Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Sosiologi

Dosen pengampu: Dr. Drs. Ismail Cawidu, M.Si

Disusun oleh:

Aditya Purnama Putra 11230511000068

Asiatil Mardiah 11230511000069

Zaskia Nizwa Hairunisa 11230511000074

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami diberikan kemudahan untuk dapat menyusun makalah berjudul
“KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT”. Shalawat dan salam kami
haturkan kepada Nabi besar, Muhammad saw., yang telah memberikan petunjuk dalam Al-
Qur'an dan sunnahnya, sebagai pedoman hidup bagi keselamatan umat di dunia. Pada
kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Sosiologi program studi Jurnalistik, Dr. Drs. Ismail Cawidu, M.Si. yang telah
memberi kami kesempatan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Sosiologi”. Serta
terima kasih kepada teman-teman Jurnalistik 2B yang telah memberikan kontribusi, baik
berupa ide maupun dukungan materi. Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi para pembaca. Sebagai penyusun, kami
sadar bahwa makalah ini mungkin masih memiliki kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat menghargai setiap kritik dan
saran membangun yang dapat diberikan oleh pembaca demi meningkatkan kualitas makalah
ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
A. Pengertian Kelompok Sosial ........................................................................................... 4
B. Tipe-tipe Kelompok Sosial.............................................................................................. 4
C. Perbedaan antara Kelompok Sosial (Kerumunan dan Publik) ........................................ 6
D. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan (Rural Community)........................................................ 7
E. Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan (Urban Community) ...................................................... 9
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan masyarakat manusia telah lama dipengaruhi oleh dinamika


kelompok sosial yang ada di dalamnya. Kelompok sosial merupakan entitas yang
terbentuk oleh individu-individu yang memiliki tujuan, norma, nilai, dan interaksi yang
sama. Dalam konteks ini, penting untuk memahami peran serta kelompok sosial dalam
membentuk struktur dan dinamika kehidupan masyarakat. Kelompok sosial telah
menjadi fokus utama dalam kajian sosiologi dan antropologi karena peran mereka yang
sangat signifikan dalam membentuk identitas, nilai, perilaku, dan pola interaksi dalam
masyarakat. Melalui proses sosialisasi, individu menginternalisasi norma dan nilai dari
kelompok sosial tempat mereka berada, yang pada gilirannya membentuk pola-pola
perilaku yang diterima dalam masyarakat.

Salah satu aspek penting dari kelompok sosial adalah keberagaman dan
kompleksitasnya. Kelompok sosial dapat bervariasi dalam hal ukuran, struktur, tujuan,
dan interaksi. Mulai dari keluarga yang merupakan kelompok sosial terkecil hingga
masyarakat yang lebih luas, setiap kelompok sosial memberikan kontribusi uniknya
dalam membentuk kehidupan sosial manusia.

Oleh karena itu, memahami dinamika kelompok sosial dan hubungannya


dengan kehidupan masyarakat menjadi sangat penting dalam rangka membangun
masyarakat yang inklusif, berkelanjutan, dan harmonis. Dengan pemahaman yang lebih
mendalam tentang peran serta kelompok sosial dalam membentuk struktur dan
dinamika kehidupan masyarakat, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi yang
efektif dalam mengatasi tantangan dan memperkuat potensi positif kelompok sosial
bagi kesejahteraan sosial manusia secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kelompok Sosial?
2. Apa saja tipe-tipe Kelompok Sosial?
3. Apa perbedaan antara Kelompok Sosial (Kerumunan dan Publik)?
4. Bagaimana ciri-ciri Masyarakat Pedesaan (Rural Community)?
5. Bagaimana ciri-ciri Masyarakat Perkotaan (Urban Community)?
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial menurut Robert K. Merton, adalah sekumpulan orang yang


saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah matang. Sementara itu, menurut Mac
Iver dan Charles H. Page, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia
yang hidup bersama. Hubungan antarmanusia dalam himpunan itu bersifat saling
mempengaruhi dan dengan kesadaran untuk saling menolong. 1

Menurut Stangor Kelompok sosial merupakan akibat dari konsekuensi adanya


kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang cenderung berkelompok dengan
manusia lainnya (gregariousness). Konsekuensi perbedaan kelompok sosial tersebut
melahirkan gejala sosial yang kemungkinan bisa saja terjadi pertentangan
antarkelompok satu dengan kelompok lainnya terjadi, tetapi tidak menutup
kemungkinan juga bahwa bisa terjadi kerja sama yang timbul antarkelompok. 2

Suatu himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial jika
memenuhi beberapa syarat berikut. 3

a. Memiliki kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan


b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain.
c. Ada faktor pengikat yang dimiliki oleh anggota kelompok, seperti
kepentingan, tujuan, dan ideologi yang sama.
d. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama.
e. Bersistem dan berproses.

B. Tipe-tipe Kelompok Sosial

Dalam kelompok-kelompok sosial terbagi lagi ke dalam beberapa tipe dan jenis.
Para ilmuwan dan ahli yang telah meneliti tingkah laku beragam individu dalam

1
Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA
Kelas X, (Jakarta: Esis, Penerbit Erlangga, 2016), hal. 43.

2
3
Ibid.
kelompok sosial membaginya menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristik yang
menyertainya, berikut di antaranya :

1. Berdasarkan Ukuran Kelompok 4


Jika dilihat dari jumlahnya, kelompok terbagi menjadi dua, yakni kelompok besar
(large group) dan kelompok kecil (small group).

2. Berdasarkan Struktur Kelompok


Dari struktur terdapat yang formal dan tidak fleksibel, ada juga kelompok yang
sangat fleksibel, diantaranya terdapat kelompok formal, kelompok informal dan
semi formal.

3. Berdasarkan Perubahan yang Terjadi


Klasifikasi sikap kelompok terhadap terpaan perubahan ini dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kelompok terbuka dan kelompok tertutup.

4. Berdasarkan Fungsi Kelompok


Menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kelompok sosial dan
kelompok tugas. Sama seperti kelompok formal dan informal, antara kelompok
sosial dan kelompok tugas bersifat kontinum.

5. Berdasarkan Hubungan Antar Anggota


Dalam hal ini klasifikasi kelompok dikategorikan sebagai jenis kelompok primer
dan kelompok sekunder.

6. Berdasarkan Identifikasi Diri


Jenis kelompok ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok in-group
dan kelompok out-group.

7. Berdasarkan Keanggotaan Kelompok


Adapun klasifikasi kelompok menurut keanggotaan dibedakan atas: kelompok
keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group).

8. Berdasarkan Penyelesaian Masalah

4
Dilihat melalui cara kelompok dalam menangani masalah, kemudian mengajak
anggota untuk terlibat dalam penyelesaian masalah, maka terdapat dua jenis
pendekatan yang bisa dilakukan oleh kelompok, yakni pendekatan deskriptif dan
preskriptif.

9. Berdasarkan Pola Interaksi


Dilihat dari pola interaksinya, klasifikasi kelompok ini dibedakan menjadi
interacting group, co-acting group, dan counter-acting group.

C. Perbedaan antara Kelompok Sosial (Kerumunan dan Publik)

Disamping kelompok didasarkan pada struktur, bahkan ada juga kelompok


yang hidup tanpa struktur. Adapun yang menjadi ukuran utama adanya kerumunan,
adalah kehadiran orang-orang secara fisik. karena itu kerumunan merupakan suatu
kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer). Sedikit banyaknya batas
kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan selama telinga dapat
mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera mati setelah orang-orangnya bubar.
Individu-individu yang merupakan suatu kerumunan, berkumpul secara kebetulan di
suatu tempat atau pada waktu yang bersamaan. Secara garis besar dapat dibedakan
antara pertama, kerumunan yang berguna bagi organisasi sosial masyarakat serta
timbul dengan sendirinya tanpa diduga sebelumnya. Kedua, perbedaan antara
kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan pribadi.5

Menurut Kingsley Davis, (1960) atas dasar-dasar perbedaan tersebut dapat


ditarik suatu garis perihal bentuk-bentuk umum kerumunan, sebagai berikut:

1. Kerumunan yang Berartikulasi dengan Struktur Sosial


2. Kerumunan yang Bersifat Sementara
3. Kerumunan yang Berlawanan dengan Norma-norma Hukum.

Berbeda halnya dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang


tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat
komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya. Alat-alat penghubung

5
Ahmad Zabidi, Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Perspektif QS. Al-Maidah Ayat, (Jakarta: Borneo:
Journal of Islamic Studies, 2020), Vol. 3. No. 2. hal. 46-48.
semacam ini lebih memungkinkan suatu publik mempunyai pengikut-pengikut yang
lebih luas dan lebih besar. Maka tidak ada pusat perhatian yang tajam dan karena itu
kesatuan juga tidak ada.

Suatu aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual dan ternyata individu-
individu dalam suatu publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang
sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi
daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. Dengan demikian, tingkah laku
pribadi kelakuan publik didasarkan pada tingkah laku atau perilaku individu. Untuk
memudahkan mengumpulkan publik tersebut digunakan cara-cara dengan
menggandengkan nilai-nilai sosial atau tradisi masyarakat bersangkutan atau dengan
menyiarkan pemberitaan-pemberitaan, baik yang benar maupun yang palsu sifatnya.

Kerumunan dan publik adalah dua konsep yang sering kali disamakan, namun
sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan. Kerumunan merujuk pada
sekelompok orang yang berkumpul bersama dalam suatu tempat tanpa adanya tujuan
atau arah tertentu sehingga interaksi didalamnya bersifat spontan dan tidak terduga
serta sekelompok yang berkumpul mempunyai kedudukan sosial yang sama. Jadi,
kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (kontemporer).
Berikut adalah bentuk-bentuk umum kerumunan:

1. Kerumunan berartikulasi dengan struktur sosial

a. Formal Audiences
Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences),
merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan
persamaan tujuan tetapi sifatnya pasif. Contohnya adalah penonton film,
orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.

b. Planned Expressive Group


Merupakan kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, tetapi
mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan
tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai
penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-
hari. Contoh orang yang berpesta, berdansa, dan lain-lain.

2. Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds)


a. Inconvenient Aggregations (Kumpulan yang kurang menyenangkan)

b. Adalah orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dan
sebagainya. Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan
halangan terhadap tercapainya maksud seseorang,

c. Panic Crowds (Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik)


Yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari
suatu bahaya. Dorongan dalam diri individu-individu pada kerumunan
tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik.
d. Spectator Crowds (Kerumunan penonton)
Ini terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam
ini hampir sama dengan khalayak penonton, bedanya adalah kerumunan
penonton tidak direncanakan sedangkan kegiatan……….
3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lawless crowd)
a. Acting Mobs
Kerumunan yang bertindak emosional bertujuan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat
b. Immoral Crowds
Kerumunan yang sifatnya hampir sama dengan kelompok ekspresif.
Perbedaanya adalah kerumunan yang bersifat immoral bertentangan dengan
norma-norma masyarakat.6

Sementara itu, publik mengacu pada sekelompok orang yang berkumpul


dengan tujuan tertentu atau untuk menyampaikan pesan atau ide tertentu. Perbedaan
utama antara keduanya adalah tujuan dan arah dari kehadiran orang-orang tersebut.

Selain itu, perbedaan lainnya terletak pada karakteristik dan perilaku.


Kerumunan cenderung lebih tidak teratur dan tidak terstruktur, dengan individu-
individu yang mungkin tidak saling mengenal satu sama lain. Di sisi lain, publik
biasanya lebih terorganisir dan terstruktur, dengan peserta yang mungkin memiliki
kesamaan dalam kepercayaan atau tujuan mereka.

6
gg, BAB III: Kelompok,,,,,,,,kelompok Sosial dann Kehiduoanm’
D. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan (Rural Community)

Menurut Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, dilihat dari aspek morfologi,
desa merupakan pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk atau masyarakat yang
bersifat agraris, serta bangunan rumah yang terpencar. Dari aspek jumlah penduduk,
desa ditempati oleh sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan yang rendah.
Sedangkan dari aspek ekonomi, desa merupakan wilayah yang penduduk atau
masyarakatnya bermata pencaharian pokok di bidang pertanian, bercocok tanam, atau
nelayan. Jika dilihat dari aspek sosial budaya, desa tampak dari hubungan sosial antar
penduduknya yang bersifat khas, yakni hubungan kekeluargaan, bersifat pribadi, tidak
banyak pilihan, dan tidak ada pengkotakan, atau dengan kata lain bersifat homogeny
dan gotong royong.7

Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan sebagai berikut:

1. Lokasi tempat tinggalnya relatif jauh dari kota dan bersifat rural.
2. Lingkungan alam masih besar peranan dan pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat pedesaan.
3. Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogeny (bertani, beternak,
nelayan dan lain-lain).
4. Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain schaft (paguyuban dan memiliki
community sentiment yang kuat).
5. Keadaan penduduk (asal-usul) tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudayaannya
relatif homogeny.
6. Interaksi sosial antar warga desa lebih intim dan langgeng serta bersifat
familistik.
7. Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahirannya dan tradisi-tradisi
warisan leluhur.
8. Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan gotong
royong, kekeluargaan, solidaritas, musyawarah kerukunan dan keterlibatan
sosial.

7
Akhmad Sukardi. 2015. Dakwah Pada Masyarakat Pedesaan (Suatu Tinjauan Sosiologis). Al-Munzhir. Vol. 8.
No. 2. hal. 132.
9. Jumlah warganya relatif kecil dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang relatif rendah, sehingga produksi barang dan jasa juga relatif
rendah.
10. Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyak dikenal sehingga deferensiasi
sosial masih sedikit.
11. Kehidupan sosial budayanya bersifat statis, dan monoton dengan tingkat
perkembangan yang lambat.
12. Masyarakatnya kurang terbuka, kurang kritis, pasrah terhadap nasib, kurang
kreatif, dan cenderung mempertahankan yang sudah ada dan sulit untuk
menerima unsur-unsur baru.
13. Memiliki sistem nilai budaya (aturan moral) yang mengikat dan dipedomani
warganya dalam melakukan interaksi sosial. Aturan itu umumnya tidak tertulis.
14. Penduduk desa bersifat konservatif, tetapi sangat loyal kepada pemimpinnya
dan menjunjung tinggi tata nilai dan norma-norma yang berlaku.8

E. Ciri-ciri Masyarakat Perkotaan (Urban Community)

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urban diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan kota, bersifat kekotaan, atau orang yang pindah dari desa ke
kota. Sementara itu, dilihat dari aspek dinamikanya, maka masyarakat urban adalah
masyarakat yang lahir dan direproduksi oleh proses modernitas dalam dinamika
institusi modern. Anthony Gidden membayangkan masyarakat urban sebagai tipikal
manusia yang hidup pada dekade terakhir abad ke-20 yang memiliki kesempatan luas
untuk menyebar ke berbagai belahan dunia menikmati eksistensinya. Bahkan ia
membayangkan masyarakat urban yang modern tersebut, memiliki sisi-sisi mengerikan
yang menurutnya adalah fenomena nyata dewasa ini (A. Ahmadin, 2021).

1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan


keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang-orang lain.
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.

8
Ibid. hal. 136-137.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota daripada warga desa. di kota banyak jenis- jenis pekerjaan
yang dapat dikerjakan oleh warga-warga kota, mulai dari pekerjaan yang
sederhana sampai pada pekerjaan yang bersifat teknologi.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,
menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada
faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor
waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti dan tepat sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu. 9

9
Nurfajriyanti Haeruddin. 2022. Masyarakat dan Budaya Perkotaan. Jurnal Pracetak OSF. Vol. 1. hal. 6-7.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Maryati, Kun, dan Juju Suryawati. (2016) Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Esis, Penerbit Erlangga.
hal. 43
Zabidi, Ahmad. (2020) Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Perspektif QS.
Al-Maidah Ayat. Borneo: Journal of Islamic Studies Vol. 3. No. 2.

Yakin, Syamsul. (2022) Studi Islam Masa Kini. Surabaya: Pustaka Aksara.

Anda mungkin juga menyukai