b. Rata-rata
Jumlah seluruh data
M =
Jumlah data
23 + 60 + 79 + 32 + ⋯ + 43
M=
40
2594
=
40
= 64,85
c. Simpangan baku
• Jumlah skor 1/6 peserta kelompok atas = 98 + 95 + 92 + 88 + 85 + 83 +
82= 623
• Jumlah skor 1/6 peserta kelompok bawah = 10 + 23 + 25 + 32 + 36 + 41
+ 41 = 208
• Simpangan baku bisa diperoleh menggunakan rumus ini:
1 1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑆𝐵 = 6 6
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑎
2
623 − 208 415
SB = = = 20,8
20 20
2. Mengapa pendekatan Penilaian Acuan Kriteria lebih tepat digunakan dalam penilaian
berbasis kompetensi daripada pendekatan Penilaian Acuan Norma? Jelaskan.
Jawaban :
Menurut saya mengapa penilaian acuan kriterian dikatakan lebih tepat digunakan
dalam penilaian berbasis kompetensi daripada penilaian acuan norma karena pada proses
penilaiannya penilaian acuan kriteria siswa dibandingkan langsung dengan kriteria
kelulusan yang dibuat guru dan tidak seperti penilaian acuan norma yang setiap anak
keberhasilannya dibandingkan dengan hasil yang diperoleh kelompoknya. Penentuan
kriterianya sendiri berpatokan pada pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran
yang sudah ditetapkan. Siswa akan dikatakan berhasil apa bila telah mencapai kriteria
atau bahkan telah melebihi kriteria yang telah ditetapkan.
3. Berikan contoh penerapan pendekatan Penilaian Acuan Norma dalam kehidupan sehari-
hari.
Jawaban :
Contoh penerapan pendekatan Penilaian Acuan Norma dalam kehidupan sehari-hari
yaitu:
Pada seleksi penerimaan siswa baru jalur SNBPTN. Calon mahasiswa yang memiliki
rata-rata nilai paling tinggi di kelompoknya (peserta SNBPTN lainnya) lah yang diterima
dan lolos masuk jalur SNBPTN.