OLEH:
BIMBINGAN KONSELING
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengetahuan dalam pekerjaan sosial merupakan hal mendasar dalam suatu profesi
pekerjaan sosial, jika pengetahuan tidak dipahami dengan baik maka dalam praktiknya
sebagai seorang pekerja sosial tidak akan mampu melaksanakan praktiknya dengan baik.
Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi yang berlandaskan pengetahuan, Sehingga suatu
praktek pertolongan profesional sudah seharusnya berlandaskan pada batang tubuh
pengetahuan yang jelas, sehingga pengembalian keberfungsian sosial sesorang dilandasi
dengan pahamnya seseorang dalam melaksanakan praktik sebagai pekerja sosial.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana landasan pengetahuan pekerjaan sosial?
2. Bagaimana teori-teori dalam pekerjaan sosial?
3. Bagaimana prinsip-prinsip etik pekerjaan sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Penerimaan
Pekerja sosial yang menerima klien memperlakukan mereka secara manusiawi dan
secara baik serta memberikan mereka martabat dan harga diri (Biestek, 1957, dalam
DuBois & Miley, 2005: 126). Pekerja sosial menyampaikan penerimaan dengan
mengungkapkan kepedulian yang sejati, mendengarkan dengan baik, menghormati
sudut pandang orang lain, dan menciptakan iklim yang saling menghormati.
Penerimaan berarti bahwa pekerja social memahami perspektif klien dan menyambut
baik pandangan-pandangannya
(Plant, 1970, dalam DuBois & Miley, 2005: 126). Penerimaan juga menganjurkan
pembangunan berdasarkan kekuatan-kekuatn klien dan mengakui potensi yang
mereka miliki masing-masing bagi pertumbuhan dan perubahan.
b. Individualisasi
Emosi adalah suatu bagian yang integral dari kehidupan manusia, dan manusia
mengalami serangkaian perasaan-perasaan (Biestek, 1957). Walaupun tidak bijaksana
untuk mendorong klien menyemburkan sentimen secara sembarangan atau terlibat
secara tidak terkendali dengan perasaan-perasaan marah atau negatif, pekerja sosial
harus mengarahkan klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaanya secara
bertujuan. Pekerja sosial harus berjalan melampaui isi “hanya fakta” untuk
mengungkapkan perasaanperasaan
yang mendasari fakta-fakta ini. Dengan mendengarkan secara penuh perhatian,
menanyakan informasi-informasi yang relevan, dan mendemonstrasikan toleransi dan
sikap tidak menghakimi, pekerja sosial mendorong klien untuk mengungkapkan
fakta-fakta dan
perasaan-perasaan. Walaupun pengungkapan perasaan-perasaan diperbolehkan,
pengungkapan perasaan-perasaan seorang klien harus bertujuan yaitu harus
mengandung suatu tujuan dalam proses menemukan solusi-solusi. Tujuannya
barangkali membebaskan tekanan atau ketegangan dengan cara yang membebaskan
klien untuk melakukan tindakan-tindakan yang positif atau konstruktif. Perasaan-
perasaan juga mengungkapkan kedalaman pemahaman klien akan masalah-masalah,
atau perasaan-perasaannya itu sendiri bahkan dapat merupakan masalah. Bagi
beberapa klien, pengungkapan perasaan-perasaannya kepada seorang pendengar yang
peduli merupakan suatu katarsis, atau pencucian, pengalaman yang memudahkan
klien untuk menempatkan situasi-sittuasi yang
ia hadapi dalam perspektif. Pengungkapan perasaan-perasaan dapat mempererat
relasi. Pengungkapan perasaan-perasan yang bertujuan membawa perasaan-perawaan
ke dalam keterbukaan sehingga mereka dapat menghadapinya secara konstruktif,
memungkinkan suatu pemahaman akan elemen-elemen afektif atau emosional dari
suatu situasi secara lebih akurat, dan memberikan kesempatan-kesempatan untuk
mendemonstrasikan dukungan psikologis.
d. Obyektivitas
Prinsip praktek obyekivitas, atau menguji situasi-situasi tanpa bias, berkaitan sangat
erat dengan pandangan yang tidak menghakimi. Agar obyektif, pekerja sosial
menghindari masuknya perasaan-perasaan dan prasangka-prasangka buruk pribadinya
ke dalam relasinya dengan klien. Suatu penilaian yang sangat pribadi atau tidak
masuk akal mempengaruhi asesmen praktisioner tentang klien dan situasinya.
Penilaian yang miring dapat menyebabkan pekerja sosial menseleksi atau mendorong
suatu hasil dengan mengabaikan yang lain secara tidak semestinya. Pengalaman-
pengalaman pendidikan praktisioner, pemahaman akan dunia sosial, pengalaman-
pengalaman kehidupan, keyakinan-keyakinan, keberagaman posisi-posisi istimewa,
nilai-nilai, dan keadaan-keadaan fisik semuanya mempengaruhi obyektivitas pekerja
sosial.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pekerja sosial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai praktik
pekerjaan sosial serta telah mendapatkan sertifikat kompetensi (Undang-undang No. 14 Tahun
2019). Menurut International Federation of Social Workers (IFSW), Pekerjaan sosial adalah
profesi berbasis praktik dan disiplin akademis yang mempromosikan perubahan dan
pengembangan sosial, kohesi sosial, dan pemberdayaan dan pembebasan orang. Prinsip-prinsip
keadilan sosial, hak asasi manusia, tanggung jawab kolektif, dan penghormatan terhadap
perbedaan merupakan hal yang sentral dalam pekerjaan sosial. Didukung oleh teori-teori
pekerjaan sosial, ilmu sosial, humaniora dan pengetahuan asli, pekerjaan sosial melibatkan
orang-orang dan struktur untuk mengatasi tantangan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan.
DAFTAR PUSTAKA
https://kesejahteraansosialunpas.wordpress.com/2010/12/05/prinsip-prinsip-etik-pekerjaan-
sosial/
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/27522/1/1520010073_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf