Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI KESEJAHTERAAN SOSIAL DASAR

tentang

PEMBERDAYAAN DAN ADVOKASI

Disusun Oleh ;

Rosalia : 220405019

Muhammad Raihansyah : 220405013

Dosen Pengajar ;

Nurul Husna, S.Sos.I., M.Si.

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUKASI UNIVERSITAS ISLAM


NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2


A. Teori Pemberdayaan dan Advokasi .......................................................................... 2
B. Poin-poin Utama Pemberdayaan dan Advokasi ........................................................ 3
C. Keterkaitan poin – poin utama terhadap pekerjaan sosial ......................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................. 10


A. Kesimpulan ...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Pemberdayaan dan
Advokasi". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka kami mengucapkan terima kasih kepada.
Ibu Nurul Husna, S.Sos.I., M.Si. selaku guru pengajar kami, yang memberikan
dorongan dan masukan kepada kami. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini.

Banda Aceh, Maret, 2022

Kelompok 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Terdapat banyak profesi yang memberikan pelayanan bantuan kepada manusia
yang masing-masing menggarap satu aspek khusus dari manusia itu sendiri.
Aspek kehidupan manusia yang menjadi bidang garapan pekerjaan sosial adalah aspek
kehidupan sosialnya. Pekerjaan sosial adalah profesi pemberian bantuan kemanusiaan
yang bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar
mampu menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan peranannya. Dengan kata lain, nilai,
pengetahuan dan keterampilan profesional yang digunakan Pekerjaan Sosial pada
dasarnya adalah untuk meningkatkan keberfungsian sosial (sosial functioning). 1
Sederhana, ketidakberfungsian sosial berarti ketidakmampuan melaksanakan peran
sosial seperti diamanahkan oleh nilai-nilai masyarakat. Peranan merupakan seperangkat
harapan tentang tindakan yang seharusnya dilakukan sesorang, kelompok, atau
masyarakat pada posisi (status) tertentu. Dengan demikian, keberfungsian sosial dapat
didefenisikan sebagai kemampuan seseorang dalam melaksanakan fungsi sosialnya atau
kapasitas seseorang dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan status
sosialnya.
berdasarkan deskripsi diatas, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab seorang
pekerjaan sosial tentunya dibutuhkan teori yang tepat untuk menunjang setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pekerjaan sosial terhadap kliennya. Oleh sebab itu dalam makalah
ini, kami akan menjelaskan teori “Pemberdayaan dan Advokasi” yang merupakan teori
yang tepat digunakan dalam praktik pekerjaan sosial guna memberikan pelayanan kepada
kliennya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Teori Pemberdayaan dan Advokasi?

2. Apa saja Poin-poin Utama Pemberdayaan dan Advokasi?

3. Apa Keterkaitan poin – poin utama terhadap pekerjaan sosial?

1
https://nurulilmihidayati.blogspot.com/2016/11/teori-praktek-peksos-pemberdayaan-dan.html

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Pemberdayaan dan Advokasi

Berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dari kelompok yang dapat diidentifikasi


dengan jelas dalam masyarakat (etnis minoritas tertentu dan kelompok-kelompok yang
menderita karena berbagai macam bentuk simbol sosial yang mengakibatkan
ketidakmampuan) yang dirampas dengan cara tersebut yang telah berlangsung melalui
praktek model-model pembangunan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Hal ini pekerja sosial dalam melakukan proses pertolongan yang menitikberatkan pada
peran advokasi dan juga upaya pemberdayaan.

advokasi adalah aktivitas menolong klien atau sekelompok klien untuk mencapai
layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu lembaga atau suatu sistem layanan, dan
membantu memperluas pelayanan agar mencakup lebih banyak orang yang
membutuhkan. (Zastrow, 1982).

Advokasi adalah suatu aktivitas yang menunjukan keunggulan pekerja sosial


berbanding profesi lain. Selain itu banyak definisi yang diberikan mengenai advokasi.
Beberapa diantaranya mendefinisikan advokasi adalah suatu tindakan yang ditujukan
untuk mengubah kebijakan kedudukan atas program dari suatu institusi. (Kaminski dan
Walmsley, 1995).

Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, komunikasi


diarahkan agar menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya. (Rappaport, 1984).

Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh ketrampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya. (Parsons, et.al, 1994).

2
Pemberdayaan dan advokasi membuat para pekerja sosial mampu mengkonstruksi
berbagai bantuan dan kerjasama yang memberikan orang-orang kesempatan untuk
mencapai sebuah pemahaman lebih tinggi mengenai, serta sebuah perubahan dalam,
hidup mereka. Pemberdayaan berupaya menolong para klien memperolehkan kekuasaan
untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan atas kehidupan mereka sendiri
dengan mengurangi efek dari hambatan-hambatan sosial atau personal agar dapat
menggunakan kekuasaan yang mereka miliki, meningkatkan kapasitas dan kepercayaan
diri mereka untuk menggunakan kekuasaan, dan mentransfer kekuasaanya kepada orang-
orang yang lemah. Advokasi berupaya mewakili kepentingan klien yang tidak berdaya
kepada individu-individu dan struktur-struktur sosial yang berkuasa

B. Poin-poin Utama Pemberdayaan dan Advokasi

1. Pemberdayaan dan advokasi merupakan praktik – praktik sosial demokratik yang


memampukan manusia mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan-tujuan
hidup mereka, untuk memperoleh akses pada pelayanan dan untuk memperbaiki
pelayanan, yang berkontribusi pada praktik yang berfokus pada ketidakadilan sosial.

Seorang pekerja sosial adalah figur pemegang nilai budaya. Seorang pekerja sosial
adalah change agent yang mempunyai fungsi ganda yaitu pendorong penerimaan inovasi
atau pembaharuan, dalam konteks penyesuaian diri orang atau masyarakat terhadap
perkembangan zaman dan mencegah inovasi atau praktik – praktik tertentu yang
melanggar dan merusak tata nilai budaya dan agama. Berbicara mengenai nilai, maka
nilai dasar pekerja sosial berdasarkan pada nilai – nilai pada masyarakat demokratis,
seperti di kemukakan oleh Helen Northen, mengandung makna bahwa :
1) Setiap orang bebas untuk mengungkapkan dirinya sendiri.
2) Setiap orang bebas untuk menjaga kerahasiaan dirinya.
3) Setiap orang bebas untuk berpatisipasi di dalam pembuatan keputusan yang
menyangkut kepentingan pribadinya.
4) Setiap orang berkewajiban untuk mengarahkan kehidupan pribadinnya secara
bertanggung jawab agar dapat bertindak secara konstruktif dalam kehidupan
berggunakan teori pembemasyarakat.

3
5) Setiap individu atau kelompok mempunyai tanggung jawab sosial untuk
meningkatkan kehidupan masyarakat (Helen Northen dalam buku dasar – dasar
pekerjaan sosial, 2010)
Dapat dilihat dari pernyataan diatas, bahwa telah terbukti pekerja sosial harus
menggunakan teori pemberdayaan dan advokasi untuk memenuhi kebutuhan klien
sesuai dengan kebebasan sosial yang pada dasarnya memang menjadi hak klien dalam
menentukan keberlangsungan hidupnya. Melalui pemberdayaan, klien dapat dengan
bebas memilih tindakan apa yang harus ia lakukan untuk menghadapi permasalahan
mereka hingga tercapainya tujuan hidup mereka. Sedangkan advokasi akan digunakan
untuk memberikan pelayanan pada klien agar tercapainya tujuan hidup mereka tanpa
adanya hambatan dari ketidakadilan – ketidakadilan sosial yang mereka hadapi.

2. Praktik ini juga digunakan oleh teori-teori kritis, feminisme dan anti—diskriminasi.

Selain pekerja sosial, pemberdayaan dan advokasi juga telah digunakan dalam
beberapa teori, yaitu teori-teori kritis, teori feminisme, dan teori anti-diskriminasi.
Dalam teori kritis dijelaskan bahwa sebuah aliran yang menekankan penilain efektif
dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu
sosial dan humaniore. teori ini berpendapat, permasalahan sosial muncul karena
struktur masyarakat dan asumsi budaya yang diciptakan oleh kelompok dominan yang
menindas kelompok yang lebih rendah. Oleh sebab itu pemberdayaan dilakukan untuk
mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang tertindas. Sedangkan advokasi
dilakukan agar mereka terbebas dari tekanan.

3. Advokasi berasal dari keahlian-keahlian hukum dan merupakan sebuah peran


bagi banyak profesi perawatan.
Istilah advokasi sangat melekat dengan keahlian hukum yang berasal dari bahasa
Belanda, Advokasi yaitu Advocaat atau Advocatte yang berarti pengacara atau
pembelaan. Advokasi berasal dari keahlian-keahlian hukum seperti pengacara, polisi,
hakim, dan kejaksaan. Advokasi itu memang relatif luas pengertiannya, bisa diartikan
hukum atau non hukum. Proses advokasi yang dilakukan membutuhkan
pengorganisasian yang cukup matang agar pemberdayaan kelompok masyarakat diajak
melakukan advokasi. Advokasi juga merupakan sebuah peran bagi banyak profesi
perawatan, artinya peran dokter dan perawat sebagai advokat pasien untuk dapat

4
mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki. Jadi
advokasi bukan hanya digunakan dalam ranah hukum saja tetapi juga non hukum seperti
profesi keperawatan.
4. Advokasi mewakili orang-orang dalam dua cara berbeda: berbicara untuk
mereka, serta menafsirkan dan menyajikan mereka kepada orang-orang yang
memiliki kekuatan.
Dalam poin ini dapat dilihat bahwa seseorang yang melakukan advokasi dapat
dilakukan untuk membela klienya atau orang yang memiliki masalah agar dapat
memperoleh keadilan. Selanjutnya seseorang yang sedang melakukan advokasi akan
mendeskripsikan dan menjelaskan permasalahan yang dialami kliennya kepada orang-
orang yang berkompeten dalam bidang kebutuhan dari klienya.

5. Advokasi cause, atau kebijakan, mempromosikan perubahan sosial yang


menguntungkan kelompok-kelompok dan kepentingannya, sedangkan
advokasi kasus berupaya menegakan hak-hak kesejahteraan individu dan
keluarga.
Advokasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu advokasi cause dan advokasi kasus,
dalam hal ini advokasi cause digunakan untuk memperbaharui, mempengaruhi, hingga
membuat kebijakan baru. Kebijakan tersebut diharapakan dapat memberikan keadilan
bagi beberapa kelompok masyarakat yang membutuhkanya, sehingga kebijakan tersebut
dapat memfasilitasi dan mendukung kehidupan mereka. Sedangkan advokasi kasus
dilakukan untuk melakukan pembelaan terhadap orang – orang yang sedang mengalami
masalah dalam dunia hukum maupun non hukum. Advokasi ini bertujuan agar orang –
orang tersebut memperoleh hak mereka untuk mencapai kesejahteraanya baik sebagai
individu maupu kolektivitas.

6. Advokasi atas nama penyandang disabilitas, terutama yang mengalami


gangguan belajar dan disabilitas fisik serta gangguan mental, merupakan
sebuah dorongan bagi gerakan advokasi.
Advokasi ini dikhususkan pada orang – orang yang menyandang disabilitas. Praktik
advokasi, sangat dibutukan untuk membantu setiap orang yang mengalami disabilitas
dari ketidakadilan sosial. Para penyandang disabilitas harus mendapatkan dukungan dan
bantuan untuk mendorong dan mewujudkan taraf hidup yang lebih baik bagi mereka.
Bagi penyandang disabilitas fisik dan mental serta yang mengalami gangguan belajar,

5
tentunya mereka membutuhkan fasilitas dan dukungan untuk memperoleh kehidupan
yang diinginkan. Akan tetapi fasilitas dan dukungan tersebut sangat sulit didapatkan
oleh mereka, sehingga mereka butuh gerakan praktik advokasi agar mereka dapat
menerima apa yang seharusnya mereka terima.

7. Advokasi dan pemberdayaan berhubungan dengan mekanisme bantu diri,


bantuan individu-individu dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan yang mempengaruhi mereka.
Advokasi dan pemberdayaan dalam membantu individu untuk memberdayakan
dirinya bukan hanya dalam hal ekonomi saja tetapi juga sangat diperlukan dalam hal
meningkatkan harga diri, harkat dan martabat seseorang dengan cara membantu
memperbaiki diri memberikan pemberdayaan keterampilan untuk mencapai taraf hidup
yang lebih baik, memberikan pengetahuan dan nilai-nilai masyarakat. Bantuan individu
dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan tepat yang mempengaruhi
mereka, membantu individu agar dapat berpartisipasi dalam masyarakat dalam
pengambilan keputusan untuk mencapai kepentingan bersama.

8. Pemberdayaan bertujuan mencapai tujuan-tujuan yang terkait dengan keadilan


sosial dalam pekerjaan sosial, baik pada saat hal ini di praktikan maupun
dalam tujuan-tujuannya; hal ini semakin diimplementasikan melalui praktik
advokasi.
Keadilan sosial dalam hal ini merupakan keadilan ialah milik setiap individu yang
ada di masyarakat. Keadilan yang menyeluruh yang berlaku untuk seluruh masyarakat
sehingga tidak adanya diskriminasi dan atau merugikan satu diantara banyak pihak yang
terlibat serta tidak melibatkan status sosial, agama, ras, adat, warna kulit dan yang
lainnya. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan praktik pemberdayaan agar
setiap individu dalam masyarakat dapat berfungsi sosialnya sehingga tidak ada orang-
orang yang merasa memiliki hambatan. Untuk mewujudkan hal ini akan semakin lebih
baik apabila didukung oleh advokasi.

9. Normalisasi dan meningkatkan semangat juang peran sosial, yang berasal dari
dan berhubungan dengan gerakan-gerakan advokasi untuk orang-orang yang
mengalami gangguan belajar, mencari lingkungan positif agar orang bisa
hidup di pemukiman yang baik.

6
Normalisasi merupakan proses untuk mengorganisasikan file untuk
menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang. Peran sosial ialah pelaksanaan hak
dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya yang mana peran sosial bersifat
dinamis. Dalam hal ini gerakan advokasi dilakukan untuk mengkondisikan dan
meningkatkan kemampuan individu maupun kelompok dalam partisipasi sosial yang
akan mempengaruhi kehidupan mereka. Advokasi ini dapat dilakukan untuk
memberikan dukungan dan fasilitas terhadap masyarakat yang membutuhkanya akan
tetapi tetap memfokuskan pada penciptaan kondisi yang positif dan meningkatkan
keterlibatan mereka sesuai dengan status sosial mereka.

10. Teori pemberdayaan berhubungan erat dengan sejarah perjuangan kesetaraan


oleh kaum kulit hitam di Amerika.
Teori pemberdayaan muncul karena salah satu bentuk pembelaan dan
perjuangan dalam rangka mewujudkan suatu kesetaraan kaum berkulit hitam di amerika.
Selain pemberdayaan, Di amerika didukung juga oleh advokasi yang berfokus pada hal
yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan anti diskriminasi. Pemberdayaan yang
dilakukan terhadap kaum ini untuk membuktikan bahwa mereka juga mampu dan bisa
bersaing dengan kaum kulit putih di amerika.

11. Kekuasaan tidak bisa diberikan kepada orang ; para praktisi harus membantu
mereka mendapatkannya demi mereka sendiri. Ada bukti bahwa perkerjaan
pemberdayaan kelompok orang-orang dari kaum yang terampas bisa
meningkatkan partisipasi warga negara selanjutnya.
Kaum yang terdiskriminasi tidak mempunyai kekuatan untuk memperoleh hak-
haknya yang dirampas. Oleh sebab itu mereka sangat membutuhkan para praktisi untuk
mendukung serta membantu mereka untuk diri mereka sendiri. Pemberdayaan yang
telah dilakukan, ternyata membuahkan hasil yang sangat baik. Sehingga orang – orang
yang merasa haknya terampas dapat memperoleh kembali apa yang seharusnya mereka
miliki. Hal tersebut menyebabkan warga negara selanjutnya berpartisipasi aktif.
Dampak dari kepedulian akan diskriminasi akan meningkatkan rasa partisipasi dan
keikutsertaan dari warga negara berikutnya dan akan terus berkembang ke arah yang
lebih baik dan positif untuk kehidupan selanjutnya. 2

2
Mahasiswi Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Angkatan 2015. Buginese

7
C. Keterkaitan poin – poin utama terhadap pekerjaan sosial

 Pemberdayaan dan Advokasi dalam Pekerjaan Sosial


Tugas pekerja sosial dalam pemberdayaan dan advokasi ditujukan untuk
perubahan sosial, kemajuan sosial serta perlindungan untuk mencapai hak – hak
kesejahteraan. Dalam hal ini pekerja sosial berupaya untuk meningkatkan keberfungsian
sosial seorang klien dan mengembangkan aktualisasi dirinya dengan menggunakan
metode pemberdayaan. Selain itu, advokasi yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial
bertujuan untuk memberikan informasi kepada sebuah lembaga untuk mencari
perubahan dan atau membuat kebijakan serta sistem-sistem kesejahteraan sosial yang
belum mencapai hak-hak kesejahteraan seorang klien. Selain itu, advokasi juga
dilakukan oleh pekerja sosial untuk melakukan pembelaan terhadap kliennya yang
sedang meiliki permasalahan hukum maupun non hukum untuk memperoleh keadilan.

 Advokasi untuk kebijakan dan hak-hak kesejahteraan


Dalam hal ini pekerja sosial melakukan advokasi tidak hanya terfokus pada klien
yang hanya memiliki masalah saja, akan tetapi juga mempengaruhi, merubah atau
bahkan membuat kebijakan baru untuk kepentingan beberapa kelompok atau
kepentingan kelompok. Sehingga hal tersebut dapat memberikan dukungan terhadap
mereka. Tindakan dalam advokasi yang dilakukan oleh pekerja sosial, dapat diambil
peran secara penuh maupun peran yang tidak penuh. Dalam hal ini peran yang tidak
penuh bertujuan untuk menginterpresetasikan manusia yang tidak berdaya. Selain itu
juga bertujuan untuk melengkapi pengaplikasian sebuah pelayanan dalam sebuah
lembaga sosial, serta bisa juga sebagai pengambilan tindakan dalam proses pengajuan
keberatan atau sebagai cara untuk, penekanan kasus di dalam lembaga.

 Advokasi sebagai pemberdayaan


Seorang pekerja sosial berbicara untuk kepentingan klien dan juga untuk
menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi klien untuk dibicarakan kepada
lembaga yang berwenang. Karena advokasi mengembangkan hubungan dengan klien
yang berpotensi terisolasi dengan sumber-sumbernya atau kebutuhanya. Dalam hal ini
pemberdayaan bukanlah hanya seputar argumentasi untuk pelayanan – pelayanan
tertentu saja. Melaikan pelayanan – pelayanan yang merupakan suatu kegiatan
kelompok orang-orang dapat bertemu untuk mendiskusikan situasi mereka dan

8
menggunakan hal ini untuk menyampaikan permasalahan serta harapan yang
diinginkan.

 Advokasi dan pemberdayaan sebagai bantu diri dan partisipasi dalam praktik
pekerja sosial
Untuk tercapainya advokasi dan pemberdayaan pekeja sosial menggunakan diri
klien itu sendiri untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi masalahnya.
Selain itu hal ini juga bertujuan untuk memberikan ruang kepada klien atas
ketidaksesuain pelayanan yang ada. Disamping itu partisipasi dari kilen sangatlah
penting karena orang-orang ingin dan memiliki hak untuk pengambilan keputusan dan
tindakan-tindakan yang berhubungan dengan diri mereka. Keterlibatan mereka
mencerminkan nilai dasar demokratis dari pekerjaan sosial. 3

3
Mahasiswi Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Angkatan 2015. Buginese

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pemberdayaan dan advokasi merupakan salah satu kegiatan yang digunakan oleh
pekerja sosial untuk pemecahan masalah baik dalam tingkat makro, mezo maupun
mikro. Dalam teori pemberdayaan bisa dipahami bahwa teori pemberdayaan ini
merupakan teori dalam penyelesaian masalah yang berbasis pada potensi yang ada dan
ditemukan, baik dari diri klien maupun lingkungannya sehingga individu atau kelompok
yang bermasalah dapat kembali berfungsi sosial. Sedangkan advokasi sendiri
merupakan bentuk usaha pembelaan atas hak-hak individu atau kelompok tidak berdaya
karena lingkungan, sistem, dan atau kebijakan bersifat menindas atau tidak memenuhi
hak-hak mereka. Advokasi dan pemberdayaan bisa dilakukan secara bersamaan karena
advokasi dan pemberdayaan saling mempengaruhi dan melengkapi satu sama lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Payne, Malcolm. 1991. Modern Social Work Theory. Edisi keempat. Basingstoke: Palgrave
Macmillan.
Wibhawa, Budhi, dkk. 2010. Dasar-dasar Pekerjaan Sosial Pengantar Profesi Pekerjaan
Sosial.
Widya Padjajaran: Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai