OLEH KELOMPOK 7:
Nama
Seprianto Neonbanu 2001160073
Venansia Eufamia Asit 2001160111
Hesty Charoline Zacharias 2001160095
Felisitas Chresensia Ririn 2001160043
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang ”Model Evaluasia Responsif”. Kami sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyimpanan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang
kami susun ini memeberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1. Lebih berorientasi pada secara langsung kepada aktivitas program dari pada tujuan program
2. Merespons kepada persyaratan kebutuhan informasi dari audiens;
3. Perspektif nilai-nilai yang berbeda dari orang-orang dilayani dilaporkan dalam kesuksesan
dan kegagalan dari program.
Stake dalam Isaac & Michael mendefenisikan evaluasi sebagai proses
menggambarkan dan memberikan penilaian pada program pendidikan (Isaac & William,1984:8).
Definisi yang dikemukakan stake ini lebih bersifat kualitatif, dimana interaksi menjadi bagian
penting yang hanya dapat diamati melalui proses yang interaktif.
Evaluasi Responsif adalah sebuah pendekatan untuk evaluasi pendidikan dan program
lainnya. Dibandingkan dengan pendekatan lainnya, evaluasi responsive lebih berorientasi pada
aktivitas, keunikan dan keragaman social dari program. Keistimewaan utama dari pendekatan ini
adalah kemampuan reaksi terhadap isu kunci atau masalah yang dikenal masyarakat dilapangan.
Tujuan evaluasi di rancang secara perlahan dan terus berkembang selama proses pengumpulan
data berlangsung. Patton dalam Isaac dan William (1984) menegaskan bahwa dalam mengevalusi
suatu program, metode kualitatif dapat sangat mempertinggi pemanfaatan temuan evaluasi. Hal
ini disebabkan karena data evaluasi kualitatif betul-betul dipertimbangkan secara personal, artinya
evaluator memahami masalah dari sudut pandang audience.
Evaluasi responsive ditandai oleh ciri-ciri penelitian kualitatif naturalistic. Evaluasi
responsive percaya bahwa evaluasi yang berarti yaitu mencari pengertian isu dari berbagai sudut
pandang semua orang terlibat, yang berminat, dan yang berkepentigan dalam program. Data lebih
bnayak dikumpulkan menggunkan terknik wawancara dan observasi dari pada test dan angket.
Keberadaan data yang kualitatif ini membuat analisis dan interpretasi data bersifa timpresionistik.
Bentuk laporan evaluasi ialah studi kasus atau gambaran yang deskriptif. Fokus utama evaluasi
responsive adalah menunjukan perhatian dan isu peserta. Stake (1972) mencatat bahwa ia tidaklah
mengusulkan suatu pendekatan baru ke evaluasi “Evaluasi responsive memberikan focus pada
orang-orang yang terlibat dalam evaluasi, dilakukan pada setting yang alamiah, dimana evaluator
mengamati dan bereaksi (Fitzpatrick, et. Al, 2004:136). Suatu evaluasi bidang pendidikan adalah
evaluasi responsive jika memiliki oriental lebih secara langsung keaktivitas program disbanding
ketujuan program; bereaksi terhadap kebutuhan.
Tujuan, kerangka, dan focus (dari dan tentang) evaluasi responsive muncul dari
interaksi dengan unsur dan pengamatan terhadap interaksi. Kondisi ini mengakibatkan evaluasi
berkembang secara progresif. Artinya isu dalam evaluasi responsive berkembang sepanjang
evaluasi dilakukan, sepanjang data-data dikumpulkan.
Kunci dalam evaluasi responsive adalah evaluator harus mau mendengarkan
audiencenya. Penilaian respnsif tentu saja mengerjakan banyak berbagai hal, membuat suatu
rencana pengamatan dan negosiasi.
Evaluasi responsive lebih berorientasi pada aktivitas, keunikan dan keragaman social
dari program. Model ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik. Pendekatan
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam
Moleong ,1993:3) . Pendekatan naturalistik adalah cara mengamati dan mengumpulkan data
yang dilakukan tanpa memanipulasi subjek yang diteliti .
Dalam evaluasi responsif lebih dikenal isu ketimbang rumusan masalah. Isu merupakan
hal penting yang menjadi kajian, atau sebuah studi evaluasi. Hal yang menjadi permasalahan
sebuah program dapat menjadi isu dalam penelitian. Karena itu pemahaman awal akan
program yang dievaluasi dapat memudahkan dalam menentukan isu.
Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian makna atau
melukiskan sebuah realitas dari berbagai perspektif orang-orang yang terlibat, berminat dan
berkepentingan dengan program pembelajaran. Tujuan evaluasi adalah untuk memahami
semua komponen program pembelajaran melalui berbagai sudut pandang yang berbeda.
Instrumen yang digunakan pada umumnya mengandalkan observasi langsung maupun tidak
langsung dengan interpretasi data yang inpresionistik.
B. Langkah-langkah kegiatan evaluasi
1. Observasi
2. Merekam hasil wawancara
3. Pengumpulan data
4. Mengecek pengetahuan awal
5. Mengembangkan desain atau model
C. Fase Evaluasi
Stake (1978) selalu meningkatkan ketepatan hasil evaluasi responsive melalui penggunaan
pendekatan kepada peserta evaluasi dengan mengolaborasi informasi penting dalam teknik
pengumpulan data secara rasional. Stake menyerukan untuk mengikuti pendekatan ini dengan
beberapa alasan meliputi (Fitzpatrick, et. al, 2004 : 136) :
1) Membantu audien untuk mengerti evaluasi program ini dapat dilakukan melalui
interaksi yang alamia hantar evaluator danau dien.
2) Mendapatkan pengetahuan dari pengalaman manusia
3) Pengamatan yang alami, interaksi yang alami membuat evaluator mengenal kemiripan
dari objek dan pokok persoalan didalam dan diluar kontek evaluasi, kondisi ini
membuat evaluator memandang dan memahami program dan perspektif audiens
4) Mempelajari satu objek secara mendalam. Evaluasi responsive memberikan jalan
kepada evaluator untuk mempelajari audiens secara mendalam.
D. Faktor yang mempengaruhi evaluasi responsif
1) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran umum maupun pembelajaran khusus saling bertentangan satu
sama lain dilihat dari kebutuhan sekolah, kurikulum, guru dan sebagainya.
2) Sistem sekolah
Faktor ini perlu dipertimbangkan dengan matang dan hati-hati karena melibatkan
berbagai komponen yang saling berinteraksi dan ketergantungan.
3) Pembinaan guru
Banyak program pembinaan guru yang belum menyentuh secara langsung tentang
evaluasi. Program pembinaan guru lebih banyak difokuskan pada pengembangan
kurikulum dan metodologi pembelajaran. Hal ini pula yang menyebabkan perbaikan
sistem evaluasi pembelajaran menjadi kurang efektif.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Sebagai seorang calon pendidik, hendaknya kita dapat memperdalam pengetahuan kita
tentang evaluasi supaya kita bisa melaksanakan kegiatan evaluasi dengan benar dan tepat
sasaran.
DAFTAR PUSTAKA