OLEH :
NAMA
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi yang penyusun
sajikan berdasarkan pengumpulan bahan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang “laporan pengamatan”. Makalah
ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung terselesaikannya makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana memahami
konsep mata pelajaran dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penyusun. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGATAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG............................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 3
C. TUJUAN PENULISAN METODE PENELITIAN............................................. 4
D. METODE PENGUMPULAN DATA................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 5
A. ADVINIS PERUBAHAN SOSIAL....................................................................... 5
B. PROSES PERUBAHAN SOSISAL...................................................................... 6
C. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL..................................................... 7
D. FAKTOR PERUBAHAN SOSISAL 11
E. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL 13
F. PERUBAHAN SOSIAL DALAM PENDIDIKAN.............................................. 17
G. FAKTOR PERUBAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ................... 18
H. SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ SEBELUMNYA.................................. 19
I. SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ SESUDAH PENDIDIKAN................ 19
J. TANGGAPAN WARGA SMA TAQ TERHADAP PERUBAHAN.................. 21
K. PENGARUH PERUBAHAN TERHADAP WARGA SMA TAQ..................... 22
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 24
A. KESIMPULAN....................................................................................................... 24
B. SARAN.................................................................................................................... 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang
lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat.
Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan
sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan
pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin
dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus
direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar.
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial
tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan
tujuan tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang
sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat
tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu yang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penyusun dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari perubahan sosial ?
2. Bagaimanakah proses perubahan sosial ?
3. Bagaimanakah bentuk-bentuk dari perubahan sosial ?
4. Apa faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial ?
5. Bagaimana kaitannya antara perubahan sosial dengan pendidikan ?
6. Bagaimana dampak positif dan negative dari perubahan social ?
7. Bagaimana pendidikan dapat mengalami perubahan social?
8. Bagaimana tannggapan siswa dan guru dengan perubahan ini ?
9. Apa saja pengaruh baik dan buruknya baikk bagi siswa maupun dewan guru ?
4
C. TUJUAN PENULISAN METODE PENELITIAN
Tujuan umum:
1. Untuk menambah pengetahuan
2. Guna meningkatkan keaktifan
3. Menambah minat dalam penelitian dan observasi
4. Meningkat kekreatifan mengolah kata dalam pembuatan laporan
5. Sebagai bahan pembelajaran tambahan
6. Untuk membandingkan teori dengan praktek
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
5. Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam
proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
6. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, berpendapat bahwa perubahan sosial
adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga masyakat di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
7. Soedjono Dirdjosisworo, merumuskan definisi perubahan sosial sebagai perubahan
fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan organisasi sosial.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada segi struktural
masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat,
perubahan pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma
sosial masyarakat, perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat
individual, keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia, dimana perubahan
dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam suatu sistem masyarakat.
9
Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan
tersebut untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa
tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah
bagi geraknya masyarakat.
Pemimpin harus dapat menunjukan suatu tujuan pada
masyarakat. Artinya bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya
konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu
diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan
suatu ideologi tersebut.
Harus ada momentum untuk revolusi yaitu suatu saat dimana
segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai
dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu
yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan
a. Perubahan Yang direncanakan
Perubahan yang direncakan adalah perubahan-perubahan
terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan yang didasarkan pada
perencanaan yang matang oleh pihak-pihak yang menghendaki
perubahan-perubahan tersebut.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, perubahan
yang direncakan adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu sebelumnya oleh pihak-pihak yang
hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak
yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari
masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Contoh dari perubahan yang direncanakan yaitu
pembangunan nasional di segala bidang kehidupan.
b. Perubahan yang tidak direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang
berlangsung di luar kehendak dan pengawasan masyarakat. Perubahan
yang tidak dikehendaki ini biasanya lebih banyak menimbulkan
10
pertentangan-pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat
yang bersangkutan.
Dalam kondisi demikian anggota masyarakat pada umumnya
lebih sulit diarahkan untuk melakukan perubahan-perubahan, sebab
kekecewaan mereka yang mendalam. Mungkin karena pengalaman
buruk mereka terhadap akibat perubahan yang terjadi sebelumnya yang
tidak membuahkan kesejahteraan dan kepuasaan, atau mungkin karena
mereka masih mempunyai kepercayaan yang sangat kuat terhadap
kesucian dan keampuhan lembaga-lembaga sosial atau tradisi-tradisi
sosial yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Contohnya
perubahan Kerajaan Yogyakarta yang feodalistik menjadi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) yang demokratis (direncanakan),
mengakibatkan para pamong praja kehilangan wewenang atas
pemerintahan desa, para bangsawan juga turun status sosialnya (ini
peruhan yang tidak dikehendaki).
Perubahan sosial besar dan perubahan sosial kecil
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
Contohnya perubahan mode pakaian tak akan membawa pengaruh apa-apa
bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu proses
industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris misalnya, merupakan
perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai
lembaga kemasyarakatan akan ikut terpengaruh misalnya dalam hubungan
kerja, sistem milik tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan
seterusnya.
Secara umum para ahli sosiologi membedakan bentuk perubahan sosial menjadi dua,
yaitu :
Progress, yaitu perubahan yang membawa ke arah kemajuan sehingga bisa
menguntungkan dalam kehidupan sosial bagi masyarakat. Contohnya ditemukannya
komputer untuk mempermudah dalam pengelolaan data, penyimpanan dan penemuan
kembali data tersebut.
11
Regress, yaitu perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga kurang
menguntungkan bagi masyarakat. Contohnya ditemukannya fasilitas internet yang
disalah gunakan untuk mengakses pornografi, pencurian dan pembobolan bank.
Faktor Pendorong
Ada tiga faktor utama pendorong perubahan sosial, yaitu sebagai berikut :
14
Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender
related development yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan
pendidikan. Memastikan bahwa perempuan sudah mendapatkan porsi yang
layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan beasiswa
bagi pelajar perempuan.
Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan sebagai
pelaku kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup. Perempuan
diharapkan lebih leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun
sumber daya yang dimilikinya.
Terjadinya Diferensiasi Struktural
Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru,
sehingga lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai
macam kebutuhan yang semakin kompleks. Dengan demikian, diharapkan
fungsi pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Munculnya Budaya Ilmuwan
Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada
deskripsi ilmiah. Itulah sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan
secara tepat agar dapat berfungsi sebagai sarana pencarian pengetahuan
ilmiah.
Kesadaran Politik Semakin Tinggi
Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam
politik praktis. Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah
masyarakat, sehingga berkembang kesadaran tentang pentingnya penggunaan
hak politik.
Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap
pentingnya penguasaan Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya.
Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata
Perkembangan berbagai jenjang pendidikan formal, dengan jurusan dan biaya
yang beragam akan semakin meningkatkan akses anggota masyarakat terhadap
pendidikan.
Berkembangnya Industrialisasi
15
Perkembangan ini memunculkan produktivitas dan nilai tambah yang
signifikan, sehingga menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan peluan
ekspor.
Terbukanya Peluang Mobilita.
Hambatan untuk melakukan mobilitas sosial kini semakin berkurang. Semakin
terbukanya kesempatan untuk mengadakan mobilitas sosial pada semua strata.
Perlindungan dan Penghormatan terhadap Kebebasan dalam Kehidupan
Beragam.
Perlindungan dan penghormatan ini mencakup penanaman cara hidup saling
menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman agam yang tumbuh
dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang plural. Dengan demikian
diharapkan akan tercipta kerukunan antar umat beragama yang bermuara pada
terwujudnya kebebasan beragama secara hakiki.
Masyarakat Semakin Menghargai Waktu
Dalam orientasinya ke masa depan, anggota masyarakat berupaya
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aktivitas.
Dampak Negatif Perubahan Sosial
Dampak negatif mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya tindak
kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial lainnya. Hal
inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam masyarakat. Adapun
dampak yang bersifat negatif antara lain :
Adanya Disorientasi Nilai dan Norma
Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan
akan kebebasan maupun independensi dari otoritas tradisional.
Perubahan Tingkah Laku
Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang.
Suatu perilaku dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai
dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Budaya Konsumtif yang Semakin Besar
Individu mengonsumsi suatu barang karena dianggap sebagai simbol status.
Berkembangnya Sifat Individualisme
16
Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering
mengesampingkan kepentingan hukum. Hubungan antar manusia bersifat
sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja.
Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal
Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan
kepentingan dalam menghadapi perubahan sosial.
Lembaga-Lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal
Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan
adanya konflik antara kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.
Banyak Pengangguran
Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan
kesempatan kerja. Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk
menyesuaikan diri dengan pola industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan
jumlah pengangguaran.
Adanya Kesenjangan Sosial
Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu
akan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Namun sebaliknya, apabila
masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan akan
semakin terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup. Sehubungan
bergulirnya perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta
dalam hubungan antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.
Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam
Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah satu bentuk
kerusakan lingkungan dan bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan
pola kehidupan masyarakat. Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia,
terutama negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumtif tinggi.
17
Akibat Perubahan Sosial
Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang berdampak pada gejala
sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya sebagai berikut :
Anomie
Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang
lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat.
Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan
sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan
pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin
dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus
direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar.
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial
tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan
tujuan tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang
18
sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat
tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu yang lain.
Perubahan sosial dapat berupa suatu kemajuan, atau sebaliknya dapat berupa
suatu kemunduran. Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif bagi
kehidupan manusia, tetapi juga berdampak negatif. Bagi seorang pendidik/guru,
pengetahuan tentang perubahan sosial dan pendidikan serta berbagai dinamika
perubahan sosial, diperlukan sebagai upaya transformatif dan responsif terhadap
perubahan tersebut yang diharapkan berdampak positif dalam proses pembelajaran.
Pendidikan ada dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki
hubungan ketergantungan yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan
masyarakat menjadi semakin berkembang dan maju melalui pendidikan. Pendidikan
adalah sebuah proses pematangan dan pendewasaan masyarakat. Maka lembaga-
lembaga pendidikan harus memahami perannya tidak sekadar menjual jasa tetapi
memiliki tugas mendasar memformat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia
pendidikan. Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga dialami
dunia pendidikan. Sosiologi pendidikan memainkan perannya untuk ikut memformat
pendidikan yang mampu berkiprah secara kontekstual. Sistem, muatan, proses dan
arah pendidikan perlu ditata ulang dan diatur secara khusus sehingga mampu
menjawab sekaligus bermain di arena perubahan sosial tersebut.
19
H. SISTEM PENDIDIKAN SMA TAQ SEBELUM PERUBAHAN
Tanggapan Guru
Guru merupakan peran terpenting dalam sekolah. Apabila guru tidak
menyetujui tentang rencana yang akan di ajukan, dapat mengakibatkan
pengaruh besar terhadap kemajuan sekolah. Oleh sebab itu, untuk memajukan
sekolah ataupun system pendidikan, seorang kepala sekolah juga harus bisa
mensosialisasikan system pendidikannya terhadap dewan guru. Adapun
tanggapan para dewan guru terhadap perubahan system pendidikan di SMA
22
TAQ ini adalah semua dewan guru menyetujuinya dan beberapa ada yang
berpendapat bahwa “system pendidikan dengan SKS dan MOVING CLASS
ini dapat meningkatkan akreditasi sekolah. Mengapa demikian? Karena
kebanyakan lembaga formal yang menggunakan system SKS dan MOVING
kelas ini hanyalah perguruan tinggi. Di Indonesia yang menggunakan system
SKS ini masih beberapa SMA. Dan salah satunya itu adalah SMA TAQ.”
Selain itu, ada juga yang berpendapat “saya benar-benar menyukai system
pendidikan di SMA TAQ ini, karena yang berperan aktif dalam pembelajaran
adalah siswanya. Dan itu dapat membuat para siswa dapat aktif kembali untuk
berlomba-lomba dalam belajar.”
Tanggapan siswa
Selain guru, siswa juga merupakan peran terpenting dalam sekolah.
Bagaimana tidak? Apa kegunaannya sekolah apabila tidak ada siswanya. Pada
awal perubahan system pendidikan di SMA TAQ membuat para siswa banyak
mengeluh, seperti halnya mengeluh dalam mencari materi, mengeluh dalam
presentasi dan lain sebagainya. Ada yang mengatakan bahwa system SKS ini
bikin pusing karena terdapat mata pelajaran yang ON atau OF dalam semester
tertentu. Hampir semua siswa berpendapat kalau kurikulum 2013 ini kurang
efektif, karena banyak siswa yang kurang memahami materi. Seperti halnya
pendapat Rosada Nur Chusna Yauni (Sosial 2 semester 5. 2016/2017) “saya
belum bisa memahami dengan penuh penjelasan dari teman saya. Apalagi
teman saya menjelaskannya menggunakan kalimat yang terlalu bertele-tele, itu
membuat saya tambah muter-muter. Sebenarnya saya menyukai system
pendidikan di SMA TAQ ini, karena saya merasa menjadi seorang pelajar
SMA yang lebih modern dari tenab-teman saya dirumah”
Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan
program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari pihak
sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS cukup efektif. Sebagai
sekolah yang baru melaksanakan program SKS tentu masih banyak kekurangan dan
masalah yang dihadapi, baik bagi pihak sekolah maupun pihak siswa.
23
Sekolah memiliki kendala seperti penyebaran jadwal pelajaran dan penyebaran
materi pelajaran yang kurang sempurna masih terjadi di tahun pertama penerapan
program SKS. Hal ini terjadi karena ada kesalahan program komputerisasi. Namun
sekolah segera berusaha untuk memperbaiki segala bidang dan berusaha untuk
meminimalisir kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan program SKS
kedepannya.
Kesungguhan sekolah untuk meminimalisir masalah ini terbukti dengan
semakin optimalnya persiapan dan pelaksanaan program SKS untuk tahun berikutnya,
yaitu tahun kedua dan ketiga penerapan program SKS. Meskipun begitu tetap
dibutuhkan perbaikan di segala bidang untuk meningkatkan efektivitas penerapan
program SKS.
Disisi lain, masalah yang dihadapi siswa memang cukup banyak pada awal
penerapan program SKS. Masalah yang dihadapi antara lain jadwal pelajaran yang
belum sempurna membuat siswa pulang terlalu sore, sehingga tidak sempat belajar
dan mengerjakan tugas di rumah. Namun pada tahun kedua ini siswa sudah mulai
beradaptasi dengan penerapan program SKS dan memiliki solusi pribadi untuk
mengatasi kendala yang dihadapinya.
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk menentukan
sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap semester.
Program SKS ini memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan belajar
tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya selama 2 tahun. Sedangkan bagi
siswa yang standar dapat dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi
UNAS/PTN mengingat waktu tambahan jam belajar cukup banyak.
Siswa sudah mengerti dan setuju dengan adanya penerapan program SKS.
Siswa juga mendukung dengan adanya program SKS meskipun masih ada
kendala selama pembelajaran. Mereka berharap agar penerapan program SKS
bisa lebih baik lagi kedepannya dan selalu melakukan perbaikan di segala
bidang.
Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan
program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari
pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS cukup efektif.
B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, sebaiknya menggunakan jumlah
responden yang lebih banyak.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail tentang program SKS,
selain melakukan kajian pustaka, juga menanyakan tentang program SKS
kepada guru yang lebih mengatahui.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abercrombie, Nicholas, Stephen Hill, dan Bryan S. Turner. 2010. Kamus Sosiologi. terj. Desi
Noviyani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Giddens, Anthony. 2009. Problematika Utama dalam Teori Sosial. terj. Daryatna.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rudjansyah, Tony. 1997. “Kaomu, Papara dan Walaka: Satu Kajian Mengenai Struktur
Sosial dan Ideologi Kekuasaan di Kesultanan Wolio.” Jurnal Antropologi Indonesia
51
Leuer, Robert H. 1989. Perspektif tentang Perubahan Sosial. terj. Alimandan. Jakarta: Bina
Aksara.
26