, maupun segala
potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki oleh orang tua siswa tersebut dan ia
wariskan melalui gen. Oleh karena itulah orang tua yang cerdas akan melahirkan anak yang
cedas pula. Akan tetapi hal ini tidak menjadi factor utama yang memengaruhi prestasi
siswa.
6. Apa yang dimaksud dengan desegregasi? Di Indonesia, apa tantangan yang dihadapi terkait
isu ini dalam pendidikan?
Desegregasi adalah penghapusan pemisahan yang bersifat rasial dalam bidang pendidikan
desegregasi
7. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural? Bagaimana perwujudannya di
sekolah-sekolah? Apa kelebihan dan bahayanya?
Pendidikan multikultural adalah pendekatan untuk mentransformasi nilai – nilai
yang mampu mencerdaskan dan memuliakan manusia dengan mengahargai identitas
dirinya, menghargai perbedaan suku bangsa, ras, budaya, agama dan kepercayaan, cara
pandang serta menggali dan menghargai kearifan lokal budaya Indonesia. Menurut saya
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengesampingkan perbedaan dan
menghargai keberagaman yang ada terhadap satu sama lain. Perwujudan pendidikan
multikultural di sekolah – sekolah telah diimplementasikan dalam dunia pendidikan
mengingat Indonesia sendiri merupakan negara dengan masyarakat yang multikultural
yang memiliki semboyan bhinneka tunggal ika, yang mengajarkan masyarakat Indonesia
untuk menghargai setiap perbedaan yang ada dan menjadikannya sebagai pemersatu
bangsa. Sehingga konsep pendidikan multikultural harusnya sesuai dengan kondisi bangsa
Indonesia yang majemuk. Melalui pendidikan multikultural siswa dapat mempelajari
bagaimana menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan tanpa harus melupakan identitas
budaya atau perbedaan masing-masing individu. Akan tetapi apabila metode pembelajaran
yang diterapkan tidak mampu tersampaikan kepada para siswa maka akan berdampak pada
sikap individualis dan egoism yang nantinya dapat mengarah pada perpecahan.
8. Bagaimana hukum di Indonesia mengatur dan menyediakan pendidikan bagi siswa dengan
disabilitas? Apa isu utama dalam pendidikan mereka? Bagaimana dengan praktiknya di
sekolah?
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan
Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Hak-hak Penyandang
Disabilitas) tanggal 10 November 2011 menunjukkan komitmen dan kesungguhan
Pemerintah Indonesia untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak Penyandang
Disabilitas yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan Penyandang
Disabilitas. Isu utama dalam pendidikan mereka terkait pada penanganan sumber daya
manusia (SDM) penyandang disabilitas yang dinilai masih belum optimal meski
pemerintah telah mendorong secara aktif inklusivitas bagi penyandang keterbatasan
tersebut melalui berbagai kebijakan. Undang Undang No. 20 tahun 2003 mengenai system
pendidikan nasional mengemukakan hak penyandang disabilitas untuk mendapatkan
pendidikan khusus. Sejak itu pulalah pemerintah menunjuk beberapa sekolah untuk
menjadi sekolah inklusi. Akan tetapi, penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan
bagi penyandang disabilitas masih sangat terbatas dan ketentuan mengenai system
pendidikan inklusi pun kurang jelas sehingga sekolah-sekolah mengalami kesulitan dalam
pelaksanaannya. Hal ini mengakibatkan pelayanan pendidikan bagi penyandang disabilitas
pun masih belum maksimal.

Anda mungkin juga menyukai