Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

NAMA : I Made Arya Kusuma Jaya


KELAS : II A PGSD BI
NIM : 859016585
MATAKULIAH : PDGK4407/ Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

1. Pada UU Nomor 20 Tahun 2003 seiring dengan berjalannya waktu menyebutkan


bahwa istilah anak luar biasa dirubah menjadi ABK akan tetapi pada
pengimplementasinya dilapangan khususnya di Indonesia masih belum ada
kesepakatan tentang penggunaan istilah yang baku sehingga penggunaan istilah anak
penyandang cacat, anak berkelainan, anak luar biasa masih sering dipakai. Bisa kita
lihat pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, nama sekolah bagi ABK masih
menggunakan istilah SLB (TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB).

2. Perbedaan serta dampak terhadap layanan pendidikan antara bidang yang mengalami
penyimpangan dan arah penyimpangan pada jenis kebutuhan khusus adalah sebagai
berikut
• Pada bidang penyimpangan berkaitan dengan aspek/ penyebab terjadinya
penyimpanganyang kemudian dikelompokan menjadi anak berbakat, tunagrahita,
kelainan hambatan sensori, anak berkesulitan belajar dan gangguan komunikasi,
kelainan prilaku, dan kelainan ganda
Dampaknya terhadap layanan pendidikan adalah terbitnya PP No. 17/2010 tentang
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Pasal 129, ayat 3 menetapkan 12
jenis peserta didik berkelainan, yaitu tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motorik,
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain, serta
yang memiliki kelainan lain. Di pasal ini anak berbakat tidak termasuk.
• Pada arah penyimpangan jenis kebutuhan khusus dibagi menjadi dua yaitu
kebutuhan khusus yang berkaitan dengan kondisi di atas normal (gifted/talented
person) atau di bawah normal (tunanetra, tunarungu, gangguan komunikasi,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar dan tuna ganda).
Dampaknya pada pendidikan, khususnya di Indonesia anak-anak dengan
kebutuhan khusus yang arahnya diatas normal (gifted/talented person)
dikumpulkan dalam satu kelas kemudian dijadikan kelas unggulan dengan harapan
mengembangkan potensi mereka secara optimal.
3. Kasus Andi,
Berdasarkan waktu terjadinya kelainan dikelompokkan kedalam Penyebab Prenatal
yaitu penyebab yang beraksi sebelum kelahiran yang artinya terjadi pada saat janin
masih didalam kandungan. Hal ini terjadi bisa disebabkan oleh virus, salah minum obat
atau Bumil yang trauma berat. Hal ini bisa berdampak pada berbagai aspek salah
satunya mengalami keterlambatan perkembangan sejak awal.

Kasus Ria,
Berdasarkan waktu terjadinya kelainan dikelompokkan kedalam Penyebab Postnatal
yaitu penyebab yang terjadi setelah kelahiran misalnya kecelakaan atau terkena
penyakit tertentu. Berbagai dampak yang muncul bisa terjadi tergantung dari bagian
mana indra tubuh yang terluka pada saat kecelakaan atau terkena penyakit.

4. Pelayanan pendidikan pada ABK dibedakan menjadi 3 yaiu


1) Layanan Pendidikan Segregasi (Memisahkan ABK dari anak normal)
Keunggulan:
- ABK akan mendapat perlakuan perhatian yang lebih intensif & para guru
disiapkan khusus.
- ABK merasa senasib sehingga dapat bergaul lebih akrab
- Keinginan untuk bersaing dalam pendidikan segregasi mungkin lebih tinggi
karena para ABK merasa mempunyai kemampuan setara sehingga
kesempatan untuk unggul akan semakin terbuka.
Kelemahan:
- ABK seolah-olah memiliki dunianya sendii (terisolasi dari dunia luar).
- Masyarakat Luas tidak mengenal ABK secara benar.
- Kurangnya tantangan bagi ABK.
Contoh: SLB dan Pantih Asuhan

2) Layanan Pendidikan Integrasi


Cocok untuk ABK sedang.
ABK dan anak normal mendapatkan pendidikan pada sekolah yang sama.
(Terpadu)
Keunggulan:
- ABK menghayati dunia yang sama dengan anak NORMAL
- Anak Normal mendapatkan kesempatan untuk menghayati
keanekaragaman dalam hidup
- Masyarakat luas dan anak Normal akan menyadari bahwa setiap individu
memiliki karakteristik yang khas dan harus diterima sebagai hal yang wajar
Kelemahan:
- ABK tidak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya.
- Kemungkinan ABK akan menjadi bahan ejekan bagi anak normal terbuka
luas; dan jika ini terjadi ABK akan semakin terpuruk.
- Bagi anak normal pun, pendidikan terintegrasi ini dianggap berdampak
buruk karena dapat menghambat perkembangan mereka dan mereka
mungkin terpengaruh oleh perilaku negatif ABK.
Contoh: Sekolah biasa dengan ruang sumber dan kelas dengan pelayan PLB

3) Layanan Pendidikan Iklusi


Merupakan bentuk yang paling extrem dari layanan terpadu.
ABK disekolahkan di sekolah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya,
terlepas dengan tingkat kelaianan yang disandang.
Menurut saya tidak cocok untuk ABK berat.
Contoh: Sekolah biasa pada umumnya.

5. Menurut saya karakteristik khusus anak berbakat adalah sebagai berikut:


A. Bidang Akademik
• memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,
• memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan
terminologi dari bidang akademik khusus,
• mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus
yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas dalam bidang-bidang lain,
• kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk
mencapai standar yang tinggi dalam suatu bidang akademik,
• memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik khusus
dan motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan
• belajar dengan cepat dalam suatu bidang akademik

B. Bidang Sosial/Emosi
• diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,
• keterlibatan mereka dalam beberapa kegiatan sosial, memberikan
sumbangan positif dan konstruktif.

C. Fisik/kesehatan
• memiliki penampilan yang menarik dan rapi,
• kesehatannya berada lebih baik atau di atas rata-rata,
• tinggi dan berat badan sama dengan usianya,
• koordinasi geraknya di atas usianya.
Layanan pendidikan akselerasi merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada
siswa dengan kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa agar menyelesaikan
pendidikan mereka dalam jangka waktu yang pendek atau cepat.
Stanley (1979) mengemukakan beberapa cara percepatan, yaitu
• pemasukan ke sekolah pada usia dini,
• pelompatan tingkat/kelas,
• percepatan materi,
• penempatan yang maju, siswa mengambil pelajaran di Perguruan Tinggi
sementara ia masih di SMA
• pemasukan ke Perguruan Tinggi yang lebih awal
bisa pada usia 13, 14, atau 15 tahun.

Contoh dari Layanan pendidikan akselerasi:


Jumlah siswa pada kelas normal mencapai 30 siswa
Sedangkan pada kelas akselerasi cenderung lebih sedikit kurang lebih 10-15 siswa.

Anda mungkin juga menyukai