Paper Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kompetensi Multibudaya dalam Pekerja
Sosial
Dosen Pengampu :
1. Drs. Bambang Indrakentjana, M.Pd, Ph.D
2. Ade Subarkah, MPS.Sp
Kelompok 6
Disusun Oleh:
Pentingnya Advokasi
Kelompok Marxis menawarkan perspektif pekerja sosial dengan kon sentrasi pada
perubahan sosial. Pada akhirnya, formulasi teori yang tergolong "canggih" tersebut lebih banyak
berhubungan dengan sekelompok kecil masyarakat atau individual dan keluarga daripada aksi
politik yang sedemikian luas. Sungguhpun demikian, kelompok ini telah berusaha dalam upaya
memberikan petunjuk guna mem berikan kontribusi terhadap konflik objek sosial dalam perubahan
sosial. Mereka berupaya meningkatkan aspek positif dalam diri manusia agar dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
Pekerja sosial radikal telah memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam pekerjaan sosial,
khususnya di Eropa. Mereka juga berhasil me mastikan bahwa pekerja sosial telah menyadari
fungsi-fungsi kontrol sosial berkaitan dengan pekerjaan. Mereka menyadari adanya potensi konflik
antara perawatan yang diberikan oleh mereka dan aturan-aturan dari fungsi-fungsi kontrol official.
Berdasarkan potensi itu, timbullah kesadaran yang sangat besar bahwa teori pekerja sosial harus
mampu beradaptasi secara baik dan elegan dengan keadaan sosial yang ada. Karena itu, model-
model pembangunan praksis didesain sedemikian rupa untuk dapat digunakan dalam pekerjaan
sosial. Dalam kaitan Pedas de Adekasi ini, konsep yang paling penting untuk meningkatkan peran
mereka adalah pemberdayaan.
Solomon (1996) memberikan analisis yang sangat lengkap mengenai perspektif tersebut.
Sebaliknya, Furlong (1987) melihat pemberdayaan sebagai tujuan penting dalam case work karena
menghindari terjadiny polarisasi dalam aksi sosial dan perspektif individu yang meletakkan individu
dan keluarga dalam konteks objek sosial. Russel-Erlich dan Revera (1996) berpendapat bahwa
pemberdayaan dalam yang tertekan ditujukan untuk mengatasi kecenderungan tekanan kehidupan
ekonomi dan politik. Bagi Rojek (1986), sungguhpun pem berdayaan berhubungan sangat dekat dan
bersifat perspektif dengan teori yang dikemukakan kelompok Marxis, advokasi dan strategi
pemberdayaan merupakan objek yang sangat berbeda. Keduanya ber asumsi bahwa pemberdayaan
merupakan sesuatu yang mungkin saja bisa mengubah keadaan klien. masyarakat
Pendekatan radikal adalah sesuatu yang bersifat materialis, dan mengklaim bahwa sistem
sosial membutuhkan perubahan yang sangat luas sebelum strategi pemberdayaan digunakan. Pekerja
sosial radikal melihat bahwa pemberdayaan lebih banyak menciptakan kontradiksi dalam
masyarakat daripada keadaan rasional masyarakat secara langsung. Adapun advokasi adalah praktek
kerja sosial untuk meningkatkan klien dalam rangka menghadapkan diri mereka dengan kehidupan
sosial masyarakat. Case advocacy dilakukan oleh para profe sional untuk meningkatkan klien agar
dapat memperoleh keuntungan, dan meningkatkan perubahan sosial untuk kepentingan kelompok
sosial.
Hikmat, Harry. (2006). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press: Bandung
NASW. (2015). Standards and Indicators for Cultural Competence in Social Work Practice.
Washington, DC: National Association of Social Workers