Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)


SOSIALISASI GURU PEMBIMBING KHUSUS (GPK)

DISUSUN OLEH:

NAMA : DESI SUSANTI, M. Pd, Gr


NUPTK/SIMPKB ID : 6537767668130173/ 201698470228
INSTANSI : SD AISYIYAH METRO

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KOTA METRO
TAHUN 2023
HALAMAN
PENGESAHAN

Judul : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Guru Pembimbing Khusus


Penyelenggara : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro
Waktu : 25 Juli 2023-27 Juli 2023

Metro, 28 Juli 2023

Mengetahui, Dibuat Oleh


Kepala SD Aisyiyah Metro Guru

Zaenal Abidin, M.PdI Desi Susanti, M.Pd. Gr


NBM. 755 850 NBM. 1294 724
A. PENGANTAR

Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa


dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.
Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas
yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel. Inklusif dapat berarti
bahwa tujuan pendidikan bagi peserta lembaga pendidikan baik itu dari sekolah dasar
sampai tingkat universitas yang memiliki hambatan adalah keterlibatan yang sebenarnya
dari setiap siswa dalam kehidupan sekolah yang menyeluruh. Pendidikan inklusif dapat
berarti penerimaan siswa atau mahasiswa yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum,
lingkungan, interaksi sosial dan konsep diri (visi-misi) sekolah atau universitas.
Pendidikan inklusif bertujuan untuk menyatukan atau menggabungkan pendidikan
reguler dengan pendidikan khusus ke dalam satu sistem lembaga pendidikan yang
dipersatukan untuk mempersatukan kebutuhan semua. Pendidikan inklusif bukan sekadar
metode atau pendekatan pendidikan melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang
mengakui kebhinekaan antar manusia yang mengemban misi tunggal untuk membangun
kehidupan bersama yang lebih baik. Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk
menyatukan hak semua orang tanpa terkecuali dalam memperoleh pendidikan.
Difabel hanyalah suatu bentuk kebhinekaan seperti halnya perbedaan suku, ras,
bahasa, budaya dan agama. Di dalam individu berkelainan pastilah dapat ditemukan
keunggulan-keunggulan tertentu, sebaliknya di dalam setiap individu-individu pasti
terdapat juga kecacatan tertentu, karena tidak ada makhluk yang diciptakan sempurna.
Hal ini diwujukan dalam sistem pendidikan inklusif yang memungkinkan terjadinya
pergaulan dan interaksi antar siswa yang beragam sehingga mendorong sikap yang penuh
toleransi dan saling menghargai.
Sedangkan yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan
pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara
lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan
perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan, dan kesulitan bersosialisasi.
Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Adapun Kegiatan Sosialisasi Guru Pembimbing Khusus di Sekolah Penyelenggara
Pendidikan Inklusif dilaksanakan tanggal 25 Juli 2023-27 Juli 2023.

B. DASAR PELAKSANAAN
Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional;

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang


Disabilitas;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 Tentang Akomodasi yang Layak untuk
Peserta Didik Penyandang Disabilitas.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 01 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa dan Tunalaras;

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar


Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus;

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan


Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;

g. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor


10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus;

C. HASIL KEGIATAN
Pada tahap sosialisasi guru pembimbing khusus terdapat 4 tugas terstruktur yang harus
dikerjakan oleh peserta, keempat tugas terstruktur tersebut yakni:
1. Tugas Terstruktur 1 tentang Konsep Dasar Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi pemberian akses pendidikan
kepada semua anak, termasuk bagi peserta didik penyandang disabilitas untuk
mengikuti pendidikan bersama-sama dengan anak yang lain. Inklusi merupakan suatu
sistem yang menempatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan,
termasuk kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, tenaga kependidikan, peserta didik,
orang tua, masyarakat dan pembina pendidikan, secara bersama-sama
mengembangkan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi semua anak termasuk
peserta didik penyandang disabilitas untuk dapat mengembangkan potensinya secara
optimal.
2. Tugas Terstruktur 2 tentang Keberagaman Jenis Kebutuhan Peserta Didik
Keberagaman peserta didik di kelas secara umum dapat dikelompokkan

menjadi dua yakni peserta didik reguler dan PDBK. Peserta didik reguler atau disebut
juga dengan peserta didik tipikal merupakan peserta didik yang secara umum
memiliki capaian perkembangan yang sesuai dengan milestone perkembangan
manusia secara umum. Oleh karena itu, implementasi di kelas, guru memberikan
penanaman sikap simpati dan empati kepada peserta didik reguler terhadap peserta
didik berkebutuhan khusus. Dengan demikian, akan tercipta suasana kebersamaan
dalam berbagai aktivitas agar seluruh peserta didik membaur dan saling berinteraksi,
sehingga akan tampak mereka bersosialisasi dan saling tolong menolong antar
sesama.
3. Tugas Terstruktur 3 tentang Pengenalan Program Kebutuhan Khusus Program
Kebutuhan khusus merupakan suatu layanan intervensi dan/atau pengembangan
yang dilakukan sebagai bentuk kompensasi atau penguatan akibat kelainan yang dialami
anak berkebutuhan khusus dengan tujuan meminimalkan hambatan dan meningkatan akses
dalam mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang lebih optimal. Program kebutuhan khusus
bukan mata pelajaran, tetapi wajib diberikan sesuai kebutuhan peserta didik. Dalam Dalam
Permendikbud 157 tahun 2014 dan Perdirjen No 10 tahun 2017 disebutkan bahwa program
kebutuhan khusus ada 5 jenis, yaitu:
1. Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial dan Komunikasi untuk Tunanetra;
2. Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama untuk Tunarungu;
3. Pengembangan Diri untuk Tunagrahita;
4. Pengembangan Diri dan Gerak untuk peserta didik Tunadaksa;
5. Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku untuk peserta didik
Autis.

4. Tugas Terstruktur 4 tentang Sistem Dukungan


ULD merupakan lembaga yang dibentuk atas dasar perintah undang- undang.
Undangundang yang dimaksud adalah Undang-undang nomor 8 tahun 2016 Tentang
Penyandang Disabilitas. Menurut UU tersebut ULD merupakan unit yang menyediakan
layanan dan fasilitas untuk penyandang disabilitas. ULD tidak hanya terdapat di bidang
pendidikan saja, melainkan terdapat di berbagai bidang, antara lain di lembaga
permasyarakatan, di bidang ketenagakerjaan, di perguruan tinggi, dan tentu saja di bidang
pendidikan. ULD dapat memfasilitasi untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah umum atau sekolah inklusif dalam menangani peserta didik
penyandang disabilitas. Kompetensi yang perlu ditingkatkan merupakan kompetensi yang
dibutuhkan untuk melayani peserta didik penyanfang disabilitas.
5. Tugas Terstruktur 5 tentang Sistem Layanan Pembelajaran

Dalam sistem layanan pembelajaran dalam pendidikan inklusi terdapat


beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti identifikasi, assessment, planning matrix,
serta adaptasi kurikulum.

Pertama, identifikasi diartikan sebagai proses menemukenali peserta didik


yang membutuhkan layanan pendidikan yang bersifat khusus. Identifikasi PDBK
dimaksudkan sebagai upaya yang dilakukan oleh guru maupun orang tua/wali untuk
mengetahui apakah peserta didik mengalami hambatan dalam pembelajaran baik
karena faktor internal (kondisi peserta didik baik sensorik, fisik, intelektual, maupun
mental) maupun faktor eksternal (kondisi sosial ekonomi, faktor budaya dan
sebagainya).

Kedua, asesmen bagi PDBK adalah suatu proses pengumpulan informasi


tentang peserta didik secara menyeluruh yang berkenaan dengan kondisi objektif
peserta didik termasuk kebutuhan belajar, potensi dan hambatan yang akan digunakan
sebagai dasar dalam penentuan layanan dan penyusunan program pembelajaran serta
program kebutuhan khusus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan PDBK.

Ketiga, program layanan kebutuhan khusus didasarkan pada simpulan hasil


asesmen secara langsung. Hal ini tidak salah namun materi yang dipergunakan sebagai
dasar penyusunan program masih berupa potongan- potongan simpulan atas hasil
asesmen yang telah dilakukan. Quentin Iskov, Project Officer: Disabilities Department
of Education and Children’s Services (2012) menambahkan satu tahapan lagi sebelum
menyusun program intervensi, yaitu penyusunan planning matrix. Planning matrix
adalah alat bantu untuk memetakan hasil asesmen dari PDBK dikaitkan dengan
kebutuhan belajarnya. Planning matrix berisi tentang gambaran kondisi aktual PDBK
berdasarkan aspek akademik, perkembangan dan kekhususan, dampak kondisi tersebut
terhadap dirinya sendiri dan lingkungan, serta strategi layanan yang diperlukan.

Keempat, kurikulum yang digunakan pada sekolah inklusi adalah kurikulum


umum (reguler) yang diadaptasi sesuai dengan kemampuan potensi dan karakteristik
kebutuhan siswa. Adaptasi diarahkan pada materi, alokasi waktu, proses
pembelajaran, penilaian, dan media pembelajaran yang digunakan.

Selanjutnya setelah pelaksanaan kegiatan sosialisasi Guru Pembimbing Khusus


di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi telah dilaksanakan selama 3 hari mulai
tanggal 25 Juli 2023-27 Juli 2023. Tahap selanjutnya peserta sosialisasi diminta
mensosialisasikan materi yang telah di pelajari kepada seluruh guru dan warga sekolah
dalam bentuk desiminasi yang tujuannya untuk menambah dan memberikan wawasan
tentang pelaksanaan pendidikan inklusi bagi sekolah penyelenggara pendidikan
inklusi.
E. PENUTUP
Pemenuhan guru pembimbing khusus di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusi, sangatlah penting. Pendidikan inklusi merupakan langkah sebagai upaya untuk
memberikan kesempatan kepada semua elemen masyarakat diseluruh dunia untuk
mendapatkan kesempatan dan layanan pendidikan yang sama. Penyelenggaraan
pendidikan inklusif di Indonesia belum merata dan berkembang sesuai harapan. Hal ini
disebabkan masih terbatasnya pengetahuan dan pemahaman pendidik dan tenaga
kependidikan serta perencana pendidikan tentang konsep dan implementasi pendidikan
inklusif. Penyebab lainnya adalah ketersediaan guru pembimbing khusus di sekolah-
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif melum mencukupi. Oleh karena itu, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro Pada tahun 2023 menyelenggarakan kembali
sosialisasi Guru Pembimbing Khusus melalui moda daring untuk memenuhi kebutuhan
seluruh sekolah penyelengara pendidikan inklusif, yang bertujuan untuk memenuhi
sekaligus meningkatkan kompetensi guru di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
agar mempunyai kompetensi melayani peserta didik berkebutuhan khusus.
Lampiran 1. Surat Undangan Sosialisasi
Lampiran 2 surat tugas
Lampiran 3
INSTRUMEN IDENTIFIKASI
PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Screening
Sekolah : SD AISYIYAH METRO
Tgl. Screening : 26 Juli 2023
Guru : DESI SUSANTI, M.Pd. Gr
Tuliskan, nama peserta didik yang diduga membutuhkan layanan pendidikan berkebutuhan
khusus. Dugaan dapat didasarkan pada laporan guru kelas, guru mata pelajaran, orang tua,
hasil belajar atau hasil raport siswa.

N Nama Siswa Kelas Umur Keterangan


o
1 Saskia Amelia 6 12 Disabilitas fisik disertai tuna grahita

2
3
4

Catatan:
Kolom keterangan dapat diisi dengan alasan mengapa peserta didik tersebut, diduga akan
membutuhkan layanan yang bersifat khusus.

2. Identifikasi PDBK
Nama : Saskia Amelia
Sekolah : SD Aisyiyah Metro
Kelas :6
Guru : Desi Susanti (Guru Kelas)
Berikanlah tanda ceklis (✔) pada salah satu kolom sesuai dengan tingkat hambatan yang
dimiliki peserta didik, dibandingkan dengan perkembangan dan kemampuan peserta didik
seusianya!
*) Keterangan diisi dengan penjelasan tambahan yang memperjelas kondisi hambatan yang
dimiliki oleh peserta didik.
a. Identifikasi hambatan yang bersumber dari faktor individu
Kondisi
No
Hambatan Indikator Tida Keterangan
. Ya
k
I Perkembanga Motorik 1. Adanya ketidakmampuan yang  Tidak dapat
n berkaitan dengan fungsi berjalan dengan
motorik kasar mulai bangun, normal,
duduk, jongkok, berdiri, jongkok, dan
berjalan, berlari, naik-turun
berlari serta
tangga dalam satu topangan
naik turun
tangga.
2. Adanya ketidakmampuan yang  Dapat berbicara
berkaitan dengan fungsi dengan normal
motorik halus meliputi aktivitas
yang berhubungan dengan
mulut (membuka, menutup,
mengunyah, mengontrol air
liur)
3. Adanya ketidakmampuan yang Dapat mengikuti
berkaitan dengan fungsi  kegiatan belajar
motorik halus meliputi aktivitas
yang berhubungan dengan
di kelas
tangan (semua kegiatan yang meskipun hanya
berhubungan dengan membuka diam saja dan
dan menutup jari tangan, tidak
menggerakkan pergelangan mengganggu
tangan)
siswa lain
Komunikasi Adanya ketidakmampuan dalam Dapat
dan Bahasa memahami apa yang disampaikan  berkomunikasi
oleh orang lain dan/atau
menyampaikan suatu informasi
melalui tulisan
untuk dipahami orang lain dan bahasa
isyarat
Kognitif 1. Adanya ketidakmampuan dalam  Tugas sering
mengingat dan/atau tidak selesai
mempertahankan konsentrasi
2. Adanya ketidakmampuan dalam  Belum bisa
persepsi visual, auditori, bersikap
kinestetik dan taktil. mandiri
Personal 1. Adanya kesulitan yang  Siswa kesulitan
sosial berhubungan dengan berinteraksi
kemampuan berinteraksi dengan dengan siswa
teman, guru dalam lingkungan lain dan
sosial lingkungan
sekolah
2. Adanya kesulitan dalam hal yang  Perlu
berhubungan dengan pendampingan
keterampilan mengurus diri dan untuk mandiri
kemandirian dalam
mengerjakan
tugas dan
kegiatan di
sekolah
II Perilaku Hiperaktivit 1. Kesulitan dalam Siswa tidak
as mempertahankan perhatian yang  pernah
Impulsivitas disertai dengan munculnya melakukan
Gangguan perilaku yang berlebihan perilaku yang
Perilaku
berlebihan saat
pembelajaran
berlangsung
2. Kesulitan dalam mengendalikan Dapat
diri dalam berperilaku (menyela mengendalikan
pembicaraan, menyerobot  diri dan tidak
antrian, dsb) pernah
mengganggu
teman
3. Adanya ketidakmampuan dalam Mengikuti
mengikuti aturan atau norma  aturan sekolah
yang berlaku sehingga berdampak dengan baik dan
negatif pada lingkungan sosial tidak pernah
(disruptive, agresif) dan dirinya
menyakiti diri
sendiri (menyakiti diri sendiri)
sendiri
Perilaku Memunculkan perilaku yang tidak  Tidak akan
yang fleksibel (stereotype) yang mengulang -
terbatas dan dilakukan secara berulang-ulang ulang hal yang
Berulang
sama
III Kemampuan Baca Kesulitan dalam membaca dan Kesulitan
Akademik memahami isi bacaan  membaca
kalimat
(memahami)
tetapi bila ada
tugas dapat
mengerjakan
Tulis Kesulitan dalam menulis secara Kesulitan untuk
jelas (penulisan huruf dan spasi) menyimpulkan
dan menuangkan ide atau gagasan isi baca / teks
dalam bentuk tulisan meskipun tidak
selesai
Hitung Kesulitan dalam kemampuan yang  Tidak bisa
berkaitan dengan berhitung dan menjumlahkan
konsep dasar matematika lainnya. dengan benar
Mata Kesulitan dalam mata pelajaran  Sering tidak
pelajaran yang spesifik (misal: Bahasa, selesai
tertentu Matematika, dan lain-lain) mengerjakan
tugas
IV Sensori Penglihatan Kesulitan dalam melihat sesuatu  tidak karena
walaupun sudah dibantu dengan penglihatannya
penggunaan kacamata normal
Pendengara Kesulitan dalam mendengar  Pendengaran
n walaupun sudah dibantu dengan normal
penggunaan alat bantu dengar
V Kesehatan Kesehatan Adanya gangguan kesehatan yang Siswa tersebut
mengakibatkan terganggunya  sehat dan tidak
proses pembelajaran ada keluhan
kesehatan
seperti pusing
dan lainnya

b. Identifikasi hambatan yang berasal dari faktor lingkungan


No. Dugaan penyebab ada hambatan yang berasal dari faktor lingkungan
1. Ketika masa kehamilan kurang normal dan saat lahir pernah demam tinggi

2. Keterlambatan perkembangan belajar

*) Kolom diisi dengan dugaan adanya faktor lingkungan yang menjadikan hambatan peserta
didik saat ini, baik dari faktor keluarga, guru, dan lain sebagainya.

------------- TPKE 2023 ------------


LAPORAN HASIL IDENTIFIKASI
PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Nama : Saskia Amelia


Kelas :6
Guru : Desi susanti, M. Pd. Gr

* Dugaan Hambatan: disabiitas fisik berupa kepa yang membesar dan kaki yang bengkok, serta lambat
belajar.

Penyebab adanya hambatan yang disebabkan karena faktor personal :


1.Kurangnya rasapercaya diri
2.Keterlambatan perkembangan belajar

Penyebab adanya hambatan yang disebabkan karena faktor lingkungan:


1. jarang berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil identifikasi, peserta didik ini
 [ ] Membutuhkan layanan pendidikan yang bersifat khusus
[ ] Tidak Membutuhkan layanan pendidikan yang bersifat khusus

Rekomendasi:
Disarankan untuk melakukan identifikasi lebih lanjut ke:
[ ] Orthopedagog
[ ] Psikolog
 [ ] Dokter tumbuh kembang
[ ] Dokter umum
 [ ] Terapis
[ ] Tenaga ahli lainnya
* Kolom hambatan diisi dengan hambatan belajar yang dihadapi oleh peserta didik saat ini
** Pengisian data dapodik terkait jenis hambatan peserta didik disi setelah peserta didik mendapat
hasil identifikasi lebih lanjut dari tenaga ahli yang sesuai.

Metro, 26 Juli, 2023

(Desi Susanti, M.Pd.Gr)

------------- TPKE 2023 ------------


Lampiran 4
LAPORAN HASIL ASESMEN

IDENTITAS
Nama : Saskia Amelia
Tanggal Lahir : Metro, 1 Desember 2010
Kelas :6
Dugaan Jenis Hambatan : Disabilitas fisik dan tuna grahita
Mata Pelajaran : Bahasa idonesia dan Matematika
Tanggal Asesmen : 26-juli-2023
Nama Asesor : Desi Susanti, M.Pd. Gr

Kompetensi Deskripsi kemampuan peserta didik


N Dasar/ Capaian Kekuatan Kelemahan Kebutuhan
Keterangan **
o. Pembelajaran
yang Diukur*
1. Membaca Dapat membaca tetapi dengan Kurang fokus dalam kegiatan Perhatian dan komunikasi Guru harus lebih
suara pelan pembelajaran dari sesama teman dan guru memperhatikan dan
mengajak interaksi
2. Menulis Dapat menulis dengan baik Belum bisa memberi ide Menjawab pertanyaan yang Guru membimbing ketika
meskipun belum selesai gagasan pokok mengenai berhubungan dengan teks jam istirahat agar selesai
sebuah teks wacana wacana tugasnya
3. Berhitung Mampu berhitung namun Belum bisa menghitung Kurang motivasi ketika blajar Guru membantu
terbatas dan tidak sampai secara mandiri matematika karena kurang menghitung dan
bilangan 500 berminat menjelaskan cara
menghitung dengan sabar

*Dapat berupa Kompetensi Dasar Capaian Pembelajaran, dan/atau Kompetensi Aspek


Perkembangan
** Diisi deskripsi ketidakmampuan peserta didik.
Lampiran 5

PLANNING MATRIX
IDENTITAS
Nama : Saskia Amelia
Tanggal Lahir : Metro, 1 Desember 2010
Kelas :6
Dugaan Jenis Hambatan : Disabilitas fisik dan tuna grahita
Mata Pelajaran : bahasa indonesia
Tanggal Asesmen : 27 juli 2023
Nama Asesor : Desi Susanti, M.Pd. Gr

Kompetensi
Deskripsi
dasar/Capaian Dampak dari Strategi
No. Kondisi Saat
Pembelajaran/Aspek Kondisi Pelayanan
Ini
Perkembangan/Indikator

1. Memahami pengetahuan Ketika di dalam Hanya memiliki satu Selama ini yang
faktual dengan cara kelas saat teman dekat yang sya lakukan
mengamati (mendengar, kegiatan selalu membantu dengan sabar
melihat, membaca) dan pembelajaran berjalan, membimbing
menanya berdasarkan rasa berlangsung membelikan jajan dan
ingin tahu tentang dirinya, saskia hanya dan memapah ketika menjelaskan
makhluk ciptaan Tuhan dan diam saja dan berjalan menuju materi
kegatannya, dan benda- memperhatikan masjid untuk sholat, pelajaran dan
benda yang dijumpai di tapi kurang mengingatkan memberikan
rumah dan di sekolah. bisa menyerap mengenai buku yang perhatian extra
pelajaran dan harus dikeluarkan agar saskia
saat diberi ketika belajar. Dan merasa senang.
tugas sering memang orangtua
tidak selesai. merak sudah akrab
sehingga sering
tolong-menolong.
2.

3.
Lampiran 6
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL (PPI)
Nama : Saskia Amelia
Tanggal Lahir : 1 Desember 2010
Kelas :6
Dugaan Jenis Hambatan : Disabilitas fisik disertai tuna grahita
Mata Pelajaran : Bahasa indonesia
Tanggal Asesmen : 27 juli 2023
Nama Asesor : Desi Susanti, M.Pd. Gr

Aspek Tujuan
Akademik/Asp Jangka Jangka
Deskripsi
ek Panjang Pendek Strateg
(Kemampu Materi*) Media*)
Kekhususan/A i*)
an saat ini)
spek
Perkembangan
Memahami Ketika di Menjag Membeda
pengetahuan dalam kelas a kan Ekosist Proble Audiovis
faktual dengan saat ekosiste mahluk em m ual
kegiatan m hidup Makhl based proyekto
cara mengamati
pembelajara makhlu sesuai uk learnin r
(mendengar, n k hidup dengan Hidup g
melihat, berlangsung yang habitatny
membaca) dan saskia ada di a.
menanya hanya diam lingkun
berdasarkan rasa saja dan gan
ingin tahu tentang memperhati sekitar
kan tapi
dirinya, makhluk
kurang bisa
ciptaan Tuhan dan menyerap
kegatannya, dan pelajaran
benda-benda yang dan saat
dijumpai di rumah diberi tugas
dan di sekolah. sering tidak
selesai.
Aspek Deskripsi Tujuan Strateg
Materi*) Media*)
Akademik/Asp .(Kemampu i*)
ek an saat ini)

*) bagi anak yang akan dilayani secara individual.


Telah menyetujui dan menerima Program Pembelajaran Individual ini:

Kepala Sekolah : Zaenal Abidin, M.PdI


Orangtua Murid : Endang septiana
Guru Kelas : Renci, S.Pd
GPK : Desi Susanti, M.Pd. Gr
Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi di LEC Kartika
Lampiran 8 dokumentasi kegiatan sosialisasi pendidikan inklusif di SD Aisyiyah Metro ketika KKG

Anda mungkin juga menyukai