Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENGAMATAN

OLEH :
NAMA

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ALAUDDIN MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi yang penyusun
sajikan berdasarkan pengumpulan bahan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang “laporan pengamatan”. Makalah
ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung terselesaikannya makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana memahami
konsep mata pelajaran dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penyusun. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGATAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG............................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 3
C. TUJUAN PENULISAN METODE PENELITIAN............................................. 4
D. METODE PENGUMPULAN DATA................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 5
A. ADVINIS PERUBAHAN SOSIAL....................................................................... 5
B. PROSES PERUBAHAN SOSISAL...................................................................... 6
C. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL..................................................... 7
D. FAKTOR PERUBAHAN SOSISAL 11
E. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL 13
F. PERUBAHAN SOSIAL DALAM PENDIDIKAN.............................................. 17
G. FAKTOR PERUBAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ................... 18
H. SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ SEBELUMNYA.................................. 19
I. SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ SESUDAH PENDIDIKAN................ 19
J. TANGGAPAN WARGA SMA TAQ TERHADAP PERUBAHAN.................. 21
K. PENGARUH PERUBAHAN TERHADAP WARGA SMA TAQ..................... 22
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 24
A. KESIMPULAN....................................................................................................... 24
B. SARAN.................................................................................................................... 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang
lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat.
Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan
sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan
pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin
dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus
direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar.
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial
tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan
tujuan tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang
sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat
tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu yang lain.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penyusun dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari perubahan sosial ?
2. Bagaimanakah proses perubahan sosial ?
3. Bagaimanakah bentuk-bentuk dari perubahan sosial ?
4. Apa faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial ?
5. Bagaimana kaitannya antara perubahan sosial dengan pendidikan ?
6. Bagaimana dampak positif dan negative dari perubahan social ?
7. Bagaimana pendidikan dapat mengalami perubahan social?
8. Bagaimana tannggapan siswa dan guru dengan perubahan ini ?
9. Apa saja pengaruh baik dan buruknya baikk bagi siswa maupun dewan guru ?

4
C. TUJUAN PENULISAN METODE PENELITIAN
 Tujuan umum:
1. Untuk menambah pengetahuan
2. Guna meningkatkan keaktifan
3. Menambah minat dalam penelitian dan observasi
4. Meningkat kekreatifan mengolah kata dalam pembuatan laporan
5. Sebagai bahan pembelajaran tambahan
6. Untuk membandingkan teori dengan praktek

D. METODE PENGUMPULAN DATA


1. Observasi dan wawancara
Denga nlangsung mengobservasi lapangan dan mewawancari bagai perubahan
social yang terjadi
2. Brosing
Mencari tambahan materi melalui internet
3. Kepustakaan
Membaca buku-buku kepustakaan seperti buku paket sosiologi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEVINISI PERUBAHAN SOSIAL


Secara umum, perubahan sosial adalah situasi sosial yang di dalamnya terjadi
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda, sehingga menghasilkan
suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan.
Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang
wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-
perubahan akan tampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat
dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Sebagai contoh kita lihat
pada kehidupan masyarakat desa antara sebelum dan sesudah mengenal surat kabar, listrik
dan televisi.
Beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai
berikut :
1. Gillin dan Gillin, mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah suatu variasi
dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat
tersebut.
2. Samuel Koening, mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukan pada modifikasi-
modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
3. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
4. Bruce J Cohen, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur
sosial dan perubahan pada organisasi sosial. Misalnya perubahan dalam satu segi dari
kehidupan sosial menunjukan perubahan karena terjadi perubahan dalam struktur
sosial dan organisasi sosial.

6
5. Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam
proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
6. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, berpendapat bahwa perubahan sosial
adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga masyakat di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
7. Soedjono Dirdjosisworo, merumuskan definisi perubahan sosial sebagai perubahan
fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan organisasi sosial.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada segi struktural

masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat,
perubahan pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma
sosial masyarakat, perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat
individual, keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia, dimana perubahan
dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam suatu sistem masyarakat.

B. PROSES PERUBAHAN SOSIAL


Dilihat dari proses terjadinya perubahan sosial, proses awal perubahan sosial
adalah :
1. Komunikasi (Communication)
Perubahan sosial berawal melalui suatu proses kontak komunikasi, unsur-
unsur baru dapat menyebar, baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun
kebendaan. Dan proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat
kepada masyarakat lain disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi
akan mendorong terjadinya akulturasi dan asimilasi. Dalam proses difusi
berlangsung ada banyak kejadian yang beragam masuk unsur-unsur
kebudayaan baru dari satu kelompok masyarakat kepada kelompok
masyarakat lainnya.
2. Akulturasi (Acculturation)
Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari
luar secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian
kebudayaan sendiri. contohnya selamatan merupakan bentuk akulturasi antara
budaya lokal Jawa dengan kebudayaan Islam.
7
3. Asimilasi (Assimilation)
Berupa suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda.
Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila ada faktor-faktor
pendorong. contohnya adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda,
adanya kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi, adanya sikap
menghargai terhadap hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa,
adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa, adanya unsur-unsur
kebudayaan yang sama, terjadinya perkawinan campuran, adanya musuh
bersama dari luar.

C. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan


atas beberapa bentuk, yaitu perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan tak
berencana dan perubahan berencana, serta perubahan kecil dan perubahan besar.
 Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi
a. Perubahan Evolusi
Yang dimaksud dengan perubahan evolusi adalah perubahan-
perubahan sosial yang terjadi dalam proses yang lambat, dalam waktu
yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat
yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti
kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan
kata lain, bahwa perubahan sosial itu terjadi karena dorongan dari
usaha-usaha masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat
pada waktu tertentu.
Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat
sederhana, namun oleh karena masyarakat mengalami perkembangan,
kemudian bentuk sederhana berubah menjadi bentuk yang kompleks.
Tahapan perubahan itu biasanya berlangsung secara siklus dan
berulang-ulang, sehingga sampai pada tahapan tertentu. Menurut
Petirim A. Sorokin, bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-
tahap yang masing-masing didasarkan pada suatu sistem kebenaran.
8
Dalam tahap pertama dasarnya adalah kepercayaan, tahap kedua
dasarnya adalah indera manusia, dan pada tahap ketiga dasarnya adalah
kebenaran. Pada tahapan-tahapan perubahan sebagaimana dinyatakan
oleh Sorokin sebenarnya menunjukan adanya proses yang tidak
berlangsung secara cepat, melainkan cenderung bersifat evolusi.
Menurut prinsip-prinsip teori yang diuraikan oleh Herbert
Spencer yang antara lain mengatakan bahwa kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi. Masyarakat itu merupakan hasil
perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen
sifat dan susunannya. Perubahan semacam ini tidak pasti arahnya,
karena arus perubahannya sama sekali tidak diatur atau direncanakan,
mungkin perubahannya menuju pada bentuk kehidupan yang sempurna
atau mungkin sebaliknya.
b. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara
cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara
sosiologis perubahan revolusi dapat diartikan sebagai perubahan-
perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Perubahan-
perubahan tersebut dapat terjadi karena sudah ada perencanaan
sebelumnya atau mungkin tidak sama sekali.
Perubahan revolusi seringkali diawali oleh ketegangan-
ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan,
ketegangan-ketegangan itu sulit untuk dihindari, bahkan banyak yang
tidak bisa dikendalikan, sehingga kemudian menjelma menjadi
tindakan revolusi. Menurut Soerjono, syarat-syarat terjadinya suatu
revolusi adalah sebagai berikut :
 Adanya keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap
keadaan, dan harus ada keinginan untuk mencapai perbaikan
dengan perubahan keadaan tersebut.
 Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang
dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.

9
 Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan
tersebut untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa
tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah
bagi geraknya masyarakat.
 Pemimpin harus dapat menunjukan suatu tujuan pada
masyarakat. Artinya bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya
konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di samping itu
diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan
suatu ideologi tersebut.
 Harus ada momentum untuk revolusi yaitu suatu saat dimana
segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai
dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu
yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
 Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan
a. Perubahan Yang direncanakan
Perubahan yang direncakan adalah perubahan-perubahan
terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan yang didasarkan pada
perencanaan yang matang oleh pihak-pihak yang menghendaki
perubahan-perubahan tersebut.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, perubahan
yang direncakan adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu sebelumnya oleh pihak-pihak yang
hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak
yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu
seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari
masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Contoh dari perubahan yang direncanakan yaitu
pembangunan nasional di segala bidang kehidupan.
b. Perubahan yang tidak direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang
berlangsung di luar kehendak dan pengawasan masyarakat. Perubahan
yang tidak dikehendaki ini biasanya lebih banyak menimbulkan

10
pertentangan-pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat
yang bersangkutan.
Dalam kondisi demikian anggota masyarakat pada umumnya
lebih sulit diarahkan untuk melakukan perubahan-perubahan, sebab
kekecewaan mereka yang mendalam. Mungkin karena pengalaman
buruk mereka terhadap akibat perubahan yang terjadi sebelumnya yang
tidak membuahkan kesejahteraan dan kepuasaan, atau mungkin karena
mereka masih mempunyai kepercayaan yang sangat kuat terhadap
kesucian dan keampuhan lembaga-lembaga sosial atau tradisi-tradisi
sosial yang hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Contohnya
perubahan Kerajaan Yogyakarta yang feodalistik menjadi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) yang demokratis (direncanakan),
mengakibatkan para pamong praja kehilangan wewenang atas
pemerintahan desa, para bangsawan juga turun status sosialnya (ini
peruhan yang tidak dikehendaki).
 Perubahan sosial besar dan perubahan sosial kecil
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
Contohnya perubahan mode pakaian tak akan membawa pengaruh apa-apa
bagi masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu proses
industrialisasi yang berlangsung pada masyarakat agraris misalnya, merupakan
perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai
lembaga kemasyarakatan akan ikut terpengaruh misalnya dalam hubungan
kerja, sistem milik tanah, hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan
seterusnya.

Secara umum para ahli sosiologi membedakan bentuk perubahan sosial menjadi dua,
yaitu :
 Progress, yaitu perubahan yang membawa ke arah kemajuan sehingga bisa
menguntungkan dalam kehidupan sosial bagi masyarakat. Contohnya ditemukannya
komputer untuk mempermudah dalam pengelolaan data, penyimpanan dan penemuan
kembali data tersebut.

11
 Regress, yaitu perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga kurang
menguntungkan bagi masyarakat. Contohnya ditemukannya fasilitas internet yang
disalah gunakan untuk mengakses pornografi, pencurian dan pembobolan bank.

D. FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

 Faktor Pendorong

Ada tiga faktor utama pendorong perubahan sosial, yaitu sebagai berikut :

1. Timbunan Kebudayaan dan Penemuan Baru


Timbunan kebudayaan merupakan faktor pendorong perubahan sosial yang
penting. Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat senantiasa terjadi
penimbunan, yaitu suatu kebudayaan semakin semakin lama semakin beragam
dan bertambah secara akumulatif. Bertimbunnya kebudayaan ini oleh karena
adanya penemuan baru dari anggota masyarakat pada umunya.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa peribahan sosial terjadi karena
adanya inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru , jalannya unsur
kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian dari masyarakat dan cara-
cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya digunakan
dalam masyarakat yang bersangkutan.
2. Perubahan Jumlah Penduduk
Perubahan jumlah penduduk juga merupakan penyebab terjadinya
perubahan sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada
suatu daerah tertentu. Bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah,
dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat terutama mengenai
lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Sementara pada daerah yang lain
terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk tadi.Kehidupan
masyarakatpun akan berubah karena percampuran antara berbagai macam pola
perilaku sosial dan kebudayaan, begitu juga ekonomi, politik dan keamanan
3. Pertentangan (Conflict)
Pertentangan antara anggota-anggota masyarakat dapat terjadi karena
perubahan masyarakat yang pesat. Masyarakat yang heterogen biasanya
12
ditandai kurang dekatnya hubungan antara orang yang satu dengan orang yang
lain atau kelompok lain, individu cenderung mencari jalannya sendiri-sendiri.
Pada saat masyarakat dalam keadaan konflik, dapat timbul kekecewaan
dan keresahan sosial, maka pada saat itu pula individu-individu pada
umumnya sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru.

Faktor-faktor Pendorong Perubahan Sosial Menurut soerjono soekanto, adalah


sebagai berikut.
1. Kontak dengan kebudayaan lain, baik yang terbentuk difusi,akulturasi,
maupunasimilasi. Unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk, seperti :
Teknologi baru, Ide-ide, gagasan, dan pemikiran serta Perilaku gaya hidup.
2. Sistem pendidikan formal yang baru, Pendidikan memberi nilai nilai tertentu
bagi manusia, terutama dalam membuka pikiranya serta menerima hal –hal
baru dan car berpikir secara ilmiah. Pendidikan memiliki faktor yang
mendorong terjadinya perubahan.
3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
Apabila sikap tersebut sudah melembaga dan memasyarakat, maka masyarakat
merupakan pendorong bagi usaha –usaha penemuan baru.
4. Toleransi terhadap perbuatan perbuatan yang menyimpang (deviation) yang
bukan merupakan delik. sikap toleransi akan menciptakan iklim yang kondusif
dalam masyarakat. Hal ini akan mendorong terhadap perubahan sosial dalam
masyarakat tersebut.
5. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat ( open stratification ) sistem
pelapisan yang terbuka memberikan kesempatan kepada individu untuk maju
atas dasar kemampuan masing-masing.
6. Penduduk yang heterogen. Memudahkan terjadinya konflik sosial. Keadaan
yang demikian mendorong terjadinya perubahan perubahan dalam masyarakat.
7. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang bidang kehidupan tertentu
ketidak puasan tersebut memungkinkan terjadinya revolusi.
8. Orientasi kemasa depan keinginan untuk hidup lebih baik merupakan motivasi
yang dapat mempengaruhi keadaan.
9. Nilai bahwa manusia senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
keinginan manusia untuk memperbaiki hidupnya akan mendorong terjadinya
perubahan.
13
 Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Menurut soerjono soekanto Faktor Penghambat Perubahan Sosial, adalah
sebagai berikut.
 Kurangnya hubungan dengan masyarakat masyarakat lain.
 Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
 Sikap masyarakat yang tradisional.
 Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali
(Vested interest )
 Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada intregasi kebudayaan.
 Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing atau sikap yang tertutup
 Hambatan hambatan yang bersifat ideologis.
 Adat atau kebiasaan.
 Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

E. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL


Ada dua dampak yang mempengaruhi perubahan sosial, yaitu dampak positif
dan dampak negatif.
 Dampak positif
Dampak positif mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya masyarakat
yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan oleh masyarakat. Dampak
sosial dari berlangsungnya perubahan sosial antara lain :
 Munculnya Nilai dan Norma Baru
Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Dengan adanya perubahan sosial
diharapkan mampu mendorong munculnya nilai maupun norma baru yang
lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
 Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru
Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada
penghormatan terhadap hak asasi manusia.
 Adanya Upaya Memberdayakan Perempuan dan Mewujudkan Kesetaraan
Gender

14
Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender
related development yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan
pendidikan. Memastikan bahwa perempuan sudah mendapatkan porsi yang
layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan beasiswa
bagi pelajar perempuan.
Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan sebagai
pelaku kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup. Perempuan
diharapkan lebih leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun
sumber daya yang dimilikinya.
 Terjadinya Diferensiasi Struktural
Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru,
sehingga lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai
macam kebutuhan yang semakin kompleks. Dengan demikian, diharapkan
fungsi pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
 Munculnya Budaya Ilmuwan
Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada
deskripsi ilmiah. Itulah sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan
secara tepat agar dapat berfungsi sebagai sarana pencarian pengetahuan
ilmiah.
 Kesadaran Politik Semakin Tinggi
Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam
politik praktis. Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah
masyarakat, sehingga berkembang kesadaran tentang pentingnya penggunaan
hak politik.
 Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap
pentingnya penguasaan Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya.
 Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata
Perkembangan berbagai jenjang pendidikan formal, dengan jurusan dan biaya
yang beragam akan semakin meningkatkan akses anggota masyarakat terhadap
pendidikan.
 Berkembangnya Industrialisasi

15
Perkembangan ini memunculkan produktivitas dan nilai tambah yang
signifikan, sehingga menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan peluan
ekspor.
 Terbukanya Peluang Mobilita.
Hambatan untuk melakukan mobilitas sosial kini semakin berkurang. Semakin
terbukanya kesempatan untuk mengadakan mobilitas sosial pada semua strata.
 Perlindungan dan Penghormatan terhadap Kebebasan dalam Kehidupan
Beragam.
Perlindungan dan penghormatan ini mencakup penanaman cara hidup saling
menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman agam yang tumbuh
dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang plural. Dengan demikian
diharapkan akan tercipta kerukunan antar umat beragama yang bermuara pada
terwujudnya kebebasan beragama secara hakiki.
 Masyarakat Semakin Menghargai Waktu
Dalam orientasinya ke masa depan, anggota masyarakat berupaya
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aktivitas.
 Dampak Negatif Perubahan Sosial
Dampak negatif mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya tindak
kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial lainnya. Hal
inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam masyarakat. Adapun
dampak yang bersifat negatif antara lain :
 Adanya Disorientasi Nilai dan Norma
Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan
akan kebebasan maupun independensi dari otoritas tradisional.
 Perubahan Tingkah Laku
Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang.
Suatu perilaku dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai
dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
 Budaya Konsumtif yang Semakin Besar
Individu mengonsumsi suatu barang karena dianggap sebagai simbol status.
 Berkembangnya Sifat Individualisme

16
Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering
mengesampingkan kepentingan hukum. Hubungan antar manusia bersifat
sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja.
 Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal
Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan
kepentingan dalam menghadapi perubahan sosial.
 Lembaga-Lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal
Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan
adanya konflik antara kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.
 Banyak Pengangguran
Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan
kesempatan kerja. Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk
menyesuaikan diri dengan pola industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan
jumlah pengangguaran.
 Adanya Kesenjangan Sosial
Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu
akan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Namun sebaliknya, apabila
masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan akan
semakin terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup. Sehubungan
bergulirnya perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta
dalam hubungan antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.
 Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam
Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah satu bentuk
kerusakan lingkungan dan bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan
pola kehidupan masyarakat. Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia,
terutama negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumtif tinggi.

17
 Akibat Perubahan Sosial

Akibat perubahan sosial dan budaya yang terjadi tidak jarang berdampak pada gejala
sosial lainnya yang bisa diamati, misalnya sebagai berikut :

 Anomie

Yaitu keadaan dimana seseorang sudah tidak mempunyai pegangan apapun


dalam menjalani kehidupan. Nilai-nilai yang ada sudah mulai luntur bahkan
hilang sama sekali.

 Culture shock atau kegoncangan budaya

Kegoncangan budaya yaitu keadaan dimana seseorang atau masyarakat


tidaksiap menerima kebudayaan baru yang sifatnya asing yang tiba-tiba
datang.

 Culture lag atau ketertinggalan budaya

Ketertinggalan budaya adalah kondisi dimana salah satu komponen budaya


tidak bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan komponen budaya
lainnya yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.

F. PERUBAHAN SOSIAL DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan dan perubahan sosial, keduanya saling bertautan satu dengan yang
lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga berdampak luas di masyarakat.
Pendidikan adalah lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen pembaharu/perubahan
sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan
pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah perubahan yang ingin
dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi setiap saat tanpa harus
direncanakan terlebih dahulu disebabkan pengaruh budaya dari luar.
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan sosial
tertentu ke suatu keadaan sosial lain. Perubahan sosial pasti memiliki suatu arah dan
tujuan tertentu. Pengaruh perubahan sosial hanya dapat diketahui seseorang yang

18
sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada saat
tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu yang lain.
Perubahan sosial dapat berupa suatu kemajuan, atau sebaliknya dapat berupa
suatu kemunduran. Perubahan sosial tidak hanya membawa pengaruh positif bagi
kehidupan manusia, tetapi juga berdampak negatif. Bagi seorang pendidik/guru,
pengetahuan tentang perubahan sosial dan pendidikan serta berbagai dinamika
perubahan sosial, diperlukan sebagai upaya transformatif dan responsif terhadap
perubahan tersebut yang diharapkan berdampak positif dalam proses pembelajaran.
Pendidikan ada dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki
hubungan ketergantungan yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan
masyarakat menjadi semakin berkembang dan maju melalui pendidikan. Pendidikan
adalah sebuah proses pematangan dan pendewasaan masyarakat. Maka lembaga-
lembaga pendidikan harus memahami perannya tidak sekadar menjual jasa tetapi
memiliki tugas mendasar memformat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Perubahan yang terjadi di masyarakat tentunya sangat berpengaruh pada dunia
pendidikan. Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga dialami
dunia pendidikan. Sosiologi pendidikan memainkan perannya untuk ikut memformat
pendidikan yang mampu berkiprah secara kontekstual. Sistem, muatan, proses dan
arah pendidikan perlu ditata ulang dan diatur secara khusus sehingga mampu
menjawab sekaligus bermain di arena perubahan sosial tersebut.

G. FAKTOR PERUBAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI SMA TAQ

Faktor pendukung penyelenggaraan sistem kredit semester dalam


meningkatkan prestasi akademik siswa kelas SCI di SMA Takhassus Al-Qur’an
meliputi; kepemimpinan yang berwibawa, iklim pembelajaran yang kondusif,
performance/kinerja Guru, dorongan belajar tuntas peserta didik, dukungan dari
Stakeholders, orang tua dan Masyarakat.
Selanjutnya; Faktor penghambat penyelenggaraan sistem kredit semester
dalam meningkatkan prestasi akademik siswa kelas SCI (siswa cerdas istimewa) di
SMA Takhassus Al-Qur’an, meliputi; kerepotan Guru, kesulitan peserta didik dalam
pindah sekolah, kurang disiplinnya peserta didik, kesulitan pendanaan, kelengkapan
sarana prasarana, dan beban belajar di pondok pesantren.

19
H. SISTEM PENDIDIKAN SMA TAQ SEBELUM PERUBAHAN

System pendidikan di SMA TAQ sebelumnya adalah KTSP dan system


regular. Kurikulum yang sudah lama berjalan sejak ditetapkan Standar isi oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah mengalami berbagai kritik dan masalah
dalam penerapannya di sekolah-sekolah. KTSP yang dikenal dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan
dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum
kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing sekolah
dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penyerahan pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada tiap sekolah dengan mengacu pada Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan bertujuan agar kurikulum tersebut dapat disesuaikan
dengan karakter dan tingkat kemampuan sekolah masing-masing. Karena itu peran
muatan pengembangan pembelajaran berbasis kebutuan lokal sangat menjadi
perhatian dalam penerapan kurikulum disekolah-sekolah.
Dalam KTSP secara eksplisit dan implisit, pedoman penilaian dan penentuan
kelulusan peserta didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk
kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai
berdasarkan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman
untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

I. SISTEM PENDIDIKAN SMA TAQ SESUDAH PERUBAHAN

Semakin berkembangnya zaman sekaligus di pengaruhi oleh perubahan social.


SMA TAQ sudah 3 tahun ini menganut system SKS dan MOVING CLASS serta
kurikulum 2013. Lalu apakah yang dimaksud dengan system SKS dan MOVING
CLASS ini? Bagaimana cara menerapkannya kedalam kurikulum 2013?
20
Sekolah bersistem SKS merupakan sebuah tren baru dalam dunia pendidikan
sekolah di Indonesia. Selama ini mungkin yang kita kenal sistem SKS ada di
perguruan tinggi, tetapi sekarang sistem SKS dikenal di sekolah, bahkan katanya
sekolah RSBI wajib menggunakan sistem ini. Penerapan SKS di perguruan tinggi
memungkinkan siswa masuk kuliah pagi, kemudian kosong di siang hari, dan kuliah
lagi di sore hari, lantas bagaimana SKS di sekolah? kan siswanya harus masuk terus
dari jam 7 sampai pulang, ga boleh ada jam kosong. Untuk hal ini ada program
tersendiri untuk merumuskannya sehingga siswa ga ada yang kosong jamnya. Dari
sisi pedagogis, SKS memungkinkan siswa memilih mata pelajaran yang disukainya,
sesuai bakat minatnya. Tentu, hal yang bagus. Kemudian dengan sistem SKS ini
siswa tidak akan ada yang tinggal kelas, karena mereka dapat mengulang mata
pelajaran yang mendapat nilai jelek, dan juga dimungkinkan dilakukan di semester
pendek. Siswa juga mendapat kesempatan untuk belajar lebih dalam, atau
mendapatkan nilai yang lebih baik dengan cara mengulang, kesempatan belajar tidak
ada habisnya dalam 3 tahun. Lantas apakah seorang siswa dapat menjadi siswa abadi?
ini mungkin salah satu kelemahan sistem SKS di sekolah, karena pada akhirnya siswa
kemungkinan akan diluluskan, walaupun melalui beberapa tahapan remedial atau
mengulang kelas, dengan kata lain walaupun nilainya jelek yang kemudian menjadi
bagus karena gurunya kasihan. Itu bisa terjadi. Kemudian yang menjadi masalah
adalah tingkat kemandirian siswa yang belum setara dengan mahasiswa, padahal
sistem SKS sangat menuntut kesadaran siswa yang tinggi untuk belajar dan berusaha.
Untuk yang satu ini diperlukan guru yang dapat mendampingi dan memperhatikan
siswa, seperti guru BK. Di lain pihak kemungkinan untuk lulus cepat menjadi salah
satu keuntungan, siswa dimungkinkan lulus dalam dua tahun tidak tiga tahun. Berapa
SKS yang diperbolehkan diambil tiap semesternya? Jika nilainya rendah hanya 10
SKS, tetapi jika nilainya bagus bisa belasan SKS. Oiya sistem SKS ini juga menganut
konsep IPK untuk nilai. Untuk keseluruhan minimal sekitar 120an SKS untuk
memenuhi kelulusan. Sistem SKS ini akan lebih bagus jika dilaksanakan dengan
sistem kelas berpindah (moving class).
Di SMA TAQ, selain menggunakan system SKS dan MOVING CLASS, juga
menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran
yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilakku dan Kompetensi yang
ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
21
Program SKS di jenjang skeolah menunjuk pada pemberian fasilitas kepada
siswa yang memiliki bakat dan kecerdasan di atas rata-rata agar mampu menguasai
banyak isi pelajaran dalam rentang waktu yang relatif lebih singkat. Pelaksanaan
program SKS bagi kelas SCI (Siswa Cerdas Istimewa) di SMA Takhassus Al-Qur’an
Kalibeber Wonosobo memiliki tujuan untuk mengoptimalkan pengembangan potensi
siswa dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di SMA
Takhassus Al-Qur’an Kalibeber Wonosobo. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan pengamatan atau observasi, wawancara, serta dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan, kemudian
dari makna data tersebut penulis menarik kesimpulan. Implementasi SKS yang
diterapkan di SMA Takhassus Al-Qur’an tampak pada beberapa kegiatan berikut ini:
persyaratan penyelenggaraan pada kategori sekolah mandiri, penyelenggaraan
pembelajaran on/off, beban belajar yang harus ditempuh peserta didik yaitu minimal
114 SKS dan maksimal 126 SKS, mekanisme penjurusan yang didasarkan pada
panduan penyusunan laporan hasil belajar dari Dit. penilaian yang menyertakan
indeks prestasi (IP), penentuan indeks prestasi yang didasarkan kemampuan siswa
dalam menempuh semua mata pelajaran pada satu semester, penentuan kelulusan
yang didasarkan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan seluruh program
pembelajaran dengan beban belajar 126 SKS, dan siswa cerdas istimewa yang
diakomodasi dengan pembelajaran khusus oleh sekolah. (2) Hasil pencapaian dari
penyelenggaraan pendidikan berbasis SKS dalam meningkatkan prestasi akademik
siswa kelas SCI di SMA Takhassus Al- Qur’an, tercermin dari indikator prestasi
belajar. Indikator prestasi belajar meliputi; aspek koqnitif, afektif, dan psikomotorik.

J. TANGGAPAN WARGA SMA TAQ TERHADAP PERUBAHAN

Tanggapan Guru
Guru merupakan peran terpenting dalam sekolah. Apabila guru tidak
menyetujui tentang rencana yang akan di ajukan, dapat mengakibatkan
pengaruh besar terhadap kemajuan sekolah. Oleh sebab itu, untuk memajukan
sekolah ataupun system pendidikan, seorang kepala sekolah juga harus bisa
mensosialisasikan system pendidikannya terhadap dewan guru. Adapun
tanggapan para dewan guru terhadap perubahan system pendidikan di SMA
22
TAQ ini adalah semua dewan guru menyetujuinya dan beberapa ada yang
berpendapat bahwa “system pendidikan dengan SKS dan MOVING CLASS
ini dapat meningkatkan akreditasi sekolah. Mengapa demikian? Karena
kebanyakan lembaga formal yang menggunakan system SKS dan MOVING
kelas ini hanyalah perguruan tinggi. Di Indonesia yang menggunakan system
SKS ini masih beberapa SMA. Dan salah satunya itu adalah SMA TAQ.”
Selain itu, ada juga yang berpendapat “saya benar-benar menyukai system
pendidikan di SMA TAQ ini, karena yang berperan aktif dalam pembelajaran
adalah siswanya. Dan itu dapat membuat para siswa dapat aktif kembali untuk
berlomba-lomba dalam belajar.”
Tanggapan siswa
Selain guru, siswa juga merupakan peran terpenting dalam sekolah.
Bagaimana tidak? Apa kegunaannya sekolah apabila tidak ada siswanya. Pada
awal perubahan system pendidikan di SMA TAQ membuat para siswa banyak
mengeluh, seperti halnya mengeluh dalam mencari materi, mengeluh dalam
presentasi dan lain sebagainya. Ada yang mengatakan bahwa system SKS ini
bikin pusing karena terdapat mata pelajaran yang ON atau OF dalam semester
tertentu. Hampir semua siswa berpendapat kalau kurikulum 2013 ini kurang
efektif, karena banyak siswa yang kurang memahami materi. Seperti halnya
pendapat Rosada Nur Chusna Yauni (Sosial 2 semester 5. 2016/2017) “saya
belum bisa memahami dengan penuh penjelasan dari teman saya. Apalagi
teman saya menjelaskannya menggunakan kalimat yang terlalu bertele-tele, itu
membuat saya tambah muter-muter. Sebenarnya saya menyukai system
pendidikan di SMA TAQ ini, karena saya merasa menjadi seorang pelajar
SMA yang lebih modern dari tenab-teman saya dirumah”

K. PENGARUH PERUBAHAN TERHADAP WARGA SMA TAQ

Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan
program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari pihak
sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS cukup efektif. Sebagai
sekolah yang baru melaksanakan program SKS tentu masih banyak kekurangan dan
masalah yang dihadapi, baik bagi pihak sekolah maupun pihak siswa.

23
Sekolah memiliki kendala seperti penyebaran jadwal pelajaran dan penyebaran
materi pelajaran yang kurang sempurna masih terjadi di tahun pertama penerapan
program SKS. Hal ini terjadi karena ada kesalahan program komputerisasi. Namun
sekolah segera berusaha untuk memperbaiki segala bidang dan berusaha untuk
meminimalisir kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan program SKS
kedepannya.
Kesungguhan sekolah untuk meminimalisir masalah ini terbukti dengan
semakin optimalnya persiapan dan pelaksanaan program SKS untuk tahun berikutnya,
yaitu tahun kedua dan ketiga penerapan program SKS. Meskipun begitu tetap
dibutuhkan perbaikan di segala bidang untuk meningkatkan efektivitas penerapan
program SKS.
Disisi lain, masalah yang dihadapi siswa memang cukup banyak pada awal
penerapan program SKS. Masalah yang dihadapi antara lain jadwal pelajaran yang
belum sempurna membuat siswa pulang terlalu sore, sehingga tidak sempat belajar
dan mengerjakan tugas di rumah. Namun pada tahun kedua ini siswa sudah mulai
beradaptasi dengan penerapan program SKS dan memiliki solusi pribadi untuk
mengatasi kendala yang dihadapinya.

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Program Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang membebaskan peserta didik untuk menentukan
sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti pada tiap semester.
Program SKS ini memfasilitasi siswa yang mempunyai kemampuan belajar
tinggi dapat menyelesaikan masa belajarnya selama 2 tahun. Sedangkan bagi
siswa yang standar dapat dimungkinkan akan lebih siap dalam menghadapi
UNAS/PTN mengingat waktu tambahan jam belajar cukup banyak.
Siswa sudah mengerti dan setuju dengan adanya penerapan program SKS.
Siswa juga mendukung dengan adanya program SKS meskipun masih ada
kendala selama pembelajaran. Mereka berharap agar penerapan program SKS
bisa lebih baik lagi kedepannya dan selalu melakukan perbaikan di segala
bidang.
Berdasarkan dari kendala yang dihadapi siswa dan sekolah dalam penerapan
program SKS serta solusi yang dilakukan baik dari pihak siswa maupun dari
pihak sekolah dapat diketahui bahwa penerapan program SKS cukup efektif.

B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
 Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid, sebaiknya menggunakan jumlah
responden yang lebih banyak.
 Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail tentang program SKS,
selain melakukan kajian pustaka, juga menanyakan tentang program SKS
kepada guru yang lebih mengatahui.

25
DAFTAR PUSTAKA
Abercrombie, Nicholas, Stephen Hill, dan Bryan S. Turner. 2010. Kamus Sosiologi. terj. Desi
Noviyani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Giddens, Anthony. 2009. Problematika Utama dalam Teori Sosial. terj. Daryatna.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rudjansyah, Tony. 1997. “Kaomu, Papara dan Walaka: Satu Kajian Mengenai Struktur
Sosial dan Ideologi Kekuasaan di Kesultanan Wolio.” Jurnal Antropologi Indonesia
51
Leuer, Robert H. 1989. Perspektif tentang Perubahan Sosial. terj. Alimandan. Jakarta: Bina
Aksara.

26

Anda mungkin juga menyukai