Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSES PERUBAHAN SOSIAL


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dakwah dan Perubahan Sosial

Dosen Pengampu : Dr. SITI BADI’AH, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Fiza Arsita Fauzia (2131050055)

Niik Elastiana (2131050025)

PRODI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menunjukan jalan
kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dakwah dan Perubahan
Sosial dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya dan semaksimal
mungkin. Namun, saya menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
saya sebagai penyusun makalah ini mohon kritik dan saran yang membangun
dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Dakwah
dan Perubahan yang saya harapkan sebagai bahan koreksi untuk saya.

Demikianlah kata pengantar ini saya buat untuk menyelesaikan tugas yang telah
di berikan, saya ucapkan Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………...…….…..….………………….……….…i

DAFTAR ISI…………...………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakan……………………………………….…................……..1

B. Rumusan Masalah…………………………………..…..…….………...1

C. Tujuan .......................................................................................………...1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Perubahan Sosial…..........................................................………..2

B. Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial........................................….….…3

C. Dakwah Sebagai Proses Perubahan Sosial……………........…………….4

BAB III PENUTUP

Kesimpulan........................................................................................…...............8

DAFTAR PUSTAKA…………….……..……………..…...….……..……..…9
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan dan dinamika sosial akan muncul serta dialami oleh masyarakat,
berkat dampak dari interaksi masyarakat itu sendiri dengan kelompok.
Khususnya di era globalisasi, adanya kemajuan teknologi membuat pengaruh
terjadinya perubahan sosial. Lantas seperti apa perubahan itu terjadi dan faktor
apa saja yang memunculkan fenomena tersebut. Cakupan sistem sosial yang
terdampak dari perubahan yang terjadi di antaranya adalah nilai, sikap dan pola
perilaku yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam sustu masyarakat
yang mempengaruhi sistem nilai, norma sosial, sistem pelapisan sosial, stuktur
sosial, proses-proses sosial, pola, dan tindakan sosial, serta lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Hal ini dikarenakan sifat perubahan sosial yang berantai dan
saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur kemasyarakatan yang
lainnya1
Menyasar pada segala perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam suatu masyarakat, perubahan ini kemudian mempengaruhi sistem sosial
yang ada. Peran masyarakat sangat penting terhadap munculnya perubahan
sosial dalam jangka waktu tertentu, karena mereka yang kemudian akan
menghadapi segala faktor yang terjadi dan menyebabkan perubahan sosial itu
muncul sendiri. Manusia memiliki sifat dasar yang tidak selalu puas, hal itu
terus berkembang hingga membuat munculnya perubahan dalam memenuhi
kehidupan.

1
Shadily, Hasan. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahanperubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
yang luas, serta ada dengan cepat. Perubahanperubahan yang lambat sekali,
tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, lapisan-lapisan dalam
masyarakat dan materiil. Sebagian besar ahli ekonomi mula-mula mengira
bahwa suatu masyarakat akan dapat membangun ekonominya dengan cepat
apabila telah dicukupi dan dipenuhi syarat-syarat yang khusus diperlukan dalam
bidang ekonomi. Akan tetapi, pengalaman mereka yang berminat untuk
mengadakan pembangunan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat yang baru
mulai dengan pembangunan terbukti bahwa syarat-syarat ekonomis saja tak
cukup untuk melancarkan pembangunan. Di samping itu, diperlukan pula
perubahan-perubahan masyarakat yang dapat menetralkan faktor-faktor
kemasyarakatan yang mengalami perkembangan.2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja konsep perubahan sosial?
2. Apa penyebab terjadinya perubahan sosial?
3. Bagaimana dakwah bisa menjadi proses perubahan sosial?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja konsep perubahan sosial
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan sosial
3. Untuk mengetahui seperti apa dakwah bisa menjadi proses perubahan
sosial

2
Soekanto, Soerjono. 1984. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial.
Cetakan ke-2. Jakarta: Ghalia Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PERUBAHAN SOSIAL

Konsep adalah sebuah istilah abstrak untuk menggambarkan dan


memahami fenomena alami dan fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita.
Oleh karena itu, ada beberapa alasan mengapa kita belajar ilmu pengetahuan
sosial (khususnya tentang fenomena perubahan sosial) antara lain berikut ini:3

1. Karena kita ingin mengkaji dan mengamati tentang manusia sebagai


makhluk sosial (homo socius), yakni manusia sebagai individu. kelompok
masyarakat, organisasi masyarakat, dengan berbagai in teraksi dan
konsekuensinya termasuk aspek perubahan sosial.
2. Karena banyak permasalahan sosial yang berkaitan dengan manusia
(human error) dan permasalahan sosial itu akan mendorong adanya
perubahan sosial.

3. Karena ingin mengetahui dan menganalisa hubungan sebab-akibat


(kausalitas) dari permasalahan sosial tersebut berkait dengan per- ubahan
sosial.

4. Karena ingin mengetahui dan menganalisa dampak atau konse- kuensi dari
permasalahan sosial tersebut terhadap perubahan sosial yang muncul.

5. Karena ingin mengetahui, mengidentifikasi, dan menganalisa bentuk- bentuk


permasalahan sosial yang melahirkan perubahan sosial, termasuk faktor-
faktor yang memengaruhi terjadinya perubahan sosial

3
Sanggar, Kanto. 2006. Modernisasi dan perubahan sosial. Suatu
kajian dari perspektif Teori dan Empirik. Malang: Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya.
6. Karena ingin membuktikan (melakukan verifikasi atau klarifikas dan
membangun/menemukan (building) metode, strategi, dan pemecahan masalah
sosial (solution problems) melalui kegiatan kegiatan penelitian sosial dalam
perspektif perubahan sosial.

7. Untuk mengetahui dan mengukur apakah permasalahan sosial dapat


dipecahkan ataukah tidak terpecahkan dengan adanya perubahan sosial baru
(invensi dan inovasi).

8. Untuk mengetahui dan menyikapi perubahan-perubahan sosia yang terjadi


akibat dari perubahan sistem sosial, perubahan struktur sosial, perubahan fungsi
sosial, dan perubahan kultur sosial dalam kaitannya dengan masalah-masalah
sosial yang terjadi, dan lain- lain.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fokus, objek pengka jian,


dan pengamatan ilmu sosial adalah mempelajari makhluk sosial yaitu manusia
(sebagai sosok individu dan masyarakat) dengan berbagai macam interaksi
sosialnya. Hal itu antara lain: 1) perilaku manusia yang tidak terlihat (unknown,
persepsi, kepribadian, sikap, motif, proses belajar, fakta); 2) perilaku manusia
yang terlihat (known, dinamika, aktivitas, data); 3) apa yang dipikirkan; 4) apa
yang diucapkan; 5) apa yang dilakukan: 6) suasana yang dirasakan (momen,
situs, setting, kesan); dan (7) apa yang ditampilkan atau ditampakkan
(performance).4

Dalam perspektif sosiologis (Weberian), pengertian individu di- anggap


memiliki sifat bebas (voluntary), berlaku khusus (unique), bersifat internal
(kekuatannya ada di dalam diri individu sendiri), memiliki hubungan subjektif,
dan memiliki kemampuan interpretatif yaitu cara penafsiran dan cara bertindak
yang sifatnya relatif. Atau perspektif lain, individu dianggap sebagai pelaku
(aktor) yang melakukan sesuatu, pelaku yang memiliki pikiran, pelaku yang
memiliki kehendak dan keinginan, pelaku yang memiliki kebebasan. pelaku

4
Ibid
yang memiliki kemampuan menilai, pelaku yang mampu mem- berikan arti dan
makna terhadap peristiwa tertentu, bahkan pelaku yang dianggap mampu
menilai terhadap tindakannya sendiri. Sedangkan pengertian masyarakat
(sebagai kumpulan individu) dalam perspektif sosiologis Durkheimian,
dianggap memiliki sifat memaksa (imperative), berlaku umum, memiliki
kekuatan eksternal (diluar kemampuan individunya), memiliki hubungan
objektif, dan sebagai fakta sosial, yakni cara bertindak yang lebih pasti.

Berdasarkan penjelasan di atas maka hakekat dari perbedaan manusia


sebagai individu dan masyarakat terletak pada cara berpikir, cara berucap, cara
berperasaan, cara bertindak dan cara berpenampilan. Adapun persamaannya
bisa terjadi pada naluri untuk berkelompok, naluri untuk bergolong, naluri
untuk bekerja sama, dan naluri untuk menolong satu sama lain.5

Jika ada pertanyaan mengapa ada perbedaan dan persamaan dalam diri
manusia, yang menyebabkan manusia atau orang cepat berubah? Jawabannya
karena dalam setiap sosok manusia memiliki kecerdasan berikut.6

1. Kecerdasan emosional, yaitu emotional quotient, hidayah insting/


naluri, atau hidayah pancaindra.

2. Kecerdasan akal, yaitu intellectual quotient atau hidayah akal.

3. Kecerdasan spiritual, yaitu spiritual quotient, hidayah tauhid, atau


hidayah agama.

5
Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan
Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: Rineka Cipta

6
Kahmad, Dadang. (2000). Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
4. Kecerdasan untuk berkreasi dan berinovasi, yaitu menemukan dan
melakukan hal-hal yang baru (creature quotient). Kategori inilah yang
menjadikan manusia menjadi makhluk terpuji dan sempurna (kaffah),
yang membedakan dengan makhluk-makhluk (hewani) lainnya di
hamparan bumi ini.

B. PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL

Ada 3 (tiga) aliran atau mazhab yang dapat menjelaskan penyebab


terjadinya perubahan sosial, yakni sebagai berikut7.

1. Mazhab materialistik (Marxian), yakni memiliki alasan bahwa perubahan


sosial itu digerakkan oleh kekuatan materi yang bersifat konkret sehingga
mampu melakukan terobosan terhadap kegiatan produksi, kegiatan ekonomi,
dan teknologi produksi manusia. Hal itu di samping mampu mengurangi dan
menghapuskan adanya kesenjangan struktural dan kultural manusia, untuk
terciptanya masyarakat baru yang dianggapnya lebih kondusif yaitu masyarakat
yang sosialis.

2. Mazhab idealistik (Platonian), yakni memiliki alasan bahwa per,ubahan


sosial banyak dipengaruhi oleh adanya cara berpikir (mindse dan ide), serta tata
nilai dan kepercayaan (values and belief). Hal itu baik yang bersumber pada
agama atau peradaban, adanya perspektif lain termasuk peranan agama seperti
revolusi puritan (kumpulan sejumlah kelompok keagamaan yang
memperjuangkan kemurnian doktrin dan tata cara peribadatan).

3. Mazhab gagasan dan gerakan budaya (Gus Durian), yakni memiliki


pandangan bahwa perubahan sosial akan terjadi selaras dengan perubahan

7
Soekanto, Soerjono. 1983. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial.
Jakarta: Ghalia Indonesia
nilai-nilai budaya setempat (local genuine, local indegeneous) Hal itu
merupakan akibat dari faktor luar maupun faktor dalam masyarakat itu
sendiri (termasuk intervensi dari pemerintah dan kelompok-kelompok
filantropis). Pada umumnya, mazhab gagasan budaya ini dilakukan dengan
mengatasnamakan adanya perkem bangan dan munculnya peradaban baru,
serta nilai-nilai baru humanisme demi membebaskan dan memerdekakan
manusia dari keterbelengguan dan keterpinggiran budaya (alinasi budaya).
Hal itu tentunya untuk hidup secara bebas dan merdeka agar menen tukan
nasib sendiri, baik secara ekonomi, sosial, politik, maupun keamanan
(prosperity and security approach).

C. DAKWAH SEBAGAI PROSES PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan berbagai


dinamika disebabkan karena warganya mengadakan hubungan satu sama lain,
baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok sosial. Sebelum hubungan
tersebut memiliki bentuk yang konkret terlebih dahulu akan dialami suatu
proses ke arah bentuk konkret yang sesuai dengan ni- lai-nilai sosial dan
budaya dalam masyarakat. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang
dilihat manakala orang perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling
bertemu, menentukan sistem dan bentuk-bentuk hubungan. Atau juga merujuk
kepada apa yang akan terjadi jika seandainya ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-po- la kehidupan yang telah ada. Proses sosial
diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama
baik itu antara sosial dan politik, politik dengan ekonomi dan hukum, dan
seterusnya. Terjadinya ritme pengaruh timbal balik dilatarbelakangi akan
adanya interaksi, tindakan, dan kemu- dian mengarah pada mobilitas dalam
masyakat. Ketiga hal ini menjadi satu kesatuan dalam masyarakat yang
membentuk ter- jadinya suatu proses sosial dengan segenap dinamikanya8.

Karena telah menjadi keniscayaan, bahwa setiap kelompok maupun


anggotanya dalam proses sosial masyarakat senantiasa terdapat kelompok-
kelompok nonkonformis sebagai kelompok yang menyimpang dari sistem nilai-
nilai kebenaran ilahiah, maka dakwah menjadi centre of sosial engineering
untuk meng- arahkan tindakan masyarakat ke arah yang konformis baik dari
sistem kearifan nilai budaya lokal (local wisdom) yang dalam bahasa al-Qur'an
disebut sebagai "khair" maupun pada sistem nilai-nilai transendental.sosial

Beragam fenomena kelompok nonkomformis dalam fakta tidak butuh


terhadap kabaikan, memperlihatkan taringnya sebagai makhluk buas yang tidak
pernah puas yang disebut Khaldun dengan istilah to rule and to win sebagai
dominasi nafsu mendasar sifat manusia maka di sinilah dakwah sebagai proses
falam upaya penyadaran dan penyeimbang agar masyarakat manusia bisa
menjadi manusia seutuhnya.9

8
Aziz, Mohammad Ali (Ed.). (2005). Dakwah Pemberdayaan
Masyarakat, Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta: Pustaka

9
Suwarsono dan Alvin Y. So. 1994. Perubahan Sosial dan
Pembangunan. Jakarta: LP3ES
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perubahan sosial merupakan perubahan lembaga kemasyarakatan dalam


suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Perubahan sosial mempunyai ciri-ciri di antaranya: tidak ada
masyarakat yang stagnan atau statis, sebab setiap masyarakat pasti mengalami
perubahan, entah cepat atau lambat, proses perubahan sosial bersifat mata rantai,
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga sosial tertentu, akan
diikuti dengan perubahan-perubahan sosial budaya lainnya, perubahan-
perubahan sosial yang cepat, biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi
yang sementara sifatnya.

Perubahan sosial memiliki bentuk yang bermacam-macam, yakni:


perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat, perubahan yang pengaruhnya
kecil dan yang pengaruhnya besar, perubahan yang direncanakan dan
perubahan yang tidak direncanakan. Kemudian faktor-faktor penyebab atau
sumber perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat (faktor internal)
adalah: pertumbuhan penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan
(conflict), dan revolusi. Sedangkan perubahan-perubahan yang bersumber dari
luar masyarakat (faktor eksternal) yakni: lingkungan alam, peperangan, dan
pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi proses perubahan sosial budaya yakni: kontak dengan
kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju, sikap menghargai hasil karya
orang lain, toleransi, sistem terbuka, penduduk yang heterogen, dan
kekurangpuasan masyarakat. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat proses
perubahan sosial budaya adalah: kurangnya hubungan dengan masyarakat lain,
masyarakat terkungkung pola-pola pemikiran tradisional, perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang tradisionil, status quo,
perasaan takut, sikap apriori, ideologis, serta adat dan kebiasaan.

Sedangkan proses-proses perubahan sosial meliputi penyesuaian


masyarakat terhadap perubahan yang dapat dilakukan dengan cara penyesuaian
dari lembaga-lembaga kemasyarakatan, penyesuaian dari individu yang ada di
masyarakat, saluran-saluran perubahan sosial, organisasi, disorganisasi, dan
reorganisasi. Perubahan sosial ini mengarah kepada apa yang disebut dengan
modernisasi. Modernisasi merupakan proses mengubah sikap hidup dan tujuan
hidup sesuai dengan tuntutan kehidupan masa kini dalam bentuk perubahan
sosial yang terarah, didasarkan pada perencanaan yang menyangkut berbagai
bidang.
DAFTAR PUSTAKA

Shadily, Hasan. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka


Cipta.

Soekanto, Soerjono. 1984. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Cetakan


ke-2. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sanggar, Kanto. 2006. Modernisasi dan perubahan sosial. Suatu kajian dari
perspektif Teori dan Empirik. Malang: Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya.

Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan


Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: Rineka Cipta

Kahmad, Dadang. (2000). Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Soekanto, Soerjono. 1983. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Jakarta:


Ghalia Indonesia

Aziz, Mohammad Ali (Ed.). (2005). Dakwah Pemberdayaan Masyarakat,


Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta: Pustaka

Suwarsono dan Alvin Y. So. 1994. Perubahan Sosial dan Pembangunan.


Jakarta: LP3ES

Anda mungkin juga menyukai