Anda di halaman 1dari 4

1.

Sebagian orang istilah ABK masih dianggap sebagai padanan kata dari istilah anak
berkelaianan atau anak penyandang cacat. Anggapan seperti ini tentu saja tidak tidak
tepat, sebab pengertian anak berkebutuhan khusus mengandung makna yang lebih luas,
yaitu anak-anak yang memiliki hambatan perkembangan dan hambatan belajar termasuk
di dalamnya anak-anak penyandang cacat. Mereka memerlukan layanan yang bersifat
khusus dalam pendidikan, agar hambatan belajarnya dapat dihilangkan sehingga
kebutuhannya dapat dipenuhi”, ungkapnya. H. Sudardjo juga menambahkan bahwa saat
ini sedang terjadi proses tranformasi pemikiran dari konsep Pendidikan Luar Biasa/PLB
(special education) ke konsep pendidikan kebutuhan khusus (special needs education).
“Terdapat perbedaan orientasi antara Pendidikan Luar Biasa/PLB dengan pendidikan
kebutuhan khusus. Konsep pendidikan kebutuhan khusus saat ini dipandang sebagai
sebuah pemikiran yang bersifat holistik, anak dipandang sebagai individu yang utuh,
setiap anak memiliki hambatan untuk berkembang dan hambatan dalam belajar yang
bervaraiasi. Menurut paham ini pembelajaran seharusnya perpusat pada anak untuk
membantu menghilangkan hambatan belajar dan hambatan perkembangan, sehingga
kebutuhan belajar setiap anak dapat dipenuhi. Diperlukan pemahaman yang baik dan
benar mengenai Anak kebutuhan khusus (ABK) dan Pendidikan Kebutuhan Khusus”,
imbuhnya. Dari uraian tersebut diharapkan setiap orang memiliki sikap positif dan
pendirian tentang keragaman yang dimiliki oleh seiap anak dan merupakan sebuah
kenyataan yang harus diterima dengan penuh lapang dada dan mengakomodasi
pembelajaran mereka melalui sekolah.

2. Untuk kapal penangkap ikan, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan No. 42/Permenkp/2016 (“Permen-kp Kelautan dan Perikanan
42/2016”) tentang Perjanjian Kerja Maritim Awak Kapal Penangkap Ikan. Ada istilah
Perjanjian Kerja Maritim ("PKL"). Ini adalah kontrak yang memberikan persyaratan kerja
dan jaminan kelayakan kerja antara awak kapal penangkap ikan dan pemilik atau
operator kapal penangkap ikan atau nakhoda kapal penangkap ikan, atau antara awak
kapal penangkap ikan. Jaminan gaji, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan dan
bencana, jaminan keamanan dan jaminan hukum terkait dengan ketentuan hukum dan
peraturan.Tujuan mempersiapkan PKL adalah untuk memastikan bahwa persyaratan
tenaga kerja, kondisi kerja, upah, asuransi kesehatan, kecelakaan, kecelakaan, cakupan
asuransi kematian, jaminan hukum dan keselamatan untuk awak kapal penangkap ikan
terpenuhi.

3. Karena sebagian besar masyarakat di Indonesia terindikasi masih memandang sebelah


mata anak berkebutuhan khusus (ABK), sehingga tidak jarang yang tidak mengajak
mereka bersosialisasi dan berkomunikasi, serta mengacuhkan mereka dalam berbagai hal.
Misalkan tidak memandang sebelah mata, masyarakat disini hanya sebatas mengasihani
atau merasa iba jika melihat mereka.indikasi lainnya antara lain masih ada yang
meremehkan kemampuan ABK. Padahal tidak sedikit dari mereka yang memiliki
kemampuan tertentu yang belum tentu orang kebanyakan bisa melakukannya. Akibatnya
mereka kurang memfasilitasi para ABK dalam mengembangkan bakat dan kemampuan
mereka. Hanya kalangan tertentu saja yang memberi perhatian lebih terhadap mereka,
seperti LSM-LSM yang peduli terhadap pembinaan ABK.Sayangnya tidak hanya ABK,
namun orang dewasa yang berkebutuhan khusus masih banyak yang dipandang sebelah
mata. Hal yang paling terlihat adalah masih jarang ditemukan orang berkebutuhan khusus
di instansi-intansi baik itu instansi pemerintah maupun swasta.

4. layanan pendidikan bagi ABK terdapat beberapa macam yaitu:


A. Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak berkebutuhan khusus
dari sistem persekolahan reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini berupa
satuan pendidikan khusus atau Sekolah Luar Biasa sesuai dengan jenis kelainan
peserta didik. Seperti SLB/A (untuk anak tunanetra), SLB/B (untuk anak tunarungu),
SLB/C (untuk anak tunagrahita), SLB/D (untuk anak tunadaksa), SLB/E (untuk anak
tunalaras), dan lain-lain. Satuan pendidikan khusus (SLB) terdiri atas jenjang TKLB,
SDLB, SMPLB dan SMALB. Sebagai satuan pendidikan khusus, maka sistem
pendidikan yang digunakan terpisah sama sekali dari sistem pendidikan di sekolah
reguler, baik kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, sampai
pada sistem pembelajaran dan evaluasinya. Kelemahan dari sekolah segregasi ini
antara lain aspek perkembangan emosi dan sosial anak kurang luas karena lingkungan
pergaulan yang terbatas.

B. Integrasi, Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak dengan


disabilias kurang, belajar bersama anak pada umumnya, tetapi mereka tidak
memperoleh pelayanan pendidikan secara memadai atau mereka tidak mendapatkan
sekolah dengan alasan yang tidak jelas. Hal ini disebabkan salah satunya karena
kurangnya sumber daya manusia dan banyak tenaga ahli yang belum memiliki
pengetahuan yang cukup tentang anak dengan disabilitas kurang atau rasio
penyelenggaraan yang sangat mahal, sehingga masih sedikit sekolah yang mau
menerima mereka karena berbagai alasan di atas. Menyelenggarakan pendidikan
integrasi disekolah merupakan kemajuan yang baik, tetapi tidak semudah
membalikkan tangan. Namun kita harus berani memulai supaya anak dengan
disabilitas kurang mendapat tempat dan penanganan yang terbaik.
C. Pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha mentransformasi
sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi
setiap siswa untuk berpartisipasi penuh daam pendidikan. Inklusi merupakan
perubahan praktis yang memberi peluang anak dengan latar belakang dan
kemampuan yang berbeda bisa berhasil dalam belajar. Perubahan ini tidak hanya
menguntungkan anak yang sering tersisihkan, seperti anak berkebutuhan khusus,
tetapi semua anak dan orangtuanya, semua guru dan administrator sekolah, dan setiap
anggota masyarakat.
Jadi untuk Layanan yang tepat untuk ABK di Indonesia adalah integrasi.

5. Model layanan kognitif dan emosional merupakan model layanan yang paling efektif
yang dapat diterapkan pada anak berbakat. Karena model pelayanan dibutuhkan anak-
anak untuk memaksimalkan potensi belajar mereka dan akan sangat membantu bangsa,
negara, agama dan masyarakat di masa depan.Anak berbakat adalah anak yang memiliki
kemampuan hebat dan dapat mencapai hasil yang tinggi. Anak-anak berbakat
membutuhkan kesempatan pendidikan khusus untuk membantu mencapai hasil yang
sesuai dengan bakat mereka. Bakat secara umum didefinisikan sebagai kemampuan
bawaan dan mungkin belum dikembangkan dan dilatih sebelum diwujudkan. Tidak
seperti bakat, "kemampuan" adalah kemampuan untuk melakukan tindakan melalui
pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa Anda dapat melakukan
tindakan (prestasi). Padahal bakat membutuhkan pelatihan dan pendidikan untuk
mengambil tindakan di masa depan. Bakat dan kemampuan menentukan “kinerja”
seseorang. Oleh karena itu, prestasi ini merupakan perwujudan dari bakat dan
kemampuan.

Anda mungkin juga menyukai