Petunjuk!
1. Bacalah materi tentang Konsep Keberagaman Peserta Didik yang sudah
peserta bimtek unduh! Jawablah pertanyaan yang diberikan berdasar
berbagai sumber referensi yang relevan!.
2. Jawaban diunggah ke LMS dalam bentuk PDF.
3. Berilah nama file jawaban LK dengan format: Nama_Judul Sub Materi.
Misal: Agus Setiawan_ Konsep Keberagaman Peserta Didik
4.
1. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan keberagaman peserta didik?
Jawab:
2. Menurut anda, bagaimana bentuk konkrit dari empat indikator kualitas hidup
bagi setiap peserta didik?
Jawab:
Pada bahan materi yang diberikan tercantum empat indikator kualitas hidup
bagi setaip peserta didik, yakni sebagai berikut:
a. To Live
b. To Love
c. To Play
d. To Work
LK 2. Konsep Keberagaman Peserta Didik
Adapun bentuk konkrit dari empat indikator hidup tersebut adalah sebagai
berikut;
a. To Live
To live diartikan sebagai sebuah kondisi dimana peserta didik
berkebutuhan khusus diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya tanpa harus terhalang dengan kondisi yang menghambatnya.
Dalam implementasinya, sekolah harus memberikan bantuan-bantuan
yang mengeliminasi hambatan dari peserta didik berkebutuhan khusus
dalam menjalankan aktivitasnya dalam dalam kegiatan pembelajaran.
Inovasi juga perlu terus dilakukan oleh setiap guru maupun warga
sekolah dalam rangka memfasilitasi anak berkebutuhan khusus yang
hadir di sekolah. Sehingga, anak berkebutuhan khusus bukan hanya
sekedar memenuhi kuota PPDB namun lebih kepada bagian dari upaya
pemerintah memenuhi hak setiap warga negara dalam mengenyam
pendidikan.
Pihak sekolah juga dituntut dapat memberikan pelatihan-pelatihan
melalui In House Training kepada gurunya agar dapat merencanakan,
melaksananakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran yang ramah anak berkebutuhan khusus.
Selanjutnya, guna mengeliminasi hambatan fisik, maka sekolah wajib
menyediakan akses-akses keseluruh ruang yang lebih ramah anak
berkebutuhan khusus, misalnya tangga yang harus dilengkapi dengan
pagar dan akses lintasan dengan tingkat kemiringan 1:15 yang sesuai
dengan standar pembangunan fisik gedung sekolah ramah anak.
b. To Love
To love dapat dimaknai sebagai bentuk sikap yang harus ditunjukkan
kepada anak berkebutuhan khusus dalam interaksinya dengan anggota
sekolah sehari-hari. Dimana setiap warga sekolah hendaklah bersikap
simpati dan empati kepada peserta didik berkebutuhan khusus, tidak
diskriminatif, dan menunjang perkembangan hubungan sosialnya dengan
sesame. Regulasi terkait dengan fenomena bullying sesama peserta didik
juga perlu untuk disepakati oleh seluruh orang tua/ wali peserta didik dan
tegas dilaksanakan dalam implementasinya. Hal tersebut agar tercipta
kondisi sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh peserta didik tanpa
terkecuali. Dengan kondisi yang aman dan nyaman, baik peserta didik
berkebutuhan khusus maupun peserta didik pada umumnya akan lebih
mudah untuk mengembangkan potensi dirinya dalam berbagai bidang.
c. To Play
To play dimaksudkan sebagai bentuk kesetaraan hak yang harus
diperoleh setiap peserta didik dalam sebuah sekolah bagaimanapun
kondisi peserta didik tersebut. Hak tersebut dapat berupa akses untuk
menggunakan fasilitas, berpartisipasi dalam setiap kegiatan krikuler
maupun kegiatan nonkurikuler yang diselenggarakan sekolah, bahkan hak
untuk dapat perlakukan yang sama dalam permainan dan pembelajaran di
LK 2. Konsep Keberagaman Peserta Didik
d. To Work
To work merupakan indikator hidup yang wajib didapatkan oleh seorang
anak berkebutuhan khusus. Dimana goals utama sebuah pendidikan pada
hakikatnya adalah bagaimana mempersiapkan generasi penerus agar siap
menghadapi tantangan dan realita yang ada di masyarakat pasca
pendidikan. Sehingga bagi anak berkebutuhan khusus, kehadirannya di
kelas bukan hanya sebagai pelengkap saja, namun juga harus dapat
diberdayakan dan berperan aktif dalam mengembangkan pendidikannya.
Dalam hal inilah, peran sentral berada pada seorang pendidik. Dimana
pendidik dituntut dapat mengakomodasi peserta didik berkebutuhan
khusus agar dapat memiliki kecakapan, keterampilan, dan kompetensi
yang sama dengan peserta didik pada umumnya. Tentu dalam
mewujudkan hal tersebut, inovasi pembelajaran yang ramah anak
diperlukan untuk terus dikembangkan baik oleh guru sebagai pendidik
yang berhadapan langsung dengan peserta didik, maupun oleh pihak-
pihak lainnya yang berkompeten dalam bidang pengembangan metode
pembelajaran. Dengan demikian, setiap anak berkebutuhan khusus
nantinya diharapkan siap menghadapi tantangan nyata yang berada
dikehidupan dewasanya.