Soetji Andari
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS)
Jl. Kesejahteraan Sosial Jl. Nitipuran No.1, Sanggrahan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
E-mail: soetjiandari@gmail.com
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang peran profesi pekerja sosial dalam pendampingan sosial.
Profesi pekerja sosial di Indonesia masih dianggap suatu pelayanan karitatif yang dapat dilakukan oleh semua
orang. Peran pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitas sebagai pendamping, bukan sebagai
penyembuh atau pemecah masalah secara langsung. Peran pekerja sosial sebagai pendamping sosial berupaya
mengembangkan, memelihara, dan memperkuat sistem kesejahteraan sosial, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dasar manusia. Selain itu pekerja sosial berperan sebagai penghubung, memberikan kemudahan,
serta memberikan dorongan semangat kepada penerima manfaat untuk bersikap positif, sehingga dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Profesi Pekerja Sosial sudah saatnya mendapatkan tempat dan
ruang yang lebih besar di dalam penyelesaian permasalahan bangsa dengan meningkatkan keterampilan,
nilai-nilai, dan metode yang dimiliki. Pekerja sosial dalam melaksanakan pendampingan sosial untuk
meningkatkan keberfungsian sosial individu, keluarga, masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial. Pekerja sosial sebagai pendamping dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan
memerlukan organisasi layanan sosial dan kinerja profesional dilaksanakan secara terpadu dan integratif.
Pekerja sosial sebagai sebuah profesi mengarah kepada profesionalisme mempunyai kompetensi yang
tersertifikasi memiliki acuan kerja lebih produktif dan efektif berorientasi pada kebutuhan aktual masyarakat.
Abstract
This article aims to explain the role of the social profession in social assistance. The social worker profession
in Indonesia is still considered a charitable service that can be done by everyone. The role of the social
workers is often manifested in the capacity of a companion, not as a healer or direct problem solver. The role
of social workers as social assistants seeks to develop, maintain and strengthen the social welfare system, so
that it can meet basic human needs. In addition, social workers act as liaisons, provide convenience, and
provide encouragement to beneficiaries to be positive, so they can develop their potential. It is time for the
Social Worker profession to get a bigger place and space in solving the nation's problems by improving their
skills, values and methods. Social workers in carrying out social assistance to improve the social functioning
of individuals, families, communities, so as to improve social welfare. Social workers as assistants
implemented in the form of empowerment require social service organizations and professional performance
to be carried out in an integrated and integrative manner. Social workers as a profession lead to
professionalism having certified competencies having a more productive and effective work reference
oriented to the actual needs of society.
92 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
PENDAHULUAN terkait kemiskinan, tuna wisma, penyakit
mental, penyalahgunaan zat terlarang,
Perkembangan Profesi Pekerjaan Sosial
penelantaran, kekerasan dalam rumah tangga,
Profesi pekerja sosial di Indonesia masih kejahatan, lanjut usia dan masalah sosial lainnya
dianggap suatu pelayanan karitatif yang dapat berhadapan demngan masalah etika. Literatur
dilakukan oleh semua orang. Profesi pekerja pekerjaan sosial dengan jelas menunjukkan
sosial kurang dikenal di masyarakat karena masalah etika yang berkaitan dengan batasan
kurangnya pemahaman dan sosialisasi tentang yang paling bermasalah dan menantang.
profesi pekerja sosial sebagi profesi pertolongan Masalah batas melibatkan keadaan di mana
terhadap individu, kelompok yang pekerja sosial menghadapi konflik aktual atau
membutuhkan. Indonesia merupakan negara potensial antara tugas professional seperti;
besar dengan berbagai permasalahan sosial hubungan sosial, seksual, agama, atau bisnis
terutama masalah kemiskinan, perdagangan mereka. Pekerja sosial mengelola masalah batas
manusia, disabilitas, anak terlantar dan dan risiko yang muncul dalam praktik (Reamer,
permasalahan sosial lainnya, membutuhkan 2012).
pekerja sosial untuk menyelesaikan masalah
Praktik pekerjaan sosial berbasis HAM
sosial.
muncul sebagai alternatif pendekatan praktik
Pekerja sosial diperlukan untuk yang sejak pertama kali pembentukan profesi
menggunakan keterampilan tingkat mikro dan pekerjaan sosial ini mengandalkan pada
makro. Mereka harus memenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan individu. Praktik
yang mendesak bagi orang yang mengalami pekerjaan sosial berbasis HAM perlu dikaji
ketidakadilan, hak istimewa, kekuasaan dan aset secara rinci, karena dalam praktik pekerjaan
dalam masyarakat. Dengan kata lain, saat ini sosial, hak dan kewajiban memiliki implikasi
adalah waktu bagi pekerja sosial untuk yang signifikan demi tercapainya keadilan sosial
berkomitmen untuk mengambil pendekatan bagi setiap individu. Praktik pekerjaan sosial
berbasis hak untuk praktik kerja sosial mereka. dengan menggunakan pendekatan berbasis hak
Keterlibatan pekerja sosial pada sistem klien dilaksanakan berdasarkan tiga generasi hak.
merasakan masalah yang muncul. Pada fase Pendekatan berbasis hak bagi pekerja sosial
berikutnya, penilaian, pekerja sosial melihat telah mengangkat harkat dan martabat klien
secara holistik interaksi sistem klien dalam sebagai individu dan mendorong setiap individu
berbagai domain lingkungan. Bersama-sama, untuk berperan aktif dalam mengidentifikasi dan
sistem klien dan pekerja sosial membuat daftar menggunakan potensi yang ada pada dirinya dan
tujuan dan sasaran dan memutuskan siapa yang lingkungannya untuk menghadapi tantangan
akan melakukan apa pada kapan. Pada fase yang mereka alami. Praktik pekerjaan sosial
implementasi, intervensi dipandu oleh tujuan berdasarkan hak membantu individu mengatasi
dan sasaran yang telah disepakati (Kelan, 2008). tantangan keberfungsian sosial. Mereka
Profesi Pekerja Sosial sudah saatnya memfasilitasi untuk mendapatkan keadilan.
mendapatkan tempat dan ruang yang lebih besar Pekerja sosial merupakan kegiatan professional
di dalam penyelesaian permasalahan bangsa, di memperbaiki kemampuan mereka berfungsi
mana permasalahan sosial sama pentingnya sosial serta menciptakan kondisi masyarakat
dengan permasalahan lain yang membutuhkan yang memungkinkan mereka untuk mencapai
perhatian dan penyelesaian yang lebih ekstra. tujuan. Siporin mendefinisikan tentang gaya
Pekerja sosial profesional menangani tantangan praktisi pekerjaan sosial merupakan faktor yang
94 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
program kesejahteraan sosial. Tiga tujuan utama aturan. Hal tersebut memungkinkan pekerja
dari sistem kesejahteraan sosial yang sampai sosial berfungsi sebagai to enable people to
tingkat tertentu tercermin dalam semua program function optimally within their social
kesejahteraan sosial, yaitu pemeliharaan sistem, institutional roles and statuses; Membantu
pengawasan sistem, dan perubahan sistem orang agar dapat berfungsi secara optimal di
(Fahrudin, 2012). Bersamaan dengan itu secara dalam institusi sosial, antara lain:
terus menerus juga sedang diuji kembali dan 1. Mengusahakan terwujudnya potensi-potensi
dicoba fungsi pekerjaan sosial di bidang ke arah produktivitas dan perwujudan diri,
perbaikan penghasilan (jaminan sosial). baik pada orang-orang maupun lingkungan
Pekerjaan sosial melakukan fungsi dalam sosial mereka, bagi terciptanya bentuk-
mewujudkan tugas pokok sistem kesejahteraan bentuk keberfungsian sosial baru yang kreatif
sosial dalam suatu masyarakat untuk menjamin dan altruistik, serta kehidupan bersama yang
standar subsistensi kesehatan, dan kesejahteraan akrab;
yang memadai bagi semua warga. Profesi 2. Membantu orang-orang dalam usahanya
pekerjaan sosial ditandai dengan proses memperoleh dan mencapai kembali tingkat
membantu yang dinamis dan keragaman peran, kehidupan normatif yang lebih tinggi dan
dan fungsi. Tujuan Profesi pekerjaan sosial lebih memuaskan sebagai anggota
untuk meningkatkan kondisi masyarakat, masyarakat, dengan jalan memperbaiki
individu, keluarga, dan kelompok - dilaksanakan kapasitas dan keterampilan yang terhambat
di semua bidang praktik dan diwujudkan melalui atau kurang memadai. Upaya tersebut dengan
berbagai metode dalam berbagai pengaturan. cara memanfaatkan seoptimal mungkin
Untuk bekerja di lapangan, penting untuk sumber-sumber pelayanan yang disediakan
memperoleh kerangka kerja konseptual yang oleh kelompok-kelompok sosial maupun
membantu seseorang memahami kompleksitas institusi yang ada; dan dengan jalan
praktik kontemporer mencakup (Greene, 2017): mengatasi dan memecahkan kesulitan dan
menjalin relasi kehidupan sosial di antara
1. Mengembangkan sumber manusia untuk
mereka;
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
3. Bertindak sebagai pengganti (substitute) bagi
individu maupun keluarga akan
keluarga dan komuniti dalam menyediakan
perkembangan;
bentuk-bentuk bantuan yang bersifat suportif,
2. Mendistribusikan dan memeratakan alokasi
substitutif, proktektif, dan preventif kepada
sumber-sumber sosial maupun ekonomi;
individu maupun keluarga;
3. Mencegah timbulnya kesengsaraan, dan
4. Mengintegrasikan orang-orang satu sama
mengatasi kemelaratan, tekanan-tekanan
lain, menjadi perantara antara mereka, serta
sosial, serta keterlantaran; melindungi
mempertemukan dan mengintegrasikan
individu-individu maupun keluarga-keluarga
individu-individu dengan lingkungan sosial
dari bahaya-bahaya kehidupan, dan
mereka, khususnya dengan sumber-sumber
menyantuni mereka yang mengalami
kesejahteraan sosial yang tersedia.
kehilangan karena bencana, ketidakmampuan
fisik maupun mental, kecatatan, serta karena Praktik pekerjaan sosial memiliki tujuan
kematian. untuk meningkatkan kemampuan seseorang di
dalam lingkungan dalam memenuhi
Pekerja sosial berupaya menjadi seorang
kebutuhannya. Fungsi pekerja sosial selain
yang dapat mengoptimalkan fungsi sosial sesuai
menopang dan memperbaiki tata tertib, juga
96 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Anderson dalam karangannya: “Social Work sanksi yang akan dikenakan kepadanya apabila
Status and Trends” menyatakan bahwa: dia tidak menjalankan peranan sesuai dengan
Pekerjaan sosial adalah profesi yang kedudukannya. Setiap warga masyarakat juga
memusatkan perhatiannya pada usaha mempelajari berbagai peranan yang
mempermudah dan memperkokoh relasi sosial dijalankannya dalam berbagai kelompok sosial.
yang asasi antara individu-individu, kelompok- Dalam upaya untuk dapat melaksanakan
kelompok, dan lembaga-lembaga sosial peranan sosialnya dengan sebaik-baiknya tidak
(Anderson, 1960). Jika dibaca dengan seksama jarang seorang warga menerima teguran atau
maka dalam batasan tersebut terkandung hukuman jika ia salah atau gagal menjalankan
pernyataan yang tersembunyi yang mengakui peranannya tersebut. Sebaliknya bila seseorang
bahwa di dalam masyarakat terdapat warga yang berhasil melaksanakan peranannya dengan baik
mengalami kesulitan atau gangguan dalam relasi maka akan mendapat pujian sebagai imbalan.
sosial dan ada pula warga yang tidak mengalami Dengan demikian seorang warga masyarakat
kesulitan berelasi sosial namun sebenarnya secara bertahap belajar untuk menjalankan
lemah. Oleh karena itu yang tersebut belakangan berbagai peranan sosialnya sesuai dengan
ini perlu mendapat bantuan untuk memperkokoh kedudukan dalam tatanan masyarakat.
relasi sosialnya. Dalam masyarakat masih Seseorang dikatakan dapat menjalankan fungsi
terdapat warga lain yang dalam relasi sosialnya sosialnya dengan baik apabila ia selalu dapat
dengan lingkungan masyarakatnya mengalami menyesuaikan diri dalam melaksanakan
kegagalan penyesuaian diri ataupun salah berbagai peranan sosialnya dalam beraneka
penyesuaian diri (maladjusted). Golongan situasi sosial. Batasan pertama menyebutkan
masyarakat tersebut yang ditangani oleh bahwa pekerjaan sosial itu suatu profesi
pekerjaan sosial. walaupun belum ada kejelasan profesi macam
apa yang disebut pekerjaan sosial itu.
Batasan berikut memberikan gambaran
Friedlander menyatakan:
yang lebih rinci, yang dirumuskan (Boehm,
1958) sebagai berikut: “Pekerjaan sosial adalah sebuah layanan
profesional, yang berlandaskan pada
“Pekerjaan sosial mencoba untuk pengetahuan ilmiah dan keterampilan dalam
mempertinggi fungsi sosial individu-individu, hubungan insani, yang membantu individu,
sendiri-sendiri dan dalam kelompok, melalui sendiri atau dalam kelompok, untuk
kegiatan-kegiatan yang terpusatkan pada memperoleh kepuasan sosial dan pribadi serta
relasi sosial yang membentuk interaksi antara kemerdekaan (Friedlander, 1961).
manusia dengan lingkungannya. (Friedlander,
1961). Friedlander menyatakan kesejahteraan
sosial tersebut antara lain dapat kita peroleh dari
Dalam batasan kedua ini Boehm
batasan berikut: Kesejahteraan sosial adalah
menyatakan bahwa ada individu yang
sistem yang terorganisir dari bantuan-bantuan
mengalami kemunduran dalam fungsi sosialnya
dan lembaga-lembaga sosial, yang diciptakan
dan perlu dibantu untuk ditingkatkan. Kegiatan
untuk membantu individu-individu dan
untuk membantu itu dipusatkan pada interelasi
kelompok-kelompok untuk mencapai standar
dan interaksi antara manusia dengan
hidup dan kesehatan yang memuaskan, dan
lingkungannya. Setiap warga sejak kecil sudah
relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan
mulai mempelajari dan berusaha untuk
mereka untuk mengembangkan kemampuan
memahami peranan dan kedudukan sosial
yang penuh dan meningkatkan kesejahteraannya
melalui suatu proses sosialisasi. Dalam proses
tersebut warga masyarakat juga mempelajari
98 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
yang sistematik, yaitu sejumlah pengetahuan bersama oleh warga masyarakat. Menurut
yang telah diorganisasikan menjadi sebuah Compton dan Beulah ada dua nilai utama yang
sistem, yang secara internal konsisten. Sistem ini mendasari profesi pekerjaan sosial, yaitu: (1)
menjadi dasar pelaksanaan dari profesi tersebut kepercayaan terhadap keunikan dan martabat
dalam situasi yang konkrit. Berbagai situasi yang melekat pada seorang individu, dan (2)
kerja dalam profesi tersebut tidak mengubah- kepercayaan terhadap hak untuk menentukan
ubah tatanan penanganan pekerjaan yang harus sendiri bagi diri klien sendiri (self-
diselesaikan menurut bidangnya; (2) terdapat determination). Kedua jenis nilai itu perlu
kewenangan profesional, yang diperoleh melalui ditelaah secara mendalam sebelum dijabarkan
pendidikan. Kewenangan tersebut akan ecara operasional (Compton dan Galawy, 1979).
membedakan seorang tenaga profesional ini Pendampingan Sosial Merupakan Tuntutan
memiliki kewenangan untuk menyampaikan Profesionalitas Pekerja Sosial
gagasan dan pendapat profesional di mana
diperlukan; (3) Persetujuan (sanctions) dari Berkembangnya pembangunan sosial
masyarakat yang berupa pengakuan terhadap sebagai pembangunan alternatif telah menjadi
profesi ini, baik dinyatakan secara resmi atau peluang semakin dibutuhkannya profesi
pun tidak resmi, yang memberikan kesempatan pekerjaan sosial. Profesi ini tidak terbatas
bagi tenaga profesional untuk melakukan sebagai suatu profesi pelayanan kemanusiaan.
tugasnya, serta memperoleh hak dan Tetapi menjadi profesi yang memanfaatkan ilmu
kewenangan profesionalnya; (4) kode etik yang pengetahuan dan teknologi pelayanan sosial
mengatur perilaku etik dari warga profesi sebagai dasar utama dalam menghadapi
tersebut, serta pelaksanaan pekerjaannya; (5) perkembangan pembangunan dan permasalahan
kebudayaan profesional yang menjadi ciri dari sosial yang semakin kompleks. Sasaran
ikatan profesi tersebut. Kebudayaan profesi ini pelayanannya pun tidak terbatas pada individu,
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan nilai- kelompok atau masyarakat yang bermasalah,
nilai, norma, dan lambang profesi tersebut tetapi akan mengarah kepada perubahan secara
(Kidneigh, 1966). berencana pada struktur sosial masyarakat
secara menyeluruh. Artinya, yang menerima
Pekerjaan sosial merupakan profesi yang pelayanan pekerjaan sosial bukan hanya
menggunakan ilmu terapan yang bersumber penyandang masalah, tetapi semua orang. Oleh
pada berbagai ilmu-ilmu sosial yang sebab itu pendampingan sosial merupakan
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan strategi yang sangat menentukan keberhasilan
manusia dalam lingkungan sosial dan alamnya. program pemberdayaan masyarakat. Sesuai
Demokrasi yang tumbuh di dalam masyarakat dengan prinsip pekerjaan sosial yaitu
ikut mewarnai praktik pekerjaan sosial sebagai “membantu orang agar mampu membantu
profesi. Pekerjaan sosial semakin menjadi sadar dirinya sendiri”.
akan penerapan prinsip-prinsip demokratik
dengan semakin tambah memahami perilaku Pemberdayaan masyarakat dibutuhkan
manusia dan mengenai proses sosial yang partisipasi publik yang kuat. Dalam konteks
dialami setiap warga masyarakat. tersebut, peranan seorang pekerja sosial
seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya
Pekerjaan sosial merupakan sebagai pendamping, bukannya sebagai
institusionalisasi dari berbagai kegiatan
penyembuh atau pemecahan masalah (problem
kemanusiaan yang tumbuh dalam masyarakat. solver) membangun serta memberdayakan
Nilai adalah unsur kebudayaan yang dihayati
100 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Profesi pekerjaan sosial sebagai profesi Gambar 1. Perkembangan Strategi Pemecahan
penyangga usaha-usaha kesejahteraan sosial Masalah Tradisional Menuju Pemberdayaan
baik metoda maupun pendekatannya telah
mengalami pergeseran merespon kebutuhan dan Pemecahan
tantangan pergeseran serta kemajuan konsep masalah melalui
praktik usaha kesejahteraan sosial. Sebagaimana pemberdayaan
disinggung di atas, pengertian pekerjaan sosial 1.Persiapan kerjasama
mengalami perluasan atau ekspansi dari 2.Pembentukan
“tradisional“ menuju “kontemporer“. Pola-pola Pemecahan masalah
kemitraan
3.Artikulasi tantangan
pelayanan tradisional selama ini lebih dominan secara tradisional
4.Penentuan arah
karena ilmu pekerjaan sosial belum 1. Penjajagan
berkembang, lapangan pelayanannya lebih 2. Identifikasi
masalah Penemuan
terfokus pada individu dan kelompok residual 3. Pengkajian
dengan nuansa remedial. Kelemahan dari pola (assessment) 1. Pemahaman system
4. Setting dan sumber
tradisional ini adalah kurang mampu mengakses perencanaan
2. Analisis Kapasitas
populasi yang besar dan biayanya relatif mahal. tujuan Sumber
5. Pelaksanaan 3. Menyusun Kerangka
Sebagai ilmu atau profesi yang dinamis
6. Evaluasi 4. Pemecahan masalah
pekerjaan sosial terbukti mampu 7. Terminasi
mengembangkan pola-pola pelayanannya Pengembangan
102 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Zastrow menyatakan bahwa pelayanan Gambar 2. Strategi Pekerjaan Sosial dalam
sosial akan lebih berhasil dan efektif dengan Pemecahan Masalah
model pendekatan ekologis, pada hakekatnya
sasaran pelayanan pekerjaan sosial tidak hanya Ti ng kat M a kro
Peranan: Perencana
Strategi: Penelitian & perencanaan
mengarah pada permasalahan individu,
Konsultasi Pemecahan Masalah
kelompok, atau masyarakat, tetapi menjangkau
Ti ng kat M ene nga h:
luas kepada sistem keluarga, sistem politik, Peranan: Pemberdaya
Strategi: Pengembangan
organisasi
sistem ketenagakerjaan, sistem keagamaan,
Ti ng kat M i kro:
sistem pendidikan dan sistem sosial lainnya Peranan: Pemukiman
Strategi: Resolusi masalah
(Zastrow, 1978). Penanganan masalah sosial Profesi : Pekerjaan Sosial
Peranan : Kolega/Monitor
melalui pelaksanaan program-program Strategi : Akulturasi Profesional
Pendidikan
pemberdayaan, pekerja sosial harus Manajemen
memperhatikan keterkaitan beberapa unsur yaitu Sumber
104 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
jaringan kerja. Fungsi pemberi perlindungan dalamnya lembaga non pemerintah seperti
juga menyangkut tugas pendamping sebagai halnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat
konsultan, orang yang bisa diajak berkonsultasi dan Organisasi sosial).
dalam pemecahan masalah. Konsultasi Pada hakikatnya menurut teori yang
pemecahan masalah tidak hanya berupa dikemukakan Zastrow tersebut di atas masalah
pemberian dan penerimaan saran, namun kesejahteraan sosial akan lebih efektif apabila
merupakan proses yang ditujukan untuk berupa usaha suatu tim yang terpadu dan
pemahaman yang lebih baik serta pilihan mengedepankan sifat holistik. Terlebih-lebih di
penanganan. Konsultasi dilakukan merupakan masa krisis multidimensional saat ini, di mana
bentuk kerjasama yang saling melengkapi dalam diperlukan usaha pemecahan masalah secara
proses pemecahan masalah. Dalam proses terintegrasi atau terpadu dengan pemahaman
pemecahan masalah, maka pendampingan sosial secara mendalam. Oleh sebab itu berbagai
dalam praktik pekerjaan sosial melalui tahapan kelompok profesional seperti halnya psikiater,
antara lain: psikolog, perawat, pengacara, guru, dokter dan
1. Pemahaman kebutuhan klien; perencana sosial, ahli terapi rekreasional, dan
2. Perencanaan dan penyeleksian program; ekonom merupakan salah satu bentuk tim kerja
3. Penerapan program; tercapainya pembangunan kesejahteraan sosial
4. Evaluasi dan pengakhiran. secara efektif. Hal ini mudah dipahami karena
pekerja sosial sebagai pendamping sosial,
Fungsi Sebagai Pemberi Pendukungan.
menurut Zastrow, memegang tujuh peranan,
Berdasarkan aplikasi keterampilan yang bersifat
yaitu: (1) sebagai enabler yang membantu
praktis yang mendukung terjadinya program
masyarakat mengartikulasikan kebutuhan
positif dari masyarakat. Maka seorang
masyarakat, (2) sebagai broker yang
pendamping sosial dituntut, tidak hanya mampu
menghubungkan individu dan kelompok yang
menjadi manajer perubahan yang
mebutuhkan pelayanan, (3) sebagai pengacara
mengorganisasi kelompok, tetapi juga mampu
yang mengorganisasikan masyarakat/kelompok
melaksanakan tugas teknis sesuai dengan
yang memerlukan bantuan dalam arti advokasi,
keterampilan dasar, antara lain:
(4) sebagai aktivis yang mencoba
1. Analisis sosial; menstimulasikan kelompok yang kurang
2. Mengelola dinamika kelompok; beruntung (disadvantaged group), (5) sebagai
3. Menjalin relasi; ahli/pakar yang memberikan usulan bagaimana
4. Bernegoisasi dan komunikasi; struktur organisasi yang bisa dikembangkan
5. Mencari serta mengatur sumber dana. oleh masyarakat dan kelompok, (6) sebagai
Dengan fungsi tersebut di atas maka pendidik masyarakat, dan (7) sebagai perencana
sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak sosial (sosial planner) yang mengumpulkan dan
memperhitungkan kehadiran pekerja sosial menganalisis data dan menyajikan alternatif
dalam pembangunan. Berdasarkan pengertian tindakan yang rasional (Zastrow, 1989).
tersebut menjadi jelas bahwa pekerja sosial tidak Peran Pendamping Sosial
seharusnya menjadi profesi yang hanya
Selanjutnya menurut Parsons pendamping
dimonopoli oleh lembaga instansi pemerintah,
sosial harus mampu melaksanakan lima peran,
tetapi juga bisa ditekuni oleh lembaga-lembaga
seorang pekerja sosial yang berperan sebagai
atau institusi-institusi lain yang memiliki fungsi
berikut (Parsons, Ruth J., 1994).
memperkokoh relasi sosial, termasuk di
106 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Peranan sebagai broker mencakup d. Pola-pola penggunaan pelayanan;
“menghubungkan” klien dengan barang-barang e. Hambatan dalam menjangkau pelayanan.
dan pelayanan dan mengontrol kualitas barang
2. Pengetahuan dan keterampilan membangun
dan pelayanan tersebut. Oleh sebab itu dalam
konsorsium dan jaringan antar organisasi.
pelaksanaan peran sebagai broker, pendamping
Kegiatan ini bertujuan untuk:
sosial harus mampu menghubungkan (linking),
a. Memperjelas kebijakan-kebijakan setiap
barang-barang dan pelayanan (goods and
lembaga;
services) dan pengontrolan kualitas (quality
b. Mendefinisikan peranan lembaga-
control) (Parsons, Ruth J., 1994).
lembaga;
1. Linking adalah proses menghubungkan orang c. Mendefinisikan potensi dan hambatan
dengan lembaga-lembaga atau pihak-pihak setiap lembaga;
lainnya yang memiliki sumber-sumber yang d. Memilih metode guna menentukan
diperlukan. Lingking juga tidak sebatas hanya partisipasi setiap lembaga dalam
memberi petunjuk kepada orang mengenai memecahkan masalah sosial masyarakat;
sumber-sumber yang ada. Lebih dari itu, ia e. Mengembangkan prosedur guna
juga meliputi memperkenalkan klien dan menghindari duplikasi pelayanan;
sumber referal, tindak lanjut, pendistribusian f. Mengembangkan prosedur guna
sumber dan menjamin pelayanan sosial yang mengidentifikasi dan memenuhi
akuntabel. kekurangan pelayanan sosial.
2. Goods adalah barang-barang yang nyata,
seperti makanan, uang, pakaian, perumahan,
Peran Pendamping Sosial Sebagai
obat-obatan. Sedangkan services mencakup
Mediator. Pendamping sosial harus melakukan
keluaran pelayanan lembaga yang dirancang
peran mediator dalam berbagai kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup klien,
pertolongannya. Peran ini sangat penting dalam
semisal perawatan kesehatan, pendidikan,
paradigma generalis. Peran mediator diperlukan
pelatihan, konseling, pengasuhan anak.
terutama pada saat terdapat perbedaan yang
3. Quality Control adalah proses pengawasan
mencolok dan mengarah pada konflik antara
yang dapat menjamin bahwa produk-produk
berbagai pihak. Lee dan Swenson (1986)
yang dihasilkan lembaga memenuhi standar
memberikan contoh bahwa pekerja sosial dapat
kualitas yang telah dietetapkan. Proses ini
memerankan sebagai “fungsi kekuatan ketiga”
memerlukan monitoring yang terus-menerus
untuk menjembatani antara anggota kelompok
terhadap lembaga dan semua jaringan
dan sistem lingkungan yang menghambatnya..
pelayanan..
Hal ini berbeda dengan peran sebagai pembela
Dalam melaksanakan peran sebagai di mana bantuan pekerja sosial diarahkan untuk
broker, ada dua pengetahuan dan kertrampilan memenangkan kasus klien atau membantu klien
yang harus dimiliki oleh pekerja sosial: memenangkan dirinya sendiri.
1. Pengetahuan dan keterampilan melakukan Compton dan Galaway (1989)
asesmen kebutuhan masyarakat (community memberikan beberapa teknik dan keterampilan
needs assessment), yang meliputi: yang dapat digunakan dalam melakukan peran
a. Jenis kebutuhan. mediator:
b. Distribusi kebutuhan; 1. Mencari persamaan nilai dari pihak-pihak
c. Kebutuhan akan pelayanan; yang terlibat konflik. Membantu setiap pihak
108 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
tanggung jawab etis, legal dan rasional sosial, khususnya melalui pelatihan dan
praktek pekerjaan sosial. advokasi terhadap masyarakat.
Peran profesi pekerja sosial yang sangat 1. Motivasi. Masyarakat didorong agar dapat
luas tidak harus dikembangkan hanya melalui memahami nilai kebersamaan, interaksi
Kementerian Sosial akan tetapi melalui insitusi sosial dan kekuasaan melalui pemahaman
lainnya seperti halnya lembaga kepolisian, sebagai warga negara dan anggota
kesehatan, hukum, Direktorat Pemberdayaan masyarakat. Misalnya, keluarga-keluarga
Masyarakat Desa, Direktorat Jenderal miskin didorong untuk membentuk
Pendidikan Luar Sekolah maupun lembaga non kelompok;
pemerintah lainnya. Bagaimana menghidupkan 2. Peningkatan kesadaran dan pelatihan
semangat dan eksistensi profesi pekerja sosial kemampuan. Peningkatan kesadaran
dan aplikasi metode pekerjaan sosial di segala masyarakat, dicapai melalui pendidikan dasar
institusi, diharapkan keberadaan profesi pekerja pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi.
sosial tersebut berada pada segmen institusi baik Sedangkan keterampilan-keterampilan
swasta maupun pemerintah, profesi pekerja vokasional dikembangkan melalui cara-cara
sosial akan mendapat pengakuan keberadaanya partisipasi;
apabila dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu 3. Manajemen diri. Kelompok harus mampu
kebutuhan. Menghadapi era otonomi daerah, memilih pemimpin mereka sendiri dan
keberadaan profesi pekerja sosial di setiap mengatur kegiatan mereka sendiri;
segmen akan memungkinkan tercapainya 4. Mobilisasi sumber. Merupakan sebuah
efektivitas dan efisiensi pembangunan metode untuk menghimpun sumber-sumber
kesejahteraan sosial serta terlepasnya individual melalui tanggungan reguler dan
egosentrisme instansi yang selama ini terjadi. sumbangan sukarela bertujuan menciptakan
modal sosial;
Strategi dan Program Kerja Pendamping
5. Pembangunan dan pengembangan jaringan.
Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pengorganisasian kelompok-kelompok
Pendampingan Sosial Seringkali swadaya masyarakat perlu disertai dengan
dilakukan atau melibatkan dua strategi utama, peningkatan kemampuan para anggotanya
yakni: (1) Pelatihan dilakukan untuk membangun dan mempertahankan jaringan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya.
kemampuan masyarakat mengenai hak dan Jaringan ini sangat penting dalam
kewajibannya juga meningkatkan keterampilan menyediakan dan mengembangkan berbagai
keluarga dalam mengatasi masalah dan akses terhadap sumber dan kesempatan bagi
memenuhi kebutuhan hidupnya; dan (2) peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.
Advokasi adalah bentuk keberpihakan pekerja
Pengembangan Masyarakat (PM) adalah
sosial terhadap kehidupan masyarakat yang
proses membantu orang-orang biasa agar dapat
diekspresikan melalui serangkaian tindakan
memperbaiki masyarakatnya melalui tindakan-
politis yang dilakukan secara terorganisir.
tindakan kolektif (Twelvetrees, 1992). Secara
Tujuan advokasi adalah untuk mencapai
akademis, PM dikenal sebagai salah satu metode
perubahan kebijakan tertentu yang bermanfaat.
pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk
Terdapat lima aspek penting yang dapat
memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
dilakukan dalam melakukan pendampingan
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada
mereka serta menekankan pada prinsip
110 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
c. Pelibatan pendamping sebagai pemberi kemasyarakatan yang pernah diperoleh semasa
masukan. hidupnya. Dalam proses pemecahan masalah,
5. Fase 5: Evaluasi Program pendampingan sosial dapat dilakukan melalui
a. Pelibatan kelompok-kelompok klien atau serangkaian tahapan yang biasa dilakukan dalam
konsumen. praktik pekerjaan sosial pada umumnya, yaitu:
b. Pelibatan staf dan petugas administrasi. pemahaman kebutuhan, perencanaan dan
c. Pelibatan pendamping sebagai pemberi penyeleksian program, penerapan program,
masukan. (Suharto, 2007) evaluasi dan pengakhiran.
Kerangka ini dapat pula diterapkan secara Strategi Profesi Pekerja Sosial dalam
khusus dalam konteks Pengembangan Pendampingan Sosial
masyarakat. Pendampingan sosial berpijak pada
Peran pekerja sosial dalam melakukan
paradigma generalis (Dubois & Miley, 2005) pendampingan merupakan kegiatan untuk
memfokuskan pada konsultasi pemecahan melakukan pembinaan, pengajaran, pengarahan
masalah, manajemen sumber dan pendidikan. dalam kelompok agar memecahkan masalah.
Sementara itu, peranan pekerja sosial sebagai Semakin berkembangnya permasalahan sosial
pendamping akan dikontekstualkan sebagai seiring dengan perubahan sosial global tentu
fasilitator atau pemungkin, broker, mediator, akan semakin membutuhkan kehadiran pekerja
pembela, dan pelindung. sosial professional sebagai seorang pendamping.
Strategi dan peranan pekerja sosial sebagai Karena itu strategi pendekatan pekerjaan sosial
pendamping sosial dalam menjalankan fungsi, harus semakin sistemik, holistik, dan
peran dan strategi, dapat dilihat sebagai berikut: komprehensif. Strategi pekerja sosial dalam
Fungsi Konsultasi dalam pemecahan masalah melakukan pendampingan terhadap masyarakat
berperan sebagai fasilitator, pembela. Strategi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
pelindung melalui penelitian dan perencanaan. masyarakat melalui memotivasi masyarakat
Peranan pekerja sosial dalam penanganan terlibat dalam kegiatan kelompok. Pekerja sosial
masalah serta pendampingan sosial berfungsi mendampingi dalam meningkatkan kemampuan
sebagai konsultan dalam pemecahan masalah, yang dimiliki (potensi) dan sumber daya yang
tidak hanya dilakukan dengan profesi lain dimiliki masyarakat. Pekerja sosial berupaya
(dokter, guru), melainkan dengan sistem klien. untuk meningkatkan kesadaran melalui
Konsultasi dapat berupa pemberian dan sosialisasi dan pemberian keterampilan,
penerimaan saran, melainkan merupakan proses pendidikan dan latihan dengan cara partisipatif.
yang ditujukan untuk memperoleh pemahaman Pekerja sosial menciptakan suasana kondusif
yang lebih baik mengenai pilihan-pilihan dan agar mereka mampu meningkatkan
mengidentifikasi prosedur bagi tindakan yang keterampilan dan keahlian mereka sendiri. Peran
diperlukan. pekerja sosial sebagai pendamping dengan
memobilisasi sumber dan potensi kesejahteraan
Konsultasi yang dilakukan oleh pekerja
sosial, termasuk pendampingan berorganisasi
sosial sebagai bagian dari kerjasama yang saling
dengan melibatkan seluruh masyarakat. Pekerja
melengkapi antara sistem klien dan pekerja
sosial sebagai pendamping akan lebih dikenal
sosial dalam proses pemecahan masalah. Pekerja
jika sungguh-sungguh menguasai tiga kerangka
sosial membagi secara formal pengetahuan dan
dasar profesi tersebut yaitu kerangka keilmuan
keterampilan yang dimilikinya, sedangkan klien
(body of knowledge), kerangka nilai (body of
membagi pengalaman personal, organisasi atau
value), dan kerangka praktek (body of skill)
112 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
practice. Social Thought. practice. British Journal of Social Work.
Midgley, J. (2017). Social Development: https://doi.org/10.1093/bjsw/bcm026
Theory and Practice. In Social Twelvetrees, J. (1992). Book Reviews : Sandra
Development: Theory and Practice. Butler and Claire Wintram (1991)
https://doi.org/10.4135/9781446294987 Feminist Group Work. London: Sage.
Midgley, J., & Conley, A. (2010). Social Work 200 pp. £10.95 paperback, £30.00
and Social Development: Theories and hardback. International Social Work.
Skills for Developmental Social Work. In https://doi.org/10.1177/00208728920350
Social Work and Social Development: 0312
Theories and Skills for Developmental Zastrow, C. H. (1978). Introduction to social
Social Work. welfare institutions: Social problems,
https://doi.org/10.1093/acprof:oso/97801 services, and current issues. Social Work
99732326.001.0001 (United States).
Minahan, A., & Pincus, A. (1977). Conceptual https://doi.org/10.1093/sw/23.3.258-a
framework for social work practice.
Social Work (United States).
https://doi.org/10.1093/sw/22.5.347
Parsons, Ruth J., J. D. J. dan S. H. H. (1994).
The Integration of Sosial Work Practice, :
Brooks/ColePayne, Malcolm (1986),
Sosial care in The Community, London:
MacMillan.
Payne, M. (1991). Modern Social Work
Theory. In Modern Social Work Theory.
https://doi.org/10.1007/978-1-349-21161-
6
Reamer, F. G. (2012). Social Work. In
Encyclopedia of Applied Ethics.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
373932-2.00415-4
Siporin, M. (1993). The social worker’s style.
Clinical Social Work Journal.
https://doi.org/10.1007/BF00756370
Suharto, E. (2010). Pengembangan Masyarakat
dari pembangunan Sampai
Pemberdayaan. In refika editama.
Suharto, E. (2014). Konsep pemberdayaan,
partisipasi dan kelembagaan dalam
pembangunn. Pusat Pengembangan
Masyarakat Agrikarya.
Trevithick, P. (2008). Revisiting the knowledge
base of social work: A framework for