MASYARAKAT
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan Metode Pemberdayaan Masyarakat
oleh dosen pengampu Dr. Sutarjo, M. M. Pd.
disusun oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, serta hidayahnya
kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah tentang “Strategi Perubahan Masyarakat
Dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat”. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Strategi dan Metode Pemberdayaan Masyarakat yang di bimbing oleh Bapak
Dr. Sutarjo, M. M. Pd.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun demikian, kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menginspirasi untuk mahasiswa dan mahasiswi, khususnya untuk kami sendiri sebagai penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………..…………………………………………………….ii
DAFTAR ISI.…………….……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................1
.............................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................................1
.............................................................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................................1
BAB II Pembahasan
2.1 Sasaran Pemberdayaan Masyarakat....................................................................................2
2.2 Strategi Dasar Perubahan Sosial..........................................................................................4
2.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Proses Perubahan.........................................................6
2.4 Pendidikan Alternatif Sebagai Strategi Pemberdayaan…………………………………...7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................................................................8
3.2 Kritik dan Saran...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….9
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi secara tiba-tiba, terlebih lagi ketika
perubahan sosial tersebut melibatkan individu atau kelompok sosial sebagai target perubahan.
Munculnya gagasan-gagasan baru, teman baru, serta munculnya kebijakan baru, tidak dapat
diterima begitu saja oleh individu atau kelompok sosial tertentu. Sejarah telah menunjukkan
bahwa proses perubahan pola pikir yang dominan, sangat sulit diubah. Cerita sejarah tersebut
seolah menunjukan bahwa “membelokkan” sebuah pendapat yang telah diyakini secara turun-
temurun tidaklah mudah, meskipun pandangan tersebut adalah salah. Tidaklah mudah
menyebarkan sebuah kebenaran kepada individu atau kelompok sosial tertentu, meskipun
“kebenaran” tersebut membawa manfaat yang sangat besar bagi penerimanya. Setiap upaya
untuk mengubah masyarakat tersebut memerlukan strategi yang sesuai.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila individu digunakan sebagai target perubahan, terdapat beberapa strategi yang
digunakan :
Strategi psikoanalisis
Strategi ini berasumsi bahwa manusia pada hakekatnya mempunyai sifat seperti seperti yang
dilukiskan Freud, yaitu menpunyai id, ego, dan super ego. Id adalah satu-satunya komponen
kepribadian yang hadir sejak lahir. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab
2
untuk menangani realitas. Super ego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar
internalisasi moral dan cita-cita yang diperoleh dari masyarakat.
Strategi psikologi sosial
Strategi ini berasumsi bahwa sifat manusia adalah fungsi dari lingkungan sosialnya itu sendiri.
Maksudnya adalah individu merupakan representasi dari kondisi lingkungannya, sehingga ketika
akan melakukan perubahan pada suatu kelompok atau masyarakat, seorang individu dapat
diposisikan sebagai semacam sampel, atau individu dianggap memiliki karakter yang sama
dengan karakter kelompoknya.
Strategi modifikasi individu
Yang berasumsi bahwa manusia bertindak atas dasar ganjaran dan hukuman. Strategi ini akan
lebih efektif digunakan untuk mengubah perilaku individual.
Strategi pendidikan
Yang didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki sifat yang rasional dan akan bertindak
secara logis atau sekurang-kurangnya berdasarkan kepentingan dirinya sendiri atas dasar
pengetahuan yang pernah diperolehnya selama berinteraksi dengan individu lain.
Strategi dinamika kelompok
Yang didasari ide bahwa norma yang mempengaruhi perilaku (individu) akan tercipta dalam
interaksi kelompok.
Selain individu sebagai target perubahan, individu juga dapat diposisikan sebagai agen
perubahan sosial ( agent of change). Individu yang diposisikan sebagai agen perubahan ini dapat
digolongkan menjadi 3 :
Pertama, tipe atau karakter individu secara umum dalam kehidupan yang normal atau kegiatan
sehari-hari (kegiatan bekerja, istrahat, tidur, berbicara, menulis, tertawa, dll.)
Kedua, tipe manusia yang memiliki kualitas tertentu dalam masyarakat (kelebihan dalam hal
pengetahuan, keterampilan, bakat, kekuatan fisik, dan karisma)
Ketiga, tipe manusia yang mampu menduduki posisi tertentu dalam masyarakat (para penguasa,
pejabat, serta manajer)
Strategi perubahan yang melibatkan individu sebagai agen perubahan harus memilih
individu yang benar-benar memiliki pengaruh didalam kelompok tersebut. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah individu yang menduduki posisi sebagai pemimpin formal belum tentu
merupakan individu yang mampu memengaruhi anggotanya. Orang berpengaruh dalam kondisi
3
tertentu, tidak selalu diposisikan sebagai pemimpin. Hal ini mungkin disebabkan, misalkan,
kualifikasi pendidikan individu tersebut tidak memenuhi syarat untuk menduduki jabatan sebagai
pemimpin formal, sehingga anggota masyarakat mengangkat seorang individu sebagai pemimpin
secara formal atau secara simbolik, yang memenuhi kriteria formal.
4
Strategi fasilitatif
Agen perubahan sosial dalam strategi ini bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan
berbagai sumber daya, informasi dan sebagai saran konsultasi. Strategi ini lebih sesuai
diterapkan pada kelompok yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu : menganggap bahwa
suatu masalah yang dihadapinya membutuhkan suatu perubahan; terbuka untuk menerima
bantuan dari pihak luar; serta mengharapkan terlibat dalam mengubah dirinya.
Strategi redukatif
Strategi ini digunakan apabila diketahui adanya hambatan-hambatan sosial budaya dalam
upaya penerimaan suatu inovasi, terutama berkaitan dengan kelemahan pengetahuan atau
pendidikan dan keterampilan dalam memanfaatkan suatu inovasi.
Strategi persuasif
Strategi ini merupakan upaya melakukan perubahan masyarakat dengan cara membujuk
masyarakat tersebut untuk melakukan perubahan.
Strategi ini menekankan kemampuan pada agen perubahan dalam dua hal, yaitu: menyusun dan
menyeleksi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat dan berupa untuk
mencarikan jalan keluarnya; dan menggunakan bujukan melalui keterlibatan perasaan dan
antisipasi terhadap faktor nonrasional, yaitu mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal.
Strategi kekuasaan
Strategi kekuasaan merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan perubahan dengan
cara paksaan, menggunakan kekerasan atau ancaman. Strategi ini sering kali mendapat
pandangan negatif atau tidak mengenakkan, karena kelompok sasran berada pada bayang-bayang
ketakutan atau kecemasan akan terjadinya perubahan. Strategi ini diperlukan mengingat
kekerasan mempunyai hubungan yang signifikan dengan perubahan sosial.
Strategi kekerasan versus non kekerasan
Penggunaan kekerasan memang efektif dan tampaknya diperlukan dalam beberapa situasi.
Namun strategi kekerasan harus diposisikan sebagai strategi alternatif terakhir ketika strategi lain
tidak mampu memengaruhi perubahan tertentu. Menurut pandangan Mao, jenis perubahan
tertentu memerlukan kekerasan, sedangkan perubahan yang lain perlu dilakukan secara non
kekerasan. Strategi non kekerasan dapat dicapai melalui musyawarah metode demokrasi, kritik,
persuasi (bujukan) serta pendidikan.
5
2.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Proses Perubahan
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata
“power” (kekuasaan atau keberdayaan). Untuk iu, ide utama mengenai pemberdayaan ini
bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Konsep kekuasaan ini juga sering dikaitkan
dengan kemampuan individu untuk membuat orang lain melakukan apa yang diinginkannya,
terlepas dari minat dan keinginan mereka. Istilah pemberdayaan memiliki pengertian menurut
konteks budaya dan politik. Pengertian pemberdayaan sebenarnya mencakup kekuatan itu
sendiri, kemandirian, pilihan sendiri, kedaulatan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
seseorang atau masyarakat, kapasitas untuk memperjuangkan hak, kemerdekaan, pembuatan
keputusan sendiri, menjadi bebas, kebangkitan, dan kapabilitas.
Model pemberdayaan masyarakat dapat dibedakan melalui 3 tingkat, yaitu : mikro, meso,
dan makro. Pada tingkat Mikro, pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual
melalui bimbingan, konseling, stress management, serta crisis intervention , tujuan utamanya
adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Pada
tingkat Meso, pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien, pemberdayaan dilakukan
dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Terakhir, pada
tingkat Makro, pemberdayaan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobying, pengorganisasian masyarakat, dan
managemen konflik merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini.
6
motivator, transformator, dinamisator dan sebagainya, sehingga terjadi proses transfer of
knowledge. Posisi pendamping dalam proses ini adalah sebagai seorang “pekerja sosial” yang
memandu anggota masyarakat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi.
Model pekerja sosial pada intinya merupakan sebuah proses pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan aktor-aktor tertentu yang diposisikan sebgai seorang pekerja sosial. Fokus
utama pekerja sosial adalah meningkatkan keberfungsian sosial merupakan hasil interaksi
individu dengan berbagai sistem sosial di masyarakat.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perubahan sosial merupakan proses yang tidak terjadi secara tiba-tiba, dalam proses ini
perlu ada aktor atau agen yang berupaya melakukan perubahan dan subjek yang akan dikenai
perubahan atau disebut sasaran perubahan. Strategi perubahan dapat pula dilakukan melalui
proses pemberdayaan masyarakat. Strategi ini lebih melihat kebutuhan masyarakat sebagai fokus
dalam melakukan perubahan.
3.2 Saran
Menurut kami, adanya perubahan sosial ialah untuk meningkatkan nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat. Adapun perubahan-perubahan yang terjadi sudah sewajarnya dilakukan
penyesuaian terhadap kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber yang busa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Maimun, A., & Fitri, A. Z. (2010). Madrasah unggulan: Lembaga pendidikan alternatif di
era kompetitif.