Anda di halaman 1dari 9

Journal of Nonformal Education and Community Empowerment

Volume 1 (2): 161-169, Desember 2017


Available at http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc
p-ISSN 2549-1539
e-ISSN 2579-4256

Peran Pendamping dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin


melalui Program Keluarga Harapan
Evi Rahmawati , Bagus Kisworo

Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

DOI: 10.15294/pls.v1i2.16271

Info Artikel Abstrak


Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peran pendamping, faktor
Sejarah Artikel: penghambat dan pendukung dalam pendampingan Program Keluarga
Diterima Agustus 2017 Harapan di Kecamatan Semarang Tengah. Penelitian ini menggunakan
Disetujui November 2017 pendekatan kualitatif, pendamping sebagai subjek penelitiannya.
Dipublikasikan Desember 2017 Wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai Teknik pengumpulan
data. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, metode dan
Keywords: teori. Analisis datanya menggunakan siklus interaktif. Hasil penelitian
complementary roles; family menunjukkan bahwa pendamping memiliki empat peran keterampilan
hope program; community yaitu peran fasilitatif, pendidik, representatif/perwakilan masyarakat,
development dan teknis. Faktor internal yang menjadi kendala adalah sulitnya peserta
untuk mengumpulkan berkas data, dan beradaptasi dengan lingkungan
baru pendamping memerlukan waktu lama. Faktor eksternal yang
menjadi kendala adalah penginformasian dari pusat sifatnya mendadak,
jarak tempuh pendamping ke tempat pendampingan cukup jauh dan
lokasi tempat pendampingan yang berada di gang sempit. Faktor
pendukung adalah antusiasme penerima bantuan serta sarana yang
memadai.
Abstract
This study aims to describe the role of counselors, inhibiting factors and supporters
in the assistance of Family Hope Program in Central Semarang District. This
research uses a qualitative approach, companion as a research subject. Interview,
observation, and documentation as data collection techniques. The validity of
data using triangulation of sources, methods, and theories. The data analysis uses
an interactive cycle. The results showed that the companion had four roles of skills
namely facilitative roles, educators, representatives/representatives of society, and
technical. Internal factors that become obstacles are the difficulty of participants
to collect data files, and adapt to new environment companion takes a long time.
External factors that become obstacles is the information from the center of the
sudden, the distance to the counselee far enough away and the location of the
mentoring located in a narrow alley. Supporting factors are the enthusiasm of
beneficiaries and adequate facilities.

© 2017 PLS FIP UNNES



Alamat korespondensi:
E-mail: eviraldian@gmail.com
Evi Rahmawati, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 1 (2), Desember 2017

PENDAHULUAN Kementerian Sosial (2016), PKH merupakan


Indonesia merupakan salah satu negara program perlindungan sosial yang memberikan
dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat
Kemiskinan sudah menjadi masalah global yang Miskin (RTSM) dengan persyaratan tertentu.
dialami oleh seluruh negara di dunia. Masalah Tujuan dari program ini adalah mengurangi
kemiskinan menjadi kendala yang rumit sehingga angka dan memutus rantai kemiskinan,
suatu negara tidak dapat memiliki kemampuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
untuk menghapus kemiskinan secara sendiri. serta merubah perilaku yang kurang mendukung
Mayoritas masyarakat Indonesia berada pada peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling
taraf ekonomi yang rendah, hal ini menyebabkan miskin. Peserta PKH diwajibkan memenuhi
angka kemiskinan di Indonesia semakin persyaratan dan komitmen yang terkait dengan
bertambah tinggi dari tahun ke tahun. Dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia
kondisi seperti ini membuat Indonesia yaitu pendidikan dan kesehatan. Sasaran peserta
menghadapi persoalan-persoalan rumit seperti PKH adalah Keluarga Miskin (KM) dan yang
tingkat kriminalitas tinggi, tingkat pendidikan memiliki komponen kesehatan (ibu hamil, nifas,
rendah, dan tingkat kesehatan yang rendah. balita, anak prasekolah) dan komponen
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan pendidikan (SD sederajat, SMP sederajat, SMA
tertinggi berhak untuk mengatur dan mengurus sederajat) atau anak 7 - 21 tahun yang belum
negaranya sendiri. Sebagaimana yang tercantum menyelesaikan pendidikan wajib 12 tahun,
dalam Undang-Undang Dasar Republik penyandang disabilitas berat, dan lanjut usia di
Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan atas 70 tahun.
bahwa negara berkewajiban untuk melindungi Menteri Sosial menjelaskan bahwa pada
segenap bangsa Indonesia dan memajukan tahun 2017 dana yang dialokasikan oleh
kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan pemerintah adalah sebesar Rp 11,4 triliun.
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bantuan PKH akan disamakan sebesar Rp
Penanganan kemiskinan yang ada 1.900.00 per tahun dengan penyaluran empat kali
diperlukan suatu program yang dapat dalam setahun. Penyaluran pertama sebesar Rp
memberdayakan masyarakat miskin. Dalam 500.000, kedua Rp 450.000, ketiga Rp 500.000
rangka percepatan penanggulangan kemiskinan dan keempat Rp 450.000. Beberapa ketentuan
sekaligus pengembangan kebijakan di bidang bantuan PKH adalah (1) Bantuan tetap
perlindungan sosial, sejak tahun 2007 sebagaimana SK Menteri Sosial No.
Pemerintah Indonesia telah melaksanakan 23/HUK/2016 berlaku dalam satu tahun,
Program Keluarga Harapan (PKH). Di Kota (2) Bantuan komponen peserta PKH diberikan
Semarang memulai PKH pada tahun 2013. kepada maksimal 3 anggota keluarga sesuai
Program serupa telah dilaksanakan dan cukup kriteria kepesertaan, (3) Bantuan komponen
berhasil di beberapa negara yang dikenal dengan peserta PKH diberikan dengan jumlah nominal
Conditional Cash Transfer (CCT) atau bantuan terbesar dari komponen kepesertaan, (4) Bantuan
tunai bersyarat. Menurut Rahayu (2012:128) komponen kesehatan kehamilan keempat dan
“Program Keluarga Harapan (PKH), yaitu berikutnya tidak dihitung sebagai komponen
program pemberian uang tunai kepada RTSM penerima bantuan. Indeks besaran dana yang di
berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang terima peserta PKH sebagaimana pada tabel 1.
telah ditetapkan dengan melaksanakan Menurut Rahayu (2012) dalam jangka
kewajibannya”. PKH difokuskan untuk pendek maupun jangka panjang, manfaat PKH
meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat adalah (1) dalam jangka pendek yaitu
miskin melalui pemberdayaan kaum ibu, dan memberikan income effect melalui pengurangan
mendorong agar anaknya tetap bersekolah sesuai beban pengeluaran rumah tangga miskin;
dengan data yang ditetapkan oleh Badan Pusat (2) dalam jangka panjang dapat memutus rantai
Statistik (BPS) sebagai target peserta. Menurut kemiskinan RTM melalui peningkatan kualitas

162
Peran Pendamping dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Program Keluarga Harapan

kesehatan/nutrisi, pendidikan dan kapasitas jalanan, serta mencegah RTM menjadi tuna
pendapatan anak (price effect) dan memberikan sosial dan/ penyandang masalah kesejahteraan
kepastian akan masa depannya (insurance effect); social; (5) peningkatan kualitas pelayanan publik
(3) merubah perilaku keluarga miskin yang relatif melalui complementary perbaikan layanan
kurang mendukung peningkatan kesejahteraan pendidikan dan kesehatan (supply side),
antara lain disebabkan oleh kurangnya informasi pengembangan sistem perlidungan sosial
mengenai hak, manfaat, keuntungan, dan masyarakat miskin (demand side), sekaligus
kesempatan, serta tingginya biaya tidak langsung penguatan desetralisasi, dan (6) percepatan
(transport, seragam, dan lain-lain) dan opportunity pencapaian MDGs melalui indikator
cost (anak bekerja lebih “menguntungkan” dari kemiskinan, pendidikan, ibu hamil, pengurangan
pada sekolah); (4) mengurangi pekerja anak, kematian balita, dan peningkatan kesetaraan
yaitu mencegah turunnya anak-anak bekerja di gender.

Tabel 1. Indeks Besaran Dana yang Diterima Peserta PKH


No. Komponen Bantuan Indeks Bantuan
1. Bantuan tetap 500.000
2. Bantuan ibu hamil dan menyusui 1.200.000
3. Bantuan anak usia di bawah enam (6) tahun 1.200.000
4. Bantuan peserta Pendidikan setara SD/MI atau sederajat 450.000
5. Bantuan peserta Pendidikan setara SMP/MTs atau sederajat 750.000
6. Bantuan peserta Pendidikan setara SMA/MA atau sederajat 1.000.000
7. Bantuan penyandang disabilitas berat 3.100.000
8. Bantuan lanjut usia 70 tahun ke atas 1.900.000
Sumber: Kementerian Sosial (2016)

Menurut Kementerian Sosial (2016) atau mengunjungi puskesmas santun lanjut usia
terdapat beberapa kewajiban peserta PKH yaitu (jika tersedia), dan mengikuti kegiatan sosial (day
diantaranya ibu hamil/nifas adalah pemeriksaan care dan home care).
kehamilan di fasilitas kesehatan sebanyak 4 kali Menurut Kementerian Sosial (2016),
dalam 3 kali trisemester, melahirkan oleh tenaga apabila peserta tidak memenuhi komitmennya
kesehatan di fasilitas kesehatan, pemeriksaan maka berlaku beberapa ketentuan; pengurangan
kesehatan 2 kali sebelum bayi usia 1 bulan. Bayi bantuan adalah 10% setiap bulannya sebelum
dan Balita yaitu usia 0-11 bulan imunisasi penyaluran periode berikutnya, peserta tidak
lengkap serta pemeriksaan berat badan setiap mendapat bantuan jika seluruh komponen
bulan, usia 6-11 bulan mendapat suplemen anggota tidak memenuhi kewajiban selama 3
vitamin A, usia 1-5 tahun imunisasi tambahan bulan berturut-turut, peserta PKH yang seluruh
dan pemeriksaan berat badan setiap bulan, usia 5- komponen anggotanya dalam 6 bulan berturut-
6 tahun pemeriksaan berat badan setiap 1 bulan turut tidak memenuhi komitmen maka
dan mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali disamping bantuan tidak diberikan, ia akan
dalam setahun, usia 6-7 tahun timbang badan di dikeluarkan. Bagi pendamping yang peserta PKH
fasilitas kesehatan. dampingannya tidak memenuhi kondisionalitas
Anak sekolah usia 6-21 tahun yang belum akan diberikan sanksi berupa mendapat teguran
menyelesaikan pendidikan dasar (SD, SMP, secara lisan maupun tertulis (SP-1 sampai SP3),
SMA), terdaftar di sekolah/pendidikan dan penundaan pembayaran honorarium.
kesetaraan, minimal 85% kehadiran dikelas. Pendampingan komponen kesehatan dan
Penyandang disabilitas berat yaitu pemeliharaan pendidikan menurut Kementerian Sosial (2016)
kesehatan sesuai kebutuhan, pemeriksaan dilakukan dengan ketentuan bahwa pendamping
kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan PKH berkewajiban mengadakan pertemuan
melalui kunjungan ke rumah (home care). Lansia kelompok bulanan dengan peserta PKH
miskin di atas 70 tahun yaitu pemeriksaan dampingannya, pendamping PKH berkewajiban
kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
163
Evi Rahmawati, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 1 (2), Desember 2017

memastikan bantuan komponen kesehatan dan Dalam pelaksanaan PKH, terdapat


pendidikan sampai pada sasaran. pendamping yang merupakan aktor penting
Adapun persyaratan umum sebagai dalam mensukseskan program PKH.
pedamping PKH adalah tidak berkedudukan Pendamping PKH adalah sumber daya manusia
sebagai CPNS/PNS/TNI/POLRI; siap dan yang direkrut dan dikontrakkerjakan yang
bersedia bekerja purna waktu serta ditempatkan ditetapkan oleh Kementerian Sosial sebagai
pada wilayah sesuai dengan kebutuhan PKH; pelaksana pendampingan di tingkat kecamatan.
tidak berkedudukan sebagai pengurus, anggota Keberhasilan PKH dipengaruhi oleh
dan atau berafiliasi partai politik; tidak pernah implementasi pemberdayaan masyarakat miskin
dan atau tersangkut kasus hukum baik pidana (RTSM) dan peran pendamping. Menurut
maupun perdata; usia minimal 19 (sembilan Departemen Sosial (2009), pendampingan sosial
belas) tahun maksimal 45 (empat puluh lima) merupakan suatu proses relasi sosial antara
tahun pada bulan April 2016; bebas dari narkoba pendamping dengan klien yang bertujuan
dan zat adiktif lainnya; sehat jasmani dan rohani; memecahkan masalah, memperkuat dukungan,
lulusan perguruan tinggi atau sekolah yang mendayagunakan berbagai sumber dan potensi
program studinya terakreditasi bagi pendidikan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, serta
sarjana, diploma, dan SMK; tidak terikat kontrak meningkatkan akses klien terhadap pelayanan
kerja dengan pihak lain; mampu mengoperasikan sosial dasar, lapangan kerja, dan fasilitas
komputer dan menggunakan office automation; pelayanan publik lainnya.
bersedia menandatangani pakta integritas apabila Berdasarkan pengertian yang dimaksud
terpilih menjadi pendamping dan operator PKH peran pendamping adalah suatu tugas atau
tahun 2016; serta mengikuti seluruh tahapan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
seleksi. Sedangkan persyaratan khusus untuk menjadi penghubung masyarakat dengan
posisi pendamping PKH meliputi: 1) pendidikan berbagai lembaga terkait dan diperlukan bagi
diploma IV/sarjana pekerjaan sosial atau pengembangan. Pendamping sering dikaitkan
kesejahteraan sosial; (a) mengikuti pelatihan di dengan pekerja sosial dan kegiatan
bidang pekerjaan sosial dan penyelenggaraan pendampingan merupakan pekerjaan sosial. Ada
kesejahteraan social, (b) memiliki pengalaman beberapa Undang-Undang yang secara langsung
praktik pekerjaan sosial/pelayanan kesejahteraan mengakui dan mengatur adanya keberadaan
sosial. 2) Pendidikan sarjana dan diploma di pekerja sosial. Diantaranya Undang-Undang
bidang ilmu-ilmu sosial terapan diutamakan; Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
(a) mengikuti pelatihan di bidang pekerjaan sosial Sosial. Pada pasal 1 angka 4 yang dimaksud
dan penyelenggaraan kesejahteraan social, pekerja sosial adalah seseorang yang bekerja, baik
(b) memiliki pengalaman praktik pekerjaan di lembaga pemerintah maupun swasta yang
sosial/pelayanan kesejahteraan sosial. memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan
3) Pendidikan sarjana atau diploma di bidang sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial
sosial diutamakan; (a) mengikuti pelatihan di yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,
bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan social, dan atau pengalaman praktik pekerjaan sosial
(b) memiliki pengalaman praktik pekerjaan untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan
sosial/pelayanan kesejahteraan sosial. 4) Sekolah penanganan masalah sosial. Pada Undang-
Menengah Kejuruan (SMK) kesejahteraan Undang nomor 23 Tahun 2002 tentang
sosial/pekerjaan sosial/ keperawatan, Perlindungan Anak pada pasal 1 ayat (14) yang
diutamakan; (a) mengikuti pelatihan di bidang dimaksud pendamping adalah pekerja sosial yang
pekerjaan sosial dan penyelenggaraan mempunyai kompetensi professional dalam
kesejahteraan social, (b) memiliki pengalaman bidangnya. Menurut Keputusan Menteri Sosial
praktik pekerjaan sosial/pelayanan kesejahteraan No.10/HUK/2007, pekerja sosial adalah
sosial. seseorang yang memiliki kompetensi professional
dalam pekerjaan sosial yang diperolehnya

164
Peran Pendamping dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Program Keluarga Harapan

melalui pendidikan formal atau pengalaman kaitannya dengan interaksi antara pendamping
praktik di bidang pekerjaan sosial atau dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama
kesejahteraan sosial yang diakui secara resmi dan demi nama kepentingan masyarakat
oleh pemerintah dan melaksanakan tugas dampingannya. Pekerja sosial dapat bertugas
professional pekerjaan sosial. mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan,
Pekerja sosial dapat dipahami sebagai menggunakan media, meningkatkan hubungan
seseorang yang mempunyai kompetensi dan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.
keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau Sebagai peran akhir yaitu dalam keterampilan
pelatihan dalam menyelenggarakan berbagai teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang
pelayanan sosial. Pendamping merupakan pihak bersifat praktis, pendamping dituntut tidak hanya
kunci yang menjembatani penerima manfaat mampu menjadi “manajer perubahan” yang
dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat mengorganisasikan kelompok, melainkan pula
kecamatan maupun dengan program di tingkat mampu melakukan tugas-tugas teknis sesuai
kabupaten/kota. Tugas dan tanggungjawab dengan berbagai keterampilan dasar seperti
pendamping PKH secara umum adalah melakukan riset, penggunaan komputer,
melaksanakan tugas pendampingan kepada presentasi verbal dan tertulis, serta kemampuan
RTSM/KSM peserta PKH. Selain tugas tersebut, untuk mengontrol dan mengelola keuangan.
pendamping juga berperan dalam pemberdayaan Berdasarkan pada berbagai ulasan
masyarakat miskin yang menjadi sasaran mengenai peran seorang pendamping dalam
program. program PKH, sebaiknya memang harus ada
Menurut Habibullah (2011), pendamping control oleh masyarakat apakah peran
PKH memiliki kedudukan sebagai mitra pendamping tersebut sudah dijalankan
pemerintah dan mitra masyarakat sehinga sebagaimana mestinya. Dengan demikian
dituntut untuk menjembatani berbagai penelitian ini dilakukan demi tujuan hal tersebut,
kepentingan yang datang dari pemerintah serta dapat dijelaskan adanya faktor penghambat
maupun kepentingan masyarakat. Peran dan pendukung sebagaimana yang ada di
pendamping PKH berdasarkan konsep peran lapangan dari adanya peran pendamping dalam
community worker adalah sebagai peran dan rangka penyelenggaraan program PKH.
keterampilan fasilitatif. Peran yang berkaitan
denga motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi METODE
masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan Penelitian ini menggunakan pendekatan
dengan peran ini adalah menjadi model, kualitatif. Sesuai dengan pendapat Moleong
melakukan negosiasi dan mediasi, memberikan (2010:6) digunakan untuk “fenomena tentang
dukungan, membangun konsensus bersama, apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
serta melakukan pengorganisasian dan holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
pemanfaatan sumber. Di sisi lain, ada juga kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
sebagai peran dalam keterampilan mendidik. alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
Pendamping berperan aktif sebagai agen yang metode alamiah”. Penggunaan metode kualitatif
memberi masukan positif dan direktif ini didasarkan atas beberapa pertimbangan.
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih
masyarakat yang didampinginya. mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
Membangkitkan kesadaran masyarakat, jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara
menyampaikan informasi, melakukan langsung hakikat hubungan antara peneliti dan
konfrontasi, menyelenggarakakn pelatihan bagi responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan
masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
dengan peran pendidik. Peran lain yaitu dalam penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola
keterampilan representasi/perwakilan nilai yang dihadapi.
masyarakat. Peran ini dilakukan dalam

165
Evi Rahmawati, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 1 (2), Desember 2017

Teknik pengumpulan data yang lainnya diperiksa kembali, diatur, dan


digunakan adalah melalui observasi, wawancara kemudian diurutkan. Reduksi data digunakan
dan dokumentasi. Peneliti menggunakan metode memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan
observasi karena dalam penelitian kualitatif ini, fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu
peneliti harus mengetahui secara langsung bentuk analisis yang menajamkan,
keadaan atau kenyataan lapangan sehingga dapat mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
diperoleh informasi yang jelas. Selain observasi mengorganisasi. Data-data yang telah direduksi
peneliti menggunakan wawancara. Teknik memberikan gambaran yang lebih tajam tentang
wawancara dalam penelitian ini adalah untuk hasil pengamatan dan mempermudah peneliti
mengungkap data selengkap mungkin dari untuk mencarinya sewaktu-waktu. Penyajian
informan mengenai peran pendamping di data adalah sekumpulan informasi yang telah
Kecamatan Semarang Tengah yang ditujukan tersusun yang memberi kemungkinan adanya
dapat membantu dalam proses pemberdayaan penarikan kesimpulan dan pengambilan
masyarakat miskin penerima PKH. Data yang tindakan. Penarikan kesimpulan merupakan
diperoleh dari hasil wawancara mencakup langkah akhir dalam analisis data. Reduksi
pendampingan PKH terhadap masyarakat data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
penerima PKH, serta mengidentifikasi dan serta verifikasi data sebagai sesuatu yang saling
mendeskripsikan faktor pendukung dan berinteraksi sebelum, selama dan sesudah
penghambat pendamping PKH. Oleh Karena itu, pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,
dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik terpadu dan sinergis. Tiga alur kegiatan analisis
wawancara terstruktur. Dimana peneliti telah dalam kegiatan pengumpulan data tersebut
mempersiapkan instrumen atau pedoman serta merupakan proses siklus yang interaktif yang
daftar pertanyaan yang ditujukan kepada subjek digunakan dalam penelitian ini.
dan informan. Alasan peneliti menggunakan
teknik wawancara terstruktur karena menurut HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti, teknik ini dapat mempermudah peneliti Peran Pendamping
dalam menggali informasi sebanyak-banyaknya. Pendamping PKH memiliki kedudukan
Serta peneliti menggunakan dokumentasi. sebagai mitra pemerintah dan mitra masyarakat
peneliti juga memperoleh data tambahan dari sehinga dituntut untuk menjembatani berbagai
sumber tertulis berupa arsip dan dokumen terkait kepentingan yang datang dari pemerintah
penyelenggaraan PKH dan pendampingan serta maupun kepentingan masyarakat. Peran
buku-buku yang berkaitan dengan fokus pendamping PKH berdasarkan konsep peran
penelitian. Teknik dokumentasi dalam penelitian community worker yang dikemukakan Habibullah
ini bertujuan untuk mencari data yang berkaitan (2011) adalah peran dan keterampilan
dengan pelaksanaan peran pendamping dalam memfasilitasi yang merupakan peran yang
pemberdayaan masyarakat miskin melalui berkaitan dengan pemberian motivasi,
Program Keluarga Harapan di Kecamatan kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat.
Semarang Tengah antara lain daftar penerima Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini
PKH, daftar pendamping, profil PKH, struktur antara lain menjadi model, melakukan mediasi
organisasi PKH. Dokumen digunakan dalam dan negosiasi, memberi dukungan, membangun
penelitian sebagai sumber data karena dalam konsensus bersama, serta melakukan
banyak hal dokumen sebagai sumber data pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, Sesuai dengan yang disampaikan Departemen
bahkan untuk meramalkan. Sosial (2009) bahwa pendampingan adalah suatu
Teknik analisis data yang digunakan proses pemberian kemudahan (fasilitas) yang
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data- diberikan pendamping kepada klien dalam
data yang diperoleh di lapangan baik berupa mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan
catatan di lapangan, gambar, dokumen dan masalah serta mendorong tumbuhnya inisiatif

166
Peran Pendamping dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Program Keluarga Harapan

dalam proses pengambilan keputusan, sehingga meningkatkan keterampilan-keterampilan untuk


kemandirian klien secara berkelanjutan dapat menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan,
diwujudkan. mengembangkan rencana-rencana pemecahan
Pendamping PKH sebagai animator, masalah, dan mendukung usaha-usaha klien
dengan memberikan rangsangan, dorongan, untuk menciptakan perubahan-perubahan di
memberikan motivasi kepada keluarga penerima dalam kehidupan dan situasi-situasi mereka.
manfaat PKH dengan memenuhi kewajiban seperti pada Pertemuan Peningkatan
PKH biasanya hanya dilakukan apabila Kemampuan Keluarga (P2K2) pendamping
penerima manfaat PKH tidak memenuhi PKH Kecamatan Semarang Barat melakukan
kewajiban PKH. Selain itu, pendamping juga P2K2 yang bertujuan untuk meningkatkan
melakukan mediasi dan negosiasi yang dilakukan pengetahuan dan kesadaran peserta PKH tentang
kepada pihak layanan kesehatan maupun pentingnya pendidikan dan kesehatan dalam
pendidikan yang tidak menjalankan fungsinya. memperbaiki kualitas hidup keluarga di masa
Peran pendamping sebagai konsensus, fasilitasi depan. Disinilah pendamping berperan sebagai
kelompok, dan pengorganisasian berjalan sangat pendidik yang menyampaikan muatan edukasi
baik. Pengorganisasian yang dilakukan tidak mengenai pendidikan dan pengasuhan anak,
hanya sebatas pembentukan kelompok penerima ekonomi, kesehatan dan perlindungan anak,
manfaat PKH untuk saluran informasi dan lansia dan disabititas.
komunikasi saja, kelompok tersebut juga Pada peran dan keterampilan
dipersiapkan dan diberdayakan untuk kegiatan representasi/perwakilan masyarakat, peran ini
seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi
usaha kelompok seperti Warung Elektronik (E- antar pendamping dengan lembaga-lembaga
Warung) agar penerima manfaat tidak eksternal atas nama dan demi kepentingan
bergantung lagi dengan PKH ketika program masyarakat dampingannya. Pekerja sosial dapat
berakhir. bertugas mencari sumber-sumber, melakukan
Peran dan keterampilan dalam mendidik, pembelaan, menggunakan media, meningkatkan
pendamping berperan aktif sebagai agen yang hubungan masyarakat, dan membangun jaringan
memberi masukan positif dan direktif kerja, mengunjungi penyedia layanan. Kegiatan
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat
serta bertukar gagasan dengan pengetahuan dan vital dalam keberlangsungan maupun
pengalaman masyarakat yang didampinginya, peningkatan mutu program. Pendamping
membangkitkan kesadaran masyarakat, memantau kelancaran dan kelayakan kegiatan
menyampaikan informasi, menyelenggarakan pelayanan, mengantisipasi permasalahan yang
pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas ada dalam program sehingga bisa melakukan
yang berkaitan dengan peran pendidik. Hal tindakan yang sifatnya mencegah kegagalan
tersebut sesuai dengan tujuan pekerjaan sosial kelancaran program daripada memperbaikinya.
yang diungkapkan oleh Damanik (2008) bahwa Sesuai dengan tujuan pekerjaan sosial
tujuan pekerjaan sosial diantaranya adalah menurut Pincus & Minahan dalam Hermawati
meningkatkan kemampuan manusia untuk (2001:13) diantaraya adalah “mengaitkan orang
memecahkan masalah-masalah, menghadapi dengan sistem yang dapat menyediakan sumber
kesulitan-kesulitan, dan melaksanakan tugas- pelayanan dan kesempatan yang dibutuhkan, dan
tugas kehidupannya secara efektif. Untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan sistem
mencapai tujuan tersebut, pekerja sosial tersebut secara efektif dan berperikemanusiaan”.
mengakses hambatan-hambatan yang membatasi Pendamping menjalankan peran sebagai
kemampuan klien untuk melaksanakan tugas- perwakilan masyarakat dengan mengunjungi
tugas kehidupannya. layanan kesehatan seperti puskesmas dan
Pekerja sosial juga mengidentifikasikan posyandu, serta layanan pendidikan tempat
sumber-sumber dan kekuatan-kekuatan, anak-anak peserta PKH bersekolah. Hal tersebut

167
Evi Rahmawati, Bagus Kisworo | Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, Vol. 1 (2), Desember 2017

merupakan tugas pedamping sebagai perwakilan yang tidak hadir dengan alasan yang beragam.
masyarakat yang dilakukan demi kelancaran Padahal pendamping dan peserta sudah
peserta PKH. membuat kesepakatan namun tetap saja masih
Peran dan keterampilan teknis didapatkan banyak yang melanggar tidak sesuai dengan
bahwa pendamping membantu peserta PKH komitmennya.
dalam mengelola keuangan pada KUBE. Faktor eksternal yang menjadi kendala
Pendamping mengelola keuangan KUBE dengan adalah penginformasian dari pusat yang sifatnya
membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). mendadak yang menyebabkan hasil yang dicapai
Karena dana yang dikeluarkan untuk KUBE kurang maksimal. Lalu jarak yang ditempuh
tidak sedikit, pendamping membantu peserta pendamping ke tempat pendampingan cukup
PKH untuk membuat LPJ. Peserta diminta jauh dan terkadang terjebak macet yang
mengumpulkan kwintansi setelah melakukan menyebabkan tertundanya pendampingan. Serta
pembelian. Lalu selanjutnya pendamping yang lokasi tempat pendampingan yang berada di
menyusunnya menjadi LPJ. Selain itu gang-gang sempit dan kurangnya tanda atau
pendamping juga mengoperasikan media nama gang yang menyulitkan pendamping untuk
elektronik dengan baik misalnya pada saat P2K2, mencari tempat pendampingan yang lokasinya
pendamping mempresentasikan materinya berpindah pindah.
dengan kemampuan komunikasi yang baik Adapun yang menjadi faktor pendukung
dengan peserta PKH. Dalam hal ini terbukti adalah mengenai peran pendamping dalam
bahwa pendamping berperan dalam pemberdayaan masyarakat miskin melalui
keterampilan teknis. Berdasarkan hasil penelitian program keluarga harapan keberhasilanya tidak
tersebut, sejalan dengan pengertian peran dan terlepas dari adanya faktor pendukung yang
keterampilan teknis merupakan peran yang menyertainya. Faktor pendukung dalam proses
cenderung menonjol dilakukan oleh pendamping pendampingan mencakup tingkat antusias
PKH. Meskipun peran tersebut tidak secara keikutsertaan penerima bantuan PKH. Penerima
langsung mempengaruhi penerima manfaat PKH selalu aktif dalam mengikuti setiap
PKH. Peran tersebut menjadi indikator pembimbingan serta penerima bantuan yang
keberhasilan pendampingan yang dilihat secara rajin hadir dalam pendampingan. Alat bantu
administratrif. Peran tersebut berkaitan dengan pendampingan berupa buku yang berisi materi
keterampilan untuk melakukan riset, yang sangat membantu dalam penyampaian
menggunakan komputer, dan melakukan Family Development Session (FDS). Tersedianya
presentasi verbal dan tertulis, serta kemampuan perlengkapan seperti alat tulis kantor yang
untuk mengontrol dan mengelola keuangan. lengkap, komputer dan printer di tiap-tiap
kecamatan.
Faktor Penghambat dan Pendukung
Pelaksanaan pendampingan di Kecamatan SIMPULAN
Semarang Tengah menemui beberapa kendala. Peran pendamping PKH yang ada di
Faktor penghambat atau kendala dalam Kecamatan Semarang Tengah telah melakukan
penelitian ini dibedakan dalam faktor internal perannya dengan baik. Peran tersebut dalam
dan eksternal. Faktor internal yang menjadi empat kategori, yaitu peran dan keterampilan
kendala dalam pendampingan adalah sulitnya fasilitatif, peran dan keterampilan sebagai
peserta untuk mengumpulkan berkas data atau pendidik, peran dan keterampilan
formulir pemutakhiran. Selain itu untuk representasi/perwakilan masyarakat, serta peran
beradaptasi dengan lingkungan baru pendamping dan keterampilan teknis.
memerlukan waktu. Untuk pertama ada perasaan Faktor internal yang menjadi kendala
grogi namun akhirnya seiring berjalannya waktu dalam pendampingan adalah sulitnya peserta
grogi dapat teratasi, serta sulitnya kehadiran untuk mengumpulkan berkas data atau formulir
peserta PKH untuk tepat waktu bahkan banyak pemutakhiran, pendamping memerlukan waktu

168
Peran Pendamping dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Program Keluarga Harapan

untuk beradaptasi, serta sulitnya kehadiran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


peserta PKH untuk tepat waktu. Faktor eksternal Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
yang menjadi kendala adalah informasi yang Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.
sifatnya mendadak, jarak tempuh pendamping ke Departemen Sosial. (2009). Bimbingan teknis PKH.
tempat pendampingan cukup jauh, dan akses Jakarta: Departemen Sosial Republik
jalan yang sulit terjangkau. Faktor pendukung Indonesia.
mencakup dukungan dari masyarakat penerima Habibullah. (2011). Peran pendamping pada
bantuan dan ibu-ibu yang rajin hadir, dan alat program keluarga harapan kabupaten
karawang. Jurnal Informasi (Kajian
bantu pendampingan berupa buku yang berisi Permasalahan Sosial Dan Usaha Kesejahteraan
materi yang sangat membantu dalam Sosial), 16(2), 101–116.
penyampaian Family Development Session (FDS). Hermawati, I. (2001). Metode dan teknik dalam
Peran seorang pendamping sudah cukup praktek pekerjaan sosial. Yogyakarta: Adicita
baik. Setidaknya jumlah pendamping ditambah. Karya Nusa.
Kementerian Sosial. (2016). Bimtek program
Penempatan pendamping sebaiknya dekat
keluarga harapan. Jakarta: Kementerian
dengan domisili pendamping agar Sosial.
pendampingan lebih efektif tidak terkendala oleh Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian
jauhnya tempat pendampingan. kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rahayu, S. L. (2012). Bantuan sosial di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung: Fokusmedia.
Damanik, J. (2008). Pekerjaan sosial. Jakarta:

169

Anda mungkin juga menyukai