Anda di halaman 1dari 24

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI BERBASIS KELUARGA DI LEMBAGA PEDULI PENDIDIKAN

ANAK (LPPA) BIDANG KEGIATAN PKM- PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM-M) DIUSULKAN OLEH :

M. FADLY SEMBIRING AISYAH GANA PUTRI SHOFFA MALINI

101301006 091301033 091301069

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Program Pengembangan Pendidikan Sekolah lnklusi Berbasis Keluarga Di Lembaga Peduli Pendidikan Anak (LPPA) 2. Bidang kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM- T 3. Bidang Ilmu : (x) Kesehatan ( ) MIPA ( ) PKM-K (x) PKM-M ( ) Pertanian ( ) Teknologi dan

( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan : Muhammad Fadly Sembiring : 101301006 : Psikologi

d. Universiitas/Intitusi/Politeknik : Universitas Sumatera Utara e. Alamat Rumah dan No. Telp : Jln. Jamin Ginting G. Sumber Dame No. 9 Padang Bulan, Medan f. Alamat Email 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 10.006fadly@gmail.com : 3 orang

6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP : Meutia Nauly, M.Si. Psikolog : 19671127200002001

c. Alamat Rumah dan No. Telp/ Hp. : Jln. Gedung Area Gijawa No. 32 061 822 0122 7. Biaya Kegiatan Total a. Dikti b. Sumber Lain 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Rp 7.000.000,: Rp : 3 bulan Medan, 10 Juni 2011 Menyetujui Pembantu Dekan III Kemahasiswaan Ketua Pelaksana

(Filia Dina Anggaraeni, M.Pd) NIP. 19691014 200004 2 001

(Muhammad Fadly Sembiring) 101301006

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Eddy Marlinto, M.Sc) NIP. 19550317 198601 1 001

(Meutia Nauly, M.Si.,Psikolog) NIP. 1967112 720000 2 001

A. JUDUL: PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI BERBASIS KELUARGA DI YAYASAN SD CAHAYA B. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam era globalisasi seperti saat ini, dimana setiap orang berlomba lomba untuk mendapatkan pendidikan terbaik semampu yang mereka bisa. Bahkan istilah kejarlah ilmu walaupun ke negeri Cina masih berlaku sampai saat ini. banyak orang rela pergi meninggalkan keluarganya, daerah asalnya, bahkan negaranya demi untuk mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dan tidak ternilai harganya, yaitu pendidikan. Semua anak memiliki hak untuk belajar, tanpa memandang perbedaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa atau kondisi lainnya seperti yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak yang telah ditandatangani hampir semua negara di dunia. Pada UUD 1945 pasal 31 ayat 2 juga mengamanatkan bahwa setiap warga negara mempunyai

kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Jadi semua orang berhak sekolah. Termasuk anak yang mengalami berbagai permasalahan belajar, anak yang cerdas dan berbakat. Kondisi lain termasuk juga anak jalanan, pekerja anak, anak-anak nomadik, anakanak dengan bahasa lokal yang beragam, anak dari suku-suku minoritas, anak yang mengidap HIV dan AIDS, anak dari kelompok yang kurang beruntung maupun terpinggirkan. Dari berbagai kondisi yang dikemukakan tersebut, kami lebih memusatkan perhatian pada anak normal umumnya dan anak berkebutuhan khusus. Alasan kami karena anak berkebutuhan khusus sering kali diabaikan pendidikannya. Mereka dianggap tidak layak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak normal pada umumnya. Pendapat kami, justru anak yang berkebutuhan khusus ini seharusnya lebih mendapat perhatian dibandingkan anak normal umumnya, dikarenakan keterbatasan yang mereka miliki. Sayangnya keterbatasan itulah yang menjadikan sebagian besar dari lingkungan sekitar mereka, termasuk keluarga mengabaikan pendidikan mereka. Sebian keluarga dari anak-anak berkebutuhan khusus ini menganggap kalau pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus tidaklah terlalu penting seperti pada anak normal. Meskipun ada keluarga yang peduli pada pendidikan anaknya yang berkebutuhan khusus, mereka cenderung untuk memasukkannya ke sekolah

khusus bukan ke sekolah inklusi. Sebagian keluarga ini beranggapan akan lebih baik jika dimasukkan ke sekolah khusus atau karena pengetahuan akan keberadaan sekolah inklusi masih sangat minim. (lebih baik jika ada sumbernya) Sekolah inklusi merupakan sekolah yang menggabungkan anak dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda dalam satu kelas belajar. Misalnya menggabungkan antara anak yang berkebutuhan khusus dengan anak normal. Dengan sekolah inklusi ini bisa didapatkan keuntungan baik bagi siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus. Bagi siswa normal, mereka mendapat pelajaran untuk lebih bersyukur karena mereka terlahir normal dan belajar untuk menerima dan menghargai orang lain yang berbeda dengan mereka. Selain itu siswa normal juga dapat lebih termotivasi untuk lebih giat dalam belajar karena bisa berempati dengan anak berkebutuhan khusus tersebut, dengan segala keterbatasan

mereka tetap mau belajar, hal ini memicu semangat sebagai siswa normal untuk belajar.. Sementara manfaat untuk siswa berkebutuhan khusus dalam hal belajar untuk bersosialisasi dan dapat belajar meraih kesuksesan sama dengan anak normal lainnya dan menjadi lebih mandiri. Kedua manfaat ini telah terbukti pada anak-anak yang bersekolah pada yayasan LPPA (Lembaga Peduli Pendidikan Anak), yaitu yayasan yang baru saja berusia satu tahun dan mengusung pendidikan inklusi ini. Pada sekolah yang dikelola oleh LPPA ini, dalam satu kelas, terdapat sembilan orang anak normal dan satu orang anak berkebutuhan khusus yang masih menduduki bangku kelas satu SD. Walaupun dengan bahan ajar dan fasilitas belajar seperti alat tulis, ruangan belajar, yang kurang memadai, tetapi manfaat yang ingin di dapatkan dari sekolah inklusi cukup tercapai. Siswa Yayasan LPPA ini adalah anak anak dari masyarakat ekonomi bawah, dimana orang tua mereka juga tidak terlalu peduli dengan pendidikan anak mereka. Pemilik yayasan yang juga merupakan guru di yayasan tersebut juga bukanlah keluarga yang mampu. Keluarga dan yayasan tersebut hanya dibiayai oleh Bapak yang berprofesi sebagai penjual sosis di SD. Kalau ditinjau dari segi penghasilan, rasanya mustahil keluarga ini untuk memiliki yayasan LPPA. Bahkan ada tetangga mereka yang mengatakan, Buat makan kamu saja sulit, masih sempat sempatnya mengurus pendidikan anak orang. Tetapi niat mulia akan kepedulian pendidikan dan semangat Bapak dan Ibu ini lah yang menjadikan yayasan ini berdiri dan telah berusia hampir satu tahun. Karena minimnya fasilitas yang dimiliki, awalnya anak anak belajar mengenal angka dengan menulisnya di tanah yang ada di depan

rumah. Sehingga kemudian ada dana untuk membeli papan tulis hitam dan kapur, barulah anak anak belajar di dalam ruangan. Semangat Bapak dan Ibu inilah yang mendasari kami memilih PKM-M dengan judul pendidikan inklusi berbasis kekeluargaan. sebagai mahasiswa dan calon penerus bangsa yang harus peka dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar, kami merasa memiliki kewajiban untuk turut berperan dalam mengembangkan yayasan LPPA. Kami merasa termotivasi, dimana Bapak dan Ibu yang perekonomiannya masih kurang peduli, kami seharusnya yang menjadi agent of change di masyarakat justru harus sangat peduli. Keberadaan sekolah inklusi di Indonesia masih terbatas untuk mengakomodir anak berkebutuhan khusus ini, karena itu Kemendiknas berencana memperbanyak sekolah inklusi ini. Wakil menteri pendidikan, Fasli Jalal, mengatakan bahwa sekolah inklusi diperlukan. Indonesia melakukan pendidikan yang mengarah kepada inclusive education dengan memasukkan sebanyak mungkin potensi anak dengan kebutuhan khusus ke dalam sistem sekolah formal. Fasli juga menyampaikan meskipun anak-anak ini memerlukan kebutuhan khusus, tetapi kalau dimasukkan bersama-sama anak-anak normal lainnya justru lebih cepat penyembuhannya karena anak tidak akan merasa terasing dan bisa mengikuti apa yang dilakukan teman - temannya di sekolah. Selain itu, berkaitan dengan bidang pendidikan yang sedang kami jalani saat ini yaitu psikologi, program pendidikan inklusi berbasis keluarga ini sangatlah berkaitan dengan ilmu psikologi, gabungan antara psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran inklusi, psikologi sosial dalam pengembangan lembaga masyarakat, psikologi keluarga dalam pendidikan berbasis keluarga, psikologi klinis khususnya untuk anak berkebutuhan khusus, psikologi perkembangan anak untuk menyesuaikan tugas perkembangan anak dengan apa yang telah dicapai anak, dan andragogi atau pndidikan orang dewasa dalam program parenting. Jadi dalam judul PKM-M yang kami pilih ini benar benar mencakup ranah psikologi secara keseluruhan. Kami memilih pendidikan inklusi yang berbasiskan keluarga karena keluarga merupakan sekolah yang petama dan paling utama bagi seorang anak. Keluarga lah factor dominan, baik pendukung maupun penghalang dalam proses pembelajaran. Misalnya untuk anak normal, keluarga dapat menjadi sarana yang baik dalam proses belajar, jika

keluarganya mendukung dan memotivasi anak. Tetapi bisa juga menjadi faktor penghambat

ketika keluarga kurang peduli terhadap pendidikan anak, seperti yang terjadi pada yayasan LPPA, dimana keluarga siswa tersebut tidak pduli akan pendidikan anaknya sehingga yayasan LPPA berdiri. Sementara untuk anak berkebutuhan khusus, keluarga yang biasanya menjadi factor penghalang. Keluarga menganggap anak berkebutuhan khusus sebagai beban dalam keluarga, menjudge anak berkebutuhan khusus dengan anak idiot atau anak cacat, yang juga akan membuat keluarga kurang menghargai keberadaan anak. Hal ini dapat membuat anak juga kurang menghargai dirinya sendiri, memiliki self image negative, sehingga anak menganggap dirinya rendah. Keluarga juga tidak terlalu memperdulikan pendidikan mereka, tidak mengajari anak mandiri karena beranggapan anak berkebutuhan khusus harus selalu dibantu dalam melakukan apa pun, sehingga anak tidak di ajari untuk mandiri. Dari fenomena di ataslah kami kemudian mengutamakan pendidikan berbasis keluarga dalam program inklusi ini. Dimana keluarga yang menjadi inti aktivitas hidup anak hendaknya mempunyai mindset inklusi dalam menjalani kehidupan keluarganya yaitu memberikan perlakuan yang sama antara anak normal dan anak yang berkebutuhan khusus, anak dapat diterima dengan baik, dapat dihargai, dan hal ini akan mendukung proses pembelajaran anak sehingga anak berkebutuhan khusus tumbuh sebagaimana anak-anak pada umumnya. C. PERUMUSAN MASALAH Beberapa masalah yang telah dideskripsikan sebelumnya di latar belakang, yaitu : 1. Anak berkebutuhan khusus sering kali diabaikan pendidikannya, dianggap tidak layak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak normal. 2. Keluarga yang peduli pada pendidikan anak berkebutuhan khusus cenderung untuk memasukkan anaknya ke dalam sekolah khusus bukan ke dalam sekolah inklusi karena beranggapan kalau anak mereka akan lebih baik jika dimasukkan ke sekolah khusus, atau karena pengetahuan akan keberadaan sekolah inklusi masih sangat minim. 3. Keluarga dengan ekonomi bawah kurang peduli dengan pendidikan anak mereka.

4. Telah ada yayasan baru yang memiliki kelas inklusi yaitu Yayasan LPPA tetapi masih memiliki keterbatasan dalam mengelola kelas inklusi yang sudah terlihat manfaatnya. 5. Keluarga dapat menjadi factor pendukung maupun penghalang dalam proses pembelajaran. Berdasarkan deskripsi fakta permasalahan tersebut, kami ingin membuat suatu sistem pendidikan inklusi berdasarkan keluarga yang bekerja sama dengan yayasan LPPA(Lembaga Peduli Pendidikan Anak), untuk menguatkan lembaga masyarakat tersebut. TUJUAN Tujuan yang diharapkan dari program ini adalah membuka wawasan pengetahuan masyarakat akan peran serta fungsi dari sekolah inklusi, untuk menyediakan tempat pembelajaran yang sesuai dengan anak yang berkebutuhan khusus, serta mengembangkan metode pembelajaran berbasis keluarga yang dianggap sebagai sesutu yang sangat penting bagi proses pembelajaran anak. D. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah menghasilkan pendidikan inklusi yang berbasis kekeluargaan yaitu dengan : Cara ukur Observasi Fasilitas kursi,meja Kondisi awal pendukung guru, alat Target yang diharapkan seperti Fasilitas dapat lebih memadai, peraga, meningkat 60% dari kondisi awal.

poster, peralatan tulis masih sangat kurang memadai dan ruangan yang sempit. Observasi Bahan ajar yang masih minim Pemenuhan bahan ajar dengan seperti buku bacaan, modul. target minimal meningkat 70% dari kondisi awal. Quisioner dan Pemahaman orang tua yang masih Pemahaman orang tua tentang sekolah inklusi minimal meningkat

wawancara Quisioner wawancara

rendah tentang sekolah inklusi. dan Penerimaan anak

70% wawancara awal. anak berkebutuhan

berkebutuhan Penerimaan

khusus dalam keluarga yang masih khusus dalam keluarga meningkat rendah. 40 % dari hasil awal wawancara dan quisoner.

Wawancara

Keluarga kurang peduli terhadap Kepedulian pendidikan anak

keluarga

pada

pendidikan anak meningkat 40 % hasil awal wawancara.

E. KEGUNAAN Adapun kegunaan yang diperoleh berbagai kegiatan yang dilaksanakan yaitu : 1. Membuka wawasan masyarakat bahwa tanggung jawab pendidkan

sesungguhnya adalah tanggung jawab utama orang tua baik untuk anak reguler maupun an ak berkebutuhan khusus (pendidikan berbasis keluarga). 2. Membuka peluang pada anak berkebutuhan khusus untuk dapat hidup

harmonis dan layak seperti anak reguler sesuai dengan haknya sebagai anak dan sebagai manusia. 3. Membuka wawasan masyarakat bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. 4. Sekolah adalah mitra yang supportif bagi pendidikan anak. Maka sekolah juga harus inklusi dalam penyelengaraan pendidikan. 5. Mengevaluasi masyarakat untuk hidup harmonis dengan saling menghargai perbedaan, menghormati kekurangan dan saling membantu dalam menata generasi penerus bangsa. F. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN LPPA adalah lembaga yang dilahirkan dari rahim keprihatinan terhadap berbagai fenomena di atas. LPPA menyimpulkan bahwa pendidikan berbasis sekolah yang selama ini dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia perlu ditata ulang. Maka LPPA menyajikan wacana baru bagi dunia pendidikan dengan meluncurkan ide Pendidikan Berbasis

Keluarga (PBK). Karena sesungguhnya kualitas diri peserta didik di sekolah tidak akan optimal dan sempurna terjadi bila tidak ada rasa aman dan nyaman bagi peserta didik yang berasal dari kehangatan cinta keluarga. Ketidaknyamanan psikologi internal peserta didik hanya akan menghasilkan lulusan-lulusan sekolah yang terpecah kepribadiannya ( split personality). Dengan demikian gambaran sasaran masyarakat tujuan dari program pengembangan pendidikan inklusi berbasis kekeluargaan adalah : a) Komunikasi keluarga Dalam berkomunikasi antara orang tua dan anak yang jarang sekali terutama komunikasi yang bersifat empati. Biasanya komunikasi antara anak dan orang tua hanya bersifat hal-hal yang umum seperti berapa uang jajannya?. Bahkan sering ditemui komunikasi antara anak dan ayah yang tidak harmonis. Oleh karena itu komunikasi yang efektif merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat menjalanin hubungan yang baik antara sesama anggota keluarga. b) Latar belakang pendidikan orang tua Pada umumnya latar belakang pendidikan orang tua peserta didik adalah tamatan SD atau SMP dan beberapa orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tamatan SMA juga memiliki mindset yang tidak tertata dengan baik terutama untuk pendidikan masa depan anaknya.Pada kehidupan sehari-hari Edukasi diluar sekolah formal jarang sekali diperoleh orang tua sehingga pengetahuan mereka akan pentingya pendidikan masih terbatas sehingga banyak orang tua mengabaikan akan pendidikan anaknya. c) Masyarakat ekonomi menengah kebawah Dalam hal ini kondisi keadaan masyarakat daerah medan marelan mayoritasnya berada tepat di atas garis kemiskinan dimana kondisi ini merupakan titik ekstrim dari jatuhnya ke daerah kemiskinan yaitu apabila suatu kondisi keadaan yang cukup memperihatinkan akan terjatuh ke daerah lebih ekstrim yaitu pada titik kemiskinan.Oleh karena itu kondisi masyarakat yang seperti ini tidak boleh lalai dan

harus berusaha keras agar tidak jatuh ke dalam area garis kemiskinan.Kondisi masyarakat yang berada tepat di atas garis kemiskinan yang cukup ekstrim disebut dengan vurnerable poor. Bagan tingkat kondisi keadaan masyarakat. TINGKAT KONDISI KEADAAN MASYARAKAT

Wealthy = hidup sejahtera

Medium = menengah ke atas

Unwealthy = Pra sejahtera

Vurnerable poor = diatas garis kemiskinan Garis kemiskinan Poor = hidup miskin Garis kemiskinan

Maka aktivitas pendidikan adalah sebuah sinegi yang harmonis antara pendidikan nilai-nilai luhur kehidupan yang ditanam di dalam institusi keluarga Indonesia kepada generasi penerus bangsa ini. Untuk menajamkan nilai-nilai positif tersebut dan memberi keterampilan kepada peserta didik maka sekolah menjadi lembaga yang punya kapabilitas. Penyempurnaan-penyempurnaan pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh peserta didik dari lembaga-lembaga pendidikan nonformal sesuai dengan minat bakat mereka yang spesifik dan unik. LPPA berharap mampu mengembalikan tanggung jawab utama keluarga dalam mendidik, membina dan melatih generasi penerus bangsa ini. LPPA sekaligus juga harus mengambil porsi sebagai katalis penyeimbang tiga komponen penyelenggara pendidikan

bangsa pendidikan informal, formal dan nonformal sehingga generasi penerus ini tumbuh sebagai Bangsa yang berkarakter, cerdas secara emosi, intelektual dan spiritual serta penuh cinta (full fill of love) dalam menjalankan kehidupan dan fungsi-fungsi kemanusiaannya. Penyelenggaraan pendidikan berbasis keluarga telah menjadi bagian dari Lembaga Peduli Pendidikan Anak (LPPA) Medan. Selanjutnya pada tahun ajaran 2010/2011 LPPA membuka program sekolah dasar dengan pola pendidikan inklusi yang terdiri dari anak-anak ekonomi bawah. Dengan jumlah murid 10 orang dan satu orang diantaranya adalah anak berkebutuhan khusus yang merupakan penyandang Mental Retarded (MR). Program pembelajaran diupayakan setara dengan SD Reguler, dengan mengupayakan beasiswa bagi 9 orang anak reguler, dan menyiapkan rancangan program pembelajaran (RPP) khusus bagi anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian kesuksesan akedemik dan sosial anak dipengaruhi oleh kualitas pengajaran yang diberikan kepada anak dengan adanya sistem pembelajaran inklusi yang berbasis kekeluargaan. G. METODE PELAKSANAAN 1. Pendekatan 1. Dalam metode pelaksanaan program pengembangan pendidikan inklusi berbasis

kekeluargaan kami menggunakan metode pelatihan dan praktek secara langsung kepada orang tua peserta didik . Dengan model pengelolan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) di sekolah Inklusi dengan Cluster yaitu para ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) dikelompokkan tapi masih dalam satu kelas reguler dengan satu pedamping khusus. 2. Pengumpulan data Dalam pengumpulan data dilakukan observasi, wawancara dan quesioner terhadap peserta didik dan orang tua murid. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dan primer. Data sekunder berupa data yang diperoleh dari dokumen yang bisa didapatkan dari instansi terkait.Data primer diperoleh melalui observasi di lapangan. Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data berupa kegiatan selama proses pembelajaran yang didapat melalui wawancara dengan guru dan orang tua. Sedangkan quesioner diperoleh dari angket guru dengan melakukan pre-post test.

3. Cara pelaksanaan: Cara pelaksanaan yang kami kembangkan dalam proses pembelajaran yang berdasarkan pada kekeluargaan adalah : 1. Monitoring plan Dalam monitoring yang pertama kami lakukan yaitu datang berkunjung secara reguler, mengobservasi secara umum kemudian membuat rancangan kegiatan hendak dicapai serta menetapakan program yang telah dirancang. 2. Evaluation Plan Langkah awal yang kami lakuakan adalah membuat pre-test setelah itu membuat posttest untuk melihat hasil akhir dari program yang dijalankan. a. pre-test Membuat alat ukur pre test berupa angket yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman orang tua terhadap pendidikan inklusi dan pemahaman orang tua terhadap proses pembelajaran anak. Melakukan wawancara terhadap orang tua peserta didik dan guru serta melakukan observasi terhadap peserta didik. b. Post test Setelah melakukan tiga bulan program pendidikan yang berbasis kekeluargaan kami mengevaluasi program kerja akhir dengan membuat alat ukur yang berupa post-test berupa amgket kepada orang tua peserta didik dan melakukan observasi terhadap peserta didik. 3. Pelaksanaan Program Kegiatan a. Melakukan parenting reguler dan setiap satu kali dalam dua minggu sesuai waktu yang disepakati antara pihak orang tua dan sekolah. b. Melakukan pelatihan motivasi pada peserta didik dan orang tua peserta didik serta meningkatkan kualitas pengajaran pendidik dengan adanya pelatihan motivasi tersebut. yang

c. Melakukan karyawisata di akhir pelaksanaan program pendidikan inklusi berbasis kekeluargaan guna menjalin hubungan keakraban dan kekeluargaan diantara peserta didik,orang tua dan staf pengajar. H. JADWAL KEGIATAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan Diadakannya pengembangan pendidikan inklusi berdasarkan kekeluargaan

berlangsung selama tiga bulan yang bertempat Jl. Besar Andansari pasar VI Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Jadwal faktual pelaksanaan Jenis kegiatan Bulan ke I 1 I. PERSIAPAN Survey peserta didik Survey staf pengajar II.PELAKSANAAN Penyediaan peralatan atau fasilitas Penyediaan trainer Penyediaan bahan pengajaran Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan LPPA dan wali murid Parenting reguler Membuat pelatihan motivasi Berkaryawisata Evaluasi akhir III.PENYUSUNAN PERTANGGUNG JAWABAN Pengetikan Laporan Pertanggung Jawaban Penggandaan Laporan Pertanggung Jawaban Tabel 1. Jadwal kegiatan LAPORAN 2 3 4 Bulan ke II 1 2 3 4 Bulan ke III 1 2 3 4

I. RANCANGAN BIAYA No URAIAN FREQUENCY UNIT 1 BAHAN & PERALATAN Buku tulis Peralatan tulis 10 lusin 10 buah 1 kali 1 kali 1 kali Rp Rp Rp 20.000,- Rp 10.000,- Rp 150.000,- Rp 200.000,100.000,150.000,VOL. UNIT SATUAN SUB. TOTAL

Alat peraga ( rol papan 1 set tulis)

Kertas A4 Tinta print Materai 6000 Spanduk Kapur tulis Poster edukasi Meja tulis besar Modul pelatihan Bahan Ajar ( buku bacaan tentang parenting untuk orang tua dan pengajar)

1 rim 4 botol 5 buah 1 buah 1 kotak 3 buah 1 buah 10 buah 13 buah

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 3 kali 1kali

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

40.000,- Rp 50.000,- Rp 7.000,- Rp 200.000,- Rp 20.000,- Rp 30.000,- Rp 300.000,- Rp 3.000,- Rp 40.000,- Rp

40.000,200.000,35.000,200.000,20.000,90.000,300.000,90.000,520.000,-

Buku cerita tentang moral untuk anak dan pengajar

13 buah

1 kali

Rp

40.000,- Rp

520.000,-

AKOMODASI

Sewa bus Biaya Pelatih Transportasi pelatih Transportasi pengajar

1 buah 1 orang 1 orang 3 orang

1 kali 2 kali 2 kali 6 kali

Rp Rp Rp Rp

1.000.000,- Rp 250.000,- Rp 50.000,- Rp 50.000,- Rp

1.000.000,500.000,100.000,900.000,-

KONSUMSI Snack untuk pelatihan Snack untuk kegiatan Parenting Reguler Makan siang untuk karyawisata 30 orang 1 kali Rp 15.000,- Rp 450.000,30 orang 30 orang 2 kali 4 kali Rp Rp 5.000,- Rp 5.000,- Rp 300.000,600.000,-

LAIN-LAIN Dokumentasi Cinderamata ( 3 orang pengajar dan 1 trainer) Penggandaan laporan 5 buah TOTAL BIAYA Table 2. Rancangan biaya 1 kali Rp 25.000,- Rp Rp 125.000,7.000.000,1 rol 4 orang 1 kali 1 kali Rp Rp 250.000,- Rp 50.000,- Rp 350.000,200.000,-

K. LAMPIRAN Biodata Ketua dan Anggota Kelompok Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Tempat/Tanggal Lahir d. Jurusan : Muhammad Fadly Sembiring : 101301006 : Tj. Keliling/8 Maret 1992 : Psikologi

e. Universitas/Instittut/Politeknik : Universitas Sumatera Utara f. Jenjang Pendidikan Terakhir : SMAN 1 Kuala

g. Alamat Rumah dan No. Telp : Jln. Jamin Ginting Gg. Sumber Dame No. 9 Padang Bulan, Medan h. Email : 10.006fadly@gmail.com

Anggota Kelompok a. Nama Lengkap b. NIM c. Tempat/Tanggal Lahir d. Jurusan : Aisyah Gana Putri : 091301033 : Parapat/29 Maret 1991 : Psikologi

e. Universitas/Instittut/Politeknik : Universitas Sumatera Utara f. Jenjang Pendidikan Terakhir : SMAN 1 Siantar

g. Alamat Rumah dan No. Telp : Jln. Sumarsono No. 35 Padang Bulan, Medan h. Email : Ayikmarch@yahoo.co.id

(Aisyah Gana Putri) 091301033

Anggota Kelompok a. Nama Lengkap b. NIM c. Tempat/Tanggal Lahir d. Jurusan : Shoffa Malini : 091301069 : Medan/16 Juni 1991 : Psikologi

e. Universitas/Instittut/Politeknik : Universitas Sumatera Utara f. Jenjang Pendidikan Terakhir : SMAN 1 Medan

g. Alamat Rumah dan No. Telp : Jln. Karya Bakti 2 Gg. Subur 2 Medan Polonia, Medan h. Email : 09.069smalini@gmail.com

(Shoffa Malini) 091301069

Biodata Dosen Pembimbing Nama lengkap NIP Pangkat/golongan Alamat kantor No telp/fax Alamat rumah Email Jenjang pendidikan No 1 2 3 S1 S2 S3 : Meutia Nauly, M.Si. Psikolog : 19671127200002001 : 3B : KAMPUS USU JL DR MANSYUR NO.7 MEDAN : 061 822 0122 EXT.18 : Jln.Gedung Arca Gjawa No.32 : meutia@indieacademy.org : S2 Nama Universitas dan tempat UI UI UI Tahun tamat 1993 2003 -

Jenjang

Judul tesis/disertasi: Konflik peran gender dan seksisme pada pria suku bangsa Minang, Batak , & Jawa

Riwayat Pekerjaan No 1. Tahun 1999 sekarang Jabatan/posisi Staf Pengajar P S Psikologi FK/ F. Psikologi USU Medan. Ketua Departemen Psikologi Sosial. 2. 2004 sekarang Direktur Komunitas Home Schooling dan Komunitas Parenting, Sandi Kerlip dan

Independent Indonesia Academy (Indie Academy) 3. 1997- 1999 Sekretaris Pimpinan Ketua Program Studi Pasca Sarjana F. Psikologi, Universitas Indonesia. Staf LPSP3 (Pengembangan dan Penelitian Sarana Pengukuran Psikologi) F. Psikologi UI. 4. 1992 1995 Staf Pengajar Tamu di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Departemen Perilaku dan Kesehatan Psikolog Assosiate di berbagai Biro Konsultasi, Jakarta

DAFTAR PENELITIAN NO 1. 2010 TAHUN JUDUL PENELITIAN Keberagaman kelompok di Kota Medan 2. 2003 Perbandingan Konflik Peran Gender dan Seksisme pada Pria suku bangsa Minang, Batak dan Jawa 3. 1992 Perbandingan Fear of Success pada Perempuan Bekerja Suku Bangsa

Batak, Minang dan Jawa

JUDUL TULISAN No tahun Judul tulisan Nama jurnal/Prosiding,dll

1.

2010

Perbandingan Seksisme pada Pria

Psikologia, Jurnal Fakultas Psikologi

Suku Bangsa Batak, USU. Minang dan Jawa 2. 2003 Fear of Success pada Perempuan : Studi Banding di Kota Medan 3. 2003 Konflik Peran Gender pada Pria Medan, 10 Juni 2011 Dosen Pendamping, Buku, Penerbit Andi Yogyakarta Buku, Penerbit Andi, Yogyakarta

(Meutia Nauly, M.Si.,Psikolog) NIP . 19671127200002001

DATA PESERTA DIDIK DAN KEADAAN KELUARGA Nama anak No. 1. Fauzan Karim 2. Imam Syuhada Nama orang tua anak (Ayah) Raisul M. Ramadhan Ibrahim Pedagang bakso goreng 4 orang (1 istri + 3anak) keliling 3. Malikul Soleh Ibrahim Pedagang bakso goreng 4orang (1istri + 3 anak) keliling 4. 5. 6. Khairun Nisa Nur M. Fauzan H. Supianto Dodi Hamdan Bengkel dinamo Buruh pabrik Pensiunan PNS 5orang (1 istri + 4 anak) 6orang (1 istri + 5 anak) 4 orang (1 istri + 3 anak) Surya Pedagang 4 orang (1 istri + 3 anak) Pekerjaan Orang Tua Tanggungan Ayah

7.

Nur Adini Putri Suanto Samil

Pengumpul barang bekas

4 orang ( 1 istri + 3 anak))

8.

Agus Salim

Suhendri

Pedagang Bakso Goreng 3 orang( 1 istri + 2 anak) Keliling

9.

Dadi Rahmansyah

Syahrul

Supir

3 orang ( 1 istri + 2 anak)

10.

Dimas

Suhendi

Pelaut

4 orang ( istri + 3 anak)

Anda mungkin juga menyukai