Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Sosiologi
Disusun oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami diberikan kemudahan untuk dapat menyusun makalah berjudul
“KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT”. Shalawat dan salam kami
haturkan kepada Nabi besar, Muhammad saw., yang telah memberikan petunjuk dalam Al-
Qur'an dan sunnahnya, sebagai pedoman hidup bagi keselamatan umat di dunia. Pada
kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Sosiologi program studi Jurnalistik, Dr. Drs. Ismail Cawidu, M.Si. yang telah
memberi kami kesempatan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Sosiologi”. Serta
terima kasih kepada teman-teman Jurnalistik 2B yang telah memberikan kontribusi, baik
berupa ide maupun dukungan materi. Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi para pembaca. Sebagai penyusun, kami
sadar bahwa makalah ini mungkin masih memiliki kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat menghargai setiap kritik dan
saran membangun yang dapat diberikan oleh pembaca demi meningkatkan kualitas makalah
ini.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting dari kelompok sosial adalah keberagaman dan
kompleksitasnya. Kelompok sosial dapat bervariasi dalam hal ukuran, struktur, tujuan,
dan interaksi. Mulai dari keluarga yang merupakan kelompok sosial terkecil hingga
masyarakat yang lebih luas, setiap kelompok sosial memberikan kontribusi uniknya
dalam membentuk kehidupan sosial manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kelompok Sosial?
2. Apa saja tipe-tipe Kelompok Sosial?
3. Apa perbedaan antara Kelompok Sosial (Kerumunan dan Publik)?
4. Bagaimana ciri-ciri Masyarakat Pedesaan (Rural Community)?
5. Bagaimana ciri-ciri Masyarakat Perkotaan (Urban Community)?
BAB II PEMBAHASAN
Suatu himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial jika
memenuhi beberapa syarat berikut. 3
Dalam kelompok-kelompok sosial terbagi lagi ke dalam beberapa tipe dan jenis.
Para ilmuwan dan ahli yang telah meneliti tingkah laku beragam individu dalam
1
Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA
Kelas X, (Jakarta: Esis, Penerbit Erlangga, 2016), hal. 43.
2
3
Ibid.
kelompok sosial membaginya menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristik yang
menyertainya, berikut di antaranya :
4
Dilihat melalui cara kelompok dalam menangani masalah, kemudian mengajak
anggota untuk terlibat dalam penyelesaian masalah, maka terdapat dua jenis
pendekatan yang bisa dilakukan oleh kelompok, yakni pendekatan deskriptif dan
preskriptif.
5
Ahmad Zabidi, Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Perspektif QS. Al-Maidah Ayat, (Jakarta: Borneo:
Journal of Islamic Studies, 2020), Vol. 3. No. 2. hal. 46-48.
semacam ini lebih memungkinkan suatu publik mempunyai pengikut-pengikut yang
lebih luas dan lebih besar. Maka tidak ada pusat perhatian yang tajam dan karena itu
kesatuan juga tidak ada.
Suatu aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual dan ternyata individu-
individu dalam suatu publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang
sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi
daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. Dengan demikian, tingkah laku
pribadi kelakuan publik didasarkan pada tingkah laku atau perilaku individu. Untuk
memudahkan mengumpulkan publik tersebut digunakan cara-cara dengan
menggandengkan nilai-nilai sosial atau tradisi masyarakat bersangkutan atau dengan
menyiarkan pemberitaan-pemberitaan, baik yang benar maupun yang palsu sifatnya.
Kerumunan dan publik adalah dua konsep yang sering kali disamakan, namun
sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan. Kerumunan merujuk pada
sekelompok orang yang berkumpul bersama dalam suatu tempat tanpa adanya tujuan
atau arah tertentu sehingga interaksi didalamnya bersifat spontan dan tidak terduga
serta sekelompok yang berkumpul mempunyai kedudukan sosial yang sama. Jadi,
kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (kontemporer).
Berikut adalah bentuk-bentuk umum kerumunan:
a. Formal Audiences
Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences),
merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan
persamaan tujuan tetapi sifatnya pasif. Contohnya adalah penonton film,
orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.
b. Adalah orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dan
sebagainya. Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan
halangan terhadap tercapainya maksud seseorang,
6
gg, BAB III: Kelompok,,,,,,,,kelompok Sosial dann Kehiduoanm’
D. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan (Rural Community)
Menurut Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, dilihat dari aspek morfologi,
desa merupakan pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk atau masyarakat yang
bersifat agraris, serta bangunan rumah yang terpencar. Dari aspek jumlah penduduk,
desa ditempati oleh sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan yang rendah.
Sedangkan dari aspek ekonomi, desa merupakan wilayah yang penduduk atau
masyarakatnya bermata pencaharian pokok di bidang pertanian, bercocok tanam, atau
nelayan. Jika dilihat dari aspek sosial budaya, desa tampak dari hubungan sosial antar
penduduknya yang bersifat khas, yakni hubungan kekeluargaan, bersifat pribadi, tidak
banyak pilihan, dan tidak ada pengkotakan, atau dengan kata lain bersifat homogeny
dan gotong royong.7
1. Lokasi tempat tinggalnya relatif jauh dari kota dan bersifat rural.
2. Lingkungan alam masih besar peranan dan pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat pedesaan.
3. Mata pencaharian bercorak agraris dan relatif homogeny (bertani, beternak,
nelayan dan lain-lain).
4. Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain schaft (paguyuban dan memiliki
community sentiment yang kuat).
5. Keadaan penduduk (asal-usul) tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudayaannya
relatif homogeny.
6. Interaksi sosial antar warga desa lebih intim dan langgeng serta bersifat
familistik.
7. Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahirannya dan tradisi-tradisi
warisan leluhur.
8. Masyarakat desa sangat menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan gotong
royong, kekeluargaan, solidaritas, musyawarah kerukunan dan keterlibatan
sosial.
7
Akhmad Sukardi. 2015. Dakwah Pada Masyarakat Pedesaan (Suatu Tinjauan Sosiologis). Al-Munzhir. Vol. 8.
No. 2. hal. 132.
9. Jumlah warganya relatif kecil dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang relatif rendah, sehingga produksi barang dan jasa juga relatif
rendah.
10. Pembagian kerja dan spesialisasi belum banyak dikenal sehingga deferensiasi
sosial masih sedikit.
11. Kehidupan sosial budayanya bersifat statis, dan monoton dengan tingkat
perkembangan yang lambat.
12. Masyarakatnya kurang terbuka, kurang kritis, pasrah terhadap nasib, kurang
kreatif, dan cenderung mempertahankan yang sudah ada dan sulit untuk
menerima unsur-unsur baru.
13. Memiliki sistem nilai budaya (aturan moral) yang mengikat dan dipedomani
warganya dalam melakukan interaksi sosial. Aturan itu umumnya tidak tertulis.
14. Penduduk desa bersifat konservatif, tetapi sangat loyal kepada pemimpinnya
dan menjunjung tinggi tata nilai dan norma-norma yang berlaku.8
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urban diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan kota, bersifat kekotaan, atau orang yang pindah dari desa ke
kota. Sementara itu, dilihat dari aspek dinamikanya, maka masyarakat urban adalah
masyarakat yang lahir dan direproduksi oleh proses modernitas dalam dinamika
institusi modern. Anthony Gidden membayangkan masyarakat urban sebagai tipikal
manusia yang hidup pada dekade terakhir abad ke-20 yang memiliki kesempatan luas
untuk menyebar ke berbagai belahan dunia menikmati eksistensinya. Bahkan ia
membayangkan masyarakat urban yang modern tersebut, memiliki sisi-sisi mengerikan
yang menurutnya adalah fenomena nyata dewasa ini (A. Ahmadin, 2021).
8
Ibid. hal. 136-137.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota daripada warga desa. di kota banyak jenis- jenis pekerjaan
yang dapat dikerjakan oleh warga-warga kota, mulai dari pekerjaan yang
sederhana sampai pada pekerjaan yang bersifat teknologi.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,
menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada
faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor
waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti dan tepat sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu. 9
9
Nurfajriyanti Haeruddin. 2022. Masyarakat dan Budaya Perkotaan. Jurnal Pracetak OSF. Vol. 1. hal. 6-7.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun, dan Juju Suryawati. (2016) Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Esis, Penerbit Erlangga.
hal. 43
Zabidi, Ahmad. (2020) Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Perspektif QS.
Al-Maidah Ayat. Borneo: Journal of Islamic Studies Vol. 3. No. 2.
Yakin, Syamsul. (2022) Studi Islam Masa Kini. Surabaya: Pustaka Aksara.