Anda di halaman 1dari 22

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN SOSIAL

THE ROLE OF SOCIAL WORKERS IN SOCIAL ASSISTANCE

Soetji Andari
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS)
Jl. Kesejahteraan Sosial Jl. Nitipuran No.1, Sanggrahan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
E-mail: soetjiandari@gmail.com

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang peran profesi pekerja sosial dalam pendampingan sosial.
Profesi pekerja sosial di Indonesia masih dianggap suatu pelayanan karitatif yang dapat dilakukan oleh semua
orang. Peran pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitas sebagai pendamping, bukan sebagai
penyembuh atau pemecah masalah secara langsung. Peran pekerja sosial sebagai pendamping sosial berupaya
mengembangkan, memelihara, dan memperkuat sistem kesejahteraan sosial, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dasar manusia. Selain itu pekerja sosial berperan sebagai penghubung, memberikan kemudahan,
serta memberikan dorongan semangat kepada penerima manfaat untuk bersikap positif, sehingga dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Profesi Pekerja Sosial sudah saatnya mendapatkan tempat dan
ruang yang lebih besar di dalam penyelesaian permasalahan bangsa dengan meningkatkan keterampilan,
nilai-nilai, dan metode yang dimiliki. Pekerja sosial dalam melaksanakan pendampingan sosial untuk
meningkatkan keberfungsian sosial individu, keluarga, masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial. Pekerja sosial sebagai pendamping dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan
memerlukan organisasi layanan sosial dan kinerja profesional dilaksanakan secara terpadu dan integratif.
Pekerja sosial sebagai sebuah profesi mengarah kepada profesionalisme mempunyai kompetensi yang
tersertifikasi memiliki acuan kerja lebih produktif dan efektif berorientasi pada kebutuhan aktual masyarakat.

Kata Kunci: peran, profesi, pekerja sosial, pendampingan sosial.

Abstract
This article aims to explain the role of the social profession in social assistance. The social worker profession
in Indonesia is still considered a charitable service that can be done by everyone. The role of the social
workers is often manifested in the capacity of a companion, not as a healer or direct problem solver. The role
of social workers as social assistants seeks to develop, maintain and strengthen the social welfare system, so
that it can meet basic human needs. In addition, social workers act as liaisons, provide convenience, and
provide encouragement to beneficiaries to be positive, so they can develop their potential. It is time for the
Social Worker profession to get a bigger place and space in solving the nation's problems by improving their
skills, values and methods. Social workers in carrying out social assistance to improve the social functioning
of individuals, families, communities, so as to improve social welfare. Social workers as assistants
implemented in the form of empowerment require social service organizations and professional performance
to be carried out in an integrated and integrative manner. Social workers as a profession lead to
professionalism having certified competencies having a more productive and effective work reference
oriented to the actual needs of society.

Keywords: role, profession, social worker, social assistance.

92 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
PENDAHULUAN terkait kemiskinan, tuna wisma, penyakit
mental, penyalahgunaan zat terlarang,
Perkembangan Profesi Pekerjaan Sosial
penelantaran, kekerasan dalam rumah tangga,
Profesi pekerja sosial di Indonesia masih kejahatan, lanjut usia dan masalah sosial lainnya
dianggap suatu pelayanan karitatif yang dapat berhadapan demngan masalah etika. Literatur
dilakukan oleh semua orang. Profesi pekerja pekerjaan sosial dengan jelas menunjukkan
sosial kurang dikenal di masyarakat karena masalah etika yang berkaitan dengan batasan
kurangnya pemahaman dan sosialisasi tentang yang paling bermasalah dan menantang.
profesi pekerja sosial sebagi profesi pertolongan Masalah batas melibatkan keadaan di mana
terhadap individu, kelompok yang pekerja sosial menghadapi konflik aktual atau
membutuhkan. Indonesia merupakan negara potensial antara tugas professional seperti;
besar dengan berbagai permasalahan sosial hubungan sosial, seksual, agama, atau bisnis
terutama masalah kemiskinan, perdagangan mereka. Pekerja sosial mengelola masalah batas
manusia, disabilitas, anak terlantar dan dan risiko yang muncul dalam praktik (Reamer,
permasalahan sosial lainnya, membutuhkan 2012).
pekerja sosial untuk menyelesaikan masalah
Praktik pekerjaan sosial berbasis HAM
sosial.
muncul sebagai alternatif pendekatan praktik
Pekerja sosial diperlukan untuk yang sejak pertama kali pembentukan profesi
menggunakan keterampilan tingkat mikro dan pekerjaan sosial ini mengandalkan pada
makro. Mereka harus memenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan individu. Praktik
yang mendesak bagi orang yang mengalami pekerjaan sosial berbasis HAM perlu dikaji
ketidakadilan, hak istimewa, kekuasaan dan aset secara rinci, karena dalam praktik pekerjaan
dalam masyarakat. Dengan kata lain, saat ini sosial, hak dan kewajiban memiliki implikasi
adalah waktu bagi pekerja sosial untuk yang signifikan demi tercapainya keadilan sosial
berkomitmen untuk mengambil pendekatan bagi setiap individu. Praktik pekerjaan sosial
berbasis hak untuk praktik kerja sosial mereka. dengan menggunakan pendekatan berbasis hak
Keterlibatan pekerja sosial pada sistem klien dilaksanakan berdasarkan tiga generasi hak.
merasakan masalah yang muncul. Pada fase Pendekatan berbasis hak bagi pekerja sosial
berikutnya, penilaian, pekerja sosial melihat telah mengangkat harkat dan martabat klien
secara holistik interaksi sistem klien dalam sebagai individu dan mendorong setiap individu
berbagai domain lingkungan. Bersama-sama, untuk berperan aktif dalam mengidentifikasi dan
sistem klien dan pekerja sosial membuat daftar menggunakan potensi yang ada pada dirinya dan
tujuan dan sasaran dan memutuskan siapa yang lingkungannya untuk menghadapi tantangan
akan melakukan apa pada kapan. Pada fase yang mereka alami. Praktik pekerjaan sosial
implementasi, intervensi dipandu oleh tujuan berdasarkan hak membantu individu mengatasi
dan sasaran yang telah disepakati (Kelan, 2008). tantangan keberfungsian sosial. Mereka
Profesi Pekerja Sosial sudah saatnya memfasilitasi untuk mendapatkan keadilan.
mendapatkan tempat dan ruang yang lebih besar Pekerja sosial merupakan kegiatan professional
di dalam penyelesaian permasalahan bangsa, di memperbaiki kemampuan mereka berfungsi
mana permasalahan sosial sama pentingnya sosial serta menciptakan kondisi masyarakat
dengan permasalahan lain yang membutuhkan yang memungkinkan mereka untuk mencapai
perhatian dan penyelesaian yang lebih ekstra. tujuan. Siporin mendefinisikan tentang gaya
Pekerja sosial profesional menangani tantangan praktisi pekerjaan sosial merupakan faktor yang

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 93


Soetji Andari
sangat berpengaruh terhadap efektivitas organisasi komunitas atau intervensi praktik
terapeutik dan merupakan cara untuk makro. Perkembangan praktik pekerja sosial
mengekspresikan kesenian kreatif praktisi. dapat diimplementasikan dalam bidang utama
Makna dan fungsi gaya diperjelas. Gaya umum seperti kesejahteraan anak, kesehatan mental,
praktisi dianalisis sebagai kombinasi elemen penuaan, bantuan sosial dan kerja sosial
gaya pribadi dan profesional, responsif terhadap pemasyarakatan. Mereka menggunakan banyak
kinerja tugas-tugas artistik dalam membantu contoh inovatif dari Amerika Serikat dan negara
klien. Presentasi kasus menggambarkan gaya lain untuk menunjukkan bagaimana ide-ide
khusus pekerja sosial. Pengaruh budaya yang perkembangan dapat diimplementasikan dalam
lebih luas dari gaya praktisi juga pantas dikenali praktik kerja sosial sehari-hari (Midgley &
(Siporin, 1993). Conley, 2010).
Gaya praktisi pekerjaan sosial merupakan Pekerjaan sosial merupakan suatu profesi
faktor yang sangat berpengaruh untuk yang mempunyai tanggung-jawab untuk
efektivitas terapi dan merupakan cara untuk memperbaiki dan mengembangkan interaksi
mengekspresikan seni kreatif praktisi. Makna antar orang, sehingga orang tersebut memiliki
dan fungsi dari gaya diklarifikasi. gaya umum kemampuan untuk melaksanakan tugas
praktisi dianalisis sebagai kombinasi dari unsur- kehidupan untuk mengatasi kesulitan yang
unsur gaya pribadi dan profesional, responsif dialami dan mewujudkan aspirasi serta nilai-
terhadap pertunjukan peran-tugas artistik dalam nilai. Konsep ganda sumber daya dan interaksi
membantu klien. Presentasi kasus dengan lingkungan sosial digunakan untuk
menggambarkan gaya khusus pekerja sosial. menjelaskan tujuan pekerjaan sosial dan
Pengaruh budaya yang lebih luas dari gaya aktivitas praktisi. Pekerjaan sosial dapat
praktisi juga patut mendapat pengakuan dipandang sebagai profesi generalis, tetapi
(Siporin, 1993). Model residual umumnya istilah “generalis” dan “spesialis” tidak boleh
menyatakan bahwa pemerintah harus terlibat disamakan dengan praktik awal dan lanjutan
dalam kesejahteraan sosial hanya sebagai jaring (Minahan & Pincus, 1977).
pengaman terakhir ketika jalan lain gagal. Upaya yang dilakukan pekerja sosial
Model kelembagaan mendukung intervensi adalah mengembangkan, memelihara, dan
berkelanjutan sesuai kebutuhan, melihat bantuan memperkuat sistem kesejahteraan sosial,
pemerintah sebagai kejadian alami dan normal sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar
dalam kehidupan masyarakat. manusia. Fungsi ini dilaksanakan melalui usaha
Perkembangan pekerjaan sosial melalui pekerjaan sosial dalam bentuk intervensi sosial
pendekatan pengembangan sosial menekankan seperti melalui pelayanan sosial, perencanaan
peran investasi sosial dalam praktik profesional kesejahteraan sosial, perbaikan, dan memelihara
(Midgley, 2017). Pekerjaan sosial memenuhi penghasilan, administrasi kesejahteraan sosial.
kebutuhan material klien dan memfasilitasi Peranan pekerja sosial dalam bidang
integrasi ke dalam kehidupan sosial dan pengembangan kebijakan sosial dan aksi sosial
ekonomi. Pekerja sosial berkembang melalui di beberapa negara maju semakin diperluas,
kepercayaan klien bahwa kekuatan dan terutama yang berkaitan dengan masalah
kemampuan ditambah dengan sumber daya dan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan relasi
layanan publik mereka dapat hidup produktif kelompok minoritas. Pengelolaan pelayanan
dan mampu memenuhi kebutuhan hidup. Praktik sosial, dalam tugas pengembangan staf, melatih
kerja sosial pembangunan tidak terbatas pada dan mengelola tenaga yang dibutuhkan didalam

94 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
program kesejahteraan sosial. Tiga tujuan utama aturan. Hal tersebut memungkinkan pekerja
dari sistem kesejahteraan sosial yang sampai sosial berfungsi sebagai to enable people to
tingkat tertentu tercermin dalam semua program function optimally within their social
kesejahteraan sosial, yaitu pemeliharaan sistem, institutional roles and statuses; Membantu
pengawasan sistem, dan perubahan sistem orang agar dapat berfungsi secara optimal di
(Fahrudin, 2012). Bersamaan dengan itu secara dalam institusi sosial, antara lain:
terus menerus juga sedang diuji kembali dan 1. Mengusahakan terwujudnya potensi-potensi
dicoba fungsi pekerjaan sosial di bidang ke arah produktivitas dan perwujudan diri,
perbaikan penghasilan (jaminan sosial). baik pada orang-orang maupun lingkungan
Pekerjaan sosial melakukan fungsi dalam sosial mereka, bagi terciptanya bentuk-
mewujudkan tugas pokok sistem kesejahteraan bentuk keberfungsian sosial baru yang kreatif
sosial dalam suatu masyarakat untuk menjamin dan altruistik, serta kehidupan bersama yang
standar subsistensi kesehatan, dan kesejahteraan akrab;
yang memadai bagi semua warga. Profesi 2. Membantu orang-orang dalam usahanya
pekerjaan sosial ditandai dengan proses memperoleh dan mencapai kembali tingkat
membantu yang dinamis dan keragaman peran, kehidupan normatif yang lebih tinggi dan
dan fungsi. Tujuan Profesi pekerjaan sosial lebih memuaskan sebagai anggota
untuk meningkatkan kondisi masyarakat, masyarakat, dengan jalan memperbaiki
individu, keluarga, dan kelompok - dilaksanakan kapasitas dan keterampilan yang terhambat
di semua bidang praktik dan diwujudkan melalui atau kurang memadai. Upaya tersebut dengan
berbagai metode dalam berbagai pengaturan. cara memanfaatkan seoptimal mungkin
Untuk bekerja di lapangan, penting untuk sumber-sumber pelayanan yang disediakan
memperoleh kerangka kerja konseptual yang oleh kelompok-kelompok sosial maupun
membantu seseorang memahami kompleksitas institusi yang ada; dan dengan jalan
praktik kontemporer mencakup (Greene, 2017): mengatasi dan memecahkan kesulitan dan
menjalin relasi kehidupan sosial di antara
1. Mengembangkan sumber manusia untuk
mereka;
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
3. Bertindak sebagai pengganti (substitute) bagi
individu maupun keluarga akan
keluarga dan komuniti dalam menyediakan
perkembangan;
bentuk-bentuk bantuan yang bersifat suportif,
2. Mendistribusikan dan memeratakan alokasi
substitutif, proktektif, dan preventif kepada
sumber-sumber sosial maupun ekonomi;
individu maupun keluarga;
3. Mencegah timbulnya kesengsaraan, dan
4. Mengintegrasikan orang-orang satu sama
mengatasi kemelaratan, tekanan-tekanan
lain, menjadi perantara antara mereka, serta
sosial, serta keterlantaran; melindungi
mempertemukan dan mengintegrasikan
individu-individu maupun keluarga-keluarga
individu-individu dengan lingkungan sosial
dari bahaya-bahaya kehidupan, dan
mereka, khususnya dengan sumber-sumber
menyantuni mereka yang mengalami
kesejahteraan sosial yang tersedia.
kehilangan karena bencana, ketidakmampuan
fisik maupun mental, kecatatan, serta karena Praktik pekerjaan sosial memiliki tujuan
kematian. untuk meningkatkan kemampuan seseorang di
dalam lingkungan dalam memenuhi
Pekerja sosial berupaya menjadi seorang
kebutuhannya. Fungsi pekerja sosial selain
yang dapat mengoptimalkan fungsi sosial sesuai
menopang dan memperbaiki tata tertib, juga

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 95


Soetji Andari
mengendalikan dan mencegah tingkah laku- sosial baik yang bekerja berdasarkan dorongan
tingkah laku menyimpang maupun disorganisasi karitatif maupun perspektif profesional.
agar memungkinkan terjadinya inovasi Sehingga para pekerja sosial berperan sebagai
perubahan yang konstruktif; menolong orang- pendamping sosial. Pendamping sosial pada
orang agar dapat menghindarkan diri atau keluar masyarakat miskin seringkali merupakan
dari pekerjaan pekerjaan negatif yang kelompok yang tidak berdaya baik karena
menyimpang dan membantu mereka agar dapat hambatan internal dalam dirinya maupun
mengenali struktur maupun situasi sosial yang tekanan eksternal dari lingkungannya.
disfungsional. Pendamping sosial hadir sebagai agen
Pekerja sosial profesional menangani perubahan sosial yang dapat membantu
tantangan yang terkait dengan kemiskinan, memecahkan persoalan yang dihadapi.
tunawisma, penyakit mental, penyalahgunaan Pendampingan sosial dengan demikian dapat
zat, penyalahgunaan dan penelantaran, diartikan sebagai interaksi dinamis antara
kekerasan dalam rumah tangga, kejahatan, kelompok miskin dan pekerja sosial untuk
penuaan, dan masalah sosial lainnya - secara bersama-sama menghadapi beragam
menghadapi berbagai masalah etika. Masalah tantangan seperti; (1) merancang program
etika dalam pekerjaan sosial melibatkan upaya perbaikan kehidupan sosial ekonomi, (2)
untuk membantu individu, pasangan, keluarga, memobilisasi sumber daya setempat (3)
kelompok, organisasi, dan komunitas. Masalah memecahkan masalah sosial, (4) menciptakan
etika mungkin timbul terkait kerahasiaan dan atau membuka akses bagi pemenuhan
privasi; penentuan nasib sendiri klien dan kebutuhan, dan (5) menjalin kerjasama dengan
paternalisme profesional; loyalitas yang terbagi; berbagai pihak yang relevan dengan konteks
batas-batas profesional; konflik antara nilai-nilai pemberdayaan masyarakat. Pendampingan
profesional dan pribadi; mengalokasikan sumber sosial sangat menentukan kerberhasilan program
daya yang terbatas; kepatuhan terhadap penanggulangan kemiskinan. Peran pendamping
peraturan dan hukum; perselisihan buruh- umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu:
manajemen; penggunaan penipuan pekerja fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat,
sosial; kesalahan kolegial, ketidakmampuan, dan peran-peran teknis bagi masyarakat miskin
atau gangguan; dan fenomena whistle-blowing yang didampinginya pada (Ife & Tesoriero,
(Reamer, 2012). 2008). Peran pekerja sosial dalam melaksanakan
pendampingan sosial sangat menentukan
Salah satu peran seorang pekerja sosial
kerberhasilan dalam mengatasi masalah yang
adalah sebagai pendamping masyarakat.
dihadapi. Mengacu pada keterampilan yang
Pendamping sosial merupakan tindakan sosial
dimiliki pekerja sosial bersifat praktis.
terhadap komunitas untuk mendampingi
komunitas agar memiliki perencanaan serta
melakukan tindakan kolektif untuk memecahkan PEMBAHASAN
masalah sosial. Pekerja sosial memenuhi Pengertian dan Kriteria Profesi Pekerjaan
kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan Sosial
sumber daya yang dimilikinya. Namun pada
Dalam kepustakaan terdapat berbagai
kenyataannya proses yang dilakukan tidak
batasan yang memberikan pengertian mengenai
secara otomatis, melainkan tumbuh dan
apa pekerjaan sosial itu. Beberapa batasan yang
berkembang berdasarkan interaksi masyarakat
akan menjadi acuan dalam makalah ini.
setempat dengan pihak luar atau para pekerja

96 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Anderson dalam karangannya: “Social Work sanksi yang akan dikenakan kepadanya apabila
Status and Trends” menyatakan bahwa: dia tidak menjalankan peranan sesuai dengan
Pekerjaan sosial adalah profesi yang kedudukannya. Setiap warga masyarakat juga
memusatkan perhatiannya pada usaha mempelajari berbagai peranan yang
mempermudah dan memperkokoh relasi sosial dijalankannya dalam berbagai kelompok sosial.
yang asasi antara individu-individu, kelompok- Dalam upaya untuk dapat melaksanakan
kelompok, dan lembaga-lembaga sosial peranan sosialnya dengan sebaik-baiknya tidak
(Anderson, 1960). Jika dibaca dengan seksama jarang seorang warga menerima teguran atau
maka dalam batasan tersebut terkandung hukuman jika ia salah atau gagal menjalankan
pernyataan yang tersembunyi yang mengakui peranannya tersebut. Sebaliknya bila seseorang
bahwa di dalam masyarakat terdapat warga yang berhasil melaksanakan peranannya dengan baik
mengalami kesulitan atau gangguan dalam relasi maka akan mendapat pujian sebagai imbalan.
sosial dan ada pula warga yang tidak mengalami Dengan demikian seorang warga masyarakat
kesulitan berelasi sosial namun sebenarnya secara bertahap belajar untuk menjalankan
lemah. Oleh karena itu yang tersebut belakangan berbagai peranan sosialnya sesuai dengan
ini perlu mendapat bantuan untuk memperkokoh kedudukan dalam tatanan masyarakat.
relasi sosialnya. Dalam masyarakat masih Seseorang dikatakan dapat menjalankan fungsi
terdapat warga lain yang dalam relasi sosialnya sosialnya dengan baik apabila ia selalu dapat
dengan lingkungan masyarakatnya mengalami menyesuaikan diri dalam melaksanakan
kegagalan penyesuaian diri ataupun salah berbagai peranan sosialnya dalam beraneka
penyesuaian diri (maladjusted). Golongan situasi sosial. Batasan pertama menyebutkan
masyarakat tersebut yang ditangani oleh bahwa pekerjaan sosial itu suatu profesi
pekerjaan sosial. walaupun belum ada kejelasan profesi macam
apa yang disebut pekerjaan sosial itu.
Batasan berikut memberikan gambaran
Friedlander menyatakan:
yang lebih rinci, yang dirumuskan (Boehm,
1958) sebagai berikut: “Pekerjaan sosial adalah sebuah layanan
profesional, yang berlandaskan pada
“Pekerjaan sosial mencoba untuk pengetahuan ilmiah dan keterampilan dalam
mempertinggi fungsi sosial individu-individu, hubungan insani, yang membantu individu,
sendiri-sendiri dan dalam kelompok, melalui sendiri atau dalam kelompok, untuk
kegiatan-kegiatan yang terpusatkan pada memperoleh kepuasan sosial dan pribadi serta
relasi sosial yang membentuk interaksi antara kemerdekaan (Friedlander, 1961).
manusia dengan lingkungannya. (Friedlander,
1961). Friedlander menyatakan kesejahteraan
sosial tersebut antara lain dapat kita peroleh dari
Dalam batasan kedua ini Boehm
batasan berikut: Kesejahteraan sosial adalah
menyatakan bahwa ada individu yang
sistem yang terorganisir dari bantuan-bantuan
mengalami kemunduran dalam fungsi sosialnya
dan lembaga-lembaga sosial, yang diciptakan
dan perlu dibantu untuk ditingkatkan. Kegiatan
untuk membantu individu-individu dan
untuk membantu itu dipusatkan pada interelasi
kelompok-kelompok untuk mencapai standar
dan interaksi antara manusia dengan
hidup dan kesehatan yang memuaskan, dan
lingkungannya. Setiap warga sejak kecil sudah
relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan
mulai mempelajari dan berusaha untuk
mereka untuk mengembangkan kemampuan
memahami peranan dan kedudukan sosial
yang penuh dan meningkatkan kesejahteraannya
melalui suatu proses sosialisasi. Dalam proses
tersebut warga masyarakat juga mempelajari

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 97


Soetji Andari
selaras dengan kebutuhan keluarga dan berkembang dari dua konsep sebagai berikut.
masyarakat (Friedlander, 1961). Pandangan pertama “the residual concept”
bahwa lembaga-lembaga kesejahteraan sosial
Pelayanan sosial bermula dari bentuk
seharusnya berperan dalam penyediaan
kegiatan dalam masyarakat yang mendasarkan
kebutuhan sosial keluarga, dan lingkungan yang
pada ajaran kemanusiaan, atau keagamaan, atau
mengalami kegagalan (The first holds that social
rasa tanggung jawab terhadap sesama warga
welfare institutions should come into play only
masyarakat. Pelayanan tersebut atas dasar
when the normal structure of supply, the family
kesukarelaan, hingga masyarakat mampu
and the market break down). Hal ini berarti
memberikan pelayanan dan bantuan secara
bahwa bantuan baru diberikan sewaktu ada
perorangan dan kelompok. Layanan sosial
seseorang yang mengalami kegagalan untuk
tersebut di atas dikaitkan dengan upaya untuk
mencukupi kebutuhannya. Penerima bantuan itu
memelihara tingkat kesejahteraan sosial
menerima sesuatu layanan (bantuan) bukan
masyarakat. Kesejahteraan dalam batasan
karena dia dinyatakan berhak untuk
tersebut diterima sebagai sebuah sistem yang
menerimanya, tetapi menurut lingkungannya
mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan ideal dan
dianggap pantas untuk dibantu. Pandangan
operasional. Tujuan ideal profesi pekerja sosial
kedua, sebaliknya menganggap bahwa usaha-
adalah yang berupa usaha mempertinggi
usaha kesejahteraan sosial adalah “fungsi
tingkatan kesejahteraan sosial manusia,
pertama” yang wajar dari masyarakat industrial
sedangkan tujuan operasional tersebut tertuju
modern (The second, in contrast, sees the
kepada anggota masyarakat serta kelompok
welfare services as normal ‘first line’ functions
dalam masyarakat yang karena sesuatu sebab
of modern industrial society) (Willensky and
keadaannya di bawah standar. Keadaan di
Lebaux, 1966). Pendapat kedua ini mengandung
bawah standar ini telah menyebabkan mereka
arti bahwa negara bertanggung jawab mengenai
kehilangan kesempatan untuk mengembangkan
kesejahteraan warganya dan karena itu melalui
dirinya secara penuh. Tujuan operasional
pengaturan resmi (perundang-undangan) negara
pelayanan kesejahteraan sosial harus
menyediakan berbagai jenis layanan sosial dari
diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk
sumber-sumber yang dimilikinya atau dari
program, penyediaan sarana serta pengaturan
sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat
penyalurannya.
negara tersebut. Pandangan kedua ini menjadi
Pembangunan nasional selalu asas dasar dari pembentukan negara yang
menimbulkan dampak perubahan dari mengutamakan kesejahteraan warganya (a
keberhasilan pembangunan itu sendiri, dan dari welfare state). Indonesia berupaya untuk menuju
sejarah perkembangan manusia diperoleh ke sana, karena belum semua masyarakat
gambaran individu sanggup untuk mengadakan menikmati pelayanan dari negara di bidang
penyesuaian diri yang memadai dan secara cepat kesehatan dengan program asuransi kesehatan,
terhadap perubahan. Demikian pula dengan sekolah gratis, sampai sekolah lanjutan dan
profesi pekerjaan sosial, yang dikaitkan untuk orang menganggur menjadi tanggungan negara.
mencapai taraf kesejahteraan sosial yang
Dalam hal ini Greenwood menyatakan
diinginkan, maka perlu ikuti perkembangan
bahwa yang dimaksud profesi yaitu yang
usaha-usaha di bidang kesejahteraan sosial.
berkaitan dengan pekerjaan, dapat menyaring
Usaha kesejahteraan sosial berkembang seiring
beberapa kriteria yang dapat diacu, yaitu:
dengan perkembangan dan pertumbuhan
Sebuah profesi memiliki: (1) serumpun teori
masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial

98 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
yang sistematik, yaitu sejumlah pengetahuan bersama oleh warga masyarakat. Menurut
yang telah diorganisasikan menjadi sebuah Compton dan Beulah ada dua nilai utama yang
sistem, yang secara internal konsisten. Sistem ini mendasari profesi pekerjaan sosial, yaitu: (1)
menjadi dasar pelaksanaan dari profesi tersebut kepercayaan terhadap keunikan dan martabat
dalam situasi yang konkrit. Berbagai situasi yang melekat pada seorang individu, dan (2)
kerja dalam profesi tersebut tidak mengubah- kepercayaan terhadap hak untuk menentukan
ubah tatanan penanganan pekerjaan yang harus sendiri bagi diri klien sendiri (self-
diselesaikan menurut bidangnya; (2) terdapat determination). Kedua jenis nilai itu perlu
kewenangan profesional, yang diperoleh melalui ditelaah secara mendalam sebelum dijabarkan
pendidikan. Kewenangan tersebut akan ecara operasional (Compton dan Galawy, 1979).
membedakan seorang tenaga profesional ini Pendampingan Sosial Merupakan Tuntutan
memiliki kewenangan untuk menyampaikan Profesionalitas Pekerja Sosial
gagasan dan pendapat profesional di mana
diperlukan; (3) Persetujuan (sanctions) dari Berkembangnya pembangunan sosial
masyarakat yang berupa pengakuan terhadap sebagai pembangunan alternatif telah menjadi
profesi ini, baik dinyatakan secara resmi atau peluang semakin dibutuhkannya profesi
pun tidak resmi, yang memberikan kesempatan pekerjaan sosial. Profesi ini tidak terbatas
bagi tenaga profesional untuk melakukan sebagai suatu profesi pelayanan kemanusiaan.
tugasnya, serta memperoleh hak dan Tetapi menjadi profesi yang memanfaatkan ilmu
kewenangan profesionalnya; (4) kode etik yang pengetahuan dan teknologi pelayanan sosial
mengatur perilaku etik dari warga profesi sebagai dasar utama dalam menghadapi
tersebut, serta pelaksanaan pekerjaannya; (5) perkembangan pembangunan dan permasalahan
kebudayaan profesional yang menjadi ciri dari sosial yang semakin kompleks. Sasaran
ikatan profesi tersebut. Kebudayaan profesi ini pelayanannya pun tidak terbatas pada individu,
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan nilai- kelompok atau masyarakat yang bermasalah,
nilai, norma, dan lambang profesi tersebut tetapi akan mengarah kepada perubahan secara
(Kidneigh, 1966). berencana pada struktur sosial masyarakat
secara menyeluruh. Artinya, yang menerima
Pekerjaan sosial merupakan profesi yang pelayanan pekerjaan sosial bukan hanya
menggunakan ilmu terapan yang bersumber penyandang masalah, tetapi semua orang. Oleh
pada berbagai ilmu-ilmu sosial yang sebab itu pendampingan sosial merupakan
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan strategi yang sangat menentukan keberhasilan
manusia dalam lingkungan sosial dan alamnya. program pemberdayaan masyarakat. Sesuai
Demokrasi yang tumbuh di dalam masyarakat dengan prinsip pekerjaan sosial yaitu
ikut mewarnai praktik pekerjaan sosial sebagai “membantu orang agar mampu membantu
profesi. Pekerjaan sosial semakin menjadi sadar dirinya sendiri”.
akan penerapan prinsip-prinsip demokratik
dengan semakin tambah memahami perilaku Pemberdayaan masyarakat dibutuhkan
manusia dan mengenai proses sosial yang partisipasi publik yang kuat. Dalam konteks
dialami setiap warga masyarakat. tersebut, peranan seorang pekerja sosial
seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya
Pekerjaan sosial merupakan sebagai pendamping, bukannya sebagai
institusionalisasi dari berbagai kegiatan
penyembuh atau pemecahan masalah (problem
kemanusiaan yang tumbuh dalam masyarakat. solver) membangun serta memberdayakan
Nilai adalah unsur kebudayaan yang dihayati

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 99


Soetji Andari
masyarakat melibatkan suatu proses dan Dinamika pekerjaan sosial terus
tindakan sosial di mana penduduk sebuah berkembang terutama dalam turut mengambil
komunitas mengorganisasikan diri dalam bagian penting dalam pembangunan sosial
membuat perencanaan juga tindakan kolektif menuju kesejahteraan sosial. Dubois dan Miley
guna memecahkan masalah sosial atau (1992) menyebut beberapa tujuan pekerjaan
memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan sosial yang dengan tegas telah menyiratkan
sumber daya yang dimilikinya. Proses tersebut dinamika itu sendiri, yaitu: (1) Meningkatkan
tidak akan muncul secara otomatis, namun kapasitas masyarakat untuk memecahkan
tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi masalah-masalahnya agar lebih mampu
masyarakat setempat atau pihak luar, atau melaksanakan fungsi-fungsi dirinya secara
pekerja sosial baik itu yang bekerja berdasarkan efektif; (2) Menghubungkan orang yang
dorongan karitatif maupun perspektif dilayani dengan berbagai sumber yang
profesional. Oleh sebab itu pendampingan sosial dibutuhkan; (3) Memperbaiki jaringan-jaringan
dapat diartikan sebagai interaksi yang dinamis wadah pelayanan sosial; serta (4) Meningkatkan
antara kelompok penyandang masalah sosial dan keadilan sosial melalui pengembangan
pekerja sosial untuk secara bersama-sama kebijakan sosial (Dubois dan Milley, 1992).
menghadapi beragam tantangan seperti: Pekerjaan sosial profesional dewasa ini
1. Merancang perbaikan kehidupan sosial sudah jauh dari konsep cikal bakalnya,
ekonomi; walaupun dalam konsep pekerjaan sosial
2. Memobilisasi sumber daya setempat; modern kemauan dan kemampuan merasakan
3. Memecahkan masalah sosial; penderitaan orang lain masih merupakan faktor
4. Menciptakan dan membuka akses bagi yang mendasari. Konsep Pekerjaan sosial
pemenuhan kebutuhan; modern mencakup tiga komponen yaitu: (1)
5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak pengetahuan, (2) keterampilan, (3) sikap atau
yang relevan dengan konteks pemberdayaan nilai profesional, yang ketiganya perlu ditumbuh
masyarakat. kembangkan melalui proses pendidikan
profesional formal. Pekerjaan sosial modern
Penyandang masalah sosial dan
dewasa ini lebih mendasarkan kepada konsep-
lingkungannya merupakan sistem sosial yang
konsep dan teori keilmuan khususnya ilmu
aktif dan tidak pasif, mereka memiliki kekuatan
tentang manusia dan lingkungannya. Dari segi
positif dan bermanfaat untuk meningkatkan
pendekatannya pekerjaan sosial telah bergeser
keberfungsian sosial serta mampu
pendekatannya sebagai berikut:
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
(Suharto, 2004). Pada kenyataannya terdapat 1. Dari pendekatan kasus kepada pendekatan
kerancuan pemahaman masyarakat akan tugas administratif (perencanaan dan kebijakan
fungsi pekerja sosial dalam pembangunan sosial);
kesejahteraan sosial yang diartikan sebagai 2. Dari pendekatan mikro (perseorangan,
tugas kemasyarakatan (Social Task) yang keluarga, kelompok kecil) kepada
ditandai oleh doktrin pemberian pertolongan pendekatan makro (intervensi pada policy
karitatif. Kerancuan pemahaman seperti ini decision);
terbukti pada program pemberian nasi bungkus 3. Dari pendekatan kuratif rehabilitatif kepada
kepada masyarakat miskin yang terkena PHK. pendekatan pencegahan dan pengembangan;
Program tersebut mencerminkan suatu kegiatan 4. Dari pendekatan spesifik kepada pendekatan
bakti. generalistik.

100 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Profesi pekerjaan sosial sebagai profesi Gambar 1. Perkembangan Strategi Pemecahan
penyangga usaha-usaha kesejahteraan sosial Masalah Tradisional Menuju Pemberdayaan
baik metoda maupun pendekatannya telah
mengalami pergeseran merespon kebutuhan dan Pemecahan
tantangan pergeseran serta kemajuan konsep masalah melalui
praktik usaha kesejahteraan sosial. Sebagaimana pemberdayaan
disinggung di atas, pengertian pekerjaan sosial 1.Persiapan kerjasama
mengalami perluasan atau ekspansi dari 2.Pembentukan
“tradisional“ menuju “kontemporer“. Pola-pola Pemecahan masalah
kemitraan
3.Artikulasi tantangan
pelayanan tradisional selama ini lebih dominan secara tradisional
4.Penentuan arah
karena ilmu pekerjaan sosial belum 1. Penjajagan
berkembang, lapangan pelayanannya lebih 2. Identifikasi
masalah Penemuan
terfokus pada individu dan kelompok residual 3. Pengkajian
dengan nuansa remedial. Kelemahan dari pola (assessment) 1. Pemahaman system
4. Setting dan sumber
tradisional ini adalah kurang mampu mengakses perencanaan
2. Analisis Kapasitas
populasi yang besar dan biayanya relatif mahal. tujuan Sumber
5. Pelaksanaan 3. Menyusun Kerangka
Sebagai ilmu atau profesi yang dinamis
6. Evaluasi 4. Pemecahan masalah
pekerjaan sosial terbukti mampu 7. Terminasi
mengembangkan pola-pola pelayanannya Pengembangan

hingga profesi ini menjadi eksis dalam 1. Mengaktifkan sumber


pelayanan masyarakat (Community 2. Memperluas
development). kesempatan
3. Mengakui
Pelayanan kontemporer melalui strategi keberhasilan
4. Mengintegrasikan
pemberdayaan menjadi kata kunci yang keberhasilan
mewarnai hampir semua metoda pelayanan
pekerjaan sosial. Namun demikian pendekatan
tradisional bukan berarti ditinggalkan, sebab
pendekatan tradisional masih tetap bermanfaat Gambaran ekspansi pelayanan dari tradisional
dan efisien dalam konteks pelayanan individu ke kontemporer oleh Dubois dan Miley (2005).
yang berbasiskan lembaga. Ekspansi pelayanan Pemberdayaan berarti menampilkan peran
dari tradisional ke kontemporer digambarkan aktif dan kerjasama bagi klien atau penerima
oleh Dubois dan Miley (1992) pada Gambar 1 pelayanan dan mitranya. Secara paradoks
sebagai berikut. “memberdayakan sistem lain“ atau secara
paternalistik melimpahkan kekuatan kepada
orang lain berarti pula sebagai upaya
pemberdayaan. Menurut (Payne, 1997)
pemberdayaan pada hakikatnya bertujuan untuk
membantu klien mendapatkan daya, kekuatan
dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dan tindakan yang akan dilakukan dan
berhubungan dengan diri klien tersebut,
termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial
dalam melakukan tindakan. Pemberdayaan

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 101


Soetji Andari
merupakan aktivitas reflektif, suatu proses yang Pemberdayaan tidak hanya ditujukan
dapat dimulai dan dipertahankan hanya oleh kepada individu, tetapi kepada komunitas secara
agen atau subyek yang mencari kekuatan atau kolektif, dan semua itu harus menjadi bagian
penentuan diri sendiri, sementara proses lainnya dari aktualisasi eksistensi manusia dan
hanya dengan memberikan iklim, hubungan kemanusiaan. Dengan kata lain manusia dan
sumber dan alat yang dapat meningkatkan kemanusiaanlah yang menjadi tolok ukur
kehidupan masyarakat. normatif.
Pemberdayaan merupakan sistem yang Profesi pekerja sosial saat ini belum
berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisik. mendapat apresiasi dari masyarakat luas secara
(Maluccio N. & Libassi F., 1984) praktik proporsional. Hal ini boleh jadi karena
pekerjaan sosial memandang penerima keberadaan profesi ini belum dirasakan
pelayanan sebagai mitra kolaboratif, sebagai manfaatnya oleh masyarakat. Banyak anggota
orang yang memiliki segala aset dan potensi. masyarakat bahkan para pejabat tinggi negara
Kebutuhan pedoman praktik yang membantu tidak mengetahui apa sebenarnya yang ditangani
pekerja sosial menggunakan penilaian sebagai oleh pekerja sosial. Saat ini terjadi
sarana untuk menyoroti kekuatan aktual atau perkembangan yang sangat besar dalam
potensial dalam klien dan lingkungan mereka. perjalanan profesi ini, yaitu munculnya
Pedoman tersebut disarankan melalui klarifikasi pendekatan generalis-generalist social work
kompetensi, proses mengidentifikasi dan (Wells, 1989). Pendekatan ini tidak lagi
memahami kapasitas seseorang untuk memandang suatu persoalan secara dikotomis,
menghadapi tantangan di lingkunganya. juga tidak menerapkan suatu pendekatan secara
Klarifikasi kompetensi pekerja sosial melalui terkotak misalnya bimbingan sosial perorangan.
upaya positif berbagai potensi manusia dan Pekerjaan sosial generalist ini muncul sebagai
mempertinggi kesadaran pekerja akan gaya respon terhadap permasalahan sosial yang
koping yang unik serta peran yang dimainkan semakin sistemik, sehingga penanganannya pun
lingkungan dalam fungsi sosial. Mereka harus komprehensif. Dalam setiap penanganan
mengharapkan pekerja sosial sebagai seorang suatu masalah atau dalam pelaksanaan program
profesional yang memberikan informasi penting pemberdayaan, pekerja sosial akan selalu
untuk klien dalam mencapai tujuan-tujuannya, memperhatikan keterkaitan beberapa unsur yaitu
serta menjajaki proses pengembangan dan manusia, organisasi, komunitas, sumber, serta
melaksanakan tugas-tugas adaptifnya. Prinsip- kebijakan sosial yang ada. Hal tersebut menjadi
prinsip pemberdayaan menurut perspektif bukti bahwa pendekatan pekerjaan sosial
pekerjaan sosial adalah: kontemporer bukan lagi cenderung bersifat
penyembuhan dan rehabilitatif sebagaimana
1. Setiap masalah dipandang sebagai tantangan
citra yang melekat selama ini. Metode
bersama yang harus dihadapi;
penyembuhan kasus yang bertumpu kepada
2. Orientasi terhadap masalah simultan dengan
konsep psikoterapi dan psikiatrik (intervensi
orientasi terhadap sumber kekuatan;
mikro) telah bergeser kepada metode
3. Semua proses ditujukan untuk menghasilkan
pengembangan masyarakat, peranan kebijakan
yang terbaik di masa depan;
sosial (intervensi makro) yang bertumpu pada
4. Bentuk relasi antar aktor bersifat kolaboratif;
konsep-konsep ilmu sosial, administrasi dan
5. Posisi antar aktor berupa kemitraan.
manajemen.

102 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Zastrow menyatakan bahwa pelayanan Gambar 2. Strategi Pekerjaan Sosial dalam
sosial akan lebih berhasil dan efektif dengan Pemecahan Masalah
model pendekatan ekologis, pada hakekatnya
sasaran pelayanan pekerjaan sosial tidak hanya Ti ng kat M a kro
Peranan: Perencana
Strategi: Penelitian & perencanaan
mengarah pada permasalahan individu,
Konsultasi Pemecahan Masalah
kelompok, atau masyarakat, tetapi menjangkau
Ti ng kat M ene nga h:
luas kepada sistem keluarga, sistem politik, Peranan: Pemberdaya
Strategi: Pengembangan
organisasi
sistem ketenagakerjaan, sistem keagamaan,
Ti ng kat M i kro:
sistem pendidikan dan sistem sosial lainnya Peranan: Pemukiman
Strategi: Resolusi masalah
(Zastrow, 1978). Penanganan masalah sosial Profesi : Pekerjaan Sosial
Peranan : Kolega/Monitor
melalui pelaksanaan program-program Strategi : Akulturasi Profesional
Pendidikan
pemberdayaan, pekerja sosial harus Manajemen
memperhatikan keterkaitan beberapa unsur yaitu Sumber

manusia, organisasi, komunitas sumber, serta


kebijakan sosial.
Praktik pekerjaan sosial menurut Gray dan Gambar 2. Contoh fungsi konsultasi pemecahan
Bernstein (1996) menawarkan ringkasan singkat masalah (Sumber: Du Bois and Milley (2005)
tentang konsep level pekerjaan sosial yang
Dari Gambar 2 dapat dikatakan bahwa ada
berbeda. Praktik kerja sosial dilaksanakan
tiga skala pelayanan pekerja sosial yaitu skala
berbagai tingkat, pekerja sosial bekerja dengan
mikro yaitu pelayanan pada individu dan
individu, pekerja sosial bekerja dengan keluarga
keluarga, seorang pekerja sosial harus mampu
dapat bersifat terapi atau klinis, dan pekerja
menampilkan peranan sebagai pendamping yang
sosial bekerja dengan masyarakat (melalui
bersama-sama dengan keluarga dan individu
kelompok orang atau melakukan advokasi atas
penyandang masalah berupaya menemukan
nama kepentingan kelompok). Pada tingkat
masalah, kebutuhan serta pilihan-pilihan untuk
kebijakan untuk mengubah kebijakan dan
mengatasi permasalahannya. Kemudian pada
praktik yang tidak adil agar mencapai distribusi
skala menengah dalam hal ini kelompok dan
sumber daya yang lebih adil dan merata, ada tiga
organisasi sosial, maka pekerja sosial harus
tingkat praktik kerja sosial yang diakui secara
berperan sebagai mediator yang mampu
luas: mikro, mezzo (meso), dan pekerjaan sosial
menyusun jaringan kemitraan dengan berbagai
makro. Meskipun level ini sering dibicarakan
pihak. Bertugas menjembatani antara
seolah-olah mereka berbeda, penting untuk
masyarakat lokal dengan berbagai sumber yang
mengenali bahwa “level yang berbeda” terjadi
ada. Dalam kegiatan tersebut pekerja sosial
bersamaan dan secara konstan memengaruhi
berperan memfasilitasi masyarakat, menjangkau
level lain.
sistem sumber di satu pihak dan juga menjalin
Pekerjaan sosial merupakan profesi jaringan kerja dengan sistem sumber tersebut.
berkaitan dengan permasalahan interaksi antara Dengan cara ini akan terjadi keterkaitan sinergis
orang dengan lingkungan sosial agar mereka antara kebutuhan dengan sumber yang tersedia.
mampu melaksanakan tugas kehidupan, serta Selanjutnya pada skala makro, yang menjadi
mewujudkan aspirasi. Untuk mewujudkan hal penerima pelayanan adalah komunitas dan
tersebut perlu strategi pekerjaan sosial, menurut masyarakat maka pekerja sosial akan bekerja
(Dubois & Miley, 2005) dapat dilihat pada menyusun jaringan sosial, untuk mengadakan
Gambar 2.

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 103


Soetji Andari
perubahan sosial untuk kepentingan masyarakat pertolongan, maupun sebagai proses interaksi
yang lebih luas. Ia akan melakukan berbagai formal dengan orang lain; (3) Sistem sumber
rumusan kebijakan, dan instrumen yang dapat sosial meliputi respon kelembagaan yang
membuka kunci keadilan sosial, alokasi sumber mendukung kesejahteraan klien maupun
secara merata, program-program yang masyarakat di lingkungannya. Selain fungsi dan
memungkinkan terciptanya perlindungan dan peran di atas seorang pendamping sosial harus
jaminan sosial). Pada tingkat menengah mampu melaksanakan manajemen pelayanan
berperan sebagai fasilitator dengan upaya sosial, dalam pengertian Pelaksanaan
mengembangkan jaringan sumber yaitu pengkoordinasian, pensistemasikan,
organisasi-organisasi yang dapat dimanfaatkan pengintegrasian, bukan pengawasan dan
untuk membantu memecahkan masalah. penunjukkan. Namun lebih mengarah pada
(Dubois and Milley, 1996). pembimbingan, kepemimpinan, kolaborasi
dengan pengguna atau penerima program
Fungsi Dan Peranan Pendamping Sosial
pemberdayaan masyarakat.
Dalam Profesi Pekerjaan Sosial
Fungsi Sebagai Pemberi Penguatan.
Fungsi Pendamping Sosial
Fungsi ini berkaitan dengan pendidikan dan
Secara umum fungsi dan peranan pekerja pelatihan untuk memperkuat kapasitas
sosial dalam pendekatan generalist yang sangat masyarakat (Capacity Building). Pendamping
digemari akhir-akhir ini adalah sebagai seharusnya berperan aktif sebagai agen yang
pendamping sosial dalam melaksanakan mampu memberikan masukan positif dan
pemberdayaan (empowerment). Adapun bidang direktif berdasarkan pengetahuan dan
tugasnya dan fungsinya meliputi: pengalamannya, juga bertukar gagasan dengan
Fungsi Pemungkinan (Enabling) atau pengetahuan dan pengalaman masyarakat
Fasilitasi. Merupakan fungsi yang berkaitan didampinginya. Pendamping sosial harus
dengan pemberian motivasi dan pemberian mampu membangkitkan kesadaran masyarakat,
kesempatan bagi masyarakat. Beberapa tugas menyampaikan informasi, melakukan
pekerja sosial yang berkaitan dengan fungsi ini konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan pada
adalah melakukan mediasi dan negoisasi, masyarakat adalah beberapa tugas dan fungsi
membangun konsensus bersama, sera pendamping sosial sebagai penguat. Pendidikan
melakukan manajemen sumber. Program sangat terkait dengan pencegahan berbagai
penanganan masalah sosial pada umumnya kondisi yang menghambat kepercayaan diri
diberikan pada anggota masyarakat yang tidak individu, serta kapasitas individu. Proses
mampu mengakses sistem sumber yang sulit pembelajaran pemberdayaan merupakan proses
dijangkau, karena alasan ekonomi ataupun saling ketergantungan serta saling
birokrasi. Seorang pendamping sosial harus membutuhkan satu sama lain.
mampu memobilisasi serta mengkoordinasikan Fungsi Sebagai Pemberi Perlindungan.
sistem sumber agar potensi sistem sumber Fungsi ini berkaitan dengan interaksi antara
tersebut dapat dijangkau oleh klien. Adapun pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal
yang dimaksud sistem sumber adalah: (1) Sistem demi untuk masyarakat yang didampinginya.
sumber personal meliputi: pengetahuan, Pendamping sosial sebagai pekerja sosial
motivasi, pengalaman hidup dari penyandang bertugas mencari sumber-sumber, melakukan
masalah; (2) Sumber interpersonal meliputi pembelaan, menggunakan media, meningkatkan
sistem pendukung yang lahir dari jaringan hubungan masyarakat, serta membangun

104 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
jaringan kerja. Fungsi pemberi perlindungan dalamnya lembaga non pemerintah seperti
juga menyangkut tugas pendamping sebagai halnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat
konsultan, orang yang bisa diajak berkonsultasi dan Organisasi sosial).
dalam pemecahan masalah. Konsultasi Pada hakikatnya menurut teori yang
pemecahan masalah tidak hanya berupa dikemukakan Zastrow tersebut di atas masalah
pemberian dan penerimaan saran, namun kesejahteraan sosial akan lebih efektif apabila
merupakan proses yang ditujukan untuk berupa usaha suatu tim yang terpadu dan
pemahaman yang lebih baik serta pilihan mengedepankan sifat holistik. Terlebih-lebih di
penanganan. Konsultasi dilakukan merupakan masa krisis multidimensional saat ini, di mana
bentuk kerjasama yang saling melengkapi dalam diperlukan usaha pemecahan masalah secara
proses pemecahan masalah. Dalam proses terintegrasi atau terpadu dengan pemahaman
pemecahan masalah, maka pendampingan sosial secara mendalam. Oleh sebab itu berbagai
dalam praktik pekerjaan sosial melalui tahapan kelompok profesional seperti halnya psikiater,
antara lain: psikolog, perawat, pengacara, guru, dokter dan
1. Pemahaman kebutuhan klien; perencana sosial, ahli terapi rekreasional, dan
2. Perencanaan dan penyeleksian program; ekonom merupakan salah satu bentuk tim kerja
3. Penerapan program; tercapainya pembangunan kesejahteraan sosial
4. Evaluasi dan pengakhiran. secara efektif. Hal ini mudah dipahami karena
pekerja sosial sebagai pendamping sosial,
Fungsi Sebagai Pemberi Pendukungan.
menurut Zastrow, memegang tujuh peranan,
Berdasarkan aplikasi keterampilan yang bersifat
yaitu: (1) sebagai enabler yang membantu
praktis yang mendukung terjadinya program
masyarakat mengartikulasikan kebutuhan
positif dari masyarakat. Maka seorang
masyarakat, (2) sebagai broker yang
pendamping sosial dituntut, tidak hanya mampu
menghubungkan individu dan kelompok yang
menjadi manajer perubahan yang
mebutuhkan pelayanan, (3) sebagai pengacara
mengorganisasi kelompok, tetapi juga mampu
yang mengorganisasikan masyarakat/kelompok
melaksanakan tugas teknis sesuai dengan
yang memerlukan bantuan dalam arti advokasi,
keterampilan dasar, antara lain:
(4) sebagai aktivis yang mencoba
1. Analisis sosial; menstimulasikan kelompok yang kurang
2. Mengelola dinamika kelompok; beruntung (disadvantaged group), (5) sebagai
3. Menjalin relasi; ahli/pakar yang memberikan usulan bagaimana
4. Bernegoisasi dan komunikasi; struktur organisasi yang bisa dikembangkan
5. Mencari serta mengatur sumber dana. oleh masyarakat dan kelompok, (6) sebagai
Dengan fungsi tersebut di atas maka pendidik masyarakat, dan (7) sebagai perencana
sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak sosial (sosial planner) yang mengumpulkan dan
memperhitungkan kehadiran pekerja sosial menganalisis data dan menyajikan alternatif
dalam pembangunan. Berdasarkan pengertian tindakan yang rasional (Zastrow, 1989).
tersebut menjadi jelas bahwa pekerja sosial tidak Peran Pendamping Sosial
seharusnya menjadi profesi yang hanya
Selanjutnya menurut Parsons pendamping
dimonopoli oleh lembaga instansi pemerintah,
sosial harus mampu melaksanakan lima peran,
tetapi juga bisa ditekuni oleh lembaga-lembaga
seorang pekerja sosial yang berperan sebagai
atau institusi-institusi lain yang memiliki fungsi
berikut (Parsons, Ruth J., 1994).
memperkokoh relasi sosial, termasuk di

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 105


Soetji Andari
Peran Pendamping Sosial Sebagai 7. Mengidentifikasi masalah-masalah yang
Fasilitator. Dalam literatur pekerjaan sosial, akan dipecahkan;
peranan fasilitator sering disebut sebagai 8. Memfasilitasi penetapan tujuan;
pemungkin (enabler). Keduanya bahkan sering 9. Merancang berbagai solusi alternatif;
dipertukarkan satu sama lain (Barker, 2017) 10. Mendorong pelaksanaan tugas;
memberi definisi pemungkin atau fasilitator 11. Memelihara relasi system;
sebagai tanggung jawab untuk membantu klien 12. Memecahkan konflik.
menjadi mampu menangani tekanan situasional Peran Pendamping Sosial Sebagai Broker.
atau transisional. Strategi-strategi khusus untuk Dalam pengertian umum, seorang broker
mencapai tujuan tersebut meliputi pemberian membeli dan menjual saham dan surat berharga
harapan, pengurangan penolakan dan lainnya di pasar modal. Seorang broker berusaha
ambivalensi, pengakuan dan pengaturan untuk memaksimalkan keuntungan dari
perasaan-perasaan, pengidentifikasian dan transaksi tersebut sehingga klien dapat
pendorongan kekuatan-kekuatan personal dan memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Pada
aset-aset sosial, pemilahan masalah menjadi saat klien menyewa seorang broker, klien
beberapa bagian sehingga lebih mudah meyakini bahwa broker tersebut memiliki
dipecahkan, dan pemeliharaan sebuah fokus pengetahuan mengeani pasar modal,
pada tujuan dan cara-cara pencapaiannya pengetahuan yang diperoleh terutama
(Barker, 1987). Pengertian ini didasari oleh visi berdasarkan pengalamannya sehari-hari.
pekerjaan sosial bahwa “setiap perubahan terjadi
pada dasarnya dikarenakan oleh adanya usaha- Dalam konteks pendampingan sosial,
usaha klien sendiri, dan peranan pekerja sosial peran pekerja sosial sebagai broker tidak jauh
adalah memfasilitasi atau memungkinkan klien berbeda dengan peran broker di pasar modal.
mampu melakukan perubahan yang telah Seperti halnya di pasar modal, terdapat klien
ditetapkan dan disepakati memberikan kerangka atau konsumen. Namun demikian, pekerja sosial
acuan mengenai tugas-tugas yang dapat melakukan transaksi dalam pasar lain, yakni
dilakukan oleh pekerja sosial (Parsons, Ruth J., jaringan pelayanan sosial. Pemahaman pekerja
1994): sosial yang menjadi broker mengenai kualitas
pelayanan sosial di sekitar lingkungannya
1. Mendefinisikan keanggotaan atau siapa yang menjadi sangat penting dalam memenuhi
akan dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan; keinginan kliennya memperoleh “keuntungan”
2. Mendefinisikan tujuan keterlibatan; maksimal.
3. Mendorong komunikasi dan relasi, serta
menghargai pengalaman dan perbedaan- Dalam proses pendampingan sosial, ada
perbedaan; tiga prinsip utama dalam melakukan peranan
4. Memfasilitasi keterikatan dan kualitas sebagai broker:
sinergi sebuah sistem: menemukan 1. Mampu mengidentifikasi dan melokalisir
kesamaan dan perbedaan; sumber-sumber kemasyarakatan yang tepat;
5. Memfasilitasi pendidikan: membangun 2. Mampu menghubungkan konsumen atau
pengetahuan dan keterampilan; klien dengan sumber secara konsisten;
6. Memberikan model atau contoh dan 3. Mampu mengevaluasi efektivitas sumber
memfasilitasi pemecahan masalah bersama: dalam kaitannya dengan kebutuhan-
mendorong kegiatan kolektif; kebutuhan klien.

106 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
Peranan sebagai broker mencakup d. Pola-pola penggunaan pelayanan;
“menghubungkan” klien dengan barang-barang e. Hambatan dalam menjangkau pelayanan.
dan pelayanan dan mengontrol kualitas barang
2. Pengetahuan dan keterampilan membangun
dan pelayanan tersebut. Oleh sebab itu dalam
konsorsium dan jaringan antar organisasi.
pelaksanaan peran sebagai broker, pendamping
Kegiatan ini bertujuan untuk:
sosial harus mampu menghubungkan (linking),
a. Memperjelas kebijakan-kebijakan setiap
barang-barang dan pelayanan (goods and
lembaga;
services) dan pengontrolan kualitas (quality
b. Mendefinisikan peranan lembaga-
control) (Parsons, Ruth J., 1994).
lembaga;
1. Linking adalah proses menghubungkan orang c. Mendefinisikan potensi dan hambatan
dengan lembaga-lembaga atau pihak-pihak setiap lembaga;
lainnya yang memiliki sumber-sumber yang d. Memilih metode guna menentukan
diperlukan. Lingking juga tidak sebatas hanya partisipasi setiap lembaga dalam
memberi petunjuk kepada orang mengenai memecahkan masalah sosial masyarakat;
sumber-sumber yang ada. Lebih dari itu, ia e. Mengembangkan prosedur guna
juga meliputi memperkenalkan klien dan menghindari duplikasi pelayanan;
sumber referal, tindak lanjut, pendistribusian f. Mengembangkan prosedur guna
sumber dan menjamin pelayanan sosial yang mengidentifikasi dan memenuhi
akuntabel. kekurangan pelayanan sosial.
2. Goods adalah barang-barang yang nyata,
seperti makanan, uang, pakaian, perumahan,
Peran Pendamping Sosial Sebagai
obat-obatan. Sedangkan services mencakup
Mediator. Pendamping sosial harus melakukan
keluaran pelayanan lembaga yang dirancang
peran mediator dalam berbagai kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup klien,
pertolongannya. Peran ini sangat penting dalam
semisal perawatan kesehatan, pendidikan,
paradigma generalis. Peran mediator diperlukan
pelatihan, konseling, pengasuhan anak.
terutama pada saat terdapat perbedaan yang
3. Quality Control adalah proses pengawasan
mencolok dan mengarah pada konflik antara
yang dapat menjamin bahwa produk-produk
berbagai pihak. Lee dan Swenson (1986)
yang dihasilkan lembaga memenuhi standar
memberikan contoh bahwa pekerja sosial dapat
kualitas yang telah dietetapkan. Proses ini
memerankan sebagai “fungsi kekuatan ketiga”
memerlukan monitoring yang terus-menerus
untuk menjembatani antara anggota kelompok
terhadap lembaga dan semua jaringan
dan sistem lingkungan yang menghambatnya..
pelayanan..
Hal ini berbeda dengan peran sebagai pembela
Dalam melaksanakan peran sebagai di mana bantuan pekerja sosial diarahkan untuk
broker, ada dua pengetahuan dan kertrampilan memenangkan kasus klien atau membantu klien
yang harus dimiliki oleh pekerja sosial: memenangkan dirinya sendiri.
1. Pengetahuan dan keterampilan melakukan Compton dan Galaway (1989)
asesmen kebutuhan masyarakat (community memberikan beberapa teknik dan keterampilan
needs assessment), yang meliputi: yang dapat digunakan dalam melakukan peran
a. Jenis kebutuhan. mediator:
b. Distribusi kebutuhan; 1. Mencari persamaan nilai dari pihak-pihak
c. Kebutuhan akan pelayanan; yang terlibat konflik. Membantu setiap pihak

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 107


Soetji Andari
agar mengakui legitimasi kepentingan pihak 1. Keterbukaan: membiarkan berbagai
lain; pandangan untuk didengar;
2. Membantu pihak-pihak yang bertikai dalam 2. Perwakilan luas: mewakili semua pelaku
mengidentifikasi kepentingan bersama; yang memiliki kepentingan dalam pembuatan
3. Menghindari situasi yang mengarah pda keputusan;
munculnya kondisi menang dan kalah; 3. Keadilan: memperjuangkan sebuah sistem
4. Melokalisir konflik ke dalam isu, waktu dan kesetaraan atau kesamaan sehingga posisi-
tempat yang spesifik; posisi yang berbeda dapat diketahui sebagai
5. Membagi konflik ke dalam beberapa isu; bahan perbandingan;
6. Membantu pihak-pihak yang bertikai, 4. Pengurangan permusuhan: mengembangan
menganjurkan agar mereka yang bertikai sebuah keputusan yang mampu mengurangi
lebih memiliki manfaat. Apabila dapat permusuhan dan keterasingan;
melanjutkan sebuah hubungan dari pada 5. Informasi: menyajikan masing-masing
terlibat terus dalam konflik; pandangan secara bersama dengan dukungan
7. Memfasilitasi komunikasi dengan cara dokumen dan analisis;
mendukung mereka, agar bersepakat satu 6. Pendukungan: mendukung partisipasi secara
sama lain, menyelesaikan masalah yang luas;
dihadapinya; 7. Kepekaan: mendorong para pembuat
8. Melakukan prosedur-prosedur persuasi. keputusan untuk benar-benar mendengar,
mempertimbangkan dan peka terhadap
Peran Pendamping Sosial Sebagai
minat-minat dan posisi-posisi orang lain.
Pembela. Seringkali pekerja sosial harus
berhadapan sistem politik, agar dapat menjamin Peran pendamping Sosial sebagai
kebutuhan dan sumber yang diperlukan, guna Pelindung. Tanggung jawab pendamping sosial
mencapai tujuan-tujuan pendampingan sosial. sebagai pekerja sosial terhadap masyarakat,
Manakala pelayanan dan sumber-sumber sulit didukung oleh hukum. Hukum tersebut
dijangkau oleh klien, pekerja sosial harus memberikan legitimasi kepada pendamping
memainkan peranan sebagai pembela (advokat). sosial untuk menjadi pelindung (protector)
Peran pembelaan atau advokasi merupakan terhadap orang-orang yang lemah dan rentan.
salah satu praktik pekerjaan sosial yang Dalam melakukan peran sebagai pelindung
bersentuhan dengan kegiatan politik. Peran (guardian role), pekerja sosial bertindak
pembelaan dapat dibagi dua: advokasi kasus berdasarkan kepentingan korban, calon korban,
(case advocacy) dan advokasi kausal (cause dan populasi yang berisiko lainnya. peranan
advocacy) (Parsons, Ruth J., 1994). Apabila sebagai pelindung mencakup penerapan
pekerja sosial melakukan pembelaan atas nama berbagai kemampuan yang menyangkut: (1)
seorang klien secara individual maka ia berperan kekuasaan, (2) pengaruh, (3) otoritas, dan (3)
sebagai pembela kasus. Pembelaan kausal pengawasan sosial. Tugas-tugas peran
terjadi manakala klien yang dibela pekerja sosial pelindung meliputi:
bukanlah individu melainkan sekelompok 1. Menentukan siapa klien pekerja sosial yang
anggota masyarakat. paling utama;
Rothblatt (1978) memberikan beberapa 2. Menjamin bahwa tindakan dilakukan sesuai
model yang dapat dijadikan acuan dalam dengan proses perlindungan;
melakukan peran pembela dalam pendampingan 3. Berkomunikasi dengan semua pihak yang
sosial: terpengaruh oleh tindakan sesuai dengan

108 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
tanggung jawab etis, legal dan rasional sosial, khususnya melalui pelatihan dan
praktek pekerjaan sosial. advokasi terhadap masyarakat.
Peran profesi pekerja sosial yang sangat 1. Motivasi. Masyarakat didorong agar dapat
luas tidak harus dikembangkan hanya melalui memahami nilai kebersamaan, interaksi
Kementerian Sosial akan tetapi melalui insitusi sosial dan kekuasaan melalui pemahaman
lainnya seperti halnya lembaga kepolisian, sebagai warga negara dan anggota
kesehatan, hukum, Direktorat Pemberdayaan masyarakat. Misalnya, keluarga-keluarga
Masyarakat Desa, Direktorat Jenderal miskin didorong untuk membentuk
Pendidikan Luar Sekolah maupun lembaga non kelompok;
pemerintah lainnya. Bagaimana menghidupkan 2. Peningkatan kesadaran dan pelatihan
semangat dan eksistensi profesi pekerja sosial kemampuan. Peningkatan kesadaran
dan aplikasi metode pekerjaan sosial di segala masyarakat, dicapai melalui pendidikan dasar
institusi, diharapkan keberadaan profesi pekerja pemasyarakatan imunisasi dan sanitasi.
sosial tersebut berada pada segmen institusi baik Sedangkan keterampilan-keterampilan
swasta maupun pemerintah, profesi pekerja vokasional dikembangkan melalui cara-cara
sosial akan mendapat pengakuan keberadaanya partisipasi;
apabila dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu 3. Manajemen diri. Kelompok harus mampu
kebutuhan. Menghadapi era otonomi daerah, memilih pemimpin mereka sendiri dan
keberadaan profesi pekerja sosial di setiap mengatur kegiatan mereka sendiri;
segmen akan memungkinkan tercapainya 4. Mobilisasi sumber. Merupakan sebuah
efektivitas dan efisiensi pembangunan metode untuk menghimpun sumber-sumber
kesejahteraan sosial serta terlepasnya individual melalui tanggungan reguler dan
egosentrisme instansi yang selama ini terjadi. sumbangan sukarela bertujuan menciptakan
modal sosial;
Strategi dan Program Kerja Pendamping
5. Pembangunan dan pengembangan jaringan.
Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat
Pengorganisasian kelompok-kelompok
Pendampingan Sosial Seringkali swadaya masyarakat perlu disertai dengan
dilakukan atau melibatkan dua strategi utama, peningkatan kemampuan para anggotanya
yakni: (1) Pelatihan dilakukan untuk membangun dan mempertahankan jaringan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya.
kemampuan masyarakat mengenai hak dan Jaringan ini sangat penting dalam
kewajibannya juga meningkatkan keterampilan menyediakan dan mengembangkan berbagai
keluarga dalam mengatasi masalah dan akses terhadap sumber dan kesempatan bagi
memenuhi kebutuhan hidupnya; dan (2) peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.
Advokasi adalah bentuk keberpihakan pekerja
Pengembangan Masyarakat (PM) adalah
sosial terhadap kehidupan masyarakat yang
proses membantu orang-orang biasa agar dapat
diekspresikan melalui serangkaian tindakan
memperbaiki masyarakatnya melalui tindakan-
politis yang dilakukan secara terorganisir.
tindakan kolektif (Twelvetrees, 1992). Secara
Tujuan advokasi adalah untuk mencapai
akademis, PM dikenal sebagai salah satu metode
perubahan kebijakan tertentu yang bermanfaat.
pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk
Terdapat lima aspek penting yang dapat
memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
dilakukan dalam melakukan pendampingan
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada
mereka serta menekankan pada prinsip

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 109


Soetji Andari
partisipasi social (Suharto, 2010) Penerima yang terbagi berdasarkan keahlian, kepentingan,
Manfaat merupakan spesialisasi atau setting maupun konsep retoris dan ideologis dilibatkan
praktek pekerjaan sosial yang bersifat makro bersama dalam merancang sebuah program atau
(macro practice). perubahan sosial. Secara ringkas, proses PPM
sebagai berikut:
Pengembangan masyarakat secara umum
meliputi perencanaan, pengkoordinasian dan Gambar 3.
pengembangan berbagai aktivitas pembuatan Proses Pendampingan sosial Teknik PPM
program atau proyek kemasyarakatan. Sebagai (Programme Planning Model)
suatu kegiatan kolektif, PM melibatkan
beberapa aktor, seperti Pekerja Sosial, Fase 5:
masyarakat setempat, lembaga donor serta Evaluasi
Program
instansi terkait, yang saling berkerjasama mulai
dari perancangan, pelaksanaan, sampai evaluasi Fase 4:
Fase 1:
terhadap program atau proyek tersebut (Suharto, Pengemban
Eksplorasi
gan
Masalah
2014). Sesuai dengan prinsip pekerjaan sosial, Program
yakni “membantu orang agar mampu membantu
dirinya sendiri”, PM sangat memperhatikan
pentingnya partisipasi sosial dan pendekatan
Fase 3: Fase 2:
pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks ini, Pengemban Eksplorasi
dan bahkan dalam hampir semua praktik gan Pengetahua
Prioritas n
pekerjaan sosial, peranan seorang community
worker seringkali diwujudkan dalam
kapasitasnya sebagai pendamping, bukan 1. Fase 1: Eksplorasi Masalah
sebagai penyembuh atau pemecah masalah a. Pelibatan kelompok-kelompok klien atau
(problem solver) secara langsung. Dalam konsumen.
konteks PM, pendampingan sosial berpusat pada b. Pelibatan pendamping sebagai supervisor
tiga visi praktek pekerjaan sosial, yang dapat garis depan.
diringkas sebagai 3P, yaitu: pemungkin 2. Fase 2: Eksplorasi Pengetahuan
(enabling) pendukung (supporting), dan a. Pelibatan ilmuwan luar (bukan dari
pelindung (protecting). Merujuk pada Payne, masyarakat setempat)
prinsip utama pendampingan sosial adalah b. Pelibatan ahli organisasi dalam dan luar.
“making the best of the client’s resources” c. Pelibatan pendamping sebagi penghubung
(Payne, 1991). Dalam pendampingan sosial, antara pihak luar dan masyarakat
klien dan lingkungannya tidak dipandang setempat.
sebagai sistem yang pasif dan tidak memiliki 3. Fase 3: Pengembangan Prioritas
potensi apa-apa. a. Pelibatan para pengawas sumber.
b. Pelibatan administrator kunci.
Salah satu kerangka kerja pemberdayaan c. Pelibatan pendamping sebagai pemberi
masyarakat yang dapat diterapkan dalam proses masukan terhdap keputusan.
pendampingan sosial adalah Teknik PPM 4. Fase 4: Pengembangan Program
(Programme Planning Model) yang juga dikenal a. Pelibatan administrator-administrator lini.
dengan sebutan Proses Kelompok Nominal b. Pelibatan ahli teknis.
(PKN). Perencanaan sangat memperhatikan
proses dan situasi di mana berbagai kelompok

110 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
c. Pelibatan pendamping sebagai pemberi kemasyarakatan yang pernah diperoleh semasa
masukan. hidupnya. Dalam proses pemecahan masalah,
5. Fase 5: Evaluasi Program pendampingan sosial dapat dilakukan melalui
a. Pelibatan kelompok-kelompok klien atau serangkaian tahapan yang biasa dilakukan dalam
konsumen. praktik pekerjaan sosial pada umumnya, yaitu:
b. Pelibatan staf dan petugas administrasi. pemahaman kebutuhan, perencanaan dan
c. Pelibatan pendamping sebagai pemberi penyeleksian program, penerapan program,
masukan. (Suharto, 2007) evaluasi dan pengakhiran.
Kerangka ini dapat pula diterapkan secara Strategi Profesi Pekerja Sosial dalam
khusus dalam konteks Pengembangan Pendampingan Sosial
masyarakat. Pendampingan sosial berpijak pada
Peran pekerja sosial dalam melakukan
paradigma generalis (Dubois & Miley, 2005) pendampingan merupakan kegiatan untuk
memfokuskan pada konsultasi pemecahan melakukan pembinaan, pengajaran, pengarahan
masalah, manajemen sumber dan pendidikan. dalam kelompok agar memecahkan masalah.
Sementara itu, peranan pekerja sosial sebagai Semakin berkembangnya permasalahan sosial
pendamping akan dikontekstualkan sebagai seiring dengan perubahan sosial global tentu
fasilitator atau pemungkin, broker, mediator, akan semakin membutuhkan kehadiran pekerja
pembela, dan pelindung. sosial professional sebagai seorang pendamping.
Strategi dan peranan pekerja sosial sebagai Karena itu strategi pendekatan pekerjaan sosial
pendamping sosial dalam menjalankan fungsi, harus semakin sistemik, holistik, dan
peran dan strategi, dapat dilihat sebagai berikut: komprehensif. Strategi pekerja sosial dalam
Fungsi Konsultasi dalam pemecahan masalah melakukan pendampingan terhadap masyarakat
berperan sebagai fasilitator, pembela. Strategi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
pelindung melalui penelitian dan perencanaan. masyarakat melalui memotivasi masyarakat
Peranan pekerja sosial dalam penanganan terlibat dalam kegiatan kelompok. Pekerja sosial
masalah serta pendampingan sosial berfungsi mendampingi dalam meningkatkan kemampuan
sebagai konsultan dalam pemecahan masalah, yang dimiliki (potensi) dan sumber daya yang
tidak hanya dilakukan dengan profesi lain dimiliki masyarakat. Pekerja sosial berupaya
(dokter, guru), melainkan dengan sistem klien. untuk meningkatkan kesadaran melalui
Konsultasi dapat berupa pemberian dan sosialisasi dan pemberian keterampilan,
penerimaan saran, melainkan merupakan proses pendidikan dan latihan dengan cara partisipatif.
yang ditujukan untuk memperoleh pemahaman Pekerja sosial menciptakan suasana kondusif
yang lebih baik mengenai pilihan-pilihan dan agar mereka mampu meningkatkan
mengidentifikasi prosedur bagi tindakan yang keterampilan dan keahlian mereka sendiri. Peran
diperlukan. pekerja sosial sebagai pendamping dengan
memobilisasi sumber dan potensi kesejahteraan
Konsultasi yang dilakukan oleh pekerja
sosial, termasuk pendampingan berorganisasi
sosial sebagai bagian dari kerjasama yang saling
dengan melibatkan seluruh masyarakat. Pekerja
melengkapi antara sistem klien dan pekerja
sosial sebagai pendamping akan lebih dikenal
sosial dalam proses pemecahan masalah. Pekerja
jika sungguh-sungguh menguasai tiga kerangka
sosial membagi secara formal pengetahuan dan
dasar profesi tersebut yaitu kerangka keilmuan
keterampilan yang dimilikinya, sedangkan klien
(body of knowledge), kerangka nilai (body of
membagi pengalaman personal, organisasi atau
value), dan kerangka praktek (body of skill)

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 111


Soetji Andari
(Trevithick, 2008). Pendamping sosial yang UCAPAN TERIMA KASIH
dilakukan oleh pekerja sosial dilakukan dengan Ucapan terimakasih kepada Ibu Elly Kumari
pendekatan metoda pekerjaan sosial yang paling Tjahya Putri, dari lembaga Perlindungan Anak
tepat yaitu metoda pengembangan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah
(community development), metoda bekerja memberikan masukan mengenai peran
dengan perorangan (case work) dan metoda pendamping bagi profesi pekerja sosial,
kebijakan sosial (social policy). Pendampingan sehingga naskah ini dapat diselesaikan.
masyarakat yang dilakukan pekerja sosial dapat
dilaksanakan berskala lokal baik oleh
DAFTAR PUSTAKA
pemerintah maupun oleh lembaga swadaya
masyarakat. Strategi pendampingan pekerja Barker, R. L. (2017). The social work
sosial melalui strategi pendekatan masyarakat dictionary 6th edition. In Social Work
untuk meningkatkan standar hidup berskala Research.
lokal. Strategi pendampingan untuk menggali https://doi.org/10.1093/swr/svx002
kesadaran masyarakat melakukan aksi sosial, Boehm, W. W. (1958). The nature of social
mengelola lingkungan; serta meningkatkan work. Social Work (United States).
motivasi masyarakat untuk mencari solusi https://doi.org/10.1093/sw/3.2.10
terhadap pemenuhan kebutuhan sosial. Profesi Dubois, B. L., & Miley, K. K. (2005). Social
pekerja sosial mengarah kepada profesionalisme Work :An Empowering Profession. Social
menjadi tuntutan dan sebagai pendamping harus Work: An Empowering Profession (Th
memiliki kompetensi yang tersertifikasi oleh Edition.
lembaga profesi pekerja sosial yang telah
Fahrudin, A. (2012). Pengantar Kesejahteraan
dibentuk pemerintah.
Sosial. PT Refika Aditama.
Friedlander, W. . (1961). Introduction to Sosial
PENUTUP
Welfare,. Prentice-Hall, Inc., Englewood
Peran pekerja sosial dalam melakukan Cliffs,.
pendampingan mengarahkan pembangunan Greene, R. R. (2017). Human behavior theory
kesejahteraan sosial, dalam bentuk and social work practice. In Human
pemberdayaan masyarakat. Strategi Behavior Theory and Social Work
pendampingan pekerja sosial melalui strategi Practice.
pendekatan masyarakat untuk meningkatkan https://doi.org/10.4324/9781351327404
standar hidup berskala lokal. Strategi
Ife, J., & Tesoriero, F. (2008). Community
pendampingan untuk menggali kesadaran
Development: Alternatif Pengembangan
masyarakat melakukan aksi sosial, mengelola
Masyarakat di Era Globalisasi. In Journal
lingkungan; serta meningkatkan motivasi
of Chemical Information and Modeling.
masyarakat untuk mencari solusi terhadap
pemenuhan kebutuhan sosial. Profesi pekerja Kelan, E. K. (2008). Emotions in a rational
sosial mengarah kepada profesionalisme profession: The gendering of skills in ICT
menjadi tuntutan dan sebagai pendamping harus work. Gender, Work and Organization.
memiliki kompetensi yang tersertifikasi oleh https://doi.org/10.1111/j.1468-
lembaga profesi pekerja sosial yang telah 0432.2007.00355.x
dibentuk pemerintah. Maluccio N., A., & Libassi F., M. (1984).
Competence clarification in social work

112 Sosio Informa Vol. 6 No. 02, Mei – Agustus, Tahun 2020. Kesejahteraan Sosial
practice. Social Thought. practice. British Journal of Social Work.
Midgley, J. (2017). Social Development: https://doi.org/10.1093/bjsw/bcm026
Theory and Practice. In Social Twelvetrees, J. (1992). Book Reviews : Sandra
Development: Theory and Practice. Butler and Claire Wintram (1991)
https://doi.org/10.4135/9781446294987 Feminist Group Work. London: Sage.
Midgley, J., & Conley, A. (2010). Social Work 200 pp. £10.95 paperback, £30.00
and Social Development: Theories and hardback. International Social Work.
Skills for Developmental Social Work. In https://doi.org/10.1177/00208728920350
Social Work and Social Development: 0312
Theories and Skills for Developmental Zastrow, C. H. (1978). Introduction to social
Social Work. welfare institutions: Social problems,
https://doi.org/10.1093/acprof:oso/97801 services, and current issues. Social Work
99732326.001.0001 (United States).
Minahan, A., & Pincus, A. (1977). Conceptual https://doi.org/10.1093/sw/23.3.258-a
framework for social work practice.
Social Work (United States).
https://doi.org/10.1093/sw/22.5.347
Parsons, Ruth J., J. D. J. dan S. H. H. (1994).
The Integration of Sosial Work Practice, :
Brooks/ColePayne, Malcolm (1986),
Sosial care in The Community, London:
MacMillan.
Payne, M. (1991). Modern Social Work
Theory. In Modern Social Work Theory.
https://doi.org/10.1007/978-1-349-21161-
6
Reamer, F. G. (2012). Social Work. In
Encyclopedia of Applied Ethics.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
373932-2.00415-4
Siporin, M. (1993). The social worker’s style.
Clinical Social Work Journal.
https://doi.org/10.1007/BF00756370
Suharto, E. (2010). Pengembangan Masyarakat
dari pembangunan Sampai
Pemberdayaan. In refika editama.
Suharto, E. (2014). Konsep pemberdayaan,
partisipasi dan kelembagaan dalam
pembangunn. Pusat Pengembangan
Masyarakat Agrikarya.
Trevithick, P. (2008). Revisiting the knowledge
base of social work: A framework for

Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial, 113


Soetji Andari

Anda mungkin juga menyukai