Anda di halaman 1dari 4

Prarancangan Pabrik 2 – Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintesis

Kapasitas 100.000 ton/tahun


Naskah Pendadaran

BAB I
PENGANTAR

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan industri kimia di Indonesia mengalami peningkatan seiring
berjalannya waktu. Dengan meningkatnya industri kimia, maka kebutuhan unsur –
unsur penunjang dan bahan pembantu dari industri kimia juga meningkat. Namun,
kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang industri kimia di Indonesia masih banyak
didatangkan dari luar negeri. Jika bahan baku dan bahan penunjang ini dapat
dihasilkan sendiri dalam negeri tentunya akan membantu negara dalam banyak hal,
seperti menghemat pengeluaran devisa, meningkatkan ekspor, menambah kas negara
serta meningkatkan penguasaan teknologi.
2-Etil Heksanol atau 2-Etil Heksil Alkohol dengan rumus kimia
CH3(CH2)3CH(C2H5)CH2OH merupakan senyawa organik golongan alkohol.
Kegunaan 2-Etil Heksanol anatara lain untuk memproduksi Dioktil Ftalat yang
digunakan sebagai plasticizer untuk PVC, coating, adhesife, detergen, dan bahan
kimia khusus.
Produksi 2 – etil heksanol mempunyai perkembangan 2,5 % per tahun sejak
tahun 1986 – 2000. Kurang lebih 2 juta ton/tahun 2 - etil heksanol diproduksi di
seluruh dunia (Kirk and Othmer, 1981). Pendirian pabrik 2-etil heksanol ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang terus meningkat akan senyawa ini baik
dalam dan luar negeri.

B. TINJAUAN PUSTAKA
2-Etil Heksanol atau 2-Etil Heksil Alkohol dengan rumus kimia
CH3(CH2)3CH(C2H5)CH2OH merupakan senyawa organik golongan alkohol. Pada
suhu kamar berupa suatu cairan tak berwarna dan sedikit larut di dalam air. Senyawa
ini tingkat toksisitasnya rendah, tapi mudah terbakar. 2 - etil heksanol merupakan
produk antara yang sangat bernilai untuk industri kimia. 2 - etil heksanol menempati
rangking sesudah etanol dan butanol sebagai alkohol sintesis paling penting.

Danu Wicaksono – 09/281285/TK/34909 1


Eskatika Puspita – 09/281436/TK/34991
Prarancangan Pabrik 2 – Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintesis
Kapasitas 100.000 ton/tahun
Naskah Pendadaran

Kegunaan 2 - Etil Heksanol antara lain untuk memproduksi dioktil ftalat yang
digunakan sebagai plasticizer untuk PVC, coating, adhesife, detergen, dan bahan
kimia khusus. (Kirk and Otmer, 1978).
Proses pembuatan 2-Etil Heksanol dapat dilakukan dengan Rute
Acetalatdehyde, Proses Aldox, Proses Shell, dan Proses Oxo. (Kirk and Othmer,
1982).
1. Rute Acetaldehyde
Rute acetaldehyde dimulai dari etilen yang dioksidasi menjadi
acetaldehyde, kemudian dikonversikan ke crotonaldehyde. Crotonaldehyde
dihidrogenasi menjadi butiraldehid.
2. Proses Aldox
Proses aldox adalah kasus dimana kokatalis ditambahkan ke dalam katalis
oxo yang memungkinkan aldolisasi terjadi di fasa yang sama. Konsekuensinya
sesudah hidrogenasi terbentuk campuran yang mengandung 2 – etil heksanol,
isomer C8, alcohol dan isobutanal.
3. Proses Shell (Process shell)
Proses ini memakai katalis hidroformilasi ligan termodifikasi yang
memungkinkan operasi pada tekanan yang lebih rendah tapi kecepatan reaksi
rendah dan sebagian dari propilen terkonversi menjadi propana.
4. Proses oxo
Reaksi oxo atau hydroformylation ditemukan oleh Otto Roelan di Jerman
tahun 1938 dan pertama digunakan dalam skala industry oleh Enjay Chemical
Company di tahun 1948 (Kirk dan Othmer, 1981). Roelan menyimpulkan bahwa
reaksi tersebut berlaku secara umum untuk semua olefin dan reaksi ini dinamakan
Proses Oxo.
Aldehid terbentuk karena penambahan gugus formyl group (-CHO) dan
atom hydrogen pada ikatan rangkap olefin, sehingga proses ini dinamakan
hidroformilasi. Secara umum persamaan reaksinya :
R-CH=CH2 + H2 + CO ----------> R-CH2-CH2-CHO
(olefin) (gas sintesis) (aldehid)

Danu Wicaksono – 09/281285/TK/34909 2


Eskatika Puspita – 09/281436/TK/34991
Prarancangan Pabrik 2 – Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintesis
Kapasitas 100.000 ton/tahun
Naskah Pendadaran

Jika aldehid direaksikan dengan hydrogen maka terbentuk alcohol dengan reaksi :

R-CH2-CH2-CHO + H2 ----------> R-CH2-CH2-OH


(aldehid) (hydrogen) (alkohol)
dengan:
R = Gugus Alkil
Dengan proses oxo proses pembuatan 2 - etil heksanol dilakukan melalui 2
tahap. Tahap pertama, olefin dengan larutan katalis direaksikan dengan gas sintesis.
Proses ini menghasilkan n-butanal. Katalisator yang digunakan secara komersial
adalah Co dan Rh. Saat ini Rh menjadi katalis yang lebih menarik karena memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan Co. Katalis Rh lebih disenangi karena dapat
beroperasi pada suhu dan tekanan yang lebih rendah dan selektivitas yang lebih tinggi
meskipun harganya lebih mahal (Mc Ketta, 1975).
Tahap kedua, n-butanal selanjutnya direaksikan dengan larutan NaOH
menghasilkan 2 - etil heksanal. 2 - etil heksanal yang terbentuk tidak larut dalam air
sehingga mudah dipisahkan dari alkali. 2 - etil heksanal selanjutnya dihidrogenasi
menjadi 2 - etil heksanol dengan katalis Raney Nickel.
Proses yang dipakai dalam tugas prarancangan pabrik 2-etil heksanol adalah
proses oxo dengan pertimbangan :
1. Yield yang dihasilkan oleh proses oxo lebih banyak jika dibandingkan dengan
proses asetaldehid.
2. Harga propylene sebagai bahan baku lebih murah jika dibandingkan dengan
etilen (Mc Ketta, 1976)
3. Sebagian besar pabrik 2-etil heksanol di dunia mempergunakan proses ini
dalam proses produksinya.
4. Kondisi operasi pada proses oxo menggunakan temperatur yang rendah dari
proses yang lain (115-125 oC) dan tekanan lebih rendah dari proses yang lain
(10-100 atm). (US Patents : 4,684.750)
5. Katalis yang digunakan lebih stabil terhadap fluida yang bereaksi.
6. Prosesnya lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya.
7. Konversi reaksi tinggi, mencapai 95 %.

Danu Wicaksono – 09/281285/TK/34909 3


Eskatika Puspita – 09/281436/TK/34991
Prarancangan Pabrik 2 – Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintesis
Kapasitas 100.000 ton/tahun
Naskah Pendadaran

Danu Wicaksono – 09/281285/TK/34909 4


Eskatika Puspita – 09/281436/TK/34991

Anda mungkin juga menyukai